Yofi Irvan Vivian, Bayu Arsiadhi Putra, Singgih Daru Kuncara, Jonathan Irene Sartika Dewi Max
{"title":"Membaca Praktik Musik Mamanda Kutai Lewat Ekosistem Musikal","authors":"Yofi Irvan Vivian, Bayu Arsiadhi Putra, Singgih Daru Kuncara, Jonathan Irene Sartika Dewi Max","doi":"10.24821/resital.v23i3.7408","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT Mamanda Kutai (Ladon) music is a crucial aspect of Mamanda Kutai's performance. This is because, without the music, Mamanda Kutai is just an ordinary drama. Mamanda is a show originating from South Kalimantan. Mamanda arrived in East Kalimantan because Kutai was one of the areas controlled by the Banjarmasin Sultanate. The heyday of Mamanda Kutai occurred when this art was performed regularly by Kutainese society (not only in the Kutai Kartanegara Ing Maradipura Sultanate as the Karesmenan Aji). In its heyday, every village in Kutai Kartanegara had Mamanda Kutai group. Nowadays, there is only one group left, namely Mamanda Panji Berseri. This study aims to find out how to preserve Mamanda Kutai music by the Mamanda performer and the government. This study used a descriptive analysis method by collecting several sources of text and interview. The sustainability of Mamanda Kutai has degenerated in terms of the existing group’s quantity. This is due to the lack of preservation of the Mamanda Kutai musical ecosystem. Some of the challenges faced by Mamanda Kutai are (1) the lack of teachers with cultural literacy; (2) the lack of economic welfare of the Kutai Mamanda performer; (3) the absence of the documentation of this art; and (4) the lack of broadcasting of Mamanda Kutai's performances. ABSTRAK Musik Mamanda Kutai (Ladon) menjadi aspek yang sangat penting pada pertunjukan Mamanda Kutai. Hal ini dikarenakan, tidak adanya Musik Mamanda Kutai maka pertunjukan ini hanya sebagai drama biasa. Mamanda merupakan pertunjukan yang berasal dari Kalimantan Selatan. Mamanda sampai di Kalimantan Timur dikarenakan Kutai menjadi salah satu daerah yang dikuasai Kesultanan Banjarmasin. Masa kejayaan Mamanda Kutai pada saat kesenian ini dipertunjukan di masyarakat (tidak hanya di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Maradipura sebagai Keresmenan Aji). Pada masa kejayaannya, setiap desa di Kutai Kartanegara memiliki kelompok Mamanda Kutai. Pada saat ini hanya tersisa satu kelompok saja, yaitu Mamanda Panji Berseri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara preservasi musik Mamanda Kutai oleh pelaku dan pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan mengumpulkan beberapa sumber literasi dan data wawancara. Keberlanjutan Mamanda Kutai mengalami kemunduran dilihat dari kuantitas kelompok yang ada. Hal ini disebabkan oleh kurangnya preservasi ekosistem musikal dari Mamanda Kutai. Beberapa tantangan yang dihadapi Mamanda Kutai yaitu (1) kurangnya guru pembawa kebudayaan; (2) kurangnya kesejahteraan ekonomi para pelaku Mamanda Kutai; (3) tidak adanya pengarsipan dari kesenian ini; dan (4) kurangnya penyiaran pertunjukan Mamanda Kutai. ","PeriodicalId":30706,"journal":{"name":"Resital Jurnal Seni Pertunjukan","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Resital Jurnal Seni Pertunjukan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24821/resital.v23i3.7408","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRACT Mamanda Kutai (Ladon) music is a crucial aspect of Mamanda Kutai's performance. This is because, without the music, Mamanda Kutai is just an ordinary drama. Mamanda is a show originating from South Kalimantan. Mamanda arrived in East Kalimantan because Kutai was one of the areas controlled by the Banjarmasin Sultanate. The heyday of Mamanda Kutai occurred when this art was performed regularly by Kutainese society (not only in the Kutai Kartanegara Ing Maradipura Sultanate as the Karesmenan Aji). In its heyday, every village in