{"title":"马郎5国中学扫盲运动的实施模式","authors":"Syaiful Rahman, Akhsanul In’am","doi":"10.22219/jkpp.v8i1.11804","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: The students 'reading ability is low, it certainly affects the students' writing ability. Implementation of the School Literacy Movement is a solution to students' low reading ability. This study aims to describe the pattern of Implementation of School Literacy Movement that took place in SMP Negeri 5 Malang. This study uses a qualitative approach with a descriptive type that describes the School Literacy Movement in SMP Negeri 5 Malang. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The results showed that the pattern of implementation of school literacy measures in SMP Negeri 5 Malang included: 1) The habituation phase was carried out by way of students bringing reading books from home or borrowing books to the library. At this stage a class reading corner was prepared, reading 15 minutes before learning began, and a literacy journal; 2) The Development and Learning Phase increases the school resources especially at the State Junior High School 5 Malang, namely the existence of a reading corner in each class, an increase in the number of books, a 30-minute reading club, and a product of the School Literacy Movement.Keywords: School Literacy Movement, Habituation Phase, Development Phase, LearningAbstrak: Kemampuan membaca peserta didik tergolong rendah pasti berpengaruh terhadap kemampuan menulis peserta didik. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah menjadi solusi atas kemampuan membaca siswa yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola Implementasi Gerakan Literasi Sekolah yang berlangsung di SMP Negeri 5 Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif yang mendeksripsikan Gerakan Literasi Sekolah di SMP Negeri 5 Malang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola implementasi geakan literasi sekolah di SMP Negeri 5 Malang meliputi: 1) Tahap Pembiasaan dilaksanakan dengan cara peserta didik membawa buku bacaan dari rumah atau meminjam buku ke perpustakaan. Pada tahap ini sudah disiapkan pojok baca kelas, membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, dan jurnal literas; 2) Tahap Pengembangan dan Pembelajaran meningkatkan sumber daya sekolah khusnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Malang yaitu adanya pojok baca di masing-masing kelas, penambahan jumlah buku, adanya club baca 30 menit, dan hasil produk Gerakan Literasi Sekolah.Kata Kunci: Gerakan Literasi Sekolah, Tahap Pembiasaan, Tahap Pengembangan, Pembelajaran","PeriodicalId":356293,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-04-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pola Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Di SMP Negeri 5 Malang\",\"authors\":\"Syaiful Rahman, Akhsanul In’am\",\"doi\":\"10.22219/jkpp.v8i1.11804\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract: The students 'reading ability is low, it certainly affects the students' writing ability. Implementation of the School Literacy Movement is a solution to students' low reading ability. This study aims to describe the pattern of Implementation of School Literacy Movement that took place in SMP Negeri 5 Malang. This study uses a qualitative approach with a descriptive type that describes the School Literacy Movement in SMP Negeri 5 Malang. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The results showed that the pattern of implementation of school literacy measures in SMP Negeri 5 Malang included: 1) The habituation phase was carried out by way of students bringing reading books from home or borrowing books to the library. At this stage a class reading corner was prepared, reading 15 minutes before learning began, and a literacy journal; 2) The Development and Learning Phase increases the school resources especially at the State Junior High School 5 Malang, namely the existence of a reading corner in each class, an increase in the number of books, a 30-minute reading club, and a product of the School Literacy Movement.Keywords: School Literacy Movement, Habituation Phase, Development Phase, LearningAbstrak: Kemampuan membaca peserta didik tergolong rendah pasti berpengaruh terhadap kemampuan menulis peserta didik. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah menjadi solusi atas kemampuan membaca siswa yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola Implementasi Gerakan Literasi Sekolah yang berlangsung di SMP Negeri 5 Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif yang mendeksripsikan Gerakan Literasi Sekolah di SMP Negeri 5 Malang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola implementasi geakan literasi sekolah di SMP Negeri 5 Malang meliputi: 1) Tahap Pembiasaan dilaksanakan dengan cara peserta didik membawa buku bacaan dari rumah atau meminjam buku ke perpustakaan. Pada tahap ini sudah disiapkan pojok baca kelas, membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, dan jurnal literas; 2) Tahap Pengembangan dan Pembelajaran meningkatkan sumber daya sekolah khusnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Malang yaitu adanya pojok baca di masing-masing kelas, penambahan jumlah buku, adanya club baca 30 menit, dan hasil produk Gerakan Literasi Sekolah.Kata Kunci: Gerakan Literasi Sekolah, Tahap Pembiasaan, Tahap Pengembangan, Pembelajaran\",\"PeriodicalId\":356293,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan\",\"volume\":\"13 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-04-04\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22219/jkpp.v8i1.11804\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22219/jkpp.v8i1.11804","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要:学生的阅读能力低下,必然影响到学生的写作能力。学校扫盲运动的实施是解决学生阅读能力低下的一种方法。本研究旨在描述发生在Negeri 5 Malang的SMP的学校扫盲运动的实施模式。本研究采用定性方法和描述性方法,描述了内格里玛琅SMP的学校扫盲运动。使用观察、访谈和文件的数据收集技术。结果表明,马郎小学小学学校扫盲措施的实施模式包括:1)习惯阶段以学生从家里带书或到图书馆借书的方式进行。在这个阶段,我们准备了一个班级阅读角,在学习开始前15分钟阅读,并写一本识字日记;2)发展和学习阶段增加了学校资源,特别是在马朗国立初中5,即每个班级都有一个阅读角,增加了书籍数量,一个30分钟的阅读俱乐部,以及学校扫盲运动的产物。关键词:学校识字运动,习惯阶段,发展阶段,学习摘要:Kemampuan membaca peserta didik tergolong rendah pasti berpengaruh terhape Kemampuan menulis peserta didik。民政党文献学实施者:文献学实施者:文献学实施者:文献学实施者:文献学实施者:文献学实施者。孟古纳坎观测站,瓦万卡拉,丹文献。5 .(1)我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:Pada tahap ini sudah disiapkan pojok baca kelas, membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai,期刊文献;2) Tahap Pengembangan dan Pembelajaran meningkatkan sumber daya sekolah khusnya di sekolah Menengah pertamama Negeri 5 Malang yaitu adanya pojok baca di masing kelas, penambahan jumlah buku, adanya club baca 30 menit, dan hasil prok Gerakan Literasi sekolah。Kata Kunci:民政党文学,Tahap penbiasaan, Tahap Pengembangan, Pembelajaran
Pola Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Di SMP Negeri 5 Malang
Abstract: The students 'reading ability is low, it certainly affects the students' writing ability. Implementation of the School Literacy Movement is a solution to students' low reading ability. This study aims to describe the pattern of Implementation of School Literacy Movement that took place in SMP Negeri 5 Malang. This study uses a qualitative approach with a descriptive type that describes the School Literacy Movement in SMP Negeri 5 Malang. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The results showed that the pattern of implementation of school literacy measures in SMP Negeri 5 Malang included: 1) The habituation phase was carried out by way of students bringing reading books from home or borrowing books to the library. At this stage a class reading corner was prepared, reading 15 minutes before learning began, and a literacy journal; 2) The Development and Learning Phase increases the school resources especially at the State Junior High School 5 Malang, namely the existence of a reading corner in each class, an increase in the number of books, a 30-minute reading club, and a product of the School Literacy Movement.Keywords: School Literacy Movement, Habituation Phase, Development Phase, LearningAbstrak: Kemampuan membaca peserta didik tergolong rendah pasti berpengaruh terhadap kemampuan menulis peserta didik. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah menjadi solusi atas kemampuan membaca siswa yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola Implementasi Gerakan Literasi Sekolah yang berlangsung di SMP Negeri 5 Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif yang mendeksripsikan Gerakan Literasi Sekolah di SMP Negeri 5 Malang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola implementasi geakan literasi sekolah di SMP Negeri 5 Malang meliputi: 1) Tahap Pembiasaan dilaksanakan dengan cara peserta didik membawa buku bacaan dari rumah atau meminjam buku ke perpustakaan. Pada tahap ini sudah disiapkan pojok baca kelas, membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai, dan jurnal literas; 2) Tahap Pengembangan dan Pembelajaran meningkatkan sumber daya sekolah khusnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Malang yaitu adanya pojok baca di masing-masing kelas, penambahan jumlah buku, adanya club baca 30 menit, dan hasil produk Gerakan Literasi Sekolah.Kata Kunci: Gerakan Literasi Sekolah, Tahap Pembiasaan, Tahap Pengembangan, Pembelajaran