Perbandingan Kandungan Senyawa Kimia dan Aktivitas Antibakteri terhadap MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus) Beberapa Minyak Atsiri Daun Salam (Syzygium polyanthum)
Muhammad Salman Fareza, E. D. Utami, Elesenda May GIta, Vintya Roosalinda Permatasari, Tryandika Telaumbanua, Nur Amalia Choironi
{"title":"Perbandingan Kandungan Senyawa Kimia dan Aktivitas Antibakteri terhadap MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus) Beberapa Minyak Atsiri Daun Salam (Syzygium polyanthum)","authors":"Muhammad Salman Fareza, E. D. Utami, Elesenda May GIta, Vintya Roosalinda Permatasari, Tryandika Telaumbanua, Nur Amalia Choironi","doi":"10.20961/alchemy.15.2.25736.302-314","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Daun Syzygium polyanthum secara tradisional telah digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Kandungan kimia dari minyak atsri dari suatu tanaman dipengaruhi oleh daerah asal tumbuhnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komponen minyak atsiri daun S. polyanthum dari Bekasi, Lembang, Purwokerto Baturaden dan Curup, serta aktivitas antibakterinya terhadap MRSA Minyak atsiri daun S. polyanthum diperoleh dengan metode destilasi uap. Kandungan komponen senyawa pada minyak atsiri dianalisis menggunakan GC-MS. Sifat antibakteri minyak atisri dievaluasi menggunakan metode difusi cakram pada rentang konsentrasi 12 ̶ 100 ppm. Rendemen minyak atsiri daun S. polyanthum yang diperoleh dari Bekasi, Lembang, Purwokerto Baturaden dan Curup berturut-turut sebesar 0,03%; 0,06%; 0,072%; 0,120% dan 0,067%. Hasil analisis GC-MS komponen minyak atsiri daun S. polyanthum dari berbagai daerah tersebut memperlihatkan senyawa aldehid dan terpenoid sebagai komponen utama. Minyak atsiri daun S. polyanthum dari Bekasi, Purwokerto, Baturaden dan Curup dapat memberikan daya hambat terhadap MRSA sebesar 9,2 ̶ 15,3 mm, sedangkan minyak atsiri dari Lembang tidak memberikan daya hambat. Minyak atsiri daun S. polyanthum daerah Baturaden memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri MRSA lebih baik dibandingkan daerah lainnya yaitu 15,3 mm pada konsentrasi 100 ppm dengan kategori intermediet. Penelitian mengenai perbandingan komponen kimia dan sifat antibakteri MRSA minyak atsiri daun S. polyanthum dari berbagai daerah ini baru pertama kali dilaporkan.","PeriodicalId":7926,"journal":{"name":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","volume":"55 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Alchemy: Jurnal Penelitian Kimia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20961/alchemy.15.2.25736.302-314","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Daun Syzygium polyanthum secara tradisional telah digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Kandungan kimia dari minyak atsri dari suatu tanaman dipengaruhi oleh daerah asal tumbuhnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui komponen minyak atsiri daun S. polyanthum dari Bekasi, Lembang, Purwokerto Baturaden dan Curup, serta aktivitas antibakterinya terhadap MRSA Minyak atsiri daun S. polyanthum diperoleh dengan metode destilasi uap. Kandungan komponen senyawa pada minyak atsiri dianalisis menggunakan GC-MS. Sifat antibakteri minyak atisri dievaluasi menggunakan metode difusi cakram pada rentang konsentrasi 12 ̶ 100 ppm. Rendemen minyak atsiri daun S. polyanthum yang diperoleh dari Bekasi, Lembang, Purwokerto Baturaden dan Curup berturut-turut sebesar 0,03%; 0,06%; 0,072%; 0,120% dan 0,067%. Hasil analisis GC-MS komponen minyak atsiri daun S. polyanthum dari berbagai daerah tersebut memperlihatkan senyawa aldehid dan terpenoid sebagai komponen utama. Minyak atsiri daun S. polyanthum dari Bekasi, Purwokerto, Baturaden dan Curup dapat memberikan daya hambat terhadap MRSA sebesar 9,2 ̶ 15,3 mm, sedangkan minyak atsiri dari Lembang tidak memberikan daya hambat. Minyak atsiri daun S. polyanthum daerah Baturaden memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri MRSA lebih baik dibandingkan daerah lainnya yaitu 15,3 mm pada konsentrasi 100 ppm dengan kategori intermediet. Penelitian mengenai perbandingan komponen kimia dan sifat antibakteri MRSA minyak atsiri daun S. polyanthum dari berbagai daerah ini baru pertama kali dilaporkan.