Kutai Kartanegara had Mamanda Kutai group. Nowadays, there is only one group left, namely Mamanda Panji Berseri. This study aims to find out how to preserve Mamanda Kutai music by the Mamanda performer and the government. This study used a descriptive analysis method by collecting several sources of text and interview. The sustainability of Mamanda Kutai has degenerated in terms of the existing group’s quantity. This is due to the lack of preservation of the Mamanda Kutai musical ecosystem. Some of the challenges faced by Mamanda Kutai are (1) the lack of teachers with cultural literacy; (2) the lack of economic welfare of the Kutai Mamanda performer; (3) the absence of the documentation of this art; and (4) the lack of broadcasting of Mamanda Kutai's performances. ABSTRAK Musik Mamanda Kutai (Ladon) menjadi aspek yang sangat penting pada pertunjukan Mamanda Kutai. Hal ini dikarenakan, tidak adanya Musik Mamanda Kutai maka pertunjukan ini hanya sebagai drama biasa. Mamanda merupakan pertunjukan yang berasal dari Kalimantan Selatan. Mamanda sampai di Kalimantan Timur dikarenakan Kutai menjadi salah satu daerah yang dikuasai Kesultanan Banjarmasin. Masa kejayaan Mamanda Kutai pada saat kesenian ini dipertunjukan di masyarakat (tidak hanya di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Maradipura sebagai Keresmenan Aji). Pada masa kejayaannya, setiap desa di Kutai Kartanegara memiliki kelompok Mamanda Kutai. Pada saat ini hanya tersisa satu kelompok saja, yaitu Mamanda Panji Berseri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara preservasi musik Mamanda Kutai oleh pelaku dan pemerintah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan mengumpulkan beberapa sumber literasi dan data wawancara. Keberlanjutan Mamanda Kutai mengalami kemunduran dilihat dari kuantitas kelompok yang ada. Hal ini disebabkan oleh kurangnya preservasi ekosistem musikal dari Mamanda Kutai. Beberapa tantangan yang dihadapi Mamanda Kutai yaitu (1) kurangnya guru pembawa kebudayaan; (2) kurangnya kesejahteraan ekonomi para pelaku Mamanda Kutai; (3) tidak adanya pengarsipan dari kesenian ini; dan (4) kurangnya penyiaran pertunjukan Mamanda Kutai.
马曼达库台音乐是马曼达库台演奏的重要组成部分。这是因为,没有音乐,Mamanda Kutai只是一个普通的戏剧。Mamanda是一种源自南加里曼丹的表演。Mamanda来到东加里曼丹,因为Kutai是Banjarmasin苏丹国控制的地区之一。Mamanda Kutai的全盛时期发生在这种艺术在Kutainese社会中定期表演的时候(不仅仅是在Kutai Kartanegara Ing Maradipura Sultanate作为Karesmenan Aji)。在其鼎盛时期,库泰Kartanegara的每个村庄都有Mamanda Kutai小组。如今,只剩下一个群体,即Mamanda Panji Berseri。本研究旨在探讨马曼达表演者与政府如何保护马曼达库台音乐。本研究采用了描述性分析的方法,通过收集多个来源的文本和访谈。就现有群体的数量而言,Mamanda Kutai的可持续性已经退化。这是由于马曼达库台音乐生态系统缺乏保护。Mamanda Kutai面临的一些挑战是:(1)缺乏具有文化素养的教师;(2)库台马曼达表演者经济福利匮乏;(三)没有本条规定的文件;(4) Mamanda Kutai的表演缺乏广播。音乐Mamanda Kutai (Ladon) menjadi ask yang sangat penting pada pertunjukan Mamanda Kutai。哈尔尼dikarenakan, tidak adanya音乐Mamanda Kutai maka pertunjukan ini hanna sebagai戏剧biasa。Mamanda merupakan pertunjukan yang berasal dari Kalimantan Selatan。Mamanda sampai di Kalimantan Timur dikarenakan Kutai menjadi salah satu daerah yang disultanan Banjarmasin。Masa kejayaan Mamanda Kutai pada saat kesenian ini dipertunjukan di masyarakat (tidak hanya di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Maradipura sebagai Keresmenan Aji)。Pada masa kejayaannya,设置desa di Kutai Kartanegara memoriliki kelompok Mamanda Kutai。Pada saat ini hanya tersisa satu kelompok saja, yitu Mamanda Panji Berseri。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara preservasi music Mamanda Kutai oleh pelaku dan peremerintah。Penelitian ini mongunakan方法描述分析了邓安menggunakan的数量文献资料。Keberlanjutan Mamanda Kutai mengalami kemunduran dilihat dari kuantitas kelompok yang ada。在古台中保存音乐系统。Beberapa tantangan yang dihadapi Mamanda Kutai yitu (1) kurangnya guru pembawa kebudayaan;(2) kurangnya kesejahteraan ekonomi para pelaku Mamanda Kutai;(3) tidak adanya pengarsipan dari kesenian ini;(4) kurangnya penyiaran pertunjukan Mamanda Kutai。