{"title":"PERKEMBANGAN MAKANAN HALAL DI JEPANG","authors":"Ilma Sawindra Janti","doi":"10.14421/jsr.v14i2.1772","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This paper observed the Japanese unique culture that is called omotenashi. It is translated as hospitality. Omotenashi treated toward guests or tourist who visited Japan, it includes treatment to the guests with different cultural and belief background such as Moslem. The Japanese studied for their consumer needs, and finally they want to do omotenashi, by starting to sell halal food not only in a certain shop but also some restaurants which serve halal food and made certification for it. The aim of this paper is to find, why nowadays halal food in Japan can be found easier than before 2010. Japan as a non Moslem country realize that nowadays Moslem tourist are increasing and they has some specification for example in food, thus to do some hospitality or omotenashi, Japanese started to welcoming Moslem tourist by serving halal food. The theory used here are the consumer behavior from Etta Mamang Sangadji and Sopiah. While the theory of omotenashi is from Sato Yoshinobu and Abdulelah Al-alsheikh. This paper was based on limited literatures such as books, online articles from the internet, scientific discourses, including author’s empirical journey when living in Japan (1989-1994, 2007-2017) and faced difficulties in finding halal food. The finding of this paper is that the serving of halal food in some restaurants are increasing in Japan nowadays, because of omotenashi from the Japanese for their Moslem consumer. Omotenashi which Japanese do to all their guests has a big influence for the Moslem tourist.Tulisan ini berisi tentang keunikan omotenashi yang khas Jepang. Secara harafiah omotenashi berarti hospitality atau keramah-tamahan bangsa Jepang. Omotenashi yang diperlakukan terhadap para tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Jepang tidak terkecuali terhadap wisatawan dengan latar belakang kepercayaan dan budaya yang berbeda seperti kaum muslim. Bangsa Jepang mempelajari kebutuhan dari konsumen mereka dan akhirnya mereka menerapkan omotenashi dengan mulai menjual makanan halal dan membuatkan sertifikasi untuk itu. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendapatkan hasil, mengapa akhir-akhir ini makanan halal dapat lebih mudah ditemukan dibandingkan sebelum tahun 2010an. Jepang sebagai negara non muslim menyadari bahwa akhir-akhir ini wisatawan muslim meningkat dan mereka memiliki beberapa keistimewaan antara lain dalam makanan; oleh sebab itu untuk menyambut tamunya, orang Jepang melakukan omotenashi atau keramah-tamahan dengan cara mulai menyediakan makanan halal bagi wisatawan muslim. Teori yang digunakan adalah consumer behavior dari Etta Mamang Sangadji dan Sopiah. Sementara teori untuk omotenashi dari Sato Yoshinobu dan Abdulelah Al-alsheikh. Tulisan ini berdasarkan pada literature review dari buku, artikel online, scientific discourses, termasuk pengalaman penulis ketika tinggal di Jepang (1989-1994, 2007-2017) dan menemui kesulitan dalam mendapatkan makanan halal. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa meningkatnya penyediaan makanan halal di beberapa restoran di Jepang dewasa ini karena omotenashi dari bangsa Jepang terhadap konsumen muslim mereka. Omotenashi yang diberikan kepada semua tamu yang datang ke Jepang memberikan pengaruh yang besar dalam meningkatkan makanan halal bagi wisatawan muslim.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-04-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Reflektif","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/jsr.v14i2.1772","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
