{"title":"使用COASTSAT设备识别海岸线变化,案例研究,巴厘岛NUSA 2海滩段","authors":"I. Permatasari, Totok Suprijo, Budhy Soeksmantono","doi":"10.32679/jth.v14i1.719","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACTNusa Dua Beach, Bali, is morphologically dynamic because it is constantly changing due to erosion and accretion. In 2003, the efforts were made to develop groins, where this one of the solutions to overcome erosion. Analysis of shoreline changes needs to be carried out to see the effectiveness of groin development by looking at the shoreline before and after construction using Landsat imagery data for 26 years. This research method utilizes the Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) algorithm to separate water from land features, classify images into four classes: sand, water, foam, and land features using the Coastsat toolkit and calculate wave energy flux. Before the construction, The GA1-GA2 groins experienced successive erosion in 1996-2002. After construction of the coastal groins, it still shows a decline in the coastline both during the west monsoon, which is 63.68 m and the east monsoon which is 36.21 m. In the east monsoon, the wave energy flux is most significant, with a maximum value of 4.9 x 10³ N/s, and in the west monsoon 3.4 x 10³ N/s. The effect of the significant wave energy flux that occurs in the east monsoon causes more longshore sediment transport, and the coast experiences a maximum shoreline advance in the east monsoon of 65.24 m compared of the west monsoon shoreline, which is 58.28 m. The toolkit can identify with better accuracy by validating estimation and observation data with an RMSE value of 4.79 m, a bias of 2.62 m, and an R2 of 0.97.Keywords: Shoreline, Erosion, Landsat, Wave Energy Flux ABSTRAKPantai Nusa Dua, Bali dapat dikatakan secara morfologi dinamis dikarenakan selalu mengalami perubahan akibat erosi dan akresi. Tahun 2003 telah dilakukan upaya pembangunan groin yang merupakan salah satu solusi untuk menanggulangi terjadinya erosi. Analisis perubahan garis pantai perlu dilakukan untuk melihat efektivitas dari pembangunan groin dengan melihat garis pantai sebelum dan sesudah pembangunan dengan memanfaatkan data citra Landsat selama 26 tahun. Metode penelitian ini memanfaatkan algoritma Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) untuk memisahkan air dari fitur daratan, mengklasifikasi citra menjadi empat kelas: pasir, air, buih dan fitur lahan dengan menggunakan toolkit Coastsat serta menghitung fluks energi gelombang. Sebelum pembangunan groin GA1-GA2, pantai mengalami erosi pada tahun 1996-2002. Setelah pembangunan groin pantai masih menunjukkan terjadi kemunduran garis pantai pada saat musim barat 63,68 m maupun musim timur 36,21 m. Pada musim timur fluks energi gelombang terbesar dengan nilai maksimum 4,9 x 10³ N/s dan pada musim barat fluks energi maksimum yaitu sebesar 3,4 x 10³ N/s Efek dari besarnya fluks energi gelombang yang terjadi di musim timur menyebabkan angkutan sedimen sejajar pantai lebih besar dan pantai mengalami kemajuan garis pantai maksimum di musim timur 65,24 m dibandingkan dengan musim barat 58,28 m. Toolkit coastsat mampu mengindentifikasi garis pantai lebih efisien dengan ketelitian lebih baik dengan validasi data estimasi dan observasi bernilai RMSE 4,79 m, bias 2,62 m dan R2 0,97.Kata Kunci: Garis Pantai, Erosi, Landsat, Fluks Energi Gelombang","PeriodicalId":356205,"journal":{"name":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"IDENTIFIKASI PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN PERANGKAT COASTSAT, STUDI KASUS SEGMEN PANTAI NUSA DUA, BALI\",\"authors\":\"I. Permatasari, Totok Suprijo, Budhy Soeksmantono\",\"doi\":\"10.32679/jth.v14i1.719\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"ABSTRACTNusa Dua Beach, Bali, is morphologically dynamic because it is constantly changing due to erosion and accretion. In 2003, the efforts were made to develop groins, where this one of the solutions to overcome erosion. Analysis of shoreline changes needs to be carried out to see the effectiveness of groin development