D. Yudianto, Finna Fitriana, Albert Wicaksono, Theo Senjaya
ABSTRACTBogor City, renowned for its high rainfall value, has experienced rapid economic growth, leading to a substantial surge in population. This, in turn, has prompted extensive development, disrupting land use in the urban area. Consequently, effective area planning incorporating an adequate drainage system is imperative to mitigate flooding. The Cileuwibangke River, located south of Bogor City, traverses a residential area earmarked for conversion into commercial and industrial zones. Therefore, evaluating the floodwater level of the Cileuwibangke River is crucial, both in its existing state and post-construction. This study utilized daily data from the Gadog Rainfall Station and hourly data from the GPM satellite spanning from 2001 to 2020 for rainfall analysis. It revealed that several rain events exceeded the 2, 5, and 10-year return periods. Rainfall-runoff analysis showed that changes in land use resulted in a 35-36% increase in peak flood discharge and a 22-28% increase in runoff volume compared to the existing condition. The findings indicated that the normalization of the river section on the residential area side did not significantly lower the floodwater level, attributed to three broad-dimension culverts. Moreover, strengthening the river's bottom and banks is essential due to the observed hydraulic jump indication. Upstream riverbed protection can be achieved with a 35 m stretch of rock material. Keywords: Bogor City, Cileuwibangke River, HEC-HMS, HEC-RAS, and Urban Flood ABSTRAKKota Bogor, dikenal dengan curah hujannya yang tinggi, mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga menyebabkan peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat. Hal ini memicu pembangunan besar-besaran yang mengubah fungsi lahan di kawasan perkotaan. Oleh karena itu, perencanaan kawasan dengan sistem drainase yang memadai diperlukan untuk mencegah terjadinya banjir. Sungai Cileuwibangke, yang terletak di selatan Kota Bogor, mengalir melalui kawasan pemukiman yang akan dikembangkan menjadi kawasan komersial dan industri. Sehingga, perlu dilakukan evaluasi tinggi muka air banjir Sungai Cileuwibangke baik pada kondisi eksisting maupun setelah konstruksi. Studi ini menggunakan data harian Pos Hujan Gadog dan data jam-jaman satelit GPM dari tahun 2001 hingga 2020 untuk melakukan analisis curah hujan. Ditemukan bahwa beberapa kejadian hujan memiliki nilai lebih besar dari hujan rencana periode ulang 2, 5, dan 10 tahun. Berdasarkan analisis curah hujan-limpasan yang dilakukan, diketahui bahwa alih fungsi lahan mengakibatkan peningkatan debit banjir puncak dan volume limpasan masing-masing sebesar 35-36% dan 22-28% dibandingkan dengan kondisi eksisting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa normalisasi ruas sungai di sisi pemukiman tidak menurunkan debit banjir secara signifikan, dikarenakan adanya tiga gorong-gorong berdimensi lebar pada kawasan tersebut. Selain itu, perlu dilakukan perkuatan dasar sungai dan bantaran sungai dikarenakan adanya indikasi lon
{"title":"STUDY ON FLOOD CONTROL OF THE CILEUWIBANGKE RIVER DUE TO RESIDENTIAL AREA DEVELOPMENT IN BOGOR CITY, WEST JAVA","authors":"D. Yudianto, Finna Fitriana, Albert Wicaksono, Theo Senjaya","doi":"10.32679/jth.v14i2.741","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jth.v14i2.741","url":null,"abstract":"ABSTRACTBogor City, renowned for its high rainfall value, has experienced rapid economic growth, leading to a substantial surge in population. This, in turn, has prompted extensive development, disrupting land use in the urban area. Consequently, effective area planning incorporating an adequate drainage system is imperative to mitigate flooding. The Cileuwibangke River, located south of Bogor City, traverses a residential area earmarked for conversion into commercial and industrial zones. Therefore, evaluating the floodwater level of the Cileuwibangke River is crucial, both in its existing state and post-construction. This study utilized daily data from the Gadog Rainfall Station and hourly data from the GPM satellite spanning from 2001 to 2020 for rainfall analysis. It revealed that several rain events exceeded the 2, 5, and 10-year return periods. Rainfall-runoff analysis showed that changes in land use resulted in a 35-36% increase in peak flood discharge and a 22-28% increase in runoff volume compared to the existing condition. The findings indicated that the normalization of the river section on the residential area side did not significantly lower the floodwater level, attributed to three broad-dimension culverts. Moreover, strengthening the river's bottom and banks is essential due to the observed hydraulic jump indication. Upstream riverbed protection can be achieved with a 35 m stretch of rock material. Keywords: Bogor City, Cileuwibangke River, HEC-HMS, HEC-RAS, and Urban Flood ABSTRAKKota Bogor, dikenal dengan curah hujannya yang tinggi, mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga menyebabkan peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat. Hal ini memicu pembangunan besar-besaran yang mengubah fungsi lahan di kawasan perkotaan. Oleh karena itu, perencanaan kawasan dengan sistem drainase yang memadai diperlukan untuk mencegah terjadinya banjir. Sungai Cileuwibangke, yang terletak di selatan Kota Bogor, mengalir melalui kawasan pemukiman yang akan dikembangkan menjadi kawasan komersial dan industri. Sehingga, perlu dilakukan evaluasi tinggi muka air banjir Sungai Cileuwibangke baik pada kondisi eksisting maupun setelah konstruksi. Studi ini menggunakan data harian Pos Hujan Gadog dan data jam-jaman satelit GPM dari tahun 2001 hingga 2020 untuk melakukan analisis curah hujan. Ditemukan bahwa beberapa kejadian hujan memiliki nilai lebih besar dari hujan rencana periode ulang 2, 5, dan 10 tahun. Berdasarkan analisis curah hujan-limpasan yang dilakukan, diketahui bahwa alih fungsi lahan mengakibatkan peningkatan debit banjir puncak dan volume limpasan masing-masing sebesar 35-36% dan 22-28% dibandingkan dengan kondisi eksisting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa normalisasi ruas sungai di sisi pemukiman tidak menurunkan debit banjir secara signifikan, dikarenakan adanya tiga gorong-gorong berdimensi lebar pada kawasan tersebut. Selain itu, perlu dilakukan perkuatan dasar sungai dan bantaran sungai dikarenakan adanya indikasi lon","PeriodicalId":356205,"journal":{"name":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","volume":"86 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139202211","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACT Dadahup lowland irrigation area is one of the areas developed as a food estate. Land cover change to shrubs is caused by channels with buildings that are not functioning optimally, so it is often hit by floods and droughts. One of the efforts to improve the function of channels and buildings is to control the minimum water level of 60 cm in the dry season and the maximum water level of 10 cm in the rainy season. This study aims to determine the optimal operations and maintenance through adjusting the elevation of the gate opening to achieve the quantity and quality for the development of water management systems in lowland irrigation. The research method was carried out with hydraulic simulation based on the tides of the Barito River Mouth, discharge, rainfall, and pH obtained from telemetry monitoring system with openings of all sluice gates in primary channels and secondary channels. The results showed that operation and maintenance optimization can be done by setting primary and secondary sluice gates that are opened at a water level elevation above + 0.5 m in the dry season as supply and water level elevation + 1.1 m in the rainy season as drainage. Primary and secondary sluice gates are closed at water levels below + 0.5 m to maintain water levels and water quality.Keywords optimization, lowland, Dadahup Lowland Irrigation Area , HEC-RAS, hydraulic ABSTRAKDaerah irigasi rawa Dadahup merupakan salah satu daerah yang dikembangkan sebagai lumbung pangan. Perubahan tutupan lahan menjadi semak belukar disebabkan oleh saluran dengan bangunan yang tidak berfungsi secara optimal sehingga sering dilanda banjir dan kekeringan. Salah satu upaya untuk meningkatkan fungsi saluran dan bangunan adalah dengan mengendalikan tinggi muka air minimum 60 cm pada musim kemarau dan tinggi muka air maksimum 10 cm pada musim hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola operasi dan pemeliharaan yang optimum melalui pengaturan pintu dalam mencapai kuantitas dan kualitas air yang sesuai untuk pengembangan sistem tata air di lahan irigasi rawa. Metode penelitian dilakukan dengan simulasi hidraulika berdasarkan pasang surut muara Sungai Barito, debit, curah hujan, dan pH yang diperoleh dari sistem monitoring telemetri dengan bukaan setiap pintu air pada saluran primer serta saluran sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimasi operasi dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan pengaturan pintu air primer dan sekunder yang dibuka pada elevasi muka air di atas + 0,5 m pada musim kemarau sebagai supply dan elevasi muka air + 1,1 m pada musim penghujan sebagai drainase. Pintu air primer dan sekunder ditutup pada elevasi muka air di bawah + 0,5 m untuk menjaga tinggi muka air dan kualitas air.Kata Kunci: optimasi, rawa, Daerah Irigasi Rawa Dadahup, HEC-RAS, hidrolika
