Model Pengajaran Kejujuran Menggunakan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Di Pondok Pesantren Al-azhaar Lubuklinggau

Ah Mansur
{"title":"Model Pengajaran Kejujuran Menggunakan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) Di Pondok Pesantren Al-azhaar Lubuklinggau","authors":"Ah Mansur","doi":"10.21274/EPIS.2016.11.2.339-374","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan model pengajaran kejujuran menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menyasar enam indikator: disiplin, amanah, komitmen, konsisten, adil, dan berkata benar. Melalui enam indikator tersebut tingkat kejujuran seseorang diukur; apakah seseorang dapat dikategorikan sebagai seorang yang jujur atau sebaliknya. Model pengajaran ini sangat cocok diterapkan di pondok pesantren atau sekolah berasrama. Karena model ini mengharuskan adanya peran maksimal orang tua dan pendidik secara simultan dan berkelanjutan. Di pesantren atau di asrama peran orang tua digantikan oleh pembimbing akademik selaku pengasuh dan sekaligus berperan sebagai pendidik yang bertindak sebagai model karakter yang diinginkan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan ( action research ) menggunakan metode eksprimen semu ( quasi experiment ) dan berpedoman pada konsep penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, dengan melaksanakan tiga siklus treatment . Masing-masing siklus dilakukan selama satu bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Pengajaran Kejujuran Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berpengaruh sangat signifikan. Di mana nilai karakter jujur sebelum treatment ditunjukkan dengan nilai rata-rata1,71, dan karakter jujur setelah treatment ditunjukkan dengan nilai rata-rata 3,58. Peningkatan ini sangat drastis karena nilai-nilai kejujuran diinternalisasikan secara massif dengan melibatkan pembimbing akademik sebagai model atau figur dan kolaborator sebagai pengamat. Di samping itu penelitian ini melibatkan hampir semua media dan program pondok yang sudah ada. Berdasarkan hasil penelitian ini maka direkomendasikan agar lembaga pendidikan umum maupun swasta, khususnya yang berasrama dapat menggunakan model pengajaran kejujuran menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). This study aimed to develop a model of honesty teaching by using Informationand Communication Technology (ICT) by targeting the six indicators: discipline, responsible, commitments, consistent, fair, and honest. Through the six indicators measured someone’s honesty; whether a person can be categorized as an honestman, or otherwise. This teaching model is very suitable to be applied in a pesantren or a boarding school. Because this model requires the maximum role of parents and educators simultaneously and continuously. In boarding schools or in the dorm role of parents is replaced by counselors as care giver role is as an educator who acts as a model for the character you want. This research is action research by using quasi-experimental methods and guided by the concept of action research developed by Kurt Lewin, to carry out three cycles of treatment. Each cycle is done for one month. The results showed that Honesty Teaching Modelby Using Information and Communication Technology (ICT) is very significant effect. Where the value of honest character before treatments are indicated by an average value of 1.71, and honest character after treatment is indicated by an average value of 3.58. This increase drastically because the values of honesty internalized massively involving academic supervisor as models or figures and collaborators as observers. Besides, this study involved almost all the media and the pesantren (boarding school) program that already exists. Based on these results,it is recommended that the public and private educational institutions, especially the boarding school can use the teaching model of honesty by using Information and Communication Technology (ICT).","PeriodicalId":31250,"journal":{"name":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","volume":"11 1","pages":"339-374"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21274/EPIS.2016.11.2.339-374","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan model pengajaran kejujuran menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menyasar enam indikator: disiplin, amanah, komitmen, konsisten, adil, dan berkata benar. Melalui enam indikator tersebut tingkat kejujuran seseorang diukur; apakah seseorang dapat dikategorikan sebagai seorang yang jujur atau sebaliknya. Model pengajaran ini sangat cocok