This paper observed the Japanese unique culture that is called omotenashi. It is translated as hospitality. Omotenashi treated toward guests or tourist who visited Japan, it includes treatment to the guests with different cultural and belief background such as Moslem. The Japanese studied for their consumer needs, and finally they want to do omotenashi, by starting to sell halal food not only in a certain shop but also some restaurants which serve halal food and made certification for it. The aim of this paper is to find, why nowadays halal food in Japan can be found easier than before 2010. Japan as a non Moslem country realize that nowadays Moslem tourist are increasing and they has some specification for example in food, thus to do some hospitality or omotenashi, Japanese started to welcoming Moslem tourist by serving halal food. The theory used here are the consumer behavior from Etta Mamang Sangadji and Sopiah. While the theory of omotenashi is from Sato Yoshinobu and Abdulelah Al-alsheikh. This paper was based on limited literatures such as books, online articles from the internet, scientific discourses, including author’s empirical journey when living in Japan (1989-1994, 2007-2017) and faced difficulties in finding halal food. The finding of this paper is that the serving of halal food in some restaurants are increasing in Japan nowadays, because of omotenashi from the Japanese for their Moslem consumer. Omotenashi which Japanese do to all their guests has a big influence for the Moslem tourist.Tulisan ini berisi tentang keunikan omotenashi yang khas Jepang. Secara harafiah omotenashi berarti hospitality atau keramah-tamahan bangsa Jepang. Omotenashi yang diperlakukan terhadap para tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Jepang tidak terkecuali terhadap wisatawan dengan latar belakang kepercayaan dan budaya yang berbeda seperti kaum muslim. Bangsa Jepang mempelajari kebutuhan dari konsumen mereka dan akhirnya mereka menerapkan omotenashi dengan mulai menjual makanan halal dan membuatkan sertifikasi untuk itu. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendapatkan hasil, mengapa akhir-akhir ini makanan halal dapat lebih mudah ditemukan dibandingkan sebelum tahun 2010an. Jepang sebagai negara non muslim menyadari bahwa akhir-akhir ini wisatawan muslim meningkat dan mereka memiliki beberapa keistimewaan antara lain dalam makanan; oleh sebab itu untuk menyambut tamunya, orang Jepang melakukan omotenashi atau keramah-tamahan dengan cara mulai menyediakan makanan halal bagi wisatawan muslim. Teori yang digunakan adalah consumer behavior dari Etta Mamang Sangadji dan Sopiah. Sementara teori untuk omotenashi dari Sato Yoshinobu dan Abdulelah Al-alsheikh. Tulisan ini berdasarkan pada literature review dari buku, artikel online, scientific discourses, termasuk pengalaman penulis ketika tinggal di Jepang (1989-1994, 2007-2017) dan menemui kesulitan dalam mendapatkan makanan halal. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa meningkatnya penyediaan makanan halal di beberapa restoran di Jepang dewasa ini karena omotenashi dari bangsa Jepang terhadap konsumen muslim mereka. Omotenashi yang diberikan kepada semua tamu yang datang ke Jepang memberikan pengaruh yang besar dalam meningkatkan makanan halal bagi wisatawan muslim.
这篇文章观察了日本独特的文化,被称为omotenashi。它被翻译成热情好客。对到访日本的客人或游客的礼遇,包括对穆斯林等不同文化和信仰背景的客人的礼遇。日本人对消费者的需求进行了研究,最后他们想要做omotenashi,开始不仅在某个商店销售清真食品,而且在一些提供清真食品并为其提供认证的餐馆销售清真食品。本文的目的是发现,为什么现在清真食品在日本可以找到比2010年之前更容易。作为一个非穆斯林国家,日本意识到现在穆斯林游客正在增加,他们有一些规范,例如在食物上,因此为了做一些招待或omotenashi,日本开始通过提供清真食品来欢迎穆斯林游客。这里使用的理论是Etta Mamang Sangadji和sophia的消费者行为理论。而omotenashi理论则来自Sato Yoshinobu和abdullah Al-alsheikh。本文基于有限的文献,如书籍,互联网在线文章,科学话语,包括作者在日本生活的经验之旅(1989- 1994,2007 -2017),并面临寻找清真食品的困难。本文的发现是,由于日本人对他们的穆斯林消费者的omotenashi,现在日本一些餐馆提供的清真食品正在增加。日本人对所有客人所做的Omotenashi对穆斯林游客有很大的影响。三生三世,千里之行,千里之行,千里之行,千里之行。欢迎光临,欢迎光临,欢迎光临。Omotenashi yang diperlakukan terhadap para tamu atau wisatawan yang berkunjung ke japang terkecuali hadap wisatawan dengan latar belakang keperayaan dan budaya yang berbeda seperti kum穆斯林。Bangsa japang mempelajari kebutuhan dari konsumen mereka dan akhirnya mereka menerapkan omotenashi dengan mulai menjal makanan清真halal manbuatkan sertifikasi untuk。2010年1月1日,中国日报网截图。Jepang sebagai negara非穆斯林menyadari bahwa ahiir - ahiir ini wisatawan穆斯林menkekat dan mereka memiliki beberapa keistimewaan antara dalam makanan;清真的,清真的,清真的,清真的,清真的,清真的,清真的Teori yang digunakan adalah消费者行为dari Etta Mamang Sangadji dan Sopiah。Sementara teori untuk omotenashi dari Sato吉信dan Abdulelah Al-alsheikh。文献综述,文章在线,科学话语,termasuk pengalaman penulis ketika tinggal di Jepang (1989- 1994,2007 -2017) dan menemui kesulitan dalam mendapatkan makanan halal。halil dari penelitian ini menunjukan bahwa meningkatnya penyediaan makanan清真清真的祈祷,祈祷,祈祷,祈祷,祈祷,祈祷,祈祷,祈祷,祈祷,祈祷,祈祷,祈祷Omotenashi yang diberikan kepaada semua tamu yang datang ke japan成员,kan pengaruh yang besar dalam meningkatkan makanan清真巴吉wisatawan穆斯林。