{"title":"Implementasi Six Sigma dalam Pengendalian Kualitas Produk Refined Bleached Deodorized Palm Oil","authors":"Anisa Rosyidasari, Irwan Iftadi","doi":"10.30656/intech.v6i2.2420","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"As a company engaged in cooking oil processing agribusiness, PT XYZ is experiencing problems in the production of Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), namely the failure to fulfill product specifications. This study aims to identify the main factors causing the occurrence of products that do not meet specifications and recommend alternative proposals to reduce these problems. Based on the calculation, the RBDPO results did not meet the specifications in the iodine value and color parameters with an average Cpk of 0.7355 and a sigma of 3.7065. This value is still not good because it has not reached the target, namely 6-Sigma. Improvement efforts to increase the sigma value include selecting raw materials, supervising operator performance, performing periodic machine maintenance, recording process treatments, interim results, and checking storage tanks. Keywords: DMAIC; Quality; RBDPO; Six Sigma PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan dan ekspor Indonesia yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2017). Sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia pada tahun 2019 mampu memproduksi 51,828 juta ton minyak sawit dimana 47,18 ton yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan 4,648 ton yaitu Palm Kernel Oil (PKO) (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, 2020). Seiring bertambahnya jumlah populasi yang ada di dunia, maka kebutuhan konsumsi mengenai berbagai macam produk cenderung meningkat. Hal ini tentunya juga berpengaruh pada permintaan minyak sawit sebagai bahan baku pembuatan produk pangan. Sehingga perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan daya saing agar mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan sesuai dengan preferensi konsumen. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang yang bergerak dalam industri agribisnis. Produk-produk yang dihasilkan yaitu minyak goreng dan margarin yang sekarang ini sudah tersebar di seluruh Indonesia hingga luar negeri. Produk minyak goreng PT XYZ menggunakan bahan baku utama Crude Palm Oil (CPO) yang berasal dari kelapa sawit. Proses produksi dan Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 113-122 p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655 114 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i2.2420 minyak goreng PT XYZ adalah sistem kontinyu dan dilakukan dalam beberapa tahapan proses yaitu proses degumming (penghilangan getah), bleaching (pemucatan), dan deodorizing (penghilangan bau) yang menghasilkan produk setengah jadi yaitu Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO kemudian dipisahkan menjadi RBDPO Olein untuk produk minyak goreng dan RBDPO Stearin untuk margarin melalui proses fraksinasi (Ulfah, 2012). Sebagai perusahaan yang berfokus pada produk konsumen berbasis kelapa sawit, kualitas produksi menjadi hal penting bagi PT XYZ. Suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila mampu menunjang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang dispesifikasi (Gaspersz, 2005). Akan tetapi pada proses produksi minyak di PT XYZ masih terdapat produk yang out specs artinya tidak memenuhi spesifikasi yang diharapkan atau bisa dikatakan sebagai kualitas buruk sehingga menyebabkan minyak tersebut harus diolah kembali. Banyaknya minyak yang out specs dapat meningkatkan biaya dan waktu produksi yang besar (Ginting & Ulkhaq, 2018). Hal ini tentunya dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan dan pengendalian kualitas agar dapat meminimasi produk out specs. Salah satu cara untuk pengendalian kualitas suatu produk yaitu menggunakan metode Six Sigma dengan tahapan Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC) (Sirine & Kurniawati, 2017). Six Sigma adalah konsep statistik yang dapat meminimalkan cacat dan variasi hingga 3,4 defect per million opportunities (Valles et al., 2009). Six Sigma dapat dijadikan sebagai tolak ukur kinerja sistem industri, semakin tinggi nilai sigma yang dicapai maka kinerja sistem industri semakin baik (Lestari, 2020). Penelitian-penelitian terkait dengan six sigma telah sukses diimplementasikan. Dalam pengelasan plate konstruksi baja berhasil meningkatkan nilai sigma semula 1,7 menjadi 2,1 (Rohimudin et al., 2016). Selain itu, dalam perusahaan home appliance mampu menurunkan defect sebesar 4,39% (Ahmed et al., 2018). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor utama penyebab terjadinya produk yang tidak memenuhi spesifikasi dan merekomendasikan alternatif usulan untuk mengurangi permasalahan tersebut. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui observasi secara langsung di lapangan, wawancara, serta diskusi dengan operator di Departemen RefineryFractionation. