{"title":"解散了坎廷村的Kalipenten Kulon作为一种通过蜡染“国际宗教”来传播和平信息的工具","authors":"Djoko Prasetyo Adi Wibowo, Wahyu Nugroho","doi":"10.21460/sendimasvi2021.v6i1.55","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendampingan ini mengupayakan untuk lebih mengembangkan lukisan batik “interreiligius” kontekstual Jawa agar tidak sekedar menjadi komoditi ekonomi lokal melainkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan moderasi beragama di Kulon Progo dan masyarakat luas. Pendampingan ini dilatarbelakangi oleh fenomena intoleransi beragama yang perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan konflik masyarakat. Peranan seni, dalam hal ini lukisan batik, sebenarnya sangat efektif dan strategis sebagai media penyampai pesan sekaligus mengartikulasikan nilai-nilai kebajikan agama. Batik bagi masyarakat Jawa merupakan seni yang dihidupi dan menghidupi secara komunal sosio-kultural maupun personal. Komunitas Canting Laras adalah kelompok pembatik yang awalnya menghasilkan lukisan batik kontekstual Jawa dengan fokus pada salah satu agama saja. Pendampingan dilakukan dengan metode partisifatoris. Komunitas ini diajak untuk mengembangkan diskursus teologis yang menghasilkan refleksi dan transformasi hidup beragama secara lebih esensial dan luas melalui perjumpaannya bersama konteks masyarakat. Berdasarkan proses tersebut, komunitas mampu mengartikulasikan pesan perdamaian “interreligius” melalui metode pembuatan batik yang juga selalu berkembang. Lukisan batik mereka tidak sebatas komoditi komersial melainkan sekaligus media penyampai pesan damai lintas agama yang mengusung pesan penerimaan dan penghargaan pada perbedaan yang juga secara nyata dihidupi oleh para pembatik itu sendiri (konvivial) mengingat para pembatiknya berasal dari latar belakang agama, usia, dan sosial berbeda. Keberhasilan pengabdian kepada masyarakat ini terlihat dari bertambahnya jumlah pembatik yang terlibat dan lukisan batik yang terjual. Selain itu, produksi lukisan batik interreligius dari komunitas ini semakin diakui serta memberikan inspirasi bagi komunitas lintas agama di level nasional maupun internasional","PeriodicalId":430078,"journal":{"name":"Sendimas 2021 - Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pendampingan Komunitas Canting Laras Dusun Kalipenten Kulon Progo Sebagai Penyampai Pesan Damai Lintas Agama Melalui Lukisan Batik “Interreligius”\",\"authors\":\"Djoko Prasetyo Adi Wibowo, Wahyu Nugroho\",\"doi\":\"10.21460/sendimasvi2021.v6i1.55\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pendampingan ini mengupayakan untuk lebih mengembangkan lukisan batik “interreiligius” kontekstual Jawa agar tidak sekedar menjadi komoditi ekonomi lokal melainkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan moderasi beragama di Kulon Progo dan masyarakat luas. Pendampingan ini dilatarbelakangi oleh fenomena intoleransi beragama yang perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan konflik masyarakat. Peranan seni, dalam hal ini lukisan batik, sebenarnya sangat efektif dan strategis sebagai media penyampai pesan sekaligus mengartikulasikan nilai-nilai kebajikan agama. Batik bagi masyarakat Jawa merupakan seni yang dihidupi dan menghidupi secara komunal sosio-kultural maupun personal. Komunitas Canting Laras adalah kelompok pembatik yang awalnya menghasilkan lukisan batik kontekstual Jawa dengan fokus pada salah satu agama saja. Pendampingan dilakukan dengan metode partisifatoris. Komunitas ini diajak untuk mengembangkan diskursus teologis yang menghasilkan refleksi dan transformasi hidup beragama secara lebih esensial dan luas melalui perjumpaannya bersama konteks masyarakat. Berdasarkan proses tersebut, komunitas mampu mengartikulasikan pesan perdamaian “interreligius” melalui metode pembuatan batik yang juga selalu berkembang. Lukisan batik mereka tidak sebatas komoditi komersial melainkan sekaligus media penyampai pesan damai lintas agama yang mengusung pesan penerimaan dan penghargaan pada perbedaan yang juga secara nyata dihidupi oleh para pembatik itu sendiri (konvivial) mengingat para pembatiknya berasal dari latar belakang agama, usia, dan sosial berbeda. Keberhasilan pengabdian kepada masyarakat ini terlihat dari bertambahnya jumlah pembatik yang terlibat dan lukisan batik yang terjual. Selain itu, produksi lukisan batik interreligius dari komunitas ini semakin diakui serta memberikan inspirasi bagi komunitas lintas agama di level nasional maupun internasional\",\"PeriodicalId\":430078,\"journal\":{\"name\":\"Sendimas 2021 - Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat\",\"volume\":\"22 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-11-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Sendimas 2021 - Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21460/sendimasvi2021.v6i1.55\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sendimas 2021 - Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21460/sendimasvi2021.v6i1.55","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pendampingan Komunitas Canting Laras Dusun Kalipenten Kulon Progo Sebagai Penyampai Pesan Damai Lintas Agama Melalui Lukisan Batik “Interreligius”
Pendampingan ini mengupayakan untuk lebih mengembangkan lukisan batik “interreiligius” kontekstual Jawa agar tidak sekedar menjadi komoditi ekonomi lokal melainkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan moderasi beragama di Kulon Progo dan masyarakat luas. Pendampingan ini dilatarbelakangi oleh fenomena intoleransi beragama yang perlu diantisipasi agar tidak menimbulkan konflik masyarakat. Peranan seni, dalam hal ini lukisan batik, sebenarnya sangat efektif dan strategis sebagai media penyampai pesan sekaligus mengartikulasikan nilai-nilai kebajikan agama. Batik bagi masyarakat Jawa merupakan seni yang dihidupi dan menghidupi secara komunal sosio-kultural maupun personal. Komunitas Canting Laras adalah kelompok pembatik yang awalnya menghasilkan lukisan batik kontekstual Jawa dengan fokus pada salah satu agama saja. Pendampingan dilakukan dengan metode partisifatoris. Komunitas ini diajak untuk mengembangkan diskursus teologis yang menghasilkan refleksi dan transformasi hidup beragama secara lebih esensial dan luas melalui perjumpaannya bersama konteks masyarakat. Berdasarkan proses tersebut, komunitas mampu mengartikulasikan pesan perdamaian “interreligius” melalui metode pembuatan batik yang juga selalu berkembang. Lukisan batik mereka tidak sebatas komoditi komersial melainkan sekaligus media penyampai pesan damai lintas agama yang mengusung pesan penerimaan dan penghargaan pada perbedaan yang juga secara nyata dihidupi oleh para pembatik itu sendiri (konvivial) mengingat para pembatiknya berasal dari latar belakang agama, usia, dan sosial berbeda. Keberhasilan pengabdian kepada masyarakat ini terlihat dari bertambahnya jumlah pembatik yang terlibat dan lukisan batik yang terjual. Selain itu, produksi lukisan batik interreligius dari komunitas ini semakin diakui serta memberikan inspirasi bagi komunitas lintas agama di level nasional maupun internasional