{"title":"Geger Muktamar NU ke-29 di Cipasung 1994","authors":"Nur Fadilah Yusuf","doi":"10.17977/um081v2i42022p563-575","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article discusses the political intervention carried out by President Soeharto and the New Order government against the implementation of the Nahdlatul Ulama (NU) Congress when Kiai Abdurrahman Wahid (Gus Dur) was about to nominate himself as general chairman for the third term in 1994. This article also explains how the chronology of the feud between Gus Dur and the New Order government, so that the implementation of the 29th NU Congress in Cipasung became a national political contestation at stake. This article also discusses the role of President Soeharto and the New Order Government when campaigning ahead of the NU Congress by agitating and propaganda and preparing alternative candidates such as Abu Hasan. This study uses historical methods according to Louis Gottschalk, namely heuristics, source criticism, interpretation and historiography. In addition, the political approach is used in this article and the theory of power according to Hobbes is the analytical knife for the author in reconstructing this research. The purpose of the research results from this article is to review the past conflict between Gus Dur and the New Order Government, the political strategy carried out by President Soeharto and the New Order Government in the implementation of the 29th NU Congress in Cipasung and the importance of NU for the New Order Government and President Soeharto. in determining national policy.Artikel ini membahas tentang intervensi politik yang dilakukan oleh Presiden Soeharto dan Pemerintah Orde Baru terhadap pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ketika Kiai Abdurrahman Wahid (Gus Dur) akan mencalonkan dirinya sebagai ketua umum untuk periode ketiga tahun 1994. Dalam artikel ini juga menjelaskan bagaimana kronologi dari perseteruan antara Gus Dur dengan Pemerintah Orde Baru, sehingga dalam pelaksanaan Muktamar NU ke-29 di Cipasung menjadi pertaruhan kontestasi perpolitikkan nasional. Artikel ini juga membahas mengenai peran Presiden Soeharto dan Pemerintah Orde Baru saat melakukan kampanye menjelang perhelatan Muktamar NU dengan melakukan agitasi dan propaganda serta menyiapkan calon alternatif seperti Abu Hasan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah menurut Louis Gottschalk yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Selain itu, pendekatan politik digunakan dalam artikel ini dan teori kekuasaan menurut Hobbes yang menjadi pisau analisis bagi penulis dalam merekonstruksi penelitian ini. Tujuan hasil penelitian dari artikel ini yaitu mengulas mengenai konflik masa silam antara Gus Dur dan Pemerintah Orde Baru, strategi politik yang dilakukan oleh Presiden Soeharto dan Pemerintah Orde Baru dalam pelaksanaan Muktamar NU ke-29 di Cipasung dan pentingnya NU bagi Pemerintah Orde Baru dan Presiden Soeharto dalam menentukan kebijakan nasional. ","PeriodicalId":40352,"journal":{"name":"Journal of Modern Russian History and Historiography","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Modern Russian History and Historiography","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17977/um081v2i42022p563-575","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q3","JCRName":"HISTORY","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
