{"title":"密人在《巴布亚先知的时代》中制作的诺肯纤维菠萝","authors":"W. Wahyudi, Novita Yogi, Donny Aristoe Djitmau","doi":"10.26858/i.v6i1.31912","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Noken ialah tas tradisional dari anyaman atau rajutan serat tumbuhan, diakui sebagai warisan budaya asli dari tanah Papua. Serat alami noken bervariasi tergantung kondisi habitat dan kearifan lokal, sehingga noken dari dataran tinggi berbeda bahan, teknik dan motif dengan dari dataran rendah atau pesisir. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan praktek tradisional pembuatan noken dari serat daun Nanas (Ananas sp.) oleh masyarakat suku Mee di kampung Kaliharapan Nabire. Penelitian ini dirancang dengan metode deskriptif dengan teknik wawancara dan observasi lapang. Variabel penelitian meliputi seleksi dan pengambilan daun nanas, jenis nanas, pemisahan serat daun, pengeringan, pewarnaan, dan penganyaman serat nanas menjadi rajutan noken, serta ukuran dan harga noken. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat noken suku Mee berasal dari dua jenis nanas, yaitu Abicaxi dan Red Spanish. Daun nanas tua dipetik dengan intensitas tidak lebih dari 25% dan 35 % per tanaman setelah buahnya dipanen, dikumpulkan, diikat dan diangkut kerumah, diseleksi dan dihilangkan durinya dengan pisau. Daun segar, digaruk-garuk dari pangkal ke ujung satu arah menggunakan alat sederhana, pengaris besi yang dibengkokkan menyerupai garpu tala, guna menghancurkan kutikula daun. Serat disatukan dan ditarik dengan tangan, kemudian serat di jemur (digantung) dibawah sinar matahari, selama 12 jam, sampai kering (berwarna terang). Serat dipilin manual diatas paha dengan tangan sampai menjadi serat benang nanas, kemudian dirajut menggunakan jarum payung menjadi noken. Kunyit untuk warna kuning, daun bayam untuk hijau dan biji binahong untuk merah adalah pewarna alami dan kusumba untuk pewarna sintetis. Ukuran noken dikelompokkan menjadi tiga, besar, sedang dan kecil, dengan harga dari Rp 50.000 – 200.000, tergantung ukuran dan motif, polos dan bermotif. Noken memberikan pekerjaan informal dan penghasilan tambahan bagi perempuan masyarakat suku Mee.","PeriodicalId":443244,"journal":{"name":"JURNAL IMAJINASI","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pembuatan Noken Serat Daun Nanas (Ananas Sp) oleh Suku Mee di Kaliharapan Nabire-Papua\",\"authors\":\"W. Wahyudi, Novita Yogi, Donny Aristoe Djitmau\",\"doi\":\"10.26858/i.v6i1.31912\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Noken ialah tas tradisional dari anyaman atau rajutan serat tumbuhan, diakui sebagai warisan budaya asli dari tanah Papua. Serat alami noken bervariasi tergantung kondisi habitat dan kearifan lokal, sehingga noken dari dataran tinggi berbeda bahan, teknik dan motif dengan dari dataran rendah atau pesisir. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan praktek tradisional pembuatan noken dari serat daun Nanas (Ananas sp.) oleh masyarakat suku Mee di kampung Kaliharapan Nabire. Penelitian ini dirancang dengan metode deskriptif dengan teknik wawancara dan observasi lapang. Variabel penelitian meliputi seleksi dan pengambilan daun nanas, jenis nanas, pemisahan serat daun, pengeringan, pewarnaan, dan penganyaman serat nanas menjadi rajutan noken, serta ukuran dan harga noken. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat noken suku Mee berasal dari dua jenis nanas, yaitu Abicaxi dan Red Spanish. Daun nanas tua dipetik dengan intensitas tidak lebih dari 25% dan 35 % per tanaman setelah buahnya dipanen, dikumpulkan, diikat dan diangkut kerumah, diseleksi dan dihilangkan durinya dengan pisau. Daun segar, digaruk-garuk dari pangkal ke ujung satu arah menggunakan alat sederhana, pengaris besi yang dibengkokkan menyerupai garpu tala, guna menghancurkan kutikula daun. Serat disatukan dan ditarik dengan tangan, kemudian serat di jemur (digantung) dibawah sinar matahari, selama 12 jam, sampai kering (berwarna terang). Serat dipilin manual diatas paha dengan tangan sampai menjadi serat benang nanas, kemudian dirajut menggunakan jarum payung menjadi noken. Kunyit untuk warna kuning, daun bayam untuk hijau dan biji binahong untuk merah adalah pewarna alami dan kusumba untuk pewarna sintetis. Ukuran noken dikelompokkan menjadi tiga, besar, sedang dan kecil, dengan harga dari Rp 50.000 – 200.000, tergantung ukuran dan motif, polos dan bermotif. Noken memberikan pekerjaan informal dan penghasilan tambahan bagi perempuan masyarakat suku Mee.\",\"PeriodicalId\":443244,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL IMAJINASI\",\"volume\":\"84 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-06-03\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL IMAJINASI\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26858/i.v6i1.31912\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL IMAJINASI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26858/i.v6i1.31912","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pembuatan Noken Serat Daun Nanas (Ananas Sp) oleh Suku Mee di Kaliharapan Nabire-Papua
Noken ialah tas tradisional dari anyaman atau rajutan serat tumbuhan, diakui sebagai warisan budaya asli dari tanah Papua. Serat alami noken bervariasi tergantung kondisi habitat dan kearifan lokal, sehingga noken dari dataran tinggi berbeda bahan, teknik dan motif dengan dari dataran rendah atau pesisir. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan praktek tradisional pembuatan noken dari serat daun Nanas (Ananas sp.) oleh masyarakat suku Mee di kampung Kaliharapan Nabire. Penelitian ini dirancang dengan metode deskriptif dengan teknik wawancara dan observasi lapang. Variabel penelitian meliputi seleksi dan pengambilan daun nanas, jenis nanas, pemisahan serat daun, pengeringan, pewarnaan, dan penganyaman serat nanas menjadi rajutan noken, serta ukuran dan harga noken. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat noken suku Mee berasal dari dua jenis nanas, yaitu Abicaxi dan Red Spanish. Daun nanas tua dipetik dengan intensitas tidak lebih dari 25% dan 35 % per tanaman setelah buahnya dipanen, dikumpulkan, diikat dan diangkut kerumah, diseleksi dan dihilangkan durinya dengan pisau. Daun segar, digaruk-garuk dari pangkal ke ujung satu arah menggunakan alat sederhana, pengaris besi yang dibengkokkan menyerupai garpu tala, guna menghancurkan kutikula daun. Serat disatukan dan ditarik dengan tangan, kemudian serat di jemur (digantung) dibawah sinar matahari, selama 12 jam, sampai kering (berwarna terang). Serat dipilin manual diatas paha dengan tangan sampai menjadi serat benang nanas, kemudian dirajut menggunakan jarum payung menjadi noken. Kunyit untuk warna kuning, daun bayam untuk hijau dan biji binahong untuk merah adalah pewarna alami dan kusumba untuk pewarna sintetis. Ukuran noken dikelompokkan menjadi tiga, besar, sedang dan kecil, dengan harga dari Rp 50.000 – 200.000, tergantung ukuran dan motif, polos dan bermotif. Noken memberikan pekerjaan informal dan penghasilan tambahan bagi perempuan masyarakat suku Mee.