{"title":"Strategi Kampanye Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) Pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018","authors":"M. Rahmawati, Yusa Djuyandi","doi":"10.21776/ub.transformative.2019.005.02.6","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pemilihan gubernur Jawa Barat adalah salah satu pemilihan tingkat daerah paling besar di Indonesia, hal ini dikarenakan Jawa Barat memiliki jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak di Indonesia, yaitu sebanyak tiga puluh satu juta pemilih atau satu per lima dari total DPT se-Indonesia. Pasangan Asyik menjadi salah satu dari empat calon yang berkontestasi dalam pemilihan gubernur Jawa Barat sekaligus menjadi satu-satunya calon yang muncul dari partai oposisi pemerintah. Dalam survei elektabilitas yang dilakukan selama beberapa bulan sampai beberapa hari sebelum pemilihan, pasangan Asyik termasuk ke dalam dua paslon dengan elektabilitas terendah. Melalui hasil ini, maka menjadi menarik bagi penulis untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana strategi kampanye yang dilakukan oleh Asyik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data berasal dari data primer dan sekunder serta pengumpulan data melalui studi kepustakaan dari buku, jurnal dan artikel. Berdasarkan penelitian, Asyik menggunakan isu ekonomi sebagai isu yang paling mendominasi janji kampanye. Namun, kekuatan utama mereka sebenarnya berada pada isu keumatan, di mana mereka telah menyasar pada kelompok masyarakat Muslim, khususnya yang pernah turut serta dalam Aksi 212. Isu ini juga berkorelasi dengan citra utama mereka sebagai satu-satunya pasangan dari partai oposisi, sehingga tagar 2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden adalah bagian dari propaganda utama yang mereka keluarkan sebagai politik penyerangan kepada pihak lawan, terlebih bertujuan pula untuk memberikan diferensiasi khusus antara paslon Asyik dengan paslon lain di mata masyarakat pemilih Jawa Barat.","PeriodicalId":33193,"journal":{"name":"Jurnal Transformative","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Transformative","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21776/ub.transformative.2019.005.02.6","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Pemilihan gubernur Jawa Barat adalah salah satu pemilihan tingkat daerah paling besar di Indonesia, hal ini dikarenakan Jawa Barat memiliki jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak di Indonesia, yaitu sebanyak tiga puluh satu juta pemilih atau satu per lima dari total DPT se-Indonesia. Pasangan Asyik menjadi salah satu dari empat calon yang berkontestasi dalam pemilihan gubernur Jawa Barat sekaligus menjadi satu-satunya calon yang muncul dari partai oposisi pemerintah. Dalam survei elektabilitas yang dilakukan selama beberapa bulan sampai beberapa hari sebelum pemilihan, pasangan Asyik termasuk ke dalam dua paslon dengan elektabilitas terendah. Melalui hasil ini, maka menjadi menarik bagi penulis untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana strategi kampanye yang dilakukan oleh Asyik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data berasal dari data primer dan sekunder serta pengumpulan data melalui studi kepustakaan dari buku, jurnal dan artikel. Berdasarkan penelitian, Asyik menggunakan isu ekonomi sebagai isu yang paling mendominasi janji kampanye. Namun, kekuatan utama mereka sebenarnya berada pada isu keumatan, di mana mereka telah menyasar pada kelompok masyarakat Muslim, khususnya yang pernah turut serta dalam Aksi 212. Isu ini juga berkorelasi dengan citra utama mereka sebagai satu-satunya pasangan dari partai oposisi, sehingga tagar 2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden adalah bagian dari propaganda utama yang mereka keluarkan sebagai politik penyerangan kepada pihak lawan, terlebih bertujuan pula untuk memberikan diferensiasi khusus antara paslon Asyik dengan paslon lain di mata masyarakat pemilih Jawa Barat.