摘要 达达胡普(Dadahup)低地灌溉区是作为粮食产区开发的地区之一。由于渠道和建筑物功能不佳,土地植被变为灌木,因此经常遭受洪水和干旱的袭击。改善渠道和建筑物功能的努力之一是控制旱季最低水位 60 厘米和雨季最高水位 10 厘米。本研究旨在通过调整闸门开启的高程来确定最佳的运行和维护方式,以实现低地灌溉水管理系统发展的水量和水质。研究方法是根据巴里托河口的潮汐、排水量、降雨量和遥测监测系统获得的 pH 值,结合一级渠道和二级渠道所有水闸的开度,进行水力模拟。结果表明,可以通过设置一级和二级水闸来优化运行和维护,即在旱季水位标高高于 + 0.5 米时开启一级和二级水闸作为补给,在雨季水位标高高于 + 1.1 米时开启一级和二级水闸作为排水。一级和二级水闸在水位低于 + 0.5 米时关闭,以保持水位和水质。 关键词 优化、低地、达达胡普低地灌区、HEC-RAS、水力 ABSTRACTThe Dadahup swamp irrigation area is one of the areas developed as a food barn.由于渠道上的建筑物不能发挥最佳功能,经常遭受洪水和干旱的袭击,导致土地植被变为灌木。改善渠道和建筑物功能的努力之一是控制旱季最低水位 60 厘米和雨季最高水位 10 厘米。本研究旨在通过门设置确定最佳运行和维护模式,以实现沼泽灌溉地水系发展的适当水量和水质。研究方法是根据巴里托河口的潮汐、排水量、降雨量和遥测监测系统获得的 pH 值,在主渠道和副渠道各水闸开启时进行水力模拟。结果表明,可以通过设置一级和二级水闸来优化运行和维护,即旱季在水位标高 + 0.5 米以上时开启水闸作为补给,雨季在水位标高 + 1.1 米时开启水闸作为排水。一级和二级水闸在水位标高低于 + 0.5 米时关闭,以保持水位和水质。 关键词:优化、沼泽、达达胡普沼泽灌区、HEC-RAS、水力学
{"title":"EFFORTS TO OPTIMIZE THE OPERATION OF THE DADAHUP LOWLAND IRRIGATION AREA IN CENTRAL KALIMANTAN","authors":"A. Zevri, A. P. Rahardjo, D. Legono","doi":"10.32679/jth.v14i2.726","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jth.v14i2.726","url":null,"abstract":"ABSTRACT Dadahup lowland irrigation area is one of the areas developed as a food estate. Land cover change to shrubs is caused by channels with buildings that are not functioning optimally, so it is often hit by floods and droughts. One of the efforts to improve the function of channels and buildings is to control the minimum water level of 60 cm in the dry season and the maximum water level of 10 cm in the rainy season. This study aims to determine the optimal operations and maintenance through adjusting the elevation of the gate opening to achieve the quantity and quality for the development of water management systems in lowland irrigation. The research method was carried out with hydraulic simulation based on the tides of the Barito River Mouth, discharge, rainfall, and pH obtained from telemetry monitoring system with openings of all sluice gates in primary channels and secondary channels. The results showed that operation and maintenance optimization can be done by setting primary and secondary sluice gates that are opened at a water level elevation above + 0.5 m in the dry season as supply and water level elevation + 1.1 m in the rainy season as drainage. Primary and secondary sluice gates are closed at water levels below + 0.5 m to maintain water levels and water quality.Keywords optimization, lowland, Dadahup Lowland Irrigation Area , HEC-RAS, hydraulic ABSTRAKDaerah irigasi rawa Dadahup merupakan salah satu daerah yang dikembangkan sebagai lumbung pangan. Perubahan tutupan lahan menjadi semak belukar disebabkan oleh saluran dengan bangunan yang tidak berfungsi secara optimal sehingga sering dilanda banjir dan kekeringan. Salah satu upaya untuk meningkatkan fungsi saluran dan bangunan adalah dengan mengendalikan tinggi muka air minimum 60 cm pada musim kemarau dan tinggi muka air maksimum 10 cm pada musim hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola operasi dan pemeliharaan yang optimum melalui pengaturan pintu dalam mencapai kuantitas dan kualitas air yang sesuai untuk pengembangan sistem tata air di lahan irigasi rawa. Metode penelitian dilakukan dengan simulasi hidraulika berdasarkan pasang surut muara Sungai Barito, debit, curah hujan, dan pH yang diperoleh dari sistem monitoring telemetri dengan bukaan setiap pintu air pada saluran primer serta saluran sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa optimasi operasi dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan pengaturan pintu air primer dan sekunder yang dibuka pada elevasi muka air di atas + 0,5 m pada musim kemarau sebagai supply dan elevasi muka air + 1,1 m pada musim penghujan sebagai drainase. Pintu air primer dan sekunder ditutup pada elevasi muka air di bawah + 0,5 m untuk menjaga tinggi muka air dan kualitas air.Kata Kunci: optimasi, rawa, Daerah Irigasi Rawa Dadahup, HEC-RAS, hidrolika","PeriodicalId":356205,"journal":{"name":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","volume":"194 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139205873","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACT Implementation of zero delta Q located at Polytechnic of Public Works specifically at Student Apartment is conducted by infiltrating runoff into the ground. The objectives of this study are to analyze runoff volume based on rainfall-runoff analysis and the quantity of water that can be absorbed based on soil permeability. The methods used were 1-dimensional (1-D) and 2-dimensional (2-D) of geoelectric tests. Soil permeability tests was added to and calculate the capacity of the infiltration wells. The research analysis was done using primary data including the measurement result of topography, geo-electric, soil permeability, and water quality , as well as secondary data of rainfall data for 10 years from 2011-2020, DEMNAS, geological map, groundwater basin, aquifer productivity, and a tower development master plan. The results of 1-D and 2-D geoelectrical analysis showed that the soil conditions in the study area were saturated and it was difficult to absorb water into the soil, and the permeability test showed a low value of soil permeability. Based on the calculation of infiltration well capacity, 554 infiltration wells are required to absorb the runoff, but it is difficult to carry out due to the limitation of available land area. Therefore, zero delta Q must be applied through other efforts, for instance by implementing reuse mechanism of runoff. Based on the analysis, the reuse of runoff can fulfill the water needs of 288 people. However, the reuse of runoff at the research location requires prior processing so it is suitable for water quality standards.Keywords: zero delta Q, geoelectric test, infiltration, runoff, permeability ABSTRAKSalah satu upaya penerapan zero delta Q di Kampus Politeknik PU tepatnya rusun mahasiswa dilakukan dengan peresapan air limpasan hujan ke dalam tanah. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis volume limpasan berdasarkan analisis curah hujan-limpasan dan kuantitas air yang dapat diresapkan berdasarkan permeabilitas tanah. Metode yang digunakan adalah uji geolistrik 1 dimensi (1-D) dan 2 dimensi (2-D). Uji permeabilitas tanah diterapkan untuk menghitung kapasitas sumur resapan. Analisis penelitian dilakukan dengan data primer berupa hasil pengukuran topografi, geolistrik, permeabilitas tanah, dan kualitas air, serta data sekunder berupa data hujan yang diperoleh dari stasiun hujan BMKG Semarang, stasiun hujan Bandara Ahmad Yani, dan stasiun hujan Maritim Tanjung Mas selama 10 tahun dari tahun 2011-2020, data DEMNAS, peta geologi, data cekungan air tanah, data produktivitas akuifer, dan master plan pembangunan rusun. Hasil analisis dengan geolistrik 1-D dan 2-D menunjukkan kondisi tanah di lokasi penelitian jenuh air dan sulit untuk meresapkan air ke dalam tanah, di samping itu pengujian dengan permeabilitas menunjukkan nilai permeabilitas tanah rendah. Berdasarkan perhitungan kapasitas sumur resapan, diperlukan sebanyak 554 buah sumur resapan untuk meresapkan limpasan yang terjadi, kondisi ini s
{"title":"ANALISIS RESAPAN LIMPASAN AIR HUJAN DALAM RANGKA PENERAPAN ZERO DELTA Q DI POLITEKNIK PU","authors":"Wildan Herwindo, Ingerawi Sekaring Bumi","doi":"10.32679/jth.v14i2.743","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jth.v14i2.743","url":null,"abstract":"ABSTRACT Implementation of zero delta Q located at Polytechnic of Public Works specifically at Student Apartment is conducted by infiltrating runoff into the ground. The objectives of this study are to analyze runoff volume based on rainfall-runoff analysis and the quantity of water that can be absorbed based on soil permeability. The methods used were 1-dimensional (1-D) and 2-dimensional (2-D) of geoelectric tests. Soil permeability tests was added to and calculate the capacity of the infiltration wells. The research analysis was done using primary data including the measurement result of topography, geo-electric, soil permeability, and water quality , as well as secondary data of rainfall data for 10 years from 2011-2020, DEMNAS, geological map, groundwater basin, aquifer productivity, and a tower development master plan. The results of 1-D and 2-D geoelectrical analysis showed that the soil conditions in the study area were saturated and it was difficult to absorb water into the soil, and the permeability test showed a low value of soil permeability. Based on the calculation of infiltration well capacity, 554 infiltration wells are required to absorb the runoff, but it is difficult to carry out due to the limitation of available land area. Therefore, zero delta Q must be applied through other efforts, for instance by implementing reuse mechanism of runoff. Based on the analysis, the reuse of runoff can fulfill the water needs of 288 people. However, the reuse of runoff at the research location requires prior processing so it is suitable for water quality standards.Keywords: zero delta Q, geoelectric test, infiltration, runoff, permeability ABSTRAKSalah satu upaya penerapan zero delta Q di Kampus Politeknik PU tepatnya rusun mahasiswa dilakukan dengan peresapan air limpasan hujan ke dalam tanah. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis volume limpasan berdasarkan analisis curah hujan-limpasan dan kuantitas air yang dapat diresapkan berdasarkan permeabilitas tanah. Metode yang digunakan adalah uji geolistrik 1 dimensi (1-D) dan 2 dimensi (2-D). Uji permeabilitas tanah diterapkan untuk menghitung kapasitas sumur resapan. Analisis penelitian dilakukan dengan data primer berupa hasil pengukuran topografi, geolistrik, permeabilitas tanah, dan kualitas air, serta data sekunder berupa data hujan yang diperoleh dari stasiun hujan BMKG Semarang, stasiun hujan Bandara Ahmad Yani, dan stasiun hujan Maritim Tanjung Mas selama 10 tahun dari tahun 2011-2020, data DEMNAS, peta geologi, data cekungan air tanah, data produktivitas akuifer, dan master plan pembangunan rusun. Hasil analisis dengan geolistrik 1-D dan 2-D menunjukkan kondisi tanah di lokasi penelitian jenuh air dan sulit untuk meresapkan air ke dalam tanah, di samping itu pengujian dengan permeabilitas menunjukkan nilai permeabilitas tanah rendah. Berdasarkan perhitungan kapasitas sumur resapan, diperlukan sebanyak 554 buah sumur resapan untuk meresapkan limpasan yang terjadi, kondisi ini s","PeriodicalId":356205,"journal":{"name":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","volume":" 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139197680","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Brigita Diaz Primadita, M. S. B. Kusuma, Waluyo Hatmoko
ABSTRACT Studies related to baseflow modeling are still rarely carried out compared to flood modeling. The commonly used rainfall-runoff models oversimplify the baseflow process, which leads to poor low-flow simulations. Baseflow plays an important role in regulating the seasonal distribution of river flow, maintaining aquatic habitats, and transporting chemical nutrients in the river system. If the baseflow decreases in the Citarum Watershed, there will be consequential impacts on the Java-Bali electricity supply, rice field irrigation water, raw water, and industrial water in West Java and DKI Jakarta. This study evaluates six lumped-rainfall-runoff models that are popularly used in the Ministry of Public Works and Housing of Indonesia, namely Mock, NRECA, HBV96, NAM, Sacramento, and Empirical to simulate baseflow on the Nanjung Subwatershed and Cisokan Subwatershed. The baseflow simulations from each model are compared with the observational baseflow. The observational baseflow is obtained using the Recursive Digital Filter Lyne and Holick one filter methods. To quantify model comparison, a multi-criteria matrix is used consisting of the model convenience, baseflow parameters, and model performance. This study shows that the Mock Model gives the best results with a "Satisfactory" score for simulating baseflow in NSE and RMSE values, the Q50-Q80 differences, and the difference in flow heights compared to the other five models. In addition, the Mock Model is also relatively easy, accessible, and familiar to use.Keywords: Baseflow, Rainfall-Runoff, Lumped, Citarum, Recursive Digital FilterABSTRAKKajian terkait pemodelan aliran dasar masih jarang dilakukan dibandingkan pemodelan banjir. Model hujan-aliran yang umumnya digunakan mengasumsikan perhitungan aliran dasar secara sederhana sehingga menghasilkan simulasi aliran rendah yang buruk. Padahal penentuan aliran dasar sangat diperlukan mengingat pentingnya fungsi aliran dasar dalam mengatur distribusi musiman aliran sungai, mempertahankan habitat air, dan mengangkut nutrisi-bahan kimia dalam sistem sungai. Apabila terjadi penurunan aliran dasar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum maka dampaknya akan signifikan pada pasokan listrik Jawa-Bali, air irigasi sawah, air baku, dan air industri di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Penelitian ini mengevaluasi enam model hujan-aliran lumped yang populer digunakan di Kementerian PUPR, yaitu Mock, NRECA, HBV96, NAM, Sacramento, dan Empiris untuk menentukan besarnya aliran dasar pada Sub-DAS Nanjung dan Sub-DAS Cisokan. Hasil pemodelan kemudian dibandingkan dengan hasil pemisahan aliran dasar dari debit observasi yang diperoleh melalui Metode Recursive Digital Filter Lyne dan Holick satu filter. Untuk memudahkan perbandingan model, digunakan matriks multi-kriteria dengan parameter pembanding kemudahan pemodelan, ada tidaknya parameter aliran dasar, dan kinerja model. Penelitian menunjukkan Model Mock memberikan hasil paling baik dengan skor “Memuaskan” untuk
{"title":"EVALUASI KINERJA MODEL HUJAN ALIRAN LUMPED DALAM PENENTUAN ALIRAN DASAR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARUM","authors":"Brigita Diaz Primadita, M. S. B. Kusuma, Waluyo Hatmoko","doi":"10.32679/jth.v14i2.735","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jth.v14i2.735","url":null,"abstract":"ABSTRACT Studies related to baseflow modeling are still rarely carried out compared to flood modeling. The commonly used rainfall-runoff models oversimplify the baseflow process, which leads to poor low-flow simulations. Baseflow plays an important role in regulating the seasonal distribution of river flow, maintaining aquatic habitats, and transporting chemical nutrients in the river system. If the baseflow decreases in the Citarum Watershed, there will be consequential impacts on the Java-Bali electricity supply, rice field irrigation water, raw water, and industrial water in West Java and DKI Jakarta. This study evaluates six lumped-rainfall-runoff models that are popularly used in the Ministry of Public Works and Housing of Indonesia, namely Mock, NRECA, HBV96, NAM, Sacramento, and Empirical to simulate baseflow on the Nanjung Subwatershed and Cisokan Subwatershed. The baseflow simulations from each model are compared with the observational baseflow. The observational baseflow is obtained using the Recursive Digital Filter Lyne and Holick one filter methods. To quantify model comparison, a multi-criteria matrix is used consisting of the model convenience, baseflow parameters, and model performance. This study shows that the Mock Model gives the best results with a \"Satisfactory\" score for simulating baseflow in NSE and RMSE values, the Q50-Q80 differences, and the difference in flow heights compared to the other five models. In addition, the Mock Model is also relatively easy, accessible, and familiar to use.Keywords: Baseflow, Rainfall-Runoff, Lumped, Citarum, Recursive Digital FilterABSTRAKKajian terkait pemodelan aliran dasar masih jarang dilakukan dibandingkan pemodelan banjir. Model hujan-aliran yang umumnya digunakan mengasumsikan perhitungan aliran dasar secara sederhana sehingga menghasilkan simulasi aliran rendah yang buruk. Padahal penentuan aliran dasar sangat diperlukan mengingat pentingnya fungsi aliran dasar dalam mengatur distribusi musiman aliran sungai, mempertahankan habitat air, dan mengangkut nutrisi-bahan kimia dalam sistem sungai. Apabila terjadi penurunan aliran dasar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum maka dampaknya akan signifikan pada pasokan listrik Jawa-Bali, air irigasi sawah, air baku, dan air industri di Jawa Barat dan DKI Jakarta. Penelitian ini mengevaluasi enam model hujan-aliran lumped yang populer digunakan di Kementerian PUPR, yaitu Mock, NRECA, HBV96, NAM, Sacramento, dan Empiris untuk menentukan besarnya aliran dasar pada Sub-DAS Nanjung dan Sub-DAS Cisokan. Hasil pemodelan kemudian dibandingkan dengan hasil pemisahan aliran dasar dari debit observasi yang diperoleh melalui Metode Recursive Digital Filter Lyne dan Holick satu filter. Untuk memudahkan perbandingan model, digunakan matriks multi-kriteria dengan parameter pembanding kemudahan pemodelan, ada tidaknya parameter aliran dasar, dan kinerja model. Penelitian menunjukkan Model Mock memberikan hasil paling baik dengan skor “Memuaskan” untuk","PeriodicalId":356205,"journal":{"name":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","volume":"152 4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139208649","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yudhi Lastiasih, Anang Setyo Aji Widodo, Noor Endah
ABSTRACT The Semantok Dam, located in Rejoso District, Nganjuk Regency, has a total length of 3,005 m and a height of 26 m with a zonal type of fill. The dam body uses 5 types of natural materials as its constituent parts, namely lempung as the core, sand as a fine filter, gravel as a coarse filter, random soil as the dominant material, riprap and rocktoe materials as surface layers. The core material of the dam is lempung which meets the requirements to overcome seepage problems in the dam body. However, the volume of lempung material required is very large with high compaction. Therefore, it is necessary to plan alternative uses of replacement materials in the form of impermeable geosynthetics to reduce the thickness of the dam core. In planning, stability and seepage requirements must still be met. To carry out an analysis of the combined use of geomembran HDPE 2 mm in various variations in the thickness of the core zone, the Geo-Studio auxiliary program was used, where the Seep/W program was used to determine seepage and phreatic lines in the dam body, while the Lereng/W program was used to check the stability of the dam body. From several dam core thicknesses analyzed, the use of 2 mm HDPE geomembran material combined with 2/3 of the thickness of the existing core zone provides results that meet the requirements for seepage and dam stability. To overcome seepage under the dam body, secant piles are installed under the dam. The effect of earthquake loads was also analyzed where the dam remained safe for OBE earthquake loads of 100 years and 145 years; at an MDE of 10,000, the dam will experience minimum damage which still meets the requirements of 50% of the safety height with a deformation or diversion value of 15.36 cm.Keywords: Semantok Dam, weir core, geomembran, stability, seepage ABSTRAKBendungan Semantok yang terletak di Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk memiliki panjang total mercu bendungan 3.005 m dan tinggi tubuh bendung 26 m dengan jenis urukan tipe zonal. Tubuh bendungan menggunakan 5 jenis material alam sebagai penyusunnya yaitu lempung sebagai inti, pasir sebagai filter halus, kerikil sebagai filter kasar, random tanah sebagai material dominan, serta material riprap dan rocktoe sebagai lapisan permukaan. Material inti bendungan adalah tanah lempung yang memenuhi syarat untuk mengatasi masalah rembesan di tubuh bendungan. Hanya saja, volume material lempung yang dibutuhkan sangat banyak dengan pemadatan yang tinggi. Oleh sebab itu, perlu direncanakan alternatif pemakaian material pengganti berupa geosintetik yang kedap untuk mengurangi ketebalan inti bendungan. Dalam perencanaannya, persyaratan stabilitas dan rembesan harus tetap dipenuhi. Untuk melakukan analisis terhadap kombinasi penggunaan geomembran HDPE 2 mm pada berbagai variasi ketebalan zona inti, digunakan program bantu Geo-Studio dimana program Seep/W untuk mengetahui rembesan dan garis freatik dalam tubuh bendungan, sedang program Lereng/W untuk cek stabi
摘要 塞曼托克大坝位于楠竹县雷乔索地区,总长 3,005 米,高 26 米,采用分区填筑方式。坝体由 5 种天然材料组成,即粘土作为核心材料、沙子作为细滤网、砾石作为粗滤网、随机土壤作为主要材料、护坡和岩脚材料作为表层材料。坝芯材料为粘土,符合克服坝体渗流问题的要求。然而,所需的粘土材料体积很大,压实度很高。因此,有必要以防渗土工合成材料的形式规划替代材料的使用,以减少坝心的厚度。在规划时,仍必须满足稳定性和防渗要求。为了对 2 毫米高密度聚乙烯(HDPE)土工膜在不同坝芯厚度变化情况下的组合使用进行分析,使用了 Geo-Studio 辅助程序,其中 Seep/W 程序用于确定坝体的渗流和噬流线,而 Lereng/W 程序用于检查坝体的稳定性。从分析的几种坝心厚度来看,使用 2 毫米高密度聚乙烯土工膜材料和现有坝心区 2/3 厚度的土工膜,结果符合渗流和坝体稳定性的要求。为了克服坝体下的渗流,在坝下安装了斜桩。此外,还分析了地震荷载的影响,在 100 年和 145 年的 OBE 地震荷载下,大坝仍能保持安全;在 10,000 年的 MDE 地震荷载下,大坝受到的破坏最小,仍能满足安全高度 50%、变形或分流值为 15.36 厘米的要求: 塞曼托克大坝 堰心 土工膜 稳定性 渗流 ABSTRACTThe Semantok Dam, located in Rejoso District, Nganjuk Regency, has a total length of 3,005 m and the height of 26 m with a zonal type backfill.坝体由 5 种天然材料组成,即粘土作为坝心、砂作为细滤层、砾石作为粗滤层、随机土作为主要材料、护坡和岩脚材料作为表层。坝芯材料为粘土,可以克服坝体渗流问题。然而,所需的粘土材料体积很大,压实度很高。 因此,有必要规划使用防渗土工合成材料作为替代材料,以减少坝心的厚度。在规划中,仍必须满足稳定性和防渗要求。为了分析在不同坝芯区厚度下结合使用 2 毫米高密度聚乙烯土工膜的情况,使用了 Geo-Studio 软件,其中 Seep/W 程序用于确定坝体的渗流和喷涌线,Slope/W 程序用于检查坝体的稳定性。在分析的几种坝心厚度中,使用 2 毫米高密度聚乙烯(HDPE)土工膜材料和现有坝心区 2/3 厚度的组合得出了符合渗流和坝体稳定性要求的结果。为了克服坝体下的渗流,在坝下安装了斜桩。此外,还分析了地震荷载的影响,在 100 年一遇和 145 年一遇 OBE 地震荷载下,大坝仍能保持安全;在 MDE 10,000 地震荷载下,大坝遭受的最小破坏仍能满足防护高度 50%、变形或位移值为 15.36 厘米的要求: 塞门托克大坝、堰心、土工膜、稳定性、渗流
{"title":"ALTERNATIF PERENCANAAN INTI TUBUH BENDUNGAN SEMANTOK MENGGUNAKAN GEOMEMBRAN","authors":"Yudhi Lastiasih, Anang Setyo Aji Widodo, Noor Endah","doi":"10.32679/jth.v14i2.742","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jth.v14i2.742","url":null,"abstract":"ABSTRACT The Semantok Dam, located in Rejoso District, Nganjuk Regency, has a total length of 3,005 m and a height of 26 m with a zonal type of fill. The dam body uses 5 types of natural materials as its constituent parts, namely lempung as the core, sand as a fine filter, gravel as a coarse filter, random soil as the dominant material, riprap and rocktoe materials as surface layers. The core material of the dam is lempung which meets the requirements to overcome seepage problems in the dam body. However, the volume of lempung material required is very large with high compaction. Therefore, it is necessary to plan alternative uses of replacement materials in the form of impermeable geosynthetics to reduce the thickness of the dam core. In planning, stability and seepage requirements must still be met. To carry out an analysis of the combined use of geomembran HDPE 2 mm in various variations in the thickness of the core zone, the Geo-Studio auxiliary program was used, where the Seep/W program was used to determine seepage and phreatic lines in the dam body, while the Lereng/W program was used to check the stability of the dam body. From several dam core thicknesses analyzed, the use of 2 mm HDPE geomembran material combined with 2/3 of the thickness of the existing core zone provides results that meet the requirements for seepage and dam stability. To overcome seepage under the dam body, secant piles are installed under the dam. The effect of earthquake loads was also analyzed where the dam remained safe for OBE earthquake loads of 100 years and 145 years; at an MDE of 10,000, the dam will experience minimum damage which still meets the requirements of 50% of the safety height with a deformation or diversion value of 15.36 cm.Keywords: Semantok Dam, weir core, geomembran, stability, seepage ABSTRAKBendungan Semantok yang terletak di Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk memiliki panjang total mercu bendungan 3.005 m dan tinggi tubuh bendung 26 m dengan jenis urukan tipe zonal. Tubuh bendungan menggunakan 5 jenis material alam sebagai penyusunnya yaitu lempung sebagai inti, pasir sebagai filter halus, kerikil sebagai filter kasar, random tanah sebagai material dominan, serta material riprap dan rocktoe sebagai lapisan permukaan. Material inti bendungan adalah tanah lempung yang memenuhi syarat untuk mengatasi masalah rembesan di tubuh bendungan. Hanya saja, volume material lempung yang dibutuhkan sangat banyak dengan pemadatan yang tinggi. Oleh sebab itu, perlu direncanakan alternatif pemakaian material pengganti berupa geosintetik yang kedap untuk mengurangi ketebalan inti bendungan. Dalam perencanaannya, persyaratan stabilitas dan rembesan harus tetap dipenuhi. Untuk melakukan analisis terhadap kombinasi penggunaan geomembran HDPE 2 mm pada berbagai variasi ketebalan zona inti, digunakan program bantu Geo-Studio dimana program Seep/W untuk mengetahui rembesan dan garis freatik dalam tubuh bendungan, sedang program Lereng/W untuk cek stabi","PeriodicalId":356205,"journal":{"name":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","volume":" 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139197580","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACTThe landslide occurred in the Lahat-Pagaralam road section on February 2, 2019. The landslide caused the road to be cut off for several days. The disconnection of roads triggered disruption of economic activity. The landslide might be caused by a puddle of rainwater seeping into the road. Several cases of landslide triggered by ponding water also occurred on the Kuningan-Tasikmalaya road in Cikijing Tasikmalaya, and on the Gempol-Pandaan toll road in East Java. The purpose of this study, therefore, was to determine the safety criteria based on the results of safety factors, the amount of seepage, and the pattern of collapse of the road, thus the incidents can be anticipated and are expected not to occur in other locations. The research method begins with field survey, depicting the geometry of the road, and collecting geotechnical data for landslide locations. Slope stability modeling due to water infiltration was processed using the SLOPE-W program. The results of road slope stability modeling at the landslide location show that when there is a 1m inundation, the slope stability value of factor of safety (FS) is 0.916 (a condition prone to landslides). The direction of flow comes from right to left, the right is a small slope and the left slope is a river bank. The difference in water level on the right and left of the road causes water to seep into the soil layer and cause the groundwater level to rise. The occurrence of water flow along the soil pile, causing water to fill the gaps between soil. The value of the slope stability number decreases due to water infiltration into the soil, resulting in landslides. SF value decreases from 0.916 to 0.887 when the inundation height increases from 1 m to 5 m. We concluded that the presence of water ponding around the road strongly suspected to be the cause of landslides. It is necessary to prevent ponding with a drainage system, so that it will not affect to the stability of the road.Keywords: landslide, slope stability, water infiltration, water ponding, drainage. ABSTRAKTelah terjadi longsor pada ruas jalan Lahat-Pagaralam pada 2 Februari 2019. Longsoran menyebabkan jalan terputus selama beberapa hari. Terputusnya ruas jalan menyebabkan gangguan aktivitas ekonomi. Longsor diduga disebabkan adanya genangan air hujan yang meresap ke badan jalan. Beberapa kasus longsor yang dipicu oleh genangan air juga terjadi pada ruas jalan Kuningan-Tasikmalaya di Cikijing Tasikmalaya, dan pada ruas tol Gempol-Pandaan Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria keamanan lereng berdasarkan hasil analisis yang berupa angka faktor keamanan dan jumlah debit rembesan serta pola runtuh/longsor pada badan jalan, sehingga kejadian seperti ini bisa diantisipasi dan diharapkan tidak terjadi di lokasi lain. Metode penelitian diawali dengan survei lapangan, penggambaran geometri badan jalan, dan pengumpulan data geotek tanah lokasi longsor. Pemodelan stabilitas lereng akibat infiltasi air dil
【摘要】2019年2月2日,拉哈特-帕加拉拉姆路段发生滑坡。山体滑坡使道路中断了好几天。道路不通导致经济活动中断。滑坡可能是由于一滩雨水渗进道路造成的。锡基京-塔斯克马拉亚的Kuningan-Tasikmalaya公路和东爪哇的Gempol-Pandaan收费公路上也发生了几起由积水引发的滑坡。因此,这项研究的目的是根据安全因素的结果、渗漏量和道路塌陷的模式来确定安全标准,从而可以预测事故的发生,并且预计事故不会发生在其他地方。研究方法从实地调查开始,描绘道路的几何形状,并收集滑坡位置的岩土工程数据。采用Slope - w程序对水入渗作用下的边坡稳定性进行建模。滑坡位置的道路边坡稳定性建模结果表明,当存在1m淹没时,边坡安全系数(FS)稳定值为0.916(易发生滑坡的情况)。水流方向由右至左,右为小坡,左坡为河岸。道路左右的水位差导致水渗入土层,导致地下水位上升。沿土桩发生水流,使水填满土间空隙。由于水分入渗,边坡稳定数降低,导致滑坡。当淹没高度由1 m增加到5 m时,SF值由0.916减小到0.887。我们的结论是,道路周围积水的存在很可能是造成滑坡的原因。有必要用排水系统防止积水,以免影响道路的稳定性。关键词:滑坡,边坡稳定性,渗水,积水,排水。摘要/ abstract摘要:2019年2月2日。龙梭兰menyebabkan jalan terputus selama beberapa hari。Terputusnya ruas jalan menyebabkan gangguan活动经济。长时间的diduga disebabkan adanya genangan air hujan yang meresap ke badan jalan。Beberapa kasus longsor yang dipicu oleh genangan air juga terjadi pada ruas jalan Kuningan-Tasikmalaya di Cikijing Tasikmalaya, dan pada ruas to gempo - pandaan Jawa Timur。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria keamananleeng berdasarkan hasil分析,yang berupa angka因子keamanan danjumlah debit rembesan serta pola runtuh/longsor paada badan jalan, sehinga kejadian seperti ini bisa diantisipasi dan diharapkan tidak terjadi di lokasi lain。方法penelitian diawali dengan survey lapangan, penggambaran geometii badan jalan, dan pengumpulan data geotek tanah lokasi longsor。pmodelan稳定性研究:空气中渗透的空气稳定性研究。Hasil pemodelan stabilitas leeng jalan di lokasi longsor menunjukkan bahwa saat terjadi genangan 1m maka nilai stabilitas leeng(安全系数FS) adalah 0,916 (kondisi rawan terjadi longsor)。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。我的名字是“我的名字”,我的名字是“我的名字”,我的名字是“我的名字”。马来西亚航空公司,马来西亚航空公司,马来西亚航空公司,马来西亚航空公司。Nilai angka stablitas leeng turun akibat渗入空气,如dalam tanah, seingga terjadi longsor。Nilai SF turun dari,916 menjadi,877 ketika tinggi genangan naik dari, 1米,menjadi, 5米。这是我的梦想,我的梦想,我的梦想,我的梦想。Oleh karena itu, perlu dicegah terjadinya genangan dengan系统排水,seingga tidak mempengaruhi stabilitas leengeng jalan。Kata kunci:寿命长,稳定性好,能渗透空气,根干空气,排水
{"title":"MEKANISME LONGSOR AKIBAT INFILTRASI DARI GENANGAN AIR (STUDI KASUS LONGSOR DI LAHAT, SUMATERA SELATAN)","authors":"R. Hidayat, I. Wijaya, Moh. Dedi Munir","doi":"10.32679/jth.v14i1.701","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jth.v14i1.701","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe landslide occurred in the Lahat-Pagaralam road section on February 2, 2019. The landslide caused the road to be cut off for several days. The disconnection of roads triggered disruption of economic activity. The landslide might be caused by a puddle of rainwater seeping into the road. Several cases of landslide triggered by ponding water also occurred on the Kuningan-Tasikmalaya road in Cikijing Tasikmalaya, and on the Gempol-Pandaan toll road in East Java. The purpose of this study, therefore, was to determine the safety criteria based on the results of safety factors, the amount of seepage, and the pattern of collapse of the road, thus the incidents can be anticipated and are expected not to occur in other locations. The research method begins with field survey, depicting the geometry of the road, and collecting geotechnical data for landslide locations. Slope stability modeling due to water infiltration was processed using the SLOPE-W program. The results of road slope stability modeling at the landslide location show that when there is a 1m inundation, the slope stability value of factor of safety (FS) is 0.916 (a condition prone to landslides). The direction of flow comes from right to left, the right is a small slope and the left slope is a river bank. The difference in water level on the right and left of the road causes water to seep into the soil layer and cause the groundwater level to rise. The occurrence of water flow along the soil pile, causing water to fill the gaps between soil. The value of the slope stability number decreases due to water infiltration into the soil, resulting in landslides. SF value decreases from 0.916 to 0.887 when the inundation height increases from 1 m to 5 m. We concluded that the presence of water ponding around the road strongly suspected to be the cause of landslides. It is necessary to prevent ponding with a drainage system, so that it will not affect to the stability of the road.Keywords: landslide, slope stability, water infiltration, water ponding, drainage. ABSTRAKTelah terjadi longsor pada ruas jalan Lahat-Pagaralam pada 2 Februari 2019. Longsoran menyebabkan jalan terputus selama beberapa hari. Terputusnya ruas jalan menyebabkan gangguan aktivitas ekonomi. Longsor diduga disebabkan adanya genangan air hujan yang meresap ke badan jalan. Beberapa kasus longsor yang dipicu oleh genangan air juga terjadi pada ruas jalan Kuningan-Tasikmalaya di Cikijing Tasikmalaya, dan pada ruas tol Gempol-Pandaan Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kriteria keamanan lereng berdasarkan hasil analisis yang berupa angka faktor keamanan dan jumlah debit rembesan serta pola runtuh/longsor pada badan jalan, sehingga kejadian seperti ini bisa diantisipasi dan diharapkan tidak terjadi di lokasi lain. Metode penelitian diawali dengan survei lapangan, penggambaran geometri badan jalan, dan pengumpulan data geotek tanah lokasi longsor. Pemodelan stabilitas lereng akibat infiltasi air dil","PeriodicalId":356205,"journal":{"name":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129705195","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACTNusa Dua Beach, Bali, is morphologically dynamic because it is constantly changing due to erosion and accretion. In 2003, the efforts were made to develop groins, where this one of the solutions to overcome erosion. Analysis of shoreline changes needs to be carried out to see the effectiveness of groin development by looking at the shoreline before and after construction using Landsat imagery data for 26 years. This research method utilizes the Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) algorithm to separate water from land features, classify images into four classes: sand, water, foam, and land features using the Coastsat toolkit and calculate wave energy flux. Before the construction, The GA1-GA2 groins experienced successive erosion in 1996-2002. After construction of the coastal groins, it still shows a decline in the coastline both during the west monsoon, which is 63.68 m and the east monsoon which is 36.21 m. In the east monsoon, the wave energy flux is most significant, with a maximum value of 4.9 x 10³ N/s, and in the west monsoon 3.4 x 10³ N/s. The effect of the significant wave energy flux that occurs in the east monsoon causes more longshore sediment transport, and the coast experiences a maximum shoreline advance in the east monsoon of 65.24 m compared of the west monsoon shoreline, which is 58.28 m. The toolkit can identify with better accuracy by validating estimation and observation data with an RMSE value of 4.79 m, a bias of 2.62 m, and an R2 of 0.97.Keywords: Shoreline, Erosion, Landsat, Wave Energy Flux ABSTRAKPantai Nusa Dua, Bali dapat dikatakan secara morfologi dinamis dikarenakan selalu mengalami perubahan akibat erosi dan akresi. Tahun 2003 telah dilakukan upaya pembangunan groin yang merupakan salah satu solusi untuk menanggulangi terjadinya erosi. Analisis perubahan garis pantai perlu dilakukan untuk melihat efektivitas dari pembangunan groin dengan melihat garis pantai sebelum dan sesudah pembangunan dengan memanfaatkan data citra Landsat selama 26 tahun. Metode penelitian ini memanfaatkan algoritma Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) untuk memisahkan air dari fitur daratan, mengklasifikasi citra menjadi empat kelas: pasir, air, buih dan fitur lahan dengan menggunakan toolkit Coastsat serta menghitung fluks energi gelombang. Sebelum pembangunan groin GA1-GA2, pantai mengalami erosi pada tahun 1996-2002. Setelah pembangunan groin pantai masih menunjukkan terjadi kemunduran garis pantai pada saat musim barat 63,68 m maupun musim timur 36,21 m. Pada musim timur fluks energi gelombang terbesar dengan nilai maksimum 4,9 x 10³ N/s dan pada musim barat fluks energi maksimum yaitu sebesar 3,4 x 10³ N/s Efek dari besarnya fluks energi gelombang yang terjadi di musim timur menyebabkan angkutan sedimen sejajar pantai lebih besar dan pantai mengalami kemajuan garis pantai maksimum di musim timur 65,24 m dibandingkan dengan musim barat 58,28 m. Toolkit coastsat mampu mengindentifikasi garis pantai l
巴厘岛的努沙杜瓦海滩由于侵蚀和增生而不断变化,因此在形态上是动态的。2003年,人们努力开发沟槽,这是克服侵蚀的解决方案之一。需要对海岸线变化进行分析,通过使用26年的陆地卫星图像数据,观察建设前后的海岸线,以了解腹沟开发的有效性。本研究方法利用修正归一化差水指数(Modified Normalized Difference Water Index, MNDWI)算法将水与地物分离,利用Coastsat工具包将图像分为沙、水、泡沫和地物四类,并计算波浪能通量。在施工前,GA1-GA2沟在1996-2002年经历了连续的侵蚀。沿海沟槽建设后,在西季风和东季风期间,海岸线仍呈现下降趋势,分别为63.68 m和36.21 m。在东部季风中,波浪能通量最显著,最大值为4.9 x 10³N/s,在西部季风中为3.4 x 10³N/s。东部季风中出现的显著波浪能通量的作用使海岸输沙更多,与西部季风海岸线的58.28 m相比,东部季风海岸线的最大推进为65.24 m。通过对估计和观测数据的验证,该工具具有较好的识别精度,RMSE值为4.79 m,偏差为2.62 m, R2为0.97。关键词:海岸线,侵蚀,陆地卫星,波浪能通量;2003年10月1日,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国,在泰国。[分析][footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1] [footnoteref: 1]。方法penelitian ini menanfaatkan算法修正归一化差分水指数(MNDWI) untuk memisahkan air dari fitur daratan, mengklasifikasi citra menjadi empat kelas: pasir, air, buh dan fitur lahan dengan menggunakan toolkit, Coastsat serta menghitung fluks energi gelombang。研究方向:ⅰ-ⅱ,研究进展,1996-2002。Setelah pembangunan groin pantai masih menunjukkan terjadi kemunduran garis pantai padat saat musim barat 63,68 m maupun musim timur 36,21 m。Pada musim timur fluks energi gelombang terbesar dengan nilai maksimum 4,9 × 10³N/s dada musim barat fluks energi maksimum yyitsebesar 3,4 × 10³N/s Efek dari besarya fluks energi gelombang yang terjadi di musim timur menyebabkan angkutan sedimen sejajar pantai lebih besar dan pantai mengalami kemajuan garis pantai maksimum di musim timur 65,24 m dibandingkan dengan musim barat 58,28 m。Toolkit coastsat mampu mengindeni garis pantai lebih, ferisien dengan, ketelitian lebih, baik dengan, validasdata estimasasdan berili RMSE 4,79 m, bias 2,62 m, dr2 0,97。Kata Kunci: Garis Pantai, Erosi, Landsat, Fluks Energi Gelombang
{"title":"IDENTIFIKASI PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN PERANGKAT COASTSAT, STUDI KASUS SEGMEN PANTAI NUSA DUA, BALI","authors":"I. Permatasari, Totok Suprijo, Budhy Soeksmantono","doi":"10.32679/jth.v14i1.719","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jth.v14i1.719","url":null,"abstract":"ABSTRACTNusa Dua Beach, Bali, is morphologically dynamic because it is constantly changing due to erosion and accretion. In 2003, the efforts were made to develop groins, where this one of the solutions to overcome erosion. Analysis of shoreline changes needs to be carried out to see the effectiveness of groin development by looking at the shoreline before and after construction using Landsat imagery data for 26 years. This research method utilizes the Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) algorithm to separate water from land features, classify images into four classes: sand, water, foam, and land features using the Coastsat toolkit and calculate wave energy flux. Before the construction, The GA1-GA2 groins experienced successive erosion in 1996-2002. After construction of the coastal groins, it still shows a decline in the coastline both during the west monsoon, which is 63.68 m and the east monsoon which is 36.21 m. In the east monsoon, the wave energy flux is most significant, with a maximum value of 4.9 x 10³ N/s, and in the west monsoon 3.4 x 10³ N/s. The effect of the significant wave energy flux that occurs in the east monsoon causes more longshore sediment transport, and the coast experiences a maximum shoreline advance in the east monsoon of 65.24 m compared of the west monsoon shoreline, which is 58.28 m. The toolkit can identify with better accuracy by validating estimation and observation data with an RMSE value of 4.79 m, a bias of 2.62 m, and an R2 of 0.97.Keywords: Shoreline, Erosion, Landsat, Wave Energy Flux ABSTRAKPantai Nusa Dua, Bali dapat dikatakan secara morfologi dinamis dikarenakan selalu mengalami perubahan akibat erosi dan akresi. Tahun 2003 telah dilakukan upaya pembangunan groin yang merupakan salah satu solusi untuk menanggulangi terjadinya erosi. Analisis perubahan garis pantai perlu dilakukan untuk melihat efektivitas dari pembangunan groin dengan melihat garis pantai sebelum dan sesudah pembangunan dengan memanfaatkan data citra Landsat selama 26 tahun. Metode penelitian ini memanfaatkan algoritma Modified Normalized Difference Water Index (MNDWI) untuk memisahkan air dari fitur daratan, mengklasifikasi citra menjadi empat kelas: pasir, air, buih dan fitur lahan dengan menggunakan toolkit Coastsat serta menghitung fluks energi gelombang. Sebelum pembangunan groin GA1-GA2, pantai mengalami erosi pada tahun 1996-2002. Setelah pembangunan groin pantai masih menunjukkan terjadi kemunduran garis pantai pada saat musim barat 63,68 m maupun musim timur 36,21 m. Pada musim timur fluks energi gelombang terbesar dengan nilai maksimum 4,9 x 10³ N/s dan pada musim barat fluks energi maksimum yaitu sebesar 3,4 x 10³ N/s Efek dari besarnya fluks energi gelombang yang terjadi di musim timur menyebabkan angkutan sedimen sejajar pantai lebih besar dan pantai mengalami kemajuan garis pantai maksimum di musim timur 65,24 m dibandingkan dengan musim barat 58,28 m. Toolkit coastsat mampu mengindentifikasi garis pantai l","PeriodicalId":356205,"journal":{"name":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123782688","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACT The Maen Village, Minahasa Utara Regency, Province of North Sulawesi, is located adjacent to the sea and on the confluence of three rivers namely Maen Besar River, Maen Kecil (Atas) River, and Maen Kecil (Samping) River. Hence, the village area is prone to flooding, especially when heavy rainfall and high tide water occur. Therefore, this research was conducted to study levee design as the flood solution for such a village. In this work, the flood simulation was conducted using a hydrodynamic model NUFSAW2D to predict the inundation pattern for the existing condition. It was shown that the existing levee constructed for the Maen Besar River could anticipate the 2-year return period flood. However, the capacity of the Maen Kecil River was insufficient for the 2-year flood, and consequently, it caused flooding in the Maen Village. For the 25-year return period flood, all the rivers had insufficient capacity. To deal with this problem, levee design was proposed, for which the crest level of the existing levee of the Main Besar River must be increased and the new levee toward its upstream part must be constructed. Meanwhile, along the Maen Kecil River, new levee must be constructed. The simulation results using NUFSAW2D showed that with such a levee system, the Maen Village became safe from the 25-year flood. Additionally, it was required to add two retention ponds to collect the overland flow water from the Main Village, and later to flow it back to the Maen Besar and Maen Kecil Rivers. The result of this study is expected to be useful for the related stakeholders to solve the flood problem for the Main Village. Keywords: flood, Maen Village, NUFSAW2D, levee ABSTRAKDesa Maen, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, terletak berbatasan dengan laut serta berada di pertemuan antara tiga sungai yaitu Sungai Maen Besar, Sungai Maen Kecil (Atas) dan Sungai Maen Kecil (Samping). Hal ini menyebabkan kawasan tersebut rawan banjir, khususnya saat hujan deras disertai dengan kondisi air pasang. Oleh sebab itu, studi ini dilakukan dengan tujuan mengkaji desain tanggul sebagai solusi penanganan banjir untuk kawasan tersebut. Kajian dilakukan berdasarkan simulasi banjir menggunakan model hidrodinamik NUFSAW2D untuk mengetahui pola genangan banjir kondisi eksisting. Dari hasil simulasi diketahui bahwa tanggul eksisting yang telah dibangun untuk Sungai Maen Besar mampu mengatasi banjir dengan kala ulang 2 tahun. Namun, kapasitas Sungai Maen Kecil tidak mampu mengalirkan debit banjir 2 tahunan sehingga menyebabkan banjir pada kawasan Desa Maen. Untuk kala ulang 25 tahun, kapasitas ketiga sungai tidak cukup untuk mengalirkan debit banjir. Untuk mengatasi masalah ini, penerapan sistem tanggul diusulkan, dimana tanggul eksisting yang berada pada sisi Sungai Maen Besar harus ditinggikan dan selanjutnya dibutuhkan pembangunan tanggul baru ke arah hulu. Sementara, sepanjang Sungai Maen Kecil tanggul baru harus dibangun. Hasil simulasi model NUF
北苏拉威西省Minahasa Utara县的Maen村毗邻大海,位于三条河流的汇合处,即Maen Besar河,Maen Kecil (Atas)河和Maen Kecil (Samping)河。因此,该村地区容易发生水浸,特别是在暴雨和涨潮时。因此,本研究将堤防设计作为此类村庄的防洪解决方案进行研究。本文采用水动力模型NUFSAW2D进行洪水模拟,预测现有条件下的洪水格局。结果表明,马恩贝萨尔河现有的堤防能够预测2年复发期的洪水。然而,Maen Kecil河的容量不足以承受两年的洪水,因此,它造成了Maen村的洪水。对于25年复汛期的洪水,所有河流的容量都不足。针对这一问题,提出了提高主河现有堤防的波峰高度,并在其上游部分新建堤防的方案。与此同时,马恩凯西尔河沿岸必须修建新的堤坝。NUFSAW2D的模拟结果表明,有了这样的堤坝系统,马恩村从25年一遇的洪水中恢复了安全。此外,还需要增加两个蓄水池来收集来自主要村庄的陆上水流,然后再将其流回Maen Besar和Maen Kecil河。这项研究的结果可望对有关持份者解决主村的水浸问题有所帮助。关键词:洪水,Maen村,NUFSAW2D,堤坝abstract: Maen村,Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara省,terletak berbatasan dengan laut serta berada di pertemuan antara tiga sungai yaitu sungai Maen Besar, sungai Maen Kecil (Atas)和sungai Maen Kecil (Samping)。Hal ini menyebabkan kawasan tersebut rawan banjir, khususnya saat hujan deras disertai dengan kondisi air pasang。Oleh sebab图,研究在dilakukan登根图,图,蒙卡吉,desain tanggul sebagai solusi penanganan banjir untuk kawasan tersebut。卡吉安-孟古纳坎模型的模拟与模拟:NUFSAW2D模型。Dari hasil simulasi diketahui bahwa tanggul eksisting yang telah dibangunn untuk Sungai Maen Besar mampu mengatasi banjir dengan kala ulang 2 tahun。Namun, kapasitas Sungai Maen Kecil tidak mampu mengalirkan借记banjir 2 tahuno sehinga menyebabkan banjir pada kawasan Desa Maen。Untuk kala ulang 25 tahun, kapasitas ketiga sungai tidak cuup Untuk mengalirkan借记班吉。Untuk mengatasi masalah ini, penerapan system tanggul diusulkan, dimana tanggul eksisting yang berada ada sisi Sungai Maen Besar harus ditinggikan dan selanjutnya dibutuhkan pembangunan tanggul baru ke arah hulu。Sementara, sepanjang Sungai Maen Kecil tanggul baru harus dibangan。[2][中国科学院学报,2011 .]NUFSAW2D模拟模型menunjukkan bahwa dengan adanya系统[j]。Selain itu, diperlukan dua kolam retensi untuk menangkap air hujan dari dalam kawasan Desa Maen untuk selanjutnya dialirkan kembali, Sungai Maen Besar和Sungai Maen Kecil。Hasil kajian dalam studi ini dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan(利益相关者)terkait dalam mewujudkan kawasan Desa Maen yang bebas banjir。Kata Kunci: banjir, Desa Maen, NUFSAW2D, tanggul
{"title":"DESAIN TANGGUL SEBAGAI SOLUSI BANJIR DENGAN MODEL HIDRODINAMIK NUFSAW2D PADA DESA MAEN, SULAWESI UTARA","authors":"Bobby Minola Ginting","doi":"10.32679/jth.v14i1.722","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jth.v14i1.722","url":null,"abstract":"ABSTRACT The Maen Village, Minahasa Utara Regency, Province of North Sulawesi, is located adjacent to the sea and on the confluence of three rivers namely Maen Besar River, Maen Kecil (Atas) River, and Maen Kecil (Samping) River. Hence, the village area is prone to flooding, especially when heavy rainfall and high tide water occur. Therefore, this research was conducted to study levee design as the flood solution for such a village. In this work, the flood simulation was conducted using a hydrodynamic model NUFSAW2D to predict the inundation pattern for the existing condition. It was shown that the existing levee constructed for the Maen Besar River could anticipate the 2-year return period flood. However, the capacity of the Maen Kecil River was insufficient for the 2-year flood, and consequently, it caused flooding in the Maen Village. For the 25-year return period flood, all the rivers had insufficient capacity. To deal with this problem, levee design was proposed, for which the crest level of the existing levee of the Main Besar River must be increased and the new levee toward its upstream part must be constructed. Meanwhile, along the Maen Kecil River, new levee must be constructed. The simulation results using NUFSAW2D showed that with such a levee system, the Maen Village became safe from the 25-year flood. Additionally, it was required to add two retention ponds to collect the overland flow water from the Main Village, and later to flow it back to the Maen Besar and Maen Kecil Rivers. The result of this study is expected to be useful for the related stakeholders to solve the flood problem for the Main Village. Keywords: flood, Maen Village, NUFSAW2D, levee ABSTRAKDesa Maen, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, terletak berbatasan dengan laut serta berada di pertemuan antara tiga sungai yaitu Sungai Maen Besar, Sungai Maen Kecil (Atas) dan Sungai Maen Kecil (Samping). Hal ini menyebabkan kawasan tersebut rawan banjir, khususnya saat hujan deras disertai dengan kondisi air pasang. Oleh sebab itu, studi ini dilakukan dengan tujuan mengkaji desain tanggul sebagai solusi penanganan banjir untuk kawasan tersebut. Kajian dilakukan berdasarkan simulasi banjir menggunakan model hidrodinamik NUFSAW2D untuk mengetahui pola genangan banjir kondisi eksisting. Dari hasil simulasi diketahui bahwa tanggul eksisting yang telah dibangun untuk Sungai Maen Besar mampu mengatasi banjir dengan kala ulang 2 tahun. Namun, kapasitas Sungai Maen Kecil tidak mampu mengalirkan debit banjir 2 tahunan sehingga menyebabkan banjir pada kawasan Desa Maen. Untuk kala ulang 25 tahun, kapasitas ketiga sungai tidak cukup untuk mengalirkan debit banjir. Untuk mengatasi masalah ini, penerapan sistem tanggul diusulkan, dimana tanggul eksisting yang berada pada sisi Sungai Maen Besar harus ditinggikan dan selanjutnya dibutuhkan pembangunan tanggul baru ke arah hulu. Sementara, sepanjang Sungai Maen Kecil tanggul baru harus dibangun. Hasil simulasi model NUF","PeriodicalId":356205,"journal":{"name":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125111797","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRACT On Thursday, July 14, 2022, a flash flood occurred in Pati Regency, Central Java, caused by heavy rainfall with an intensity of up to 147.5 mm/day on the slopes of Mount Muria. resulting several rivers in Pati Regency overflowed, causing damage to embankments and triggering a flash flood that devastated residential areas and agricultural land. In this study, a simulation was conducted to estimate the extent of the affected area by flash floods in the Sat River, Pati Regency, in the future. The study utilized HEC-RAS version 6.2, which is capable of accurately simulating non-Newtonian fluid behavior, thus enabling precise simulation of flash floods. The simulation results revealed that the flash flood in the Sat River, Pati Regency, had an impacted area of 655 hectares with an average water depth of 3.25 meters for a 2-year return period. For a 25-year return period, the impacted area increased to 1,017 hectares with an average water depth of 3.04 meters, while for a 50-year return period, the impacted area reached 1,091 hectares with an average water depth of 3.01 meters. This research provides a better understanding of the impact of flash floods in the Sat River, Pati Regency, and can serve as a reference for future disaster mitigation efforts. By knowing the extent of the affected area and the average water depth, more effective preventive and management measures can be implemented to mitigate the significant losses caused by flash floods.Keywords: flash flood, flood mitigation, flood simulation, HEC-RAS, hydraulic analysis, Pati Regency ABSTRAKPada Kamis, 14 Juli 2022, banjir bandang terjadi di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah yang disebabkan oleh curah hujan dengan intensitas mencapai 147,5 mm/hari di lereng Gunung Muria. Akibatnya, sejumlah sungai di Kabupaten Pati meluap, menyebabkan kerusakan pada tanggul dan memicu banjir bandang yang merusak permukiman penduduk serta lahan persawahan. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dengan tujuan untuk memperkirakan luas area yang terdampak banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, di masa depan. Studi ini menggunakan perangkat lunak HEC-RAS versi 6.2 yang memiliki kemampuan untuk melakukan simulasi fluida dengan sifat non-Newtonian, sehingga simulasi banjir bandang dapat dilakukan secara akurat. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, memiliki luas terdampak sebesar 655 hektar dengan kedalaman air rata-rata mencapai 3,25 meter untuk periode ulang 2 tahunan. Pada periode ulang 25 tahunan, luas dampak meningkat menjadi 1.017 hektar dengan kedalaman air rata-rata sebesar 3,04 meter, sedangkan untuk periode ulang 50 tahunan, luas dampak mencapai 1.091 hektar dengan kedalaman air rata-rata sebesar 3,01 meter. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya mitigasi bencana di masa depan. Dengan mengetahui luas area yang t
摘要:2022年7月14日星期四,中爪哇省帕提县发生了一场山洪暴发,由穆里亚山山坡上每天高达147.5毫米的强降雨引起。导致帕蒂摄政的几条河流泛滥,对河堤造成破坏,引发山洪暴发,摧毁了居民区和农田。在这项研究中,进行了模拟,以估计未来在帕蒂摄政的萨特河受山洪影响的范围。本研究使用了能够精确模拟非牛顿流体行为的HEC-RAS 6.2版本,从而能够精确模拟山洪暴发。模拟结果显示,Pati Regency的Sat河的山洪影响面积为655公顷,平均水深为3.25米,重现期为2年。25年回归期受影响面积增加到1017公顷,平均水深3.04米;50年回归期受影响面积达到1091公顷,平均水深3.01米。本研究有助于更好地了解山洪暴发对帕蒂县萨特河的影响,并可为今后的减灾工作提供参考。通过了解受影响的范围和平均水深,可以实施更有效的预防和管理措施,以减轻山洪造成的重大损失。关键词:山洪暴发,洪水缓解,洪水模拟,HEC-RAS,水力分析,Pati reggency[摘要]帕达卡米斯,2022年7月14日,banjir bandang terjadi di Kabupaten Pati,省贾瓦登加阳disebabkan oleh curah hujan dengan intensitas mancapai 147,5 mm/hari di lereng Gunung Muria。秋日祭,秋日祭,秋日祭,秋日祭,秋日祭,秋日祭,秋日祭,秋日祭,秋日祭,秋日祭,秋日祭Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dengan tujuan untuk成员,kirakan luas area yang terdampak banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, di masa depan。以某ini menggunakan perangkat lunak HEC-RAS 6.2中杨memiliki kemampuan为她melakukan simulasi fluida dengan sifat非牛顿,sehingga simulasi banjir bandang dapat dilakukan secara akurat。Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, memiliki luas terdampak sebesar 655 hektar dengan kedalaman air rata-rata menapai 3,25米untuk周期ulang 2 tahu。巴达期ulang 25塔湖南,luas danpak mengkat menjadi 1.017 hektar dengan kedalaman air rata-rata sebesar 3,04米,sedangkan untuk period ulang 50塔湖南,luas danpak menkapai 1.091 hektar dengan kedalaman air rata-rata sebesar 3,01米。Penelitian ini成员,kan pemahaman yang lebih baik mengenai danpak banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, dan dapat digunakan sebagai acan dalam upaya mitigasi bengani masa depan。Dengan mengetahui轻轨区杨terdampak丹kedalaman空气rata-ratanya langkah-langkah pencegahan丹杨penanganan lebih baik dapat diambil为她menghindari kerugian大的杨ditimbulkan oleh pokalchuk banjir bandang。Kata Kunci:分析Hidrolika, Banjir Bandang, HEC-RAS, Kabupaten Pati, Mitigasi Banjir, Simulasi Banjir
{"title":"ANALISIS DAERAH TERDAMPAK BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN HEC-RAS 2 DIMENSI DI SUNGAI SAT, KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH","authors":"Jati Iswardoyo, Hafizh Satria","doi":"10.32679/jth.v14i1.717","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jth.v14i1.717","url":null,"abstract":" ABSTRACT On Thursday, July 14, 2022, a flash flood occurred in Pati Regency, Central Java, caused by heavy rainfall with an intensity of up to 147.5 mm/day on the slopes of Mount Muria. resulting several rivers in Pati Regency overflowed, causing damage to embankments and triggering a flash flood that devastated residential areas and agricultural land. In this study, a simulation was conducted to estimate the extent of the affected area by flash floods in the Sat River, Pati Regency, in the future. The study utilized HEC-RAS version 6.2, which is capable of accurately simulating non-Newtonian fluid behavior, thus enabling precise simulation of flash floods. The simulation results revealed that the flash flood in the Sat River, Pati Regency, had an impacted area of 655 hectares with an average water depth of 3.25 meters for a 2-year return period. For a 25-year return period, the impacted area increased to 1,017 hectares with an average water depth of 3.04 meters, while for a 50-year return period, the impacted area reached 1,091 hectares with an average water depth of 3.01 meters. This research provides a better understanding of the impact of flash floods in the Sat River, Pati Regency, and can serve as a reference for future disaster mitigation efforts. By knowing the extent of the affected area and the average water depth, more effective preventive and management measures can be implemented to mitigate the significant losses caused by flash floods.Keywords: flash flood, flood mitigation, flood simulation, HEC-RAS, hydraulic analysis, Pati Regency ABSTRAKPada Kamis, 14 Juli 2022, banjir bandang terjadi di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah yang disebabkan oleh curah hujan dengan intensitas mencapai 147,5 mm/hari di lereng Gunung Muria. Akibatnya, sejumlah sungai di Kabupaten Pati meluap, menyebabkan kerusakan pada tanggul dan memicu banjir bandang yang merusak permukiman penduduk serta lahan persawahan. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dengan tujuan untuk memperkirakan luas area yang terdampak banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, di masa depan. Studi ini menggunakan perangkat lunak HEC-RAS versi 6.2 yang memiliki kemampuan untuk melakukan simulasi fluida dengan sifat non-Newtonian, sehingga simulasi banjir bandang dapat dilakukan secara akurat. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, memiliki luas terdampak sebesar 655 hektar dengan kedalaman air rata-rata mencapai 3,25 meter untuk periode ulang 2 tahunan. Pada periode ulang 25 tahunan, luas dampak meningkat menjadi 1.017 hektar dengan kedalaman air rata-rata sebesar 3,04 meter, sedangkan untuk periode ulang 50 tahunan, luas dampak mencapai 1.091 hektar dengan kedalaman air rata-rata sebesar 3,01 meter. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai dampak banjir bandang di Sungai Sat, Kabupaten Pati, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya mitigasi bencana di masa depan. Dengan mengetahui luas area yang t","PeriodicalId":356205,"journal":{"name":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","volume":"2 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123545485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Taufiq Makmur Zainuddin, Irmanto Irmanto, Joko Nugroho, Waluyo Hatmoko
ABSTRACT Sedimentation is a problem that can cause siltation and changes in river morphology due to reduced river capacity and increased runoff. The Tondano River is one of the major rivers that cross the City of Manado, which has a significant contribution in terms of the impact of flooding and, in its current conditions, has experienced considerable siltation so that the capacity of the river is unable to carry discharge. This study aims to analyze the changes in the elevation of the Tondano River bed that occurred within 6 years from 2016 to 2022 due to sedimentation. Sedimentation modelling is done using the HEC-RAS 6.1 application because, it has new features and improvements over the previous version, especially for, sediment transport analysis using the Meyer Peter Muller empirical equation. The bathymetric data used is the 2016 measurement, and a sediment model simulation is carried out for a 6-year daily discharge period. Then verification is carried out with the 2022 bathymetry data and current field conditions. The results show that the Tondano River on the Kairagi section, along 7.20 km from the estuary, experienced a significant change in riverbed elevation due to sedimentation. There was an average aggradation or sedimentation thickness of 0.891 m for 6 years and an estimated 0.130 to 0.140 m per year, so under these conditions, the cross-section of the Tondano River experienced siltation and reduced the capacity of the river to carry flood discharge. The simulation results showed that changes in river bed elevation also cause an increase in water level as high as 1 to. 2 m. From the simulation results of changes in the bottom of the Tondano River section of Kairagi, a total sedimentation amount of 83,087.49 m3 for 6 years was obtained.Keywords: sedimentation, river bed elevation, water surface elevation, aggradation, deposition ABSTRAKSedimentasi merupakan permasalahan yang dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan dan perubahan morfologi sungai karena berkurangnya kapasitas sungai sehingga terjadi peningkatan aliran permukaan. Sungai Tondano adalah salah satu sungai besar yang melintas di Kota Manado yang menjadi salah satu sungai yang memiliki kontribusi besar dalam hal dampak banjir dan pada kondisi saat ini telah mengalami pendangkalan yang signifikan sehingga kapasitas sungai tidak mampu dalam mengalirkan debit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis perubahan elevasi dasar Sungai Tondano yang terjadi dalam kurun waktu 6 tahun dari tahun 2016 hingga 2022 akibat sedimentasi. Pemodelan sedimentasi dilakukan menggunakan aplikasi HEC-RAS 6.1 karena pada versi ini terdapat beberapa fitur baru dan perbaikan dari versi sebelumnya, yaitu persamaan angkutan sedimen menggunakan persamaan empiris Meyer Peter Muller. Data batimetri yang digunakan adalah pengukuran tahun 2016 dan dilakukan simulasi model sedimen selama periode debit harian 6 tahun kemudian dilakukan verifikasi dengan data batimetri tahun 2022 serta kondisi lapangan
泥沙淤积是一个问题,由于河流容量的减少和径流的增加,泥沙淤积和河流形态的变化。通达诺河是流经万鸦老市的主要河流之一,就洪水的影响而言,通达诺河有很大的贡献,在目前的情况下,它经历了相当大的淤积,因此河流的容量无法承载流量。本研究旨在分析2016 - 2022年6年间通达诺河河床因沉积而发生的高程变化。泥沙模型是使用HEC-RAS 6.1应用程序完成的,因为它比以前的版本有新的功能和改进,特别是对于使用Meyer Peter Muller经验方程的泥沙输运分析。使用的水深数据是2016年的测量数据,并对6年的日流量进行了泥沙模型模拟。然后利用2022年测深数据和现场现状进行验证。结果表明,在离河口7.20 km的通达诺河段,由于沉积作用,河床高程发生了明显的变化。6年平均沉积厚度为0.891 m,年平均沉积厚度估计为0.130 ~ 0.140 m,在此条件下,通达诺河断面发生淤积,降低了河流的载洪能力。模拟结果表明,河床高程的变化也会引起水位的升高,最高可达1 ~ 1。2米。通过对kyairagi通达诺河河段底部变化的模拟结果,得到了6年的总沉积量83,087.49 m3。【关键词】沉积,河床高程,水体高程,淤积,沉积,沉积Sungai Tondano adalah salah, Sungai besar, yang melinas, di Kota Manado, yang menjadi salah, Sungai, yang memiliki, kontribusi besar, dalam, dampak, banjir, danada, kondisi, sangai, telah, mengalami, pendangkalan, signfikan, seingga, kapasitas, Sungai, dalpu, dalam, mengalirkan,借记。Tujuan penelitian ini yitu untuk menganalis perubahan elevasi dasar Sungai Tondano yang terjadi dalam kurun waktu 6 tahun dari tahun 2016 hinga 2022 akibat沉积Pemodelan sedimentasi dilakukan menggunakan apilkasi HEC-RAS 6.1 karena parada versi terdapat beberapa fitur baru dan perbaikan dari versi sebelumnya, yitu persamaan angkutan sedimen menggunakan persamaan imperiis Meyer Peter Muller。2016年丹迪拉库坎模拟模型沉积selama期借记harian 6塔胡克姆迪拉库坎验证kasi dengan数据梯胡克拉库坎2022年serta kondisi lapangan saat ini。Hasilnya dapat dispulkan bahwa Sungai Tondano pada ruas Kairagi sepanjang 7,20 km dari muara mengalami perubahan elevasi dasar Sungai yang cuup signfikan akibat沉积。Terjadi agradasi atau tebal sedimentasi rata-rata sebesar 0,891 m selama 6 tahun dan diperkirakan sebesar 0,130 s.d 0,140 m per tahun, sehinga dengan kondisi terseang Sungai Tondano mengalami pendangkalan dan menyebabkan berkurangnya kapasitas Sungai dalam mengalirkan debit banjir。Hasil simulasi perubahan elevasi dasar sungai tersebut juga menunjukkan terjadinya kenaikan elevasi muka空气设置1 s.d 2 m。Dari hasil simulasi perubahan dasar Sungai Tondano ruas Kairagi diperoleh总沉积量为83.087,49 m3 selama 6 tahun。Kata Kunci:沉积,海拔,空气,agradasi, pengendapan
{"title":"PEMODELAN SEDIMENTASI MENGGUNAKAN HEC-RAS 6.1 UNTUK MENGANALISIS PERUBAHAN ELEVASI DASAR SUNGAI TONDANO, SULAWESI UTARA","authors":"Muhammad Taufiq Makmur Zainuddin, Irmanto Irmanto, Joko Nugroho, Waluyo Hatmoko","doi":"10.32679/jth.v14i1.721","DOIUrl":"https://doi.org/10.32679/jth.v14i1.721","url":null,"abstract":"ABSTRACT Sedimentation is a problem that can cause siltation and changes in river morphology due to reduced river capacity and increased runoff. The Tondano River is one of the major rivers that cross the City of Manado, which has a significant contribution in terms of the impact of flooding and, in its current conditions, has experienced considerable siltation so that the capacity of the river is unable to carry discharge. This study aims to analyze the changes in the elevation of the Tondano River bed that occurred within 6 years from 2016 to 2022 due to sedimentation. Sedimentation modelling is done using the HEC-RAS 6.1 application because, it has new features and improvements over the previous version, especially for, sediment transport analysis using the Meyer Peter Muller empirical equation. The bathymetric data used is the 2016 measurement, and a sediment model simulation is carried out for a 6-year daily discharge period. Then verification is carried out with the 2022 bathymetry data and current field conditions. The results show that the Tondano River on the Kairagi section, along 7.20 km from the estuary, experienced a significant change in riverbed elevation due to sedimentation. There was an average aggradation or sedimentation thickness of 0.891 m for 6 years and an estimated 0.130 to 0.140 m per year, so under these conditions, the cross-section of the Tondano River experienced siltation and reduced the capacity of the river to carry flood discharge. The simulation results showed that changes in river bed elevation also cause an increase in water level as high as 1 to. 2 m. From the simulation results of changes in the bottom of the Tondano River section of Kairagi, a total sedimentation amount of 83,087.49 m3 for 6 years was obtained.Keywords: sedimentation, river bed elevation, water surface elevation, aggradation, deposition ABSTRAKSedimentasi merupakan permasalahan yang dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan dan perubahan morfologi sungai karena berkurangnya kapasitas sungai sehingga terjadi peningkatan aliran permukaan. Sungai Tondano adalah salah satu sungai besar yang melintas di Kota Manado yang menjadi salah satu sungai yang memiliki kontribusi besar dalam hal dampak banjir dan pada kondisi saat ini telah mengalami pendangkalan yang signifikan sehingga kapasitas sungai tidak mampu dalam mengalirkan debit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis perubahan elevasi dasar Sungai Tondano yang terjadi dalam kurun waktu 6 tahun dari tahun 2016 hingga 2022 akibat sedimentasi. Pemodelan sedimentasi dilakukan menggunakan aplikasi HEC-RAS 6.1 karena pada versi ini terdapat beberapa fitur baru dan perbaikan dari versi sebelumnya, yaitu persamaan angkutan sedimen menggunakan persamaan empiris Meyer Peter Muller. Data batimetri yang digunakan adalah pengukuran tahun 2016 dan dilakukan simulasi model sedimen selama periode debit harian 6 tahun kemudian dilakukan verifikasi dengan data batimetri tahun 2022 serta kondisi lapangan","PeriodicalId":356205,"journal":{"name":"JURNAL TEKNIK HIDRAULIK","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128752696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}