Yuli Arisanti Sitanggang, H. Hutapea, S. Suhardi, Y. Maladan, T. Wahyuni, Muhammad Fajri Rokmad
{"title":"Serologic observation and risk factor of yaws in Hamadi Public Health Center, Jayapura","authors":"Yuli Arisanti Sitanggang, H. Hutapea, S. Suhardi, Y. Maladan, T. Wahyuni, Muhammad Fajri Rokmad","doi":"10.22435/hsji.v8i1.6387","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang : Penyakit frambusia masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Kota Jayapura sebab terdapat daerah kantong frambusia di Kota Jayapura. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data status frambusia secara serologi dan faktor risikonya. Metode : Penelitian deskriptif yang dilakukan secara potong lintang. Pemeriksaan laboratorium standar yang digunakan berupa uji Treponema pallidum haemagglutination (TPHA) pada 322 kasus yang didiagnosis Yaws di Puskesmas Hamadi dari Januari – Oktober 2016. Hasil: Faktor risiko frambusia berupa riwayat pernah mengalami frambusia memiliki potensi dua kali lebih besar untuk mengalami frambusia kembali. Faktor risiko frambusia meningkat dua kali lebih besar pada kasus yang kurang berperilaku hidup bersih dan sehat yaitu: jarang mandi dan tanpa menggunakan sabun dan mempunyai kebiasaan jarang/tidak pakai sandal. Potensi risiko meningkat tiga kali pada kebiasaan pakai handuk bersama. Kesimpulan: Secara serologi dengan TPHA yang positif didapat pada 111 sampel dari kasus dan kontak. Periaku hidup yang kurang bersih dan sehat merupakan faktor risiko yang mempengaruhi kejadian frambusia. Kata kunci: TPHA, frambusia, faktor risiko, perilaku hidup bersih dan sehat Background: Yaws remained an unfinished health problem in Jayapura City, as there still yaws case found. This research aimed to obtain serological prevalence data and determine the risk factors for yaws transmission in Jayapura. Methods : These was descriptive and cross-sectional research, and TPHA was the standard laboratory test used during the research. Results : The risk factor of a frambusia in the history of having experienced frambusia has twice as much potential for experiencing frambusia again. The risk factor of frambusia has increased twice as much in less healthy behaviors: rarely bathing and without using soap and having a rare / non-slip habit. Potential risk increased three times in the habit of sharing a towel together. Conclusion : Serology with positive TPHA was obtained in 111 samples of cases and contacts. Not clean and healthy behavior is a risk factor that affects the incidence of frambusia. Keywords : TPHA, yaws, risk factor, personal hygiene","PeriodicalId":30666,"journal":{"name":"Health Science Journal of Indonesia","volume":"8 1","pages":"25-29"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-07-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Health Science Journal of Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/hsji.v8i1.6387","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Latar belakang : Penyakit frambusia masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Kota Jayapura sebab terdapat daerah kantong frambusia di Kota Jayapura. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data status frambusia secara serologi dan faktor risikonya. Metode : Penelitian deskriptif yang dilakukan secara potong lintang. Pemeriksaan laboratorium standar yang digunakan berupa uji Treponema pallidum haemagglutination (TPHA) pada 322 kasus yang didiagnosis Yaws di Puskesmas Hamadi dari Januari – Oktober 2016. Hasil: Faktor risiko frambusia berupa riwayat pernah mengalami frambusia memiliki potensi dua kali lebih besar untuk mengalami frambusia kembali. Faktor risiko frambusia meningkat dua kali lebih besar pada kasus yang kurang berperilaku hidup bersih dan sehat yaitu: jarang mandi dan tanpa menggunakan sabun dan mempunyai kebiasaan jarang/tidak pakai sandal. Potensi risiko meningkat tiga kali pada kebiasaan pakai handuk bersama. Kesimpulan: Secara serologi dengan TPHA yang positif didapat pada 111 sampel dari kasus dan kontak. Periaku hidup yang kurang bersih dan sehat merupakan faktor risiko yang mempengaruhi kejadian frambusia. Kata kunci: TPHA, frambusia, faktor risiko, perilaku hidup bersih dan sehat Background: Yaws remained an unfinished health problem in Jayapura City, as there still yaws case found. This research aimed to obtain serological prevalence data and determine the risk factors for yaws transmission in Jayapura. Methods : These was descriptive and cross-sectional research, and TPHA was the standard laboratory test used during the research. Results : The risk factor of a frambusia in the history of having experienced frambusia has twice as much potential for experiencing frambusia again. The risk factor of frambusia has increased twice as much in less healthy behaviors: rarely bathing and without using soap and having a rare / non-slip habit. Potential risk increased three times in the habit of sharing a towel together. Conclusion : Serology with positive TPHA was obtained in 111 samples of cases and contacts. Not clean and healthy behavior is a risk factor that affects the incidence of frambusia. Keywords : TPHA, yaws, risk factor, personal hygiene