THE DEVELOPMENT OF FEMINIST EPISTEMOLOGY IN ISLAMIC STUDIES IN INDONESIAN UNIVERSITYA: Case Study of Akhwal Syaikhsiyah Study Program of Darussalam Islamic Institute, Ciamis West Java

S. Sumadi
{"title":"THE DEVELOPMENT OF FEMINIST EPISTEMOLOGY IN ISLAMIC STUDIES IN INDONESIAN UNIVERSITYA: Case Study of Akhwal Syaikhsiyah Study Program of Darussalam Islamic Institute, Ciamis West Java","authors":"S. Sumadi","doi":"10.21274/EPIS.2017.12.1.231-259","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The main issue to be discussed in this study is the development of epistemology in feminist perspective in the academic context. Gender bias still dominates in Islamic study. Ahwal Syaikhsiyah study program or also known as Islamic Family law study program in Indonesia is closely related to internalization of gender equality values. The subjects in this study programare related to family and relations in the family according to Islamic Law. Therefore, the development of feminist epistemology in Ahwal Syaikhsiyah study program is inevitable in Indonesia. Some of the development is performed by Ahwal Syaikhsiyah study program of Darussalam Islamic Institute, Ciamis. The development of feminist epistemology starts from developing a curriculum designed with a feminist perspective, learning subjects with feminist perspective and implementation of research model with feminist perspective for lecturers and students. The result, students can respond to the development of feminist epistemology starting from a class lesson, critical analysis on issues based on misogynistic Islamic perspective which marginalizes, subordinates, and contains elements of violence against women. The analysis result of various problems of the relation between gender and Islam in the study of Ahwal Syaikhsiyah was studied in this research. The students who focused on the study of relation in the family used feminist perspective as an analysis tool in undergraduate theses. However, for lecturers, feminist perspective wasn’t used as perspective in research. The development of feminist epistemology can be a systematic way in creating a women-friendly academic atmosphere which supports gender equality and equity. Masalah pokok yang dibahas dalam kajian ini adalah pengembangan epistemologi berperspektif feminis dalam ranah akademis. Di Indonesia bias gender masih mendominasi kajian Islam. Program Studi Ahwal Syaikhsiyah atau yang disebut dengan Program Studi Hukum Keluarga Islam, di Indonesia termasuk yang memiliki keeratan dengan internalisasi nila-nilai kesetaraan gender. Sebab pada program studi ini mata kuliahnya terkait relasi-relasi dalam keluarga menurut hukum Islam. Oleh karena itu pengembangan epistemologi feminis pada program studi Ahwal Syaikhsiyah menjadi keniscayaan di Institut Agama Islam Darussalam Ciamis. Pengembangan epistemologi feminis diawali dari pengembangan kurikulum yang dirancang dengan perspektif feminis, pembelajaran matakuliah dengan perspektif feminis, dan penerapan model penelitian dengan perspektif feminis bagi dosen dan mahasiswa. Hasilnya, untuk para mahasiswa dapat merespon pengembangan epistemologi feminis dari mulai pembelajaran di kelas, analisis kritis pada masalah-masalah yang didasari oleh perspektif Islam yang misoginis, memarjinalkan, mensubordinasi, dan mengandung unsur kekerasan terhadap perempuan. Hasil analisis terhadap berbagai masalah relasi gender dan Islam dalam kajian Ahwal Syaikhsiyah dijadikan sebagai masalah yang dikaji dalam bentuk penelitian. Para mahasiswa yang memfokuskan pada kajian relasi dalam keluarga menjadikan perspektif feminis sebagai alat analisis dalam penelitian-penelitian dalam bentuk skripsi. Akan tetapi untuk para dosen, perspektif feminis cenderung belum menjadi perspektif dalam penelitian. Pengembangan epistemologi feminis dapat menjadi jalan secara sistematis dalam mewujudkan atmosfir akademik yang ramah perempuan dengan menjunjung kesetaraan dan keadilan gender.","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"12 1","pages":"231-259"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-06-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21274/EPIS.2017.12.1.231-259","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

The main issue to be discussed in this study is the development of epistemology in feminist perspective in the academic context. Gender bias still dominates in Islamic study. Ahwal Syaikhsiyah study program or also known as Islamic Family law study program in Indonesia is closely related to internalization of gender equality values. The subjects in this study programare related to family and relations in the family according to Islamic Law. Therefore, the development of feminist epistemology in Ahwal Syaikhsiyah study program is inevitable in Indonesia. Some of the development is performed by Ahwal Syaikhsiyah study program of Darussalam Islamic Institute, Ciamis. The development of feminist epistemology starts from developing a curriculum designed with a feminist perspective, learning subjects with feminist perspective and implementation of research model with feminist perspective for lecturers and students. The result, students can respond to the development of feminist epistemology starting from a class lesson, critical analysis on issues based on misogynistic Islamic perspective which marginalizes, subordinates, and contains elements of violence against women. The analysis result of various problems of the relation between gender and Islam in the study of Ahwal Syaikhsiyah was studied in this research. The students who focused on the study of relation in the family used feminist perspective as an analysis tool in undergraduate theses. However, for lecturers, feminist perspective wasn’t used as perspective in research. The development of feminist epistemology can be a systematic way in creating a women-friendly academic atmosphere which supports gender equality and equity. Masalah pokok yang dibahas dalam kajian ini adalah pengembangan epistemologi berperspektif feminis dalam ranah akademis. Di Indonesia bias gender masih mendominasi kajian Islam. Program Studi Ahwal Syaikhsiyah atau yang disebut dengan Program Studi Hukum Keluarga Islam, di Indonesia termasuk yang memiliki keeratan dengan internalisasi nila-nilai kesetaraan gender. Sebab pada program studi ini mata kuliahnya terkait relasi-relasi dalam keluarga menurut hukum Islam. Oleh karena itu pengembangan epistemologi feminis pada program studi Ahwal Syaikhsiyah menjadi keniscayaan di Institut Agama Islam Darussalam Ciamis. Pengembangan epistemologi feminis diawali dari pengembangan kurikulum yang dirancang dengan perspektif feminis, pembelajaran matakuliah dengan perspektif feminis, dan penerapan model penelitian dengan perspektif feminis bagi dosen dan mahasiswa. Hasilnya, untuk para mahasiswa dapat merespon pengembangan epistemologi feminis dari mulai pembelajaran di kelas, analisis kritis pada masalah-masalah yang didasari oleh perspektif Islam yang misoginis, memarjinalkan, mensubordinasi, dan mengandung unsur kekerasan terhadap perempuan. Hasil analisis terhadap berbagai masalah relasi gender dan Islam dalam kajian Ahwal Syaikhsiyah dijadikan sebagai masalah yang dikaji dalam bentuk penelitian. Para mahasiswa yang memfokuskan pada kajian relasi dalam keluarga menjadikan perspektif feminis sebagai alat analisis dalam penelitian-penelitian dalam bentuk skripsi. Akan tetapi untuk para dosen, perspektif feminis cenderung belum menjadi perspektif dalam penelitian. Pengembangan epistemologi feminis dapat menjadi jalan secara sistematis dalam mewujudkan atmosfir akademik yang ramah perempuan dengan menjunjung kesetaraan dan keadilan gender.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
印尼大学伊斯兰研究中女性主义认识论的发展——以西爪哇省达鲁萨兰国伊斯兰学院阿克瓦勒·赛伊克西亚研究项目为例
本研究所要讨论的主要问题是女性主义视角下的认识论在学术语境中的发展。性别偏见在伊斯兰研究中仍然占主导地位。Ahwal Syaikhsiyah研究项目或印尼的伊斯兰家庭法研究项目与性别平等价值观的内化密切相关。根据伊斯兰法,本研究项目中的主题与家庭和家庭关系有关。因此,女性主义认识论在印尼的发展是不可避免的。其中一些开发是由位于Ciamis的达鲁萨兰国伊斯兰研究所的Ahwal Syaikhsiyah研究项目完成的。女性主义认识论的发展始于开发以女性主义视角设计的课程,以女性主义观点学习主题,以及为讲师和学生实施以女性主义角度研究的模式。因此,学生们可以从课堂上开始对女权主义认识论的发展做出回应,对基于厌女伊斯兰视角的问题进行批判性分析,这种观点边缘化、从属化并包含暴力侵害妇女的元素。本研究对Ahwal Syaikhsiyah研究中关于性别与伊斯兰教关系的各种问题的分析结果进行了研究。专注于UNK家庭关系研究的学生在本科生论文中使用了女权主义视角作为分析工具。然而,对于讲师来说,女权主义视角并没有被用作研究的视角。女性主义认识论的发展可以作为一种系统的方式来创造一种支持性别平等和公平的女性友好的学术氛围。本研究的问题在于学术界女性认识论的发展。在印度尼西亚,性别偏见仍然主导着伊斯兰研究。印尼的感恩节学习计划,或称为伊斯兰家庭法计划,包括那些与性别平等价值观国际化有关的项目。因为在这个研究项目中,他的大学眼光与伊斯兰法律下的家庭关系有关。因此,Ahwal Syaikhsiyah研究项目中女性认识论的发展成为伊斯兰宗教研究所的一项技能。女性认识论的发展始于以女性视角设计的课程的发展,以女性视角进行大学教学,以及为青少年和学生应用女性研究模式。因此,学生可以从课堂学习开始就对女性认识论的发展做出反应,从理性的伊斯兰视角对问题进行批判性分析,对暴力侵害妇女的元素进行约束、从属和遏制。莎士比亚研究中对性别和伊斯兰教的各种问题的分析结果是作为一个以研究的形式进行检验的问题。关注家庭关系的学生以脚本的形式将女性视角作为研究的分析工具。但对于青少年来说,女性视角往往不是研究中的视角。女性认识论的发展可以成为一种系统的方式,通过访问性别平等和正义来为女性创造友好的学术氛围。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
3 weeks
期刊最新文献
SHIFTING DAKWAH METHODS TO MATCH MEDIA TECHNOLOGY TRANSFORMATION WHO ARE THE BREADWINNERS? THE POLITICS OF A LOCAL SUFISM IN CONTEMPORARY INDONESIA RAPPROCHEMENT BETWEEN SUNNISM AND SHIISM IN INDONESIA: MUSLIM YOUTH AND PHILANTROPHIC ACTIVISM
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1