{"title":"该地区的动态、问题和政策管理塑料垃圾的含义","authors":"S. Fitri, Ray Ferza","doi":"10.47441/jkp.v15i1.40","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Plastic usage in society has become an issue that should be addressed correctly. In an international study entitled Plastic Waste Associated with Disease on Coral Reefs Indonesia was one of the most productive plastic polluters to the ocean by the period of 2010-2025. In order to address it, The Government had enacted various hierarchical policy be it, national- local. The result was far from optimal since Plastics still placed to be the second-largest waste with high possibility unprocessed in the landfill. The current condition of the landfill was vastly open dump instead of processed management. Ministry of Home Affairs as the pivot of the national government in the regions needs to learn and supervise waste management policies by the locals. This research aimed to elaborate on the dynamics, problems, and implications of waste management policy in regions. Based on qualitative method with descriptive approach. this research found that local plastic management within the regions quiets unproductive since several multilevel policies yet to be synergized. Government, be it national or locals, indicated improvement in waste management policy at the regions. In line with that, The National Government advised taking actions as the following; inter-ministerial coordination; research and technology integration; optimizing technical coordination forum between the ministry of home affairs and other executive organs; coordinate with rural ministry to open an alternative for waste improvement by the village allocation fund; tipping fee acceleration policy for the local government; PKK instruction to embrace society-based policy of waste reduction. \nAbstrak \nPenggunaan plastik dalam kehidupan manusia menjadi persoalan yang harus diselesaikan dengan tepat. Studi internasional berjudul “Plastic Waste Associated with Disease on Coral Reefs” menyebutkan bahwa Indonesia termasuk negara yang diproyeksikan paling banyak menebarkan sampah plastik ke laut dalam kurun waktu 2010-2025. Untuk menangani hal ini, pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan hirarkis pusat-daerah. Sejauh ini, hasil dari kebijakan yang ada masih kurang optimal karena plastik di Indonesia masih menjadi jenis sampah terbanyak kedua yang tertimbun di TPA tanpa diproses. Saat ini kondisi TPA di Indonesia masih mengedepankan aktivitas timbun (dumping) bukan aktivitas mengolah. Kementerian Dalam Negeri sebagai poros pemerintah pusat di daerah, dipandang perlu untuk mengkaji dan membina kebijakan pengelolaan sampah di pemerintahan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis problematika dan implikasi kebijakan pengelolaan sampah plastik di daerah. Berdasarkan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, penelitian ini menemukan bahwa kebijakan pengelolaan sampah plastik di daerah belum produktif karena kebijakan terkait di berbagai tingkatan pemerintahan belum sinergi. Pemerintah, baik pusat dan daerah menunjukkan indikasi perbaikan kebijakan pengelolaan sampah. Sejalan dengan itu, pemerintah pusat disarankan untuk mengambil langkah-langkah sebagai berikut; melakukan sinergi dan koordinasi lintas kementerian; integrasi kebijakan riset teknologi; optimalisasi rapat koordinasi teknis antara Kemendagri dengan K/L terkait; koordinasi dengan Kementerian Desa untuk membuka alternatif pembiayaan pengelolaan sampah melalui dana desa; akselerasi kebijakan tipping fee bagi pemerintah daerah; instruksi PKK di daerah untuk mendukung kebijakan pengurangan sampah plastik berbasis masyarakat.","PeriodicalId":443153,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Pembangunan","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Dinamika, Problematika, Dan Implikasi Kebijakan Pengelolaan Sampah Plastik Di Daerah\",\"authors\":\"S. Fitri, Ray Ferza\",\"doi\":\"10.47441/jkp.v15i1.40\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Plastic usage in society has become an issue that should be addressed correctly. In an international study entitled Plastic Waste Associated with Disease on Coral Reefs Indonesia was one of the most productive plastic polluters to the ocean by the period of 2010-2025. In order to address it, The Government had enacted various hierarchical policy be it, national- local. The result was far from