{"title":"Uji Efektivitas Vitamin C sebagai Neuroprotektor pada Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Akrilamida","authors":"S. Rahma, Ngurah Intan Wiratmini, N. W. Sudatri","doi":"10.24843/metamorfosa.2022.v09.i01.p08","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Akrilamida merupakan senyawa kontaminan yang ditemukan pada beberapa jenis makanan mengandung karbohidrat dan diolah melalui proses penggorengan atau pemanggangan pada temperatur tinggi. Senyawa akrilamida dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif yang dapat menyebabkan terjadinya neurotoksisitas. Stress oksidatif yang terjadi dapat diatasi dengan pemberian antioksidan salah satunya adalah vitamin C. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran histologi korteks serebri mencit yang diberikan vitamin C dan diinduksi akrilamida serta dosis yang paling efektif sebagai neuroprotektor pada otak mencit yang diinduksi akrilamida. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat kelompok yaitu diinduksi akrilamida dengan dosis 12,5 mg/kgBB (K+), hanya diberikan larutan normal salin (NaCl 0,9 %) (K-), dan dua perlakuan yang diberikan vitamin C dengan dosis 0,26 mg/ekor/hari (P1) dan 0,52 mg/ekor/hari (P2) serta diinduksi akrilamida dosis 12,5 mg/kgBB. Setiap kelompok dilakukan 6 pengulangan sehingga jumlah sampel yang digunakan berjumlah 24 ekor mencit. Pemberian larutan akrilamida dan vitamin C dilakukan secara oral. Larutan akrilamida diberikan selama 20 hari, sedangkan larutan vitamin C diberikan 3 hari sebelum induksi akrilamida hingga hari ke-20 bersamaan dengan pemberian akrilamida. Mencit akan dibedah pada hari ke-21 untuk diambil organ otaknya kemudian dilakukan preparasi histopatologi dengan metode parafin dan menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Parameter yang diamati adalah nekrosis pada sel pyramid dan sel glia. Data kualitatif yang didapatkan dinalisis secara statistik dengan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan Duncan. Hasil menunjukkan bahwa vitamin C dosis 0.52 mg/ekor/hari secara nyata memperbaiki kerusakan sel piramid dan sel glia yang diinduksi akrilamida.","PeriodicalId":30806,"journal":{"name":"Metamorfosa Journal of Biological Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Metamorfosa Journal of Biological Sciences","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24843/metamorfosa.2022.v09.i01.p08","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Akrilamida merupakan senyawa kontaminan yang ditemukan pada beberapa jenis makanan mengandung karbohidrat dan diolah melalui proses penggorengan atau pemanggangan pada temperatur tinggi. Senyawa akrilamida dapat menyebabkan terjadinya stres oksidatif yang dapat menyebabkan terjadinya neurotoksisitas. Stress oksidatif yang terjadi dapat diatasi dengan pemberian antioksidan salah satunya adalah vitamin C. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran histologi korteks serebri mencit yang diberikan vitamin C dan diinduksi akrilamida serta dosis yang paling efektif sebagai neuroprotektor pada otak mencit yang diinduksi akrilamida. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat kelompok yaitu diinduksi akrilamida dengan dosis 12,5 mg/kgBB (K+), hanya diberikan larutan normal salin (NaCl 0,9 %) (K-), dan dua perlakuan yang diberikan vitamin C dengan dosis 0,26 mg/ekor/hari (P1) dan 0,52 mg/ekor/hari (P2) serta diinduksi akrilamida dosis 12,5 mg/kgBB. Setiap kelompok dilakukan 6 pengulangan sehingga jumlah sampel yang digunakan berjumlah 24 ekor mencit. Pemberian larutan akrilamida dan vitamin C dilakukan secara oral. Larutan akrilamida diberikan selama 20 hari, sedangkan larutan vitamin C diberikan 3 hari sebelum induksi akrilamida hingga hari ke-20 bersamaan dengan pemberian akrilamida. Mencit akan dibedah pada hari ke-21 untuk diambil organ otaknya kemudian dilakukan preparasi histopatologi dengan metode parafin dan menggunakan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. Parameter yang diamati adalah nekrosis pada sel pyramid dan sel glia. Data kualitatif yang didapatkan dinalisis secara statistik dengan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan Duncan. Hasil menunjukkan bahwa vitamin C dosis 0.52 mg/ekor/hari secara nyata memperbaiki kerusakan sel piramid dan sel glia yang diinduksi akrilamida.