{"title":"PENATALAKSANAAN GIGI TIRUAN LENGKAP DENGAN LINGGIR DATAR DAN HUBUNGAN RAHANG KLAS III DISERTAI CEREBROVASCULAR ACCIDENT (LAPORAN KASUS)","authors":"Veronica Angelia, Syafrinani Syafrinani","doi":"10.33854/JBDJBD.14","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kasus edentulus dengan resorpsi linggir alveolaris yang berlebihan banyak dijumpai pada pasien lanjut usia (lansia). Selain itu sering juga disertai penyakit sistemik seperti Cerebrovascular accident (CVA) yang berdampak pada daerah rongga mulut dan sekitarnya antara lain paralisis wajah, dysphagia, aphasia, dysphasia, dan dysarthria. Penatalaksanaan gigi tiruan lengkap dengan linggir datar untuk pasien seperti di atas sering menimbulkan kesulitan dalam memperoleh retensi, stabilisasi, oklusi dan estetis yang baik. Laporan kasus ini menjelaskan tentang penatalaksanaan gigi tiruan lengkap dengan linggir datar dan hubungan rahang klas III disertai CVA. Pasien perempuan, usia 70 tahun, datang ke RSGMP FKG USU, ingin dibuatkan gigi tiruan rahang atas dan bawah dengan keluhan sulit mengunyah makanan. Pasien menderita CVA. Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan profil wajah tampak samping lurus. Pemeriksaan intraoral menunjukkan linggir datar pada rahang bawah dan ukuran lengkung rahang atas lebih kecil dari rahang bawah. Penatalaksanaan linggir datar rahang bawah yaitu desain basis yang diperluas sampai sulkus alveolingual dan basis diperkuat dengan kerangka logam untuk mencegah patah. Relasi rahang Klas III diatasi dengan pemilihan gigi artifisial semi anatomis dan penyusunan gigi crossbite bilateral. Pasien mengalami CVA sehingga perawatan harus dilakukan dalam waktu yang singkat dan suasana yang nyaman di pagi hari. Kontrol otot diperlukan untuk meningkatkan stabilitas gigi tiruan. Pada keadaan paralisis wajah, latihan memakai gigi tiruan untuk mendeteksi bentuk benda yang ditempatkan di mulut dan melatih pengunyahan pada kedua sisi rahang. Pasien dengan linggir datar dan hubungan rahang klas III disertai CVA memerlukan modifikasi dalam penatalaksanaan gigi tiruan lengkap sehingga menghasilkan retensi, stabilisasi, oklusi dan estetis yang baik untuk dapat meningkatkan nutrisi, kesehatan umum dan kualitas hidup.","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-11-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33854/JBDJBD.14","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PENATALAKSANAAN GIGI TIRUAN LENGKAP DENGAN LINGGIR DATAR DAN HUBUNGAN RAHANG KLAS III DISERTAI CEREBROVASCULAR ACCIDENT (LAPORAN KASUS)
Kasus edentulus dengan resorpsi linggir alveolaris yang berlebihan banyak dijumpai pada pasien lanjut usia (lansia). Selain itu sering juga disertai penyakit sistemik seperti Cerebrovascular accident (CVA) yang berdampak pada daerah rongga mulut dan sekitarnya antara lain paralisis wajah, dysphagia, aphasia, dysphasia, dan dysarthria. Penatalaksanaan gigi tiruan lengkap dengan linggir datar untuk pasien seperti di atas sering menimbulkan kesulitan dalam memperoleh retensi, stabilisasi, oklusi dan estetis yang baik. Laporan kasus ini menjelaskan tentang penatalaksanaan gigi tiruan lengkap dengan linggir datar dan hubungan rahang klas III disertai CVA. Pasien perempuan, usia 70 tahun, datang ke RSGMP FKG USU, ingin dibuatkan gigi tiruan rahang atas dan bawah dengan keluhan sulit mengunyah makanan. Pasien menderita CVA. Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan profil wajah tampak samping lurus. Pemeriksaan intraoral menunjukkan linggir datar pada rahang bawah dan ukuran lengkung rahang atas lebih kecil dari rahang bawah. Penatalaksanaan linggir datar rahang bawah yaitu desain basis yang diperluas sampai sulkus alveolingual dan basis diperkuat dengan kerangka logam untuk mencegah patah. Relasi rahang Klas III diatasi dengan pemilihan gigi artifisial semi anatomis dan penyusunan gigi crossbite bilateral. Pasien mengalami CVA sehingga perawatan harus dilakukan dalam waktu yang singkat dan suasana yang nyaman di pagi hari. Kontrol otot diperlukan untuk meningkatkan stabilitas gigi tiruan. Pada keadaan paralisis wajah, latihan memakai gigi tiruan untuk mendeteksi bentuk benda yang ditempatkan di mulut dan melatih pengunyahan pada kedua sisi rahang. Pasien dengan linggir datar dan hubungan rahang klas III disertai CVA memerlukan modifikasi dalam penatalaksanaan gigi tiruan lengkap sehingga menghasilkan retensi, stabilisasi, oklusi dan estetis yang baik untuk dapat meningkatkan nutrisi, kesehatan umum dan kualitas hidup.