optimal since Plastics still placed to be the second-largest waste with high possibility unprocessed in the landfill. The current condition of the landfill was vastly open dump instead of processed management. Ministry of Home Affairs as the pivot of the national government in the regions needs to learn and supervise waste management policies by the locals. This research aimed to elaborate on the dynamics, problems, and implications of waste management policy in regions. Based on qualitative method with descriptive approach. this research found that local plastic management within the regions quiets unproductive since several multilevel policies yet to be synergized. Government, be it national or locals, indicated improvement in waste management policy at the regions. In line with that, The National Government advised taking actions as the following; inter-ministerial coordination; research and technology integration; optimizing technical coordination forum between the ministry of home affairs and other executive organs; coordinate with rural ministry to open an alternative for waste improvement by the village allocation fund; tipping fee acceleration policy for the local government; PKK instruction to embrace society-based policy of waste reduction. \\nAbstrak \\nPenggunaan plastik dalam kehidupan manusia menjadi persoalan yang harus diselesaikan dengan tepat. Studi internasional berjudul “Plastic Waste Associated with Disease on Coral Reefs” menyebutkan bahwa Indonesia termasuk negara yang diproyeksikan paling banyak menebarkan sampah plastik ke laut dalam kurun waktu 2010-2025. Untuk menangani hal ini, pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan hirarkis pusat-daerah. Sejauh ini, hasil dari kebijakan yang ada masih kurang optimal karena plastik di Indonesia masih menjadi jenis sampah terbanyak kedua yang tertimbun di TPA tanpa diproses. Saat ini kondisi TPA di Indonesia masih mengedepankan aktivitas timbun (dumping) bukan aktivitas mengolah. Kementerian Dalam Negeri sebagai poros pemerintah pusat di daerah, dipandang perlu untuk mengkaji dan membina kebijakan pengelolaan sampah di pemerintahan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis problematika dan implikasi kebijakan pengelolaan sampah plastik di daerah. Berdasarkan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, penelitian ini menemukan bahwa kebijakan pengelolaan sampah plastik di daerah belum produktif karena kebijakan terkait di berbagai tingkatan pemerintahan belum sinergi. Pemerintah, baik pusat dan daerah menunjukkan indikasi perbaikan kebijakan pengelolaan sampah. Sejalan dengan itu, pemerintah pusat disarankan untuk mengambil langkah-langkah sebagai berikut; melakukan sinergi dan koordinasi lintas kementerian; integrasi kebijakan riset teknologi; optimalisasi rapat koordinasi teknis antara Kemendagri dengan K/L terkait; koordinasi dengan Kementerian Desa untuk membuka alternatif pembiayaan pengelolaan sampah melalui dana desa; akselerasi kebijakan tipping fee bagi pemerintah daerah; instruksi PKK di daerah untuk mendukung kebijakan pengurangan sampah plastik berbasis masyarakat.\",\"PeriodicalId\":443153,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kebijakan Pembangunan\",\"volume\":\"3 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-06-14\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kebijakan Pembangunan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47441/jkp.v15i1.40\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kebijakan Pembangunan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47441/jkp.v15i1.40","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
摘要
塑料在社会中的使用已经成为一个应该正确解决的问题。在一项名为“塑料废物与珊瑚礁疾病相关”的国际研究中,印度尼西亚是2010-2025年期间海洋中最多产的塑料污染者之一。为了解决这个问题,政府制定了各种等级政策,无论是国家还是地方。结果远非理想,因为塑料仍然是第二大垃圾,很可能在垃圾填埋场未经处理。目前填埋场的现状是大面积露天倾倒,没有进行处理管理。作为中央政府在地方的支点,内政部需要学习和监督地方的废物管理政策。本研究旨在阐述区域废物管理政策的动态、问题和影响。基于定性方法与描述性方法。本研究发现,由于若干多层政策尚未协同作用,区域内的局部塑料管理仍然是非生产性的。国家或地方政府都表示改善了各区域的废物管理政策。为此,国民政府建议采取以下行动:部际协调;研究与技术整合;优化内政部与其他行政机关的技术协调论坛;与农村部门协调,由村庄拨款为废物改善开辟一个替代方案;地方政府的小费加速政策;库尔德工人党指示采取以社会为基础的减少废物政策。【摘要】彭家南塑料制品的研究进展。国际学术研究"塑料废物与珊瑚礁疾病有关"印度尼西亚termasuk negara yang diproyeksikan paling banyak menebarkan sampah plastik ke laut dalam kurun waktu 2010-2025。Untuk menangani hal ini, permerintelah menetapkan berbagai kebijakan hirarkis pusat-daerah。Sejauh ini, hasil dari kebijakan yang ada masih kurang优化karena plastik di印度尼西亚masih menjadi jenis sampah terbanyak kedua yang tertimbun di TPA tanpa didis。Saat ini kondisi TPA di Indonesia masih mengedepankan aktivitas timbun(倾销)bukan aktivitas mengolah。Kementerian Dalam Negeri sebagai poros pemerintah pusat di daerah, dipandang perlu untuk mengkaji dan membina kebijakan penelolaan sampah di pemerintahan daerah。Penelitian ini bertujuan untuk menganalysis问题,但implikasi kebijakan penelolaan sampah plastik di daerah。纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法:纸浆加工方法这句话的意思是:“我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。”我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。Melakukan sinergi Dan koordinasi lintas kementerian;Integrasi kebijakan riset技术;最优状态下的数据采集、数据采集、数据采集、数据采集、数据采集和数据采集;三种植物的代用植物、代用植物、代用植物和代用植物;Akselerasi kebijakan小费bagi pemerintah daerah;工人党,工人党,工人党,工人党,工人党,工人党,工人党,工人党
Dinamika, Problematika, Dan Implikasi Kebijakan Pengelolaan Sampah Plastik Di Daerah
Plastic usage in society has become an issue that should be addressed correctly. In an international study entitled Plastic Waste Associated with Disease on Coral Reefs Indonesia was one of the most productive plastic polluters to the ocean by the period of 2010-2025. In order to address it, The Government had enacted various hierarchical policy be it, national- local. The result was far from optimal since Plastics still placed to be the second-largest waste with high possibility unprocessed in the landfill. The current condition of the landfill was vastly open dump instead of processed management. Ministry of Home Affairs as the pivot of the national government in the regions needs to learn and supervise waste management policies by the locals. This research aimed to elaborate on the dynamics, problems, and implications of waste management policy in regions. Based on qualitative method with descriptive approach. this research found that local plastic management within the regions quiets unproductive since several multilevel policies yet to be synergized. Government, be it national or locals, indicated improvement in waste management policy at the regions. In line with that, The National Government advised taking actions as the following; inter-ministerial coordination; research and technology integration; optimizing technical coordination forum between the ministry of home affairs and other executive organs; coordinate with rural ministry to open an alternative for waste improvement by the village allocation fund; tipping fee acceleration policy for the local government; PKK instruction to embrace society-based policy of waste reduction.
Abstrak
Penggunaan plastik dalam kehidupan manusia menjadi persoalan yang harus diselesaikan dengan tepat. Studi internasional berjudul “Plastic Waste Associated with Disease on Coral Reefs” menyebutkan bahwa Indonesia termasuk negara yang diproyeksikan paling banyak menebarkan sampah plastik ke laut dalam kurun waktu 2010-2025. Untuk menangani hal ini, pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan hirarkis pusat-daerah. Sejauh ini, hasil dari kebijakan yang ada masih kurang optimal karena plastik di Indonesia masih menjadi jenis sampah terbanyak kedua yang tertimbun di TPA tanpa diproses. Saat ini kondisi TPA di Indonesia masih mengedepankan aktivitas timbun (dumping) bukan aktivitas mengolah. Kementerian Dalam Negeri sebagai poros pemerintah pusat di daerah, dipandang perlu untuk mengkaji dan membina kebijakan pengelolaan sampah di pemerintahan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis problematika dan implikasi kebijakan pengelolaan sampah plastik di daerah. Berdasarkan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, penelitian ini menemukan bahwa kebijakan pengelolaan sampah plastik di daerah belum produktif karena kebijakan terkait di berbagai tingkatan pemerintahan belum sinergi. Pemerintah, baik pusat dan daerah menunjukkan indikasi perbaikan kebijakan pengelolaan sampah. Sejalan dengan itu, pemerintah pusat disarankan untuk mengambil langkah-langkah sebagai berikut; melakukan sinergi dan koordinasi lintas kementerian; integrasi kebijakan riset teknologi; optimalisasi rapat koordinasi teknis antara Kemendagri dengan K/L terkait; koordinasi dengan Kementerian Desa untuk membuka alternatif pembiayaan pengelolaan sampah melalui dana desa; akselerasi kebijakan tipping fee bagi pemerintah daerah; instruksi PKK di daerah untuk mendukung kebijakan pengurangan sampah plastik berbasis masyarakat.