Dewi Tisnawati, S. Yusran, Asnia Zainuddin, S. Suhadi
{"title":"ANALISIS KETIDAKAKTIFAN POSYANDU DI KABUPATEN MUNA","authors":"Dewi Tisnawati, S. Yusran, Asnia Zainuddin, S. Suhadi","doi":"10.37887/EPJ.V5I1.15578","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstrakPosyandu merupakan salah satu bentuk upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar terutama bagi ibu, bayi dan balita. Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2016, Indonesia memiliki 263.964 Posyandu yang tersebar di seluruh daerahdiIndonesia, yang meliputi Posyandu Pratama sebanyak 32.439 Posyandu,Madya sebanyak 90.138 Posyandu, Purnama sebanyak 108.681 Posyandu dan mandiri sebanyak 32.131 Posyandu. Kinerja Posyandu di Kabupaten Muna saat ini masih sangat rendah, terlihat dari jumlah Posyandu secara keseluruhan yakni 294 dengan jumlah posyandu yang aktif hanya 42 atau 14,29 % sedangkan posyandu yang tidak aktif sebanyak 152 atau sekitar 85,71 %.Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan posyandu serta analisis ketidakaktifan Posyandu di Kabupaten Muna.MetodePenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Pendekatan ini mementingkan penguraian fenomena yang teramati dan konteks makna yang melingkupi suatu relalitas.Hasil Keaktifan pelaksanaan kegiatan posyandu belum terselenggara dengan baik dimana tidak semua program dilaksanakan. Kegiatan penimbangan balita sudah dilakukan tetapi frekuensi penimbangan masih rendah, PMT tidak rutin dilaksanakan karena pembiayaan yang kurangprogram kesehatan ibu dan anak belum dilaksanakan dengan baik karena petugas puskesmas yang datang di posyandu tidak selalu bidan dan tidak ada tempat atau gedung yang disediakan sehingga ibu hamil merasa malu untuk periksakan kehamilan, sedangkan kegiatan penyuluhan tidak rutin dilaksanakan karena kurangnya pelatihan yang dilakukan terhadap kader, SDM, Dana dan sarana prasarana yang tersedia belum memadai serta belum di manfaatkan dengan optimal. Puskesmas kurang melakukan koordinasi lintas sektoral dalam kegiatan posyandu. Kata Kunci: Sarana prasarana, keaktifan posyandu","PeriodicalId":240402,"journal":{"name":"Preventif Journal","volume":"66 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Preventif Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37887/EPJ.V5I1.15578","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
ANALISIS KETIDAKAKTIFAN POSYANDU DI KABUPATEN MUNA
AbstrakPosyandu merupakan salah satu bentuk upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar terutama bagi ibu, bayi dan balita. Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2016, Indonesia memiliki 263.964 Posyandu yang tersebar di seluruh daerahdiIndonesia, yang meliputi Posyandu Pratama sebanyak 32.439 Posyandu,Madya sebanyak 90.138 Posyandu, Purnama sebanyak 108.681 Posyandu dan mandiri sebanyak 32.131 Posyandu. Kinerja Posyandu di Kabupaten Muna saat ini masih sangat rendah, terlihat dari jumlah Posyandu secara keseluruhan yakni 294 dengan jumlah posyandu yang aktif hanya 42 atau 14,29 % sedangkan posyandu yang tidak aktif sebanyak 152 atau sekitar 85,71 %.Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan posyandu serta analisis ketidakaktifan Posyandu di Kabupaten Muna.MetodePenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Pendekatan ini mementingkan penguraian fenomena yang teramati dan konteks makna yang melingkupi suatu relalitas.Hasil Keaktifan pelaksanaan kegiatan posyandu belum terselenggara dengan baik dimana tidak semua program dilaksanakan. Kegiatan penimbangan balita sudah dilakukan tetapi frekuensi penimbangan masih rendah, PMT tidak rutin dilaksanakan karena pembiayaan yang kurangprogram kesehatan ibu dan anak belum dilaksanakan dengan baik karena petugas puskesmas yang datang di posyandu tidak selalu bidan dan tidak ada tempat atau gedung yang disediakan sehingga ibu hamil merasa malu untuk periksakan kehamilan, sedangkan kegiatan penyuluhan tidak rutin dilaksanakan karena kurangnya pelatihan yang dilakukan terhadap kader, SDM, Dana dan sarana prasarana yang tersedia belum memadai serta belum di manfaatkan dengan optimal. Puskesmas kurang melakukan koordinasi lintas sektoral dalam kegiatan posyandu. Kata Kunci: Sarana prasarana, keaktifan posyandu