Riska Riska, Ilham Antariksa Tasabaramo, Lalang Lalang, Mutmainnah Muchtar, A. Asni
{"title":"Kelimpahan Mikroplastik pada Sedimen Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Bokori Sulawesi Tenggara","authors":"Riska Riska, Ilham Antariksa Tasabaramo, Lalang Lalang, Mutmainnah Muchtar, A. Asni","doi":"10.46252/jsai-fpik-unipa.2022.vol.6.no.4.252","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pencemaran mikroplastik merupakan salah satu ancaman di ekosistem laut. Keberadaan mikroplastik di ekosistem terumbu karang memungkinkan adanya ancaman terhadap kesehatan terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi terumbu karang, dan melihat data sebaran mikroplastik di kawasan wisata Pulau Bokori sebagai langkah awal konservasi dan mitigasi dari dampak polusi mikroplastik tersebut. Pengambilan sampel dilakukan pada 4 stasiun penelitian. Parameter kualitas lingkungan yang diukur adalah suhu, oksigen terlarut, pH, salinitas, kecerahan perairan, kecepatan arus, nitrat dan fosfat. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel sedimen menggunakan SCUBA set dan sedimen grab pada kedalaman 3-10 meter. Sedimen diambil ±1000 gr dan disimpan dalam plastik double zip lock. Sampel kemudian dianalisis dan diamati menggunakan mikroplastik di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan mikroplastik yang dijumpai pada sedimen di perairan pulau Bokori ada empat jenis yaitu fiber, foam, film dan fragmen. Fiber merupakan jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan di perairan Bokori dengan rata-rata 41.564 partikel/kg sedimen kering tiap stasiun pengamatan, sedangkan kelimpahan yang paling rendah adalah tipe foam dengan nilai rata-rata 9.379 partikel/kg sedimen kering tiap stasiun pengamatan. Kelimpahan mikroplastik pada masing-masing lokasi pengambilan sampel tidak sama disebabkan oleh karakteristik lokasi penelitian yang berbeda-beda.","PeriodicalId":105035,"journal":{"name":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2022.vol.6.no.4.252","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Kelimpahan Mikroplastik pada Sedimen Ekosistem Terumbu Karang di Pulau Bokori Sulawesi Tenggara
Pencemaran mikroplastik merupakan salah satu ancaman di ekosistem laut. Keberadaan mikroplastik di ekosistem terumbu karang memungkinkan adanya ancaman terhadap kesehatan terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi terumbu karang, dan melihat data sebaran mikroplastik di kawasan wisata Pulau Bokori sebagai langkah awal konservasi dan mitigasi dari dampak polusi mikroplastik tersebut. Pengambilan sampel dilakukan pada 4 stasiun penelitian. Parameter kualitas lingkungan yang diukur adalah suhu, oksigen terlarut, pH, salinitas, kecerahan perairan, kecepatan arus, nitrat dan fosfat. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel sedimen menggunakan SCUBA set dan sedimen grab pada kedalaman 3-10 meter. Sedimen diambil ±1000 gr dan disimpan dalam plastik double zip lock. Sampel kemudian dianalisis dan diamati menggunakan mikroplastik di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan mikroplastik yang dijumpai pada sedimen di perairan pulau Bokori ada empat jenis yaitu fiber, foam, film dan fragmen. Fiber merupakan jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan di perairan Bokori dengan rata-rata 41.564 partikel/kg sedimen kering tiap stasiun pengamatan, sedangkan kelimpahan yang paling rendah adalah tipe foam dengan nilai rata-rata 9.379 partikel/kg sedimen kering tiap stasiun pengamatan. Kelimpahan mikroplastik pada masing-masing lokasi pengambilan sampel tidak sama disebabkan oleh karakteristik lokasi penelitian yang berbeda-beda.