This article discusses the political intervention carried out by President Soeharto and the New Order government against the implementation of the Nahdlatul Ulama (NU) Congress when Kiai Abdurrahman Wahid (Gus Dur) was about to nominate himself as general chairman for the third term in 1994. This article also explains how the chronology of the feud between Gus Dur and the New Order government, so that the implementation of the 29th NU Congress in Cipasung became a national political contestation at stake. This article also discusses the role of President Soeharto and the New Order Government when campaigning ahead of the NU Congress by agitating and propaganda and preparing alternative candidates such as Abu Hasan. This study uses historical methods according to Louis Gottschalk, namely heuristics, source criticism, interpretation and historiography. In addition, the political approach is used in this article and the theory of power according to Hobbes is the analytical knife for the author in reconstructing this research. The purpose of the research results from this article is to review the past conflict between Gus Dur and the New Order Government, the political strategy carried out by President Soeharto and the New Order Government in the implementation of the 29th NU Congress in Cipasung and the importance of NU for the New Order Government and President Soeharto. in determining national policy.Artikel ini membahas tentang intervensi politik yang dilakukan oleh Presiden Soeharto dan Pemerintah Orde Baru terhadap pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ketika Kiai Abdurrahman Wahid (Gus Dur) akan mencalonkan dirinya sebagai ketua umum untuk periode ketiga tahun 1994. Dalam artikel ini juga menjelaskan bagaimana kronologi dari perseteruan antara Gus Dur dengan Pemerintah Orde Baru, sehingga dalam pelaksanaan Muktamar NU ke-29 di Cipasung menjadi pertaruhan kontestasi perpolitikkan nasional. Artikel ini juga membahas mengenai peran Presiden Soeharto dan Pemerintah Orde Baru saat melakukan kampanye menjelang perhelatan Muktamar NU dengan melakukan agitasi dan propaganda serta menyiapkan calon alternatif seperti Abu Hasan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah menurut Louis Gottschalk yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Selain itu, pendekatan politik digunakan dalam artikel ini dan teori kekuasaan menurut Hobbes yang menjadi pisau analisis bagi penulis dalam merekonstruksi penelitian ini. Tujuan hasil penelitian dari artikel ini yaitu mengulas mengenai konflik masa silam antara Gus Dur dan Pemerintah Orde Baru, strategi politik yang dilakukan oleh Presiden Soeharto dan Pemerintah Orde Baru dalam pelaksanaan Muktamar NU ke-29 di Cipasung dan pentingnya NU bagi Pemerintah Orde Baru dan Presiden Soeharto dalam menentukan kebijakan nasional.
本文讨论了1994年,当吉埃·阿卜杜勒拉赫曼·瓦希德(古斯·杜尔)即将提名自己为第三任期的总主席时,苏哈托总统和新秩序政府对Nahdlatul Ulama (NU)大会的实施所进行的政治干预。这篇文章也解释了古斯·杜尔和新秩序政府之间的不和是如何发生的,以至于在恰帕松召开的第29次全国代表大会成为了一场事关重大的全国性政治斗争。本文亦讨论苏哈托总统与新秩序政府在NU大会前的竞选活动中所扮演的角色,包括鼓动与宣传,以及准备替代候选人,例如Abu Hasan。本研究采用了戈特沙尔克的历史方法,即启发式法、源批判法、解释法和史学法。此外,本文运用了政治方法,霍布斯的权力理论是作者重构这一研究的分析利刀。本文的研究结果旨在回顾古斯杜尔与新秩序政府之间过去的冲突,苏哈托总统和新秩序政府在实施第29届全国代表大会时所采取的政治策略,以及努斯杜尔对新秩序政府和苏哈托总统的重要性。在决定国家政策方面。杨Artikel ini membahas tentang intervensi政治dilakukan oleh pokalchuk主席Soeharto丹Pemerintah奥德巴鲁terhadap pelaksanaan Muktamar Nahdlatul乌力马(ν)ketika Kiai总统瓦希德(Gus大调的)阿坎人mencalonkan dirinya sebagai ketua umum为她里面ketiga tahun 1994。我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。Artikel - ini juga的成员包括马来西亚总统苏哈托(soharto)和马来西亚国家元首(Orde Baru),以及马来西亚国家元首(melakukan kampanye menjelang perhelatan Muktamar),以及马来西亚国家元首(melakukan agititasi)和宣传部长(meniakapkan calon)。Penelitian, ini menggunakan方法,sejarah menurn; Louis Gottschalk; yitu启发式,批判数量,解释和史学。他说:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说。”Tujuan hasil penelitian达里语artikel ini yaitu mengulas mengenai konflik玛莎silam安塔拉Gus大调的丹•Pemerintah奥德巴鲁strategi政治杨dilakukan oleh pokalchuk主席Soeharto丹Pemerintah奥德巴鲁dalam pelaksanaan Muktamarνke-29 di Cipasung丹pentingnyaνbagi Pemerintah奥德巴鲁丹总统Soeharto dalam menentukan kebijakan阵线。