by looking at the shoreline before and after construction using Landsat imagery data for 26 years. This research method utilizes the Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) algorithm to separate water from land features, classify images into four classes: sand, water, foam, and land features using the Coastsat toolkit and calculate wave energy flux. Before the construction, The GA1-GA2 groins experienced successive erosion in 1996-2002. After construction of the coastal groins, it still shows a decline in the coastline both during the west monsoon, which is 63.68 m and the east monsoon which is 36.21 m. In the east monsoon, the wave energy flux is most significant, with a maximum value of 4.9 x 10³ N/s, and in the west monsoon 3.4 x 10³ N/s. The effect of the significant wave energy flux that occurs in the east monsoon causes more longshore sediment transport, and the coast experiences a maximum shoreline advance in the east monsoon of 65.24 m compared of the west monsoon shoreline, which is 58.28 m. The toolkit can identify with better accuracy by validating estimation and observation data with an RMSE value of 4.79 m, a bias of 2.62 m, and an R2 of 0.97.Keywords: Shoreline, Erosion, Landsat, Wave Energy Flux ABSTRAKPantai Nusa Dua, Bali dapat dikatakan secara morfologi dinamis dikarenakan selalu mengalami perubahan akibat erosi dan akresi. Tahun 2003 telah dilakukan upaya pembangunan groin yang merupakan salah satu solusi untuk menanggulangi terjadinya erosi. Analisis perubahan garis pantai perlu dilakukan untuk melihat efektivitas dari pembangunan groin dengan melihat garis pantai sebelum dan sesudah pembangunan dengan memanfaatkan data citra Landsat selama 26 tahun. Metode penelitian ini memanfaatkan algoritma Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) untuk memisahkan air dari fitur daratan, mengklasifikasi citra menjadi empat kelas: pasir, air, buih dan fitur lahan dengan menggunakan toolkit Coastsat serta menghitung fluks energi gelombang. Sebelum pembangunan groin GA1-GA2, pantai mengalami erosi pada tahun 1996-2002. Setelah pembangunan groin pantai masih menunjukkan terjadi kemunduran garis pantai pada saat musim barat 63,68 m maupun musim timur 36,21 m. Pada musim timur fluks energi gelombang terbesar dengan nilai maksimum 4,9 x 10³ N/s dan pada musim barat fluks energi maksimum yaitu sebesar 3,4 x 10³ N/s Efek dari besarnya fluks energi gelombang yang terjadi di musim timur menyebabkan angkutan sedimen sejajar pantai lebih besar dan pantai mengalami kemajuan garis pantai maksimum di musim timur 65,24 m dibandingkan dengan musim barat 58,28 m. Toolkit coastsat mampu mengindentifikasi garis pantai lebih efisien dengan ketelitian lebih baik dengan validasi data estimasi dan observasi bernilai RMSE 4,79 m, bias 2,62 m dan R2 0,97.Kata Kunci: Garis Pantai, Erosi, Landsat, Fluks Energi Gelombang\",\"PeriodicalId\":356205,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK\",\"volume\":\"12 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32679/jth.v14i1.719\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32679/jth.v14i1.719","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
巴厘岛的努沙杜瓦海滩由于侵蚀和增生而不断变化,因此在形态上是动态的。2003年,人们努力开发沟槽,这是克服侵蚀的解决方案之一。需要对海岸线变化进行分析,通过使用26年的陆地卫星图像数据,观察建设前后的海岸线,以了解腹沟开发的有效性。本研究方法利用修正归一化差水指数(Modified Normalized Difference Water Index, MNDWI)算法将水与地物分离,利用Coastsat工具包将图像分为沙、水、泡沫和地物四类,并计算波浪能通量。在施工前,GA1-GA2沟在1996-2002年经历了连续的侵蚀。沿海沟槽建设后,在西季风和东季风期间,海岸线仍呈现下降趋势,分别为63.68 m和36.21 m。在东部季风中,波浪能通量最显著,最大值为4.9 x 10³N/s,在西部季风中为3.4 x 10³N/s。东部季风中出现的显著波浪能通量的作用使海岸输沙更多,与西部季风海岸线的58.28 m相比,东部季风海岸线的最大推进为65.24 m。通过对估计和观测数据的验证,该工具具有较好的识别精度,RMSE值为4.79 m,偏差为2.62 m, R2为0.97。关键词:海岸线,侵蚀,陆地卫星,波浪能通量;2003年10月1日,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国。[分析][footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1]。方法penelitian ini menanfaatkan算法修正归一化差分水指数(MNDWI) untuk memisahkan air dari fitur daratan, mengklasifikasi citra menjadi empat kelas: pasir, air, buh dan fitur lahan dengan menggunakan toolkit, Coastsat serta menghitung fluks energi gelombang。研究方向:ⅰ-ⅱ,研究进展,1996-2002。Setelah pembangunan groin pantai masih menunjukkan terjadi kemunduran garis pantai padat saat musim barat 63,68 m maupun musim timur 36,21 m。Pada musim timur fluks energi gelombang terbesar dengan nilai maksimum 4,9 × 10³N/s dada musim barat fluks energi maksimum yyitsebesar 3,4 × 10³N/s Efek dari besarya fluks energi gelombang yang terjadi di musim timur menyebabkan angkutan sedimen sejajar pantai lebih besar dan pantai mengalami kemajuan garis pantai maksimum di musim timur 65,24 m dibandingkan dengan musim barat 58,28 m。Toolkit coastsat mampu mengindeni garis pantai lebih, ferisien dengan, ketelitian lebih, baik dengan, validasdata estimasasdan berili RMSE 4,79 m, bias 2,62 m, dr2 0,97。Kata Kunci: Garis Pantai, Erosi, Landsat, Fluks Energi Gelombang
IDENTIFIKASI PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN PERANGKAT COASTSAT, STUDI KASUS SEGMEN PANTAI NUSA DUA, BALI
ABSTRACTNusa Dua Beach, Bali, is morphologically dynamic because it is constantly changing due to erosion and accretion. In 2003, the efforts were made to develop groins, where this one of the solutions to overcome erosion. Analysis of shoreline changes needs to be carried out to see the effectiveness of groin development by looking at the shoreline before and after construction using Landsat imagery data for 26 years. This research method utilizes the Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) algorithm to separate water from land features, classify images into four classes: sand, water, foam, and land features using the Coastsat toolkit and calculate wave energy flux. Before the construction, The GA1-GA2 groins experienced successive erosion in 1996-2002. After construction of the coastal groins, it still shows a decline in the coastline both during the west monsoon, which is 63.68 m and the east monsoon which is 36.21 m. In the east monsoon, the wave energy flux is most significant, with a maximum value of 4.9 x 10³ N/s, and in the west monsoon 3.4 x 10³ N/s. The effect of the significant wave energy flux that occurs in the east monsoon causes more longshore sediment transport, and the coast experiences a maximum shoreline advance in the east monsoon of 65.24 m compared of the west monsoon shoreline, which is 58.28 m. The toolkit can identify with better accuracy by validating estimation and observation data with an RMSE value of 4.79 m, a bias of 2.62 m, and an R2 of 0.97.Keywords: Shoreline, Erosion, Landsat, Wave Energy Flux ABSTRAKPantai Nusa Dua, Bali dapat dikatakan secara morfologi dinamis dikarenakan selalu mengalami perubahan akibat erosi dan akresi. Tahun 2003 telah dilakukan upaya pembangunan groin yang merupakan salah satu solusi untuk menanggulangi terjadinya erosi. Analisis perubahan garis pantai perlu dilakukan untuk melihat efektivitas dari pembangunan groin dengan melihat garis pantai sebelum dan sesudah pembangunan dengan memanfaatkan data citra Landsat selama 26 tahun. Metode penelitian ini memanfaatkan algoritma Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) untuk memisahkan air dari fitur daratan, mengklasifikasi citra menjadi empat kelas: pasir, air, buih dan fitur lahan dengan menggunakan toolkit Coastsat serta menghitung fluks energi gelombang. Sebelum pembangunan groin GA1-GA2, pantai mengalami erosi pada tahun 1996-2002. Setelah pembangunan groin pantai masih menunjukkan terjadi kemunduran garis pantai pada saat musim barat 63,68 m maupun musim timur 36,21 m. Pada musim timur fluks energi gelombang terbesar dengan nilai maksimum 4,9 x 10³ N/s dan pada musim barat fluks energi maksimum yaitu sebesar 3,4 x 10³ N/s Efek dari besarnya fluks energi gelombang yang terjadi di musim timur menyebabkan angkutan sedimen sejajar pantai lebih besar dan pantai mengalami kemajuan garis pantai maksimum di musim timur 65,24 m dibandingkan dengan musim barat 58,28 m. Toolkit coastsat mampu mengindentifikasi garis pantai lebih efisien dengan ketelitian lebih baik dengan validasi data estimasi dan observasi bernilai RMSE 4,79 m, bias 2,62 m dan R2 0,97.Kata Kunci: Garis Pantai, Erosi, Landsat, Fluks Energi Gelombang