Musik Senggayung Desa Gerai Kabupaten Ketapang : Kajian Bentuk Dan Identitas Budaya

Harriska Harriska
{"title":"Musik Senggayung Desa Gerai Kabupaten Ketapang : Kajian Bentuk Dan Identitas Budaya","authors":"Harriska Harriska","doi":"10.24821/resital.v19i3.3336","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan menganalisis bentuk musik senggayung yang mencerminkan identitas budaya masyarakat desa Gerai Kabupaten Ketapang. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan desain penelitian studi kasus interpretatif. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen. Serta menggunakan teknik triangulasi sumber dan data untuk menjaga validitasnya. Sedangkan teknik analisis data dilakukan melaui proses reduksi, penyajian, dan penarikan simpulan (verifikasi). Hasil penelitian ini menunjukkan, musik senggayung merupakan musik yang mencerminkan identitas budaya masyarakat desa Gerai Kabupaten Ketapang. Musik senggayung hanya ada di daerah gerai, musik unik yang tidak dimiliki daerah lain. Jika dilihat dari organologinya, senggayung tergolong kedalam alat musik idiophone yang terbuat dari bambu. Yang membuat menarik, penggunaan alat musik senggayung hanya bisa untuk sekali pakai pada satu upacara, tidak bisa digunakan lagi untuk upacara lainnya jika jarak waktu upacara lebih dari 3-4 hari. Hal ini berkaitan dengan timbre yang dihasilkan oleh bambu. Musik senggayung biasa digunakan untuk mengiringi proses upacara-upacara masyarakat desa Gerai. Beberapa faktor-faktor pembentuk identitas budaya yaitu (1) kepercayaan, (2) bahasa, (3) pola prilaku, sudah tercermin dalam senggayung.This study aims to analyze the shape of senggayung music that reflects the cultural identity of the village community of Ketapang regency. The research method used qualitative descriptive with interpretative case study research design. The data were collected by observation, interview, and document study. As well as using triangulation techniques of sources and data to maintain its validity. While the data analysis technique is done through the process of reduction, presentation, and withdrawal of conclusion (verification). The results of this study indicate, senggayung music is a music that reflects the cultural identity of the village community of Ketapang regency. Senggayung music only exist in the area of outlets, unique music that is not owned by other regions. When viewed from the organology, senggayung belong to idiophone musical instruments made of bamboo. What makes it interesting, the use of senggayung musical instruments can only be for one use at a ceremony, can not be used anymore for other ceremonies if the distance of ceremony time more than 3-4 days. This is related to the timbre produced by bamboo. Senggayung music is used to accompany the process of ceremonies of Gerai village community. Some of the factors that make up the cultural identity are (1) belief, (2) language, (3) behavior pattern, already reflected in senggayung.Keywords: Senggayung, Cultural Identity","PeriodicalId":30706,"journal":{"name":"Resital Jurnal Seni Pertunjukan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Resital Jurnal Seni Pertunjukan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24821/resital.v19i3.3336","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis bentuk musik senggayung yang mencerminkan identitas budaya masyarakat desa Gerai Kabupaten Ketapang. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan desain penelitian studi kasus interpretatif. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumen. Serta menggunakan teknik triangulasi sumber dan data untuk menjaga validitasnya. Sedangkan teknik analisis data dilakukan melaui proses reduksi, penyajian, dan penarikan simpulan (verifikasi). Hasil penelitian ini menunjukkan, musik senggayung merupakan musik yang mencerminkan identitas budaya masyarakat desa Gerai Kabupaten Ketapang. Musik senggayung hanya ada di daerah gerai, musik unik yang tidak dimiliki daerah lain. Jika dilihat dari organologinya, senggayung tergolong kedalam alat musik idiophone yang terbuat dari bambu. Yang membuat menarik, penggunaan alat musik senggayung hanya bisa untuk sekali pakai pada satu upacara, tidak bisa digunakan lagi untuk upacara lainnya jika jarak waktu upacara lebih dari 3-4 hari. Hal ini berkaitan dengan timbre yang dihasilkan oleh bambu. Musik senggayung biasa digunakan untuk mengiringi proses upacara-upacara masyarakat desa Gerai. Beberapa faktor-faktor pembentuk identitas budaya yaitu (1) kepercayaan, (2) bahasa, (3) pola prilaku, sudah tercermin dalam senggayung.This study aims to analyze the shape of senggayung music that reflects the cultural identity of the village community of Ketapang regency. The research method used qualitative descriptive with interpretative case study research design. The data were collected by observation, interview, and document study. As well as using triangulation techniques of sources and data to maintain its validity. While the data analysis technique is done through the process of reduction, presentation, and withdrawal of conclusion (verification). The results of this study indicate, senggayung music is a music that reflects the cultural identity of the village community of Ketapang regency. Senggayung music only exist in the area of outlets, unique music that is not owned by other regions. When viewed from the organology, senggayung belong to idiophone musical instruments made of bamboo. What makes it interesting, the use of senggayung musical instruments can only be for one use at a ceremony, can not be used anymore for other ceremonies if the distance of ceremony time more than 3-4 days. This is related to the timbre produced by bamboo. Senggayung music is used to accompany the process of ceremonies of Gerai village community. Some of the factors that make up the cultural identity are (1) belief, (2) language, (3) behavior pattern, already reflected in senggayung.Keywords: Senggayung, Cultural Identity
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
这项研究的目的是分析一种反映了摄政农村文化认同的senggayung音乐形式。研究方法采用描述性定性与解释性案例研究设计。用观察技术、采访和文档研究收集研究数据。并使用源和数据三角测量技术来保持其有效性。同时,数据分析技术是通过还原、呈现和验证进程进行的。研究结果表明,senggayung音乐是一种反映了摄政农村文化认同的音乐。senggayung音乐只存在于一个社区,这是一种独一无二的音乐,其他地区没有。风琴的形状使琴双管齐下成为竹制的主音。有趣的是,senggayung乐器的使用只能在一个仪式上使用,如果练习时间超过3-4天,就不能用于其他仪式。它与竹子产生的轮胎有关。舞曲常用于配合村村集市的仪式。一些文化认同因素:(1)信仰,(2)语言,(3)行为模式,已经在宋庆反映出来。这是一项研究,分析了反映乡村舞蹈社区文化本质的音乐形象。研究方法已被用于解释案例研究设计。数据由观察、采访和文档研究收集。美国使用sources和数据的技术三角来维护其有效性。虽然技术分析数据是通过减少、陈述和终止验证的过程进行的。这项研究的结果是即兴的音乐反映了乡村舞蹈社区的文化身份。即兴音乐是唯一的出路,唯一的音乐是由其他地区禁止的。当从风琴来看的时候,宋格需要熟悉音乐乐器来做竹子。有趣的是,音乐家的使用只能在仪式上只用一次,如果庆祝的时间超过3-4天,就不再用在其他仪式上了。这和竹子生产的轮胎有关。宋格音乐曾经是一个乡村社区的展览会。构成文化身份的一些因素(1)相信,(2)语言,(3)行为模式,已经对环境进行了反思。重点词:Senggayung,文化身份
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
27
审稿时长
4 weeks
期刊最新文献
Konsep Kempel dalam Keprakan dan Dhodhogan pada Pergelaran Wayang Golek Menak Gaya Yogyakarta Tembang Macapat Sebagai Metode Untuk Penanaman Dasar-Dasar Musikalitas Pengaruh Mendengarkan Musik Terhadap Kondisi Rilaksasi Membaca Praktik Musik Mamanda Kutai Lewat Ekosistem Musikal PRIYANGGA: Sebuah Komposisi Karawitan dalam Perspektif Personal
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1