diterapkan di pondok pesantren atau sekolah berasrama. Karena model ini mengharuskan adanya peran maksimal orang tua dan pendidik secara simultan dan berkelanjutan. Di pesantren atau di asrama peran orang tua digantikan oleh pembimbing akademik selaku pengasuh dan sekaligus berperan sebagai pendidik yang bertindak sebagai model karakter yang diinginkan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan ( action research ) menggunakan metode eksprimen semu ( quasi experiment ) dan berpedoman pada konsep penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, dengan melaksanakan tiga siklus treatment . Masing-masing siklus dilakukan selama satu bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Pengajaran Kejujuran Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berpengaruh sangat signifikan. Di mana nilai karakter jujur sebelum treatment ditunjukkan dengan nilai rata-rata1,71, dan karakter jujur setelah treatment ditunjukkan dengan nilai rata-rata 3,58. Peningkatan ini sangat drastis karena nilai-nilai kejujuran diinternalisasikan secara massif dengan melibatkan pembimbing akademik sebagai model atau figur dan kolaborator sebagai pengamat. Di samping itu penelitian ini melibatkan hampir semua media dan program pondok yang sudah ada. Berdasarkan hasil penelitian ini maka direkomendasikan agar lembaga pendidikan umum maupun swasta, khususnya yang berasrama dapat menggunakan model pengajaran kejujuran menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). This study aimed to develop a model of honesty teaching by using Informationand Communication Technology (ICT) by targeting the six indicators: discipline, responsible, commitments, consistent, fair, and honest. Through the six indicators measured someone’s honesty; whether a person can be categorized as an honestman, or otherwise. This teaching model is very suitable to be applied in a pesantren or a boarding school. Because this model requires the maximum role of parents and educators simultaneously and continuously. In boarding schools or in the dorm role of parents is replaced by counselors as care giver role is as an educator who acts as a model for the character you want. This research is action research by using quasi-experimental methods and guided by the concept of action research developed by Kurt Lewin, to carry out three cycles of treatment. Each cycle is done for one month. The results showed that Honesty Teaching Modelby Using Information and Communication Technology (ICT) is very significant effect. Where the value of honest character before treatments are indicated by an average value of 1.71, and honest character after treatment is indicated by an average value of 3.58. This increase drastically because the values of honesty internalized massively involving academic supervisor as models or figures and collaborators as observers. Besides, this study involved almost all the media and the pesantren (boarding school) program that already exists. Based on these results,it is recommended that the public and private educational institutions, especially the boarding school can use the teaching model of honesty by using Information and Communication Technology (ICT).
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
诚实教学模式是使用信息技术和通信(Tik)在Al-azhaar lubuklingkul的寄宿学校学习
本研究旨在建立一种使用信息和通信技术(TIK)指导诚实教学的模式,其目标是研究6个指标:纪律、信任、承诺、一致、公平和诚实。通过这六个指标来衡量一个人的诚实程度;一个人可以被归类为诚实的人,也可以被归类为诚实的人。这种教学模式非常适用于寄宿学校或寄宿学校。因为这个模式需要父母和教育工作者同时发挥最大的作用。在寄宿学校或寄宿学校,父母的角色被学术导师取代,成为看护者,同时扮演着理想角色的教育者的角色。这项研究是采用库尔特·列文(Kurt Lewin)开发的假借光实验方法进行的行动研究,并指导三个治疗周期的实践研究概念。每个循环持续一个月。研究结果表明,使用信息和通信技术(TIK)诚实教学模式具有重要意义。在接受治疗前,诚实的性格值为1.71,在接受治疗后,诚实的性格值为3.58。这是一个巨大的增长,因为诚实的价值观通过包括学术导师作为观察者的榜样或人物和合作者而大量交织在一起。此外,这项研究涉及几乎所有现有的媒体和小屋计划。根据这项研究,建议公共和私人教育机构,特别是寄宿家庭,可以使用信息和通信技术(TIK)诚实教学模式。这项研究是基于使用信息与通信技术(ICT)设计的一种诚实教学模式,其目标是六个独立的参与者:有纪律、责任、承诺、一致性、公平和诚实。六个人指责某人诚实;一个人可以被当作一个诚实的人,也可以被当作一个诚实的人。这种教学模式非常适合在寄宿学校或寄宿学校使用。因为这个模型要求父母和持续不断的教育分子的最大角色。要么在寄宿学校,要么在父母的阵营中被忧心忡忡的学术界所代表,由一位护理工作者作为你想要的角色的榜样来代替。这项研究是通过库尔特·列文(Kurt Lewin)提出的行动研究方法和指导,采用三轮治疗方法。每辆自行车运行一个月。结果表明,使用信息和通信技术(ICT)进行的有价值的教学效果非常重要。在接受1.71项交易之前,诚实的角色的价值被一个平均价值3.58分的人分割了。这一增长令人担忧,因为诚实的内部大学主管、建模或形象与美国天文台的合作人员的价值。此外,这项研究几乎所有的媒体和寄宿学校已经存在。基于这些推荐,公众和私人教育机构,特别是登机学校可以使用信息和通信技术(ICT)来教授一种诚实的教学模式。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
3 weeks
期刊最新文献
SHIFTING DAKWAH METHODS TO MATCH MEDIA TECHNOLOGY TRANSFORMATION WHO ARE THE BREADWINNERS? THE POLITICS OF A LOCAL SUFISM IN CONTEMPORARY INDONESIA RAPPROCHEMENT BETWEEN SUNNISM AND SHIISM IN INDONESIA: MUSLIM YOUTH AND PHILANTROPHIC ACTIVISM
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1