Logika Peralihan Suara dalam Pilkada: Analisis Kepemimpinan Politik dan Nilai Demokrasi

Wawan Sobari
{"title":"Logika Peralihan Suara dalam Pilkada: Analisis Kepemimpinan Politik dan Nilai Demokrasi","authors":"Wawan Sobari","doi":"10.14710/politika.13.2.2022.227-252","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Studi ini berangkat dari kegagalan petahana dalam Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Tahun 2020 di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Penelitian bertujuan mengungkap logika peralihan suara kepada kandidat penantang dengan mengeksplorasi kepemimpinan politik, kondisionalitas konteks lokal, dan refleksinya terhadap nilai-nilai demokrasi. Untuk itu, penelitian ini menerapkan metodologi kualitatif dengan metode analisis observasional dalam kajian kepemimpinan politik. Studi ini menemukan evaluasi kandidat berupa rendahnya kepuasan warga terhadap kinerja kepemimpinan kandidat petahana (2015-2020) sebagai alasan peralihan suara. Evaluasi menghasilkan pula persepsi negatif pemilih terhadap calon wakil bupati petahana karena sejumlah persoalan etis. Argumen penting lainnya karena kedekatan emosional antara pemilih dan kandidat penantang. Nalar peralihan suara tersebut merefleksikan pemenuhan nilai-nilai demokrasi, yaitu nilai intrinsik, instrumental, kompetitif, partisipatif, dan deliberatif. Riset ini memperluas logika peralihan suara karena alasan kedekatan emosional. Dalam kajian perilaku memilih, kedekatan emosional bisa diinterpretasikan sebagai wujud keterikatan atau loyalitas yang membentuk persepsi pemilih tentang kandidat, dan memperluas teori keterikatan kepada partai politik. Pun, temuan tersebut berpotensi mengembangkan nilai demokrasi yang selama ini lebih banyak didominasi penjelasan rasional, seperti evaluasi kandidat. Demokrasi sebaiknya dipandang pula sebagai ruang ekspresi kedekatan emosional antara warga dan pemimpin. Aspirasi politik tak selalu berkonsekuensi pada janji materi, melainkan mencakup juga pemenuhan sisi emosional para pemilik suara.","PeriodicalId":32705,"journal":{"name":"Politika Jurnal Ilmu Politik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Politika Jurnal Ilmu Politik","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/politika.13.2.2022.227-252","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Studi ini berangkat dari kegagalan petahana dalam Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Tahun 2020 di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Penelitian bertujuan mengungkap logika peralihan suara kepada kandidat penantang dengan mengeksplorasi kepemimpinan politik, kondisionalitas konteks lokal, dan refleksinya terhadap nilai-nilai demokrasi. Untuk itu, penelitian ini menerapkan metodologi kualitatif dengan metode analisis observasional dalam kajian kepemimpinan politik. Studi ini menemukan evaluasi kandidat berupa rendahnya kepuasan warga terhadap kinerja kepemimpinan kandidat petahana (2015-2020) sebagai alasan peralihan suara. Evaluasi menghasilkan pula persepsi negatif pemilih terhadap calon wakil bupati petahana karena sejumlah persoalan etis. Argumen penting lainnya karena kedekatan emosional antara pemilih dan kandidat penantang. Nalar peralihan suara tersebut merefleksikan pemenuhan nilai-nilai demokrasi, yaitu nilai intrinsik, instrumental, kompetitif, partisipatif, dan deliberatif. Riset ini memperluas logika peralihan suara karena alasan kedekatan emosional. Dalam kajian perilaku memilih, kedekatan emosional bisa diinterpretasikan sebagai wujud keterikatan atau loyalitas yang membentuk persepsi pemilih tentang kandidat, dan memperluas teori keterikatan kepada partai politik. Pun, temuan tersebut berpotensi mengembangkan nilai demokrasi yang selama ini lebih banyak didominasi penjelasan rasional, seperti evaluasi kandidat. Demokrasi sebaiknya dipandang pula sebagai ruang ekspresi kedekatan emosional antara warga dan pemimpin. Aspirasi politik tak selalu berkonsekuensi pada janji materi, melainkan mencakup juga pemenuhan sisi emosional para pemilik suara.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
皮尔卡德的声音传递逻辑:政治领导力与民主价值观分析
这项研究源于位于东爪哇布利塔的2020年Pilcade总部的地图失败。研究旨在通过探索政治领导力、当地环境的条件及其对民主价值观的反映,揭示投票给具有挑战性的候选人的逻辑。为此,本研究将定性分析方法与观察性分析方法相结合应用于政治领导力研究。研究发现,候选人对公民对国家候选人领导表现(2015-2020年)的满意度低的评估是投票的原因之一。由于一些道德问题,评估还产生了选民对农场代表候选人的负面看法。另一个重要的论点是选民和挑战者候选人之间的情感接近。这些声音反映了民主价值观的实现,即内在价值观、工具价值观、竞争价值观、参与价值观和协商价值观。这项研究扩展了基于情感原因的语音转移的逻辑。在对选举行为的研究中,情感接近可以被解释为依恋或忠诚的存在,这种依恋或忠诚塑造了候选人的选举感知,并将依恋理论扩展到政党。潘,这一发现有可能发展民主价值观,而民主价值观更多地由理性解释主导,比如候选人评价。民主也应被视为公民和领导人之间情感接近的空间。政治愿望并不总是与物质承诺相一致,但也包括声音所有者的情感方面的实现。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
Negara, Gerakan Islam Pasca-Fundamentalis dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia: Kekuasaan Simbolik dan Upaya Konsolidasi Nationalist-Islamist Party in a Liberal Ecosystem: The Solidity and Campaign Strategy of the Prosperous Justice Party (PKS) during the 2014 and 2019 Elections Voter Behaviour and The Campaign Pattern of Candidates during Pandemics in Regional Head Election in Medan City, North Sumatra Delegitimisation of Indonesian Traditional Leaders: An Analysis in Minangkabau, West Sumatra Province Jokowi’s Sneakers Politics: Personal Branding, Politics of Imaging and Millenial Votes The 2019 Presidential Election
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1