{"title":"Wacana Gender dan Relasi Kuasa dalam Cerpen Kuzuha No Issei Karya Matsuda Aoko","authors":"Cahya Tahta Maghfira, Esther Risma Purba","doi":"10.24843/jh.2023.v27.i02.p01","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study aims to analyze the issues of gender gap in contemporary Japanese society that represented in the short story of Kuzuha no Issei, along with the things that had been became the roots of these problems. Because the issue of gender gap was influenced by social constructions and stereotypes, this study will use a general gender theory approach and associated with Michael Foucault’s power relations. The result shows there are six gender gap issues that arise in the short story of Kuzuha no Issei. That was ‘women should not stand out’, ‘women and simple jobs’, ‘someone ability was judged by gender’, ‘women as housewives’, ‘demure Japanese women’, and ‘women and men as the victims of government discourses’. This phenomenon was influenced by the patriarchal system, IE, traditional gender stereotypes such as ry?sai kenbo and yamato nadeshiko, as well as the discourses in Japanese society which had been normalized to form doctrines and social constrctions. \n \nPenelitian ini bertujuan menganalisa isu-isu kesenjangan gender di tengah masyarakat Jepang kontemporer dalam cerita Kuzuha no Issei, beserta hal-hal yang menjadi akar dari permasalahan tersebut. Karena isu kesenjangan gender ini dipengaruhi oleh konstruksi dan stereotip sosial, maka digunakan pendekatan kritis dengan teori gender dan dikaitkan dengan relasi kuasa dari Michael Foucault. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat enam isu kesenjangan gender dalam cerita Kuzuha no Issei, yaitu perempuan tidak boleh menonjol, perempuan dan pekerjaan sederhana, kemampuan seseorang dinilai berdasarkan gender, perempuan sebagai ibu rumah tangga, perempuan harus menjaga sikap, serta perempuan dan laki-laki sebagai korban diskursus pemerintah. Fenomena ini dipengaruhi oleh sistem patriarki, IE, stereotip gender tradisional seperti ry?sai kenbo dan yamato nadeshiko, serta diskursus dalam masyarakat yang dinormalisasi sehingga membentuk doktrin dan konstruksi sosial.","PeriodicalId":33426,"journal":{"name":"Humanis","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Humanis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24843/jh.2023.v27.i02.p01","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
This study aims to analyze the issues of gender gap in contemporary Japanese society that represented in the short story of Kuzuha no Issei, along with the things that had been became the roots of these problems. Because the issue of gender gap was influenced by social constructions and stereotypes, this study will use a general gender theory approach and associated with Michael Foucault’s power relations. The result shows there are six gender gap issues that arise in the short story of Kuzuha no Issei. That was ‘women should not stand out’, ‘women and simple jobs’, ‘someone ability was judged by gender’, ‘women as housewives’, ‘demure Japanese women’, and ‘women and men as the victims of government discourses’. This phenomenon was influenced by the patriarchal system, IE, traditional gender stereotypes such as ry?sai kenbo and yamato nadeshiko, as well as the discourses in Japanese society which had been normalized to form doctrines and social constrctions.
Penelitian ini bertujuan menganalisa isu-isu kesenjangan gender di tengah masyarakat Jepang kontemporer dalam cerita Kuzuha no Issei, beserta hal-hal yang menjadi akar dari permasalahan tersebut. Karena isu kesenjangan gender ini dipengaruhi oleh konstruksi dan stereotip sosial, maka digunakan pendekatan kritis dengan teori gender dan dikaitkan dengan relasi kuasa dari Michael Foucault. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat enam isu kesenjangan gender dalam cerita Kuzuha no Issei, yaitu perempuan tidak boleh menonjol, perempuan dan pekerjaan sederhana, kemampuan seseorang dinilai berdasarkan gender, perempuan sebagai ibu rumah tangga, perempuan harus menjaga sikap, serta perempuan dan laki-laki sebagai korban diskursus pemerintah. Fenomena ini dipengaruhi oleh sistem patriarki, IE, stereotip gender tradisional seperti ry?sai kenbo dan yamato nadeshiko, serta diskursus dalam masyarakat yang dinormalisasi sehingga membentuk doktrin dan konstruksi sosial.
本研究旨在分析《铃叶一生》这篇短篇小说所表现的当代日本社会的性别差距问题,以及这些问题的根源是什么。由于性别差距问题受到社会建构和刻板印象的影响,本研究将采用一般的性别理论方法,并与福柯的权力关系相结合。结果显示,在短篇小说《菊叶二世》中出现了六个性别差异问题。那就是“女性不应该脱颖而出”、“女性和简单的工作”、“某人的能力被性别评判”、“女性是家庭主妇”、“端庄的日本女性”以及“女性和男性都是政府话语的受害者”。这一现象受到父权制度的影响,例如,传统的性别刻板印象,如ry?以及日本社会中被规范化形成学说和社会建构的话语。Penelitian ini bertujuan menganalisa isu-isu kesenjangan gender di tengah masyarakat Jepang kontemporer dalam cerita Kuzuha no Issei, beserta hal-hal yang menjadi akar dari permasalahan tersebut。迈克尔·福柯(Michael Foucault)。Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat enam isu kesenjangan gender dalam cerita Kuzuha no Issei, yitu perempuan tidak boleh menonjol, perempuan dan pekerjaan sederhana, kemampuan seseorang dinilai berdasarkan gender, perempuan sebagai ibu rumah tangga, perempuan harus menjaga sikap, serta perempuan dan laki-laki sebagai korban diskursus peremintah。社会制度、父权制、IE、刻板的性别观念、传统的性别观念?赛kenbo Dan yamato nadeshiko, serta diskursus dalam masyarakat Yang dinormalisasi seingga membentuk doktrin Dan konstruksi social。