Luh Made Ary Somia Vagestini, Retno Kawuri, M. R. Defiani
{"title":"Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) Merah dan Cokelat Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus","authors":"Luh Made Ary Somia Vagestini, Retno Kawuri, M. R. Defiani","doi":"10.24843/metamorfosa.2023.v10.i01.p17","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Staphylococcus aureus dikenal sebagai bakteri yang kerap kali menyebabkan penyakit akibat infeksi pada saluran pernafasan di Indonesia. Bakteri ini diketahui telah mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotik. Resistensi S. aureus dapat ditanggulangi dengan mengembangkan antibiotik alami salah satunya yang berasal dari tumbuhan ketapang. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk menganalisa perbandingan aktivitas antibakteri esktrak etanol daun ketapang merah dan daun ketapang cokelat terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus, mengetahui MIC dari kedua ekstrak, serta mengetahui golongan senyawa pada ekstrak. Metode penelitian yang dilakukan meliputi ekstraksi sampel dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak dilakukan pada konsentrasi 20%, 15%,10%, dan 5% (b/v) dengan metode cakram difusi pada media Nutrient Agar, serta dilakukan uji fitokimia secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukan perbedaan warna daun mempengaruhi daya hambat terhadap bakteri S.aureus. Daya hambat terbaik diperoleh pada ekstrak ketapang merah konsentrasi 20% (b/v) dengan diameter zona hambat 13,67±0,76 mm. Hasil pengujian MIC menunjukan nilai MIC ekstrak ketapang merah diperoleh pada konsentrasi 5% (b/v) dengan daya hambat 1,47±0,25 mm dan pada ekstrak daun ketapang cokelat diperoleh pada konsentrasi 10% (b/v) dengan nilai diameter zona hambat 1,73±0,25 mm. Uji fitokimia ekstrak menunjukan kedua ekstrak mengandung senyawa steroid, alkaloid, tannin, saponin, dan flavonoid namun senyawa terpenoid hanya ditemukan pada ekstrak daun ketapang merah. \nKata Kunci: metabolit sekunder, MIC, resistensi, warna daun ketapang","PeriodicalId":30806,"journal":{"name":"Metamorfosa Journal of Biological Sciences","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Metamorfosa Journal of Biological Sciences","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24843/metamorfosa.2023.v10.i01.p17","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Staphylococcus aureus dikenal sebagai bakteri yang kerap kali menyebabkan penyakit akibat infeksi pada saluran pernafasan di Indonesia. Bakteri ini diketahui telah mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotik. Resistensi S. aureus dapat ditanggulangi dengan mengembangkan antibiotik alami salah satunya yang berasal dari tumbuhan ketapang. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk menganalisa perbandingan aktivitas antibakteri esktrak etanol daun ketapang merah dan daun ketapang cokelat terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus, mengetahui MIC dari kedua ekstrak, serta mengetahui golongan senyawa pada ekstrak. Metode penelitian yang dilakukan meliputi ekstraksi sampel dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak dilakukan pada konsentrasi 20%, 15%,10%, dan 5% (b/v) dengan metode cakram difusi pada media Nutrient Agar, serta dilakukan uji fitokimia secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukan perbedaan warna daun mempengaruhi daya hambat terhadap bakteri S.aureus. Daya hambat terbaik diperoleh pada ekstrak ketapang merah konsentrasi 20% (b/v) dengan diameter zona hambat 13,67±0,76 mm. Hasil pengujian MIC menunjukan nilai MIC ekstrak ketapang merah diperoleh pada konsentrasi 5% (b/v) dengan daya hambat 1,47±0,25 mm dan pada ekstrak daun ketapang cokelat diperoleh pada konsentrasi 10% (b/v) dengan nilai diameter zona hambat 1,73±0,25 mm. Uji fitokimia ekstrak menunjukan kedua ekstrak mengandung senyawa steroid, alkaloid, tannin, saponin, dan flavonoid namun senyawa terpenoid hanya ditemukan pada ekstrak daun ketapang merah.
Kata Kunci: metabolit sekunder, MIC, resistensi, warna daun ketapang