Fathul Imron, Murtiningrum Murtiningrum, Sigit Supadmo Arif
{"title":"Analisis Kesiapan Modernisasi Irigasi dan Optimasi Alokasi Air Irigasi pada Daerah Irigasi Belitang","authors":"Fathul Imron, Murtiningrum Murtiningrum, Sigit Supadmo Arif","doi":"10.22146/agritech.67203","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penilaian pilar irigasi untuk mengukur tingkat kesiapan menuju modernisasi irigasi diperlukan dalam rangka implementasi modernisasi irigasi di Daerah Irigasi Belitang. Ketersediaan air irigasi menjadi pilar yang perlu untuk dioptimasi sebelum implementasi modernisasi irigasi. Tujuan penelitian ini adalah menilai dan mengkaji kesiapan modernisasi irigasi, menetapkan prioritas pengembangan modernisasi pada Daerah Irigasi (DI) Belitang, serta menentukan alokasi air optimal sebagai upaya meningkatkan pilar keandalan penyediaan air. Metode IKMI digunakan untuk mengukur kesiapan modernisasi irigasi DI Belitang sedangkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan prioritas kebijakan pengembangan modernisasi irigasi. Optimasi alokasi air dimaksudkan untuk menambah luas tanam dianalisis dengan program linier. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan hasil penilaian indeks kesiapan modernisasi irigasi yaitu 69,05, DI Belitang masuk dalam kategori cukup. DI Belitang pada tingkat wilayah belum siap untuk dimodernisasi sehingga diperlukan pengembangan dan perbaikan sistem irigasi terlebih dahulu selama 1 sampai 2 tahun. Pengembangan dan perbaikan kinerja menuju modernisasi irigasi berdasarkan analisis dengan AHP mengikuti urutan Belitang III, Belitang I dan Belitang II. Keuntungan maksimum dan luas tanam optimal dengan optimasi alokasi air diperoleh dengan penerapan Golongan pada wiayah DI Belitang dan pola tanam padi-padi-palawija. Penerapan Golongan di 3 wilayah DI Belitang dapat menghindari defisit air tetapi terdapat surplus air pada Masa Tanam (MT) I dan MT II. Dengan demikian, optimasi alokasi air dapat menjadi upaya dalam peningkatan keandalan penyediaan air irigasi.","PeriodicalId":7563,"journal":{"name":"agriTECH","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.2000,"publicationDate":"2022-11-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"agriTECH","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/agritech.67203","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"AGRONOMY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Penilaian pilar irigasi untuk mengukur tingkat kesiapan menuju modernisasi irigasi diperlukan dalam rangka implementasi modernisasi irigasi di Daerah Irigasi Belitang. Ketersediaan air irigasi menjadi pilar yang perlu untuk dioptimasi sebelum implementasi modernisasi irigasi. Tujuan penelitian ini adalah menilai dan mengkaji kesiapan modernisasi irigasi, menetapkan prioritas pengembangan modernisasi pada Daerah Irigasi (DI) Belitang, serta menentukan alokasi air optimal sebagai upaya meningkatkan pilar keandalan penyediaan air. Metode IKMI digunakan untuk mengukur kesiapan modernisasi irigasi DI Belitang sedangkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan prioritas kebijakan pengembangan modernisasi irigasi. Optimasi alokasi air dimaksudkan untuk menambah luas tanam dianalisis dengan program linier. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan hasil penilaian indeks kesiapan modernisasi irigasi yaitu 69,05, DI Belitang masuk dalam kategori cukup. DI Belitang pada tingkat wilayah belum siap untuk dimodernisasi sehingga diperlukan pengembangan dan perbaikan sistem irigasi terlebih dahulu selama 1 sampai 2 tahun. Pengembangan dan perbaikan kinerja menuju modernisasi irigasi berdasarkan analisis dengan AHP mengikuti urutan Belitang III, Belitang I dan Belitang II. Keuntungan maksimum dan luas tanam optimal dengan optimasi alokasi air diperoleh dengan penerapan Golongan pada wiayah DI Belitang dan pola tanam padi-padi-palawija. Penerapan Golongan di 3 wilayah DI Belitang dapat menghindari defisit air tetapi terdapat surplus air pada Masa Tanam (MT) I dan MT II. Dengan demikian, optimasi alokasi air dapat menjadi upaya dalam peningkatan keandalan penyediaan air irigasi.