ISTIQOMAH DAN KONSEP DIRI SEORANG MUSLIM

Religia Pub Date : 2017-10-03 DOI:10.28918/RELIGIA.V14I1.36
M. Zuhdi
{"title":"ISTIQOMAH DAN KONSEP DIRI SEORANG MUSLIM","authors":"M. Zuhdi","doi":"10.28918/RELIGIA.V14I1.36","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Seorang muslim dengan tingkat keimanan kepada Allah dan istiqomah yang tinggi akan selalu konsisten dalam perilakunya. Artinya dia akan berperilaku taat hukum, konsisten dengan idealismenya dan tidak pernah meninggalkan prinsip yang dia pegang meskipun dia harus berhadapan dengan resiko maupun tantangan. Selanjutnya, seorang muslim yang konsisten akan dapat mengontrol dirinya dan mengendalikan emosinya dengan baik. Dia tetap konsisten dengan komitmennya, dan juga memiliki pikiran positif, dan tidak pernah kembali ke belakang meskipun dia dalam situasi yang betul-betul tertekan. Gaya perilaku ini bisa menciptakan kepercayaan diri, integritas, dan kemampuan mengendalikan stress yang kuat. Dengan demikian, citra diri seorang muslim adalah sesuatu yang merepresentasikan tentang dirinya. Artinya sejauhmana dia mengevaluasi kualitas dirinya sebagai seorang muslim, keimanannya kepada Allah, dan perbuatan terbaiknya berdasarkan pada ajaranajaran Islam. Evaluasi ini tentunya jarang dilakukan karena mengandung unsur bias subyektif yang tinggi, namun ini merupakan salah satu ajaran Islam yang prinsip karena setiap muslim seharusnya mengevaluasi dirinya sebelum ia nantinya dievaluasi di hadapan Allah. Moslem with high belief in Allah and high “istiqamah” will have a consistency in his attitude. It means that he will conduct accord with the law, consistent with his ideals and never leave his principal although he should face many risks and challenges. Consistent Moslem will be able to control his self and effectively manage his emotion. He is still consistent with his commitment, and also has positive thinking, and never return to the back although in stressful situation. This style of attitude eventually can create strong self-confidence, integrity and skill to manage the stress. Thus, self image of a Moslem is a representing of Moslem about his self. It means how far does he evaluates quality of his self as a Moslem, his faith in Allah and his best doing based on Islamic teachings. This evaluation of course is hardly to be conducted because it has high subjective bias, but it is one of principal Islamic teachings because every Moslem should evaluate his self before he will be evaluated in front of Allah.","PeriodicalId":31647,"journal":{"name":"Religia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-10-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Religia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.28918/RELIGIA.V14I1.36","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5

Abstract

Seorang muslim dengan tingkat keimanan kepada Allah dan istiqomah yang tinggi akan selalu konsisten dalam perilakunya. Artinya dia akan berperilaku taat hukum, konsisten dengan idealismenya dan tidak pernah meninggalkan prinsip yang dia pegang meskipun dia harus berhadapan dengan resiko maupun tantangan. Selanjutnya, seorang muslim yang konsisten akan dapat mengontrol dirinya dan mengendalikan emosinya dengan baik. Dia tetap konsisten dengan komitmennya, dan juga memiliki pikiran positif, dan tidak pernah kembali ke belakang meskipun dia dalam situasi yang betul-betul tertekan. Gaya perilaku ini bisa menciptakan kepercayaan diri, integritas, dan kemampuan mengendalikan stress yang kuat. Dengan demikian, citra diri seorang muslim adalah sesuatu yang merepresentasikan tentang dirinya. Artinya sejauhmana dia mengevaluasi kualitas dirinya sebagai seorang muslim, keimanannya kepada Allah, dan perbuatan terbaiknya berdasarkan pada ajaranajaran Islam. Evaluasi ini tentunya jarang dilakukan karena mengandung unsur bias subyektif yang tinggi, namun ini merupakan salah satu ajaran Islam yang prinsip karena setiap muslim seharusnya mengevaluasi dirinya sebelum ia nantinya dievaluasi di hadapan Allah. Moslem with high belief in Allah and high “istiqamah” will have a consistency in his attitude. It means that he will conduct accord with the law, consistent with his ideals and never leave his principal although he should face many risks and challenges. Consistent Moslem will be able to control his self and effectively manage his emotion. He is still consistent with his commitment, and also has positive thinking, and never return to the back although in stressful situation. This style of attitude eventually can create strong self-confidence, integrity and skill to manage the stress. Thus, self image of a Moslem is a representing of Moslem about his self. It means how far does he evaluates quality of his self as a Moslem, his faith in Allah and his best doing based on Islamic teachings. This evaluation of course is hardly to be conducted because it has high subjective bias, but it is one of principal Islamic teachings because every Moslem should evaluate his self before he will be evaluated in front of Allah.
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
从穆斯林开始考虑
一个对真主有信仰和崇高任期的穆斯林,他的行为将始终如一。这意味着他将合法行事,符合他的理想主义,即使面临风险或挑战,也不会放弃他所坚持的原则。接下来,一个始终如一的穆斯林将能够很好地控制自己和情绪。他坚持自己的承诺,也有积极的心态,即使处于非常沮丧的境地,他也从未回头。这种行为风格可以创造自信、正直和控制强烈压力的能力。因此,穆斯林的形象代表了他自己。这意味着他是多么感激自己是一个穆斯林,他对上帝的信仰,以及他基于伊斯兰教的最佳行为。这种评估很少进行,因为它包含高度的主观偏见,但原则上它是伊斯兰教义之一,因为每个穆斯林都应该在上帝面前评估自己之前评估自己。穆斯林对真主有着高度的信仰和高度的“istiqamah”,他的态度会始终如一。这意味着,尽管他面临着许多风险和挑战,但他将依法行事,符合他的理想,永远不会离开他的校长。始终如一的穆斯林将能够控制自己,有效地管理自己的情绪。他仍然坚持自己的承诺,也有积极的想法,即使在压力很大的情况下,他也不会回来。这种态度最终可以培养出强大的自信、正直和管理压力的技能。因此,穆斯林的自我形象是穆斯林关于自身的一种表现。这意味着他在多大程度上评估自己作为穆斯林的品质、对真主的信仰以及基于伊斯兰教义的最佳行为。当然,这种评估很难进行,因为它有很高的主观偏见,但它是伊斯兰的主要教义之一,因为每个穆斯林都应该在真主面前评估自己之前评估自己。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
6
审稿时长
24 weeks
期刊最新文献
Environmental Ethics From Perspective Of The Quran And Sunnah Soul Dimension and Antithesis of Ibnu Sina’s Reincarnation Concept “Stay at Home, Obey Sunnah”: Construction of Women's Piety Through QS. al-Ahzab verse 33 in TikTok Social Media Post Islamic Moderation of Ibn Rushd’s Thoughts to Counter Radicalism in Indonesia The Concept of Sufism by Al-Muhasibi and Al-Ghazali (Intertextuality Studies of Al-Washaya and Al-Munqidz min Al-Dhalal)
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1