{"title":"公立中学五棉兰分校(UPT Negeri 5 Medan)的学生在宗教文化中寻求塑造他们的情绪智慧","authors":"Nanda Arifa Albi","doi":"10.61253/cendekiawan.v1i2.58","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendidikan di Indonesia saat ini tampaknya hanya berorientasi pada kecerdasan kognitif saja. Begitu banyak masalah degradasi karakter yang muncul. Hal ini dikarenakan pendidikan di Indonesia masih kurang dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa. Menyadari kenyataan ini, perlu ada solusi konkrit dan berkelanjutan. Dalam hal ini budaya religius sekolah dapat dijadikan sebagai alat untuk mewujudkan pembentukan karakter siswa. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk budaya religi sekolah, dan menganalisis kontribusi budaya religi sekolah terhadap kecerdasan emosional siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk budaya religius sekolah di UPT SMP Negeri 5 Medan terdiri dari 2 implementasi, yaitu a) kegiatan sehari-hari seperti doa sebelum dan sesudah pelajaran. b) kegiatan mingguan yang terdiri dari program istighosah, hafalan Al-Qur’an memimpin Asmaul Husna, dan sedekah Jum’at. Sedangkan kontribusi budaya keagamaan sekolah sebagai upaya pembentukan kecerdasan emosional siswa terdiri dari a) istighosah dapat membentuk pengelolaan emosi, b) hafalan Al-Qur’an dan memimpin bacaan Asmaul Husna dapat membentuk motivasi diri siswa, c) sedekah Jum’at dapat membentuk empati siswa dan keikhlasan dalam bersedekah, d) kegiatan budaya keagamaan secara keseluruhan mampu memunculkan kesadaran diri siswa.","PeriodicalId":178654,"journal":{"name":"Cendekiawan : Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Budaya Religius Sekolah Sebagai Upaya Membentuk Kecerdasan Emosional Siswa di UPT SMP Negeri 5 Medan\",\"authors\":\"Nanda Arifa Albi\",\"doi\":\"10.61253/cendekiawan.v1i2.58\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pendidikan di Indonesia saat ini tampaknya hanya berorientasi pada kecerdasan kognitif saja. Begitu banyak masalah degradasi karakter yang muncul. Hal ini dikarenakan pendidikan di Indonesia masih kurang dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa. Menyadari kenyataan ini, perlu ada solusi konkrit dan berkelanjutan. Dalam hal ini budaya religius sekolah dapat dijadikan sebagai alat untuk mewujudkan pembentukan karakter siswa. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk budaya religi sekolah, dan menganalisis kontribusi budaya religi sekolah terhadap kecerdasan emosional siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk budaya religius sekolah di UPT SMP Negeri 5 Medan terdiri dari 2 implementasi, yaitu a) kegiatan sehari-hari seperti doa sebelum dan sesudah pelajaran. b) kegiatan mingguan yang terdiri dari program istighosah, hafalan Al-Qur’an memimpin Asmaul Husna, dan sedekah Jum’at. Sedangkan kontribusi budaya keagamaan sekolah sebagai upaya pembentukan kecerdasan emosional siswa terdiri dari a) istighosah dapat membentuk pengelolaan emosi, b) hafalan Al-Qur’an dan memimpin bacaan Asmaul Husna dapat membentuk motivasi diri siswa, c) sedekah Jum’at dapat membentuk empati siswa dan keikhlasan dalam bersedekah, d) kegiatan budaya keagamaan secara keseluruhan mampu memunculkan kesadaran diri siswa.\",\"PeriodicalId\":178654,\"journal\":{\"name\":\"Cendekiawan : Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman\",\"volume\":\"72 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-27\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Cendekiawan : Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.61253/cendekiawan.v1i2.58\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Cendekiawan : Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.61253/cendekiawan.v1i2.58","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Budaya Religius Sekolah Sebagai Upaya Membentuk Kecerdasan Emosional Siswa di UPT SMP Negeri 5 Medan
Pendidikan di Indonesia saat ini tampaknya hanya berorientasi pada kecerdasan kognitif saja. Begitu banyak masalah degradasi karakter yang muncul. Hal ini dikarenakan pendidikan di Indonesia masih kurang dalam mengembangkan kecerdasan emosional siswa. Menyadari kenyataan ini, perlu ada solusi konkrit dan berkelