{"title":"Halal Certification in Government and Non-Governmental Organizations: A Comparative Analysis of Indonesia, Malaysia, and Thailand","authors":"Aminudin Yakub, Fitriyani Zein","doi":"10.15408/jch.v10i1.25747","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The enactment of Law Number 33 of 2014 concerning Halal Product Assurance (JPH) changed the implementation of Halal Certification in Indonesia where halal certification which had been carried out by MUI for 30 years (since 1989) changed to the Halal Product Assurance Organizing Agency (BPJPH) of the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia. With this provision, a new era in the administration of Halal Product Guarantee by the government begins. This research uses qualitative research with juridical-normative and comparative approach. The author makes a comparison with Thailand and Malaysia. The results of the study state that the implementation of halal certification in Malaysia is carried out entirely by a state institution called JAKIM, while in Thailand it is carried out by non-governmental organizations (NGOs).Keywords: Halal Product Certification; Non-Governmental Organizations (NGOs); Ratio Sertifikasi Halal Melalui Pemerintah dan Organisasi Non-Pemerintah: Analisis Perbandingan Indonesia, Malaysia, dan Thailand Abstrak:Lahirnya Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) mengubah pelaksanaan Sertifikasi Halal di Indonesia dimana sertifikasi halal yang telah dijalankan MUI selama 30 tahun (sejak 1989) berubah ke Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama RI. Dengan ketentuan ini maka dimulai era baru penyelenggaraan Jaminan Produk Halal oleh pemerintah. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis-normative dan perbandingan. Penulis melakukan perbandingan dengan negara Thailand dan Malaysia. Hasil penelitian menyatakan bahwa pelaksanaan sertifikasi halal di Malaysia dilakukan sepenuhnya oleh lembaga negara yang bernama JAKIM, sedangkan di Thailand dilakukan oleh lembaga non pemerintah (NGO).Kata Kunci: Sertifikasi Produk Halal; Organisisasi Non Pemerintah (NGO); Perbandingan ","PeriodicalId":53726,"journal":{"name":"Jurnal Cita Hukum-Indonesian Law Journal","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.8000,"publicationDate":"2022-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Cita Hukum-Indonesian Law Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15408/jch.v10i1.25747","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q2","JCRName":"LAW","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
The enactment of Law Number 33 of 2014 concerning Halal Product Assurance (JPH) changed the implementation of Halal Certification in Indonesia where halal certification which had been carried out by MUI for 30 years (since 1989) changed to the Halal Product Assurance Organizing Agency (BPJPH) of the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia. With this provision, a new era in the administration of Halal Product Guarantee by the government begins. This research uses qualitative research with juridical-normative and comparative approach. The author makes a comparison with Thailand and Malaysia. The results of the study state that the implementation of halal certification in Malaysia is carried out entirely by a state institution called JAKIM, while in Thailand it is carried out by non-governmental organizations (NGOs).Keywords: Halal Product Certification; Non-Governmental Organizations (NGOs); Ratio Sertifikasi Halal Melalui Pemerintah dan Organisasi Non-Pemerintah: Analisis Perbandingan Indonesia, Malaysia, dan Thailand Abstrak:Lahirnya Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) mengubah pelaksanaan Sertifikasi Halal di Indonesia dimana sertifikasi halal yang telah dijalankan MUI selama 30 tahun (sejak 1989) berubah ke Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama RI. Dengan ketentuan ini maka dimulai era baru penyelenggaraan Jaminan Produk Halal oleh pemerintah. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis-normative dan perbandingan. Penulis melakukan perbandingan dengan negara Thailand dan Malaysia. Hasil penelitian menyatakan bahwa pelaksanaan sertifikasi halal di Malaysia dilakukan sepenuhnya oleh lembaga negara yang bernama JAKIM, sedangkan di Thailand dilakukan oleh lembaga non pemerintah (NGO).Kata Kunci: Sertifikasi Produk Halal; Organisisasi Non Pemerintah (NGO); Perbandingan
2014年颁布的关于清真产品保证(JPH)的第33号法律改变了印度尼西亚清真认证的实施,其中由MUI进行的30年(自1989年以来)的清真认证改为印度尼西亚共和国宗教部的清真产品保证组织机构(BPJPH)。有了这一规定,政府管理清真产品保证的新时代开始了。本研究采用定性研究与司法规范和比较的方法。作者与泰国和马来西亚进行了比较。研究结果表明,马来西亚清真认证的实施完全由一个名为JAKIM的国家机构执行,而在泰国则由非政府组织(ngo)执行。关键词:清真产品认证;非政府组织;摘要:Lahirnya Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentanjaminan产品清真(JPH) mengubah pelaksanaan Sertifikasi Halal di Indonesia dimana Sertifikasi Halal yang telah dijalankan MUI selama 30 Tahun (sejak 1989) berubah ke Badan Penyelenggara Jaminan产品清真(BPJPH) Kementerian Agama RI。登干ketentuan ini maka dimulai era baru penyelinggaraan Jaminan产品清真Halal oleh peremintah。Penelitian ini menggunakan Penelitian qualititf dengan pendekatan yuridis-normative dan perbandingan。Penulis melakukan perbandingan dengan negara泰国和马来西亚。Hasil penelitian menyatakan bahwa pelaksanaan sertifikasi halal di Malaysia dilakukan sepenuhnya oleh lembaga negara yang bernama JAKIM, sedangkan di Thailand dilakukan oleh lembaga non permerintah(非政府组织)。Kata Kunci:清真产品;非政府组织(Organisisasi Non Pemerintah);Perbandingan