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen serta catatan perusahaan yang berhubungan dengan standar spesifikasi dan nilai parameter dari produk RBDPO. Tujuan dari dilakukannya observasi adalah untuk mempelajari proses yang ada dalam perusahaan. Tahap ini menekankan pada pengenalan dan pemahaman mengenai kondisi perusahaan dengan cara mengamati proses produksi dari awal hingga akhir dan memastikannya dengan cara wawancara secara langsung kepada operator dan kepala divisi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Six Sigma dengan tahapan Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC). Tahap Define Tahap ini bertujuan untuk mendefinisikan masalah pada proses atau produk. Dalam tahap ini dilakukan mengidentifikasi karakteristik kualitas atau CTQ dan mengidentifikasi proses dengan diagram SIPOC (Supplier-Input-Process-OutputCustomer) (Stern, 2016). Diagram SIPOC merupakan suatu tools yang menggambarkan proses produksi dari awal hingga akhir sehingga dapat memudahkan identifikasi masalah (Pangestu & Fahma, 2019). Tahap Measure Tahap ini bertujuan untuk mengukur standar kinerja proses dalam menghasilkan produk. Dalam tahap ini dilakukan pengukuran stabilitas proses menggunakan peta kendali untuk menentukan parameter mana yang mengalami out specs, perhitungan nilai DPMO data variabel, perhitungan nilai sigma yang didapat dari tabel konversi nilai DPMO ke dalam tingkatan sigma, dan pengukuran kapabilitas proses. = P Z ≥ \r x 100000 + P Z ≤ \r x 1000000 (1) = normsinv 1 − &'() *.,,,.,,, + 1,5 (2) /01 = Min 34 , 34 (3) Tahap Analyze Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab permasalahan. Dalam tahap ini dilakukan pembuatan pareto chart untuk menganalisis out specs paling dominan dan fishbone diagram untuk menganalisis penyebab terjadinya out specs. Secara umum, dalam fishbone diagram terdapat kategori sebagai berikut (Yuanita, 2018) : 1. Man, sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 2 Desember 2020, 113-122 p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i2.2420 115 2. Method, bagaimana proses dilaksanakan dan persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses produksi. 3. Material, yaitu bahan mentah, bahan baku, dan bahan-bahan lainnya yang digunakan sebagai input proses produksi. 4. Machine, peralatan yang digunakan sebagai proses produksi. 5. Environment, yaitu kondisi seperti lokasi, waktu, dan suhu saat proses produksi.","PeriodicalId":13714,"journal":{"name":"Intech","volume":"37 1","pages":"113-122"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"8","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Intech","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30656/intech.v6i2.2420","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 8
Abstract
As a company engaged in cooking oil processing agribusiness, PT XYZ is experiencing problems in the production of Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), namely the failure to fulfill product specifications. This study aims to identify the main factors causing the occurrence of products that do not meet specifications and recommend alternative proposals to reduce these problems. Based on the calculation, the RBDPO results did not meet the specifications in the iodine value and color parameters with an average Cpk of 0.7355 and a sigma of 3.7065. This value is still not good because it has not reached the target, namely 6-Sigma. Improvement efforts to increase the sigma value include selecting raw materials, supervising operator performance, performing periodic machine maintenance, recording process treatments, interim results, and checking storage tanks. Keywords: DMAIC; Quality; RBDPO; Six Sigma PENDAHULUAN Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas hasil perkebunan dan ekspor Indonesia yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2017). Sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia pada tahun 2019 mampu memproduksi 51,828 juta ton minyak sawit dimana 47,18 ton yaitu Crude Palm Oil (CPO) dan 4,648 ton yaitu Palm Kernel Oil (PKO) (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, 2020). Seiring bertambahnya jumlah populasi yang ada di dunia, maka kebutuhan konsumsi mengenai berbagai macam produk cenderung meningkat. Hal ini tentunya juga berpengaruh pada permintaan minyak sawit sebagai bahan baku pembuatan produk pangan. Sehingga perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan daya saing agar mampu menghasilkan produk dengan kualitas tinggi dan sesuai dengan preferensi konsumen. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang yang bergerak dalam industri agribisnis. Produk-produk yang dihasilkan yaitu minyak goreng dan margarin yang sekarang ini sudah tersebar di seluruh Indonesia hingga luar negeri. Produk minyak goreng PT XYZ menggunakan bahan baku utama Crude Palm Oil (CPO) yang berasal dari kelapa sawit. Proses produksi dan Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, 113-122 p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655 114 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i2.2420 minyak goreng PT XYZ adalah sistem kontinyu dan dilakukan dalam beberapa tahapan proses yaitu proses degumming (penghilangan getah), bleaching (pemucatan), dan deodorizing (penghilangan bau) yang menghasilkan produk setengah jadi yaitu Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO kemudian dipisahkan menjadi RBDPO Olein untuk produk minyak goreng dan RBDPO Stearin untuk margarin melalui proses fraksinasi (Ulfah, 2012). Sebagai perusahaan yang berfokus pada produk konsumen berbasis kelapa sawit, kualitas produksi menjadi hal penting bagi PT XYZ. Suatu produk dapat dikatakan berkualitas apabila mampu menunjang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang dispesifikasi (Gaspersz, 2005). Akan tetapi pada proses produksi minyak di PT XYZ masih terdapat produk yang out specs artinya tidak memenuhi spesifikasi yang diharapkan atau bisa dikatakan sebagai kualitas buruk sehingga menyebabkan minyak tersebut harus diolah kembali. Banyaknya minyak yang out specs dapat meningkatkan biaya dan waktu produksi yang besar (Ginting & Ulkhaq, 2018). Hal ini tentunya dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan dan pengendalian kualitas agar dapat meminimasi produk out specs. Salah satu cara untuk pengendalian kualitas suatu produk yaitu menggunakan metode Six Sigma dengan tahapan Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC) (Sirine & Kurniawati, 2017). Six Sigma adalah konsep statistik yang dapat meminimalkan cacat dan variasi hingga 3,4 defect per million opportunities (Valles et al., 2009). Six Sigma dapat dijadikan sebagai tolak ukur kinerja sistem industri, semakin tinggi nilai sigma yang dicapai maka kinerja sistem industri semakin baik (Lestari, 2020). Penelitian-penelitian terkait dengan six sigma telah sukses diimplementasikan. Dalam pengelasan plate konstruksi baja berhasil meningkatkan nilai sigma semula 1,7 menjadi 2,1 (Rohimudin et al., 2016). Selain itu, dalam perusahaan home appliance mampu menurunkan defect sebesar 4,39% (Ahmed et al., 2018). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor utama penyebab terjadinya produk yang tidak memenuhi spesifikasi dan merekomendasikan alternatif usulan untuk mengurangi permasalahan tersebut. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui observasi secara langsung di lapangan, wawancara, serta diskusi dengan operator di Departemen RefineryFractionation. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen serta catatan perusahaan yang berhubungan dengan standar spesifikasi dan nilai parameter dari produk RBDPO. Tujuan dari dilakukannya observasi adalah untuk mempelajari proses yang ada dalam perusahaan. Tahap ini menekankan pada pengenalan dan pemahaman mengenai kondisi perusahaan dengan cara mengamati proses produksi dari awal hingga akhir dan memastikannya dengan cara wawancara secara langsung kepada operator dan kepala divisi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan Six Sigma dengan tahapan Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC). Tahap Define Tahap ini bertujuan untuk mendefinisikan masalah pada proses atau produk. Dalam tahap ini dilakukan mengidentifikasi karakteristik kualitas atau CTQ dan mengidentifikasi proses dengan diagram SIPOC (Supplier-Input-Process-OutputCustomer) (Stern, 2016). Diagram SIPOC merupakan suatu tools yang menggambarkan proses produksi dari awal hingga akhir sehingga dapat memudahkan identifikasi masalah (Pangestu & Fahma, 2019). Tahap Measure Tahap ini bertujuan untuk mengukur standar kinerja proses dalam menghasilkan produk. Dalam tahap ini dilakukan pengukuran stabilitas proses menggunakan peta kendali untuk menentukan parameter mana yang mengalami out specs, perhitungan nilai DPMO data variabel, perhitungan nilai sigma yang didapat dari tabel konversi nilai DPMO ke dalam tingkatan sigma, dan pengukuran kapabilitas proses. = P Z ≥
x 100000 + P Z ≤
x 1000000 (1) = normsinv 1 − &'() *.,,,.,,, + 1,5 (2) /01 = Min 34 , 34 (3) Tahap Analyze Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab permasalahan. Dalam tahap ini dilakukan pembuatan pareto chart untuk menganalisis out specs paling dominan dan fishbone diagram untuk menganalisis penyebab terjadinya out specs. Secara umum, dalam fishbone diagram terdapat kategori sebagai berikut (Yuanita, 2018) : 1. Man, sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 2 Desember 2020, 113-122 p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v6i2.2420 115 2. Method, bagaimana proses dilaksanakan dan persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses produksi. 3. Material, yaitu bahan mentah, bahan baku, dan bahan-bahan lainnya yang digunakan sebagai input proses produksi. 4. Machine, peralatan yang digunakan sebagai proses produksi. 5. Environment, yaitu kondisi seperti lokasi, waktu, dan suhu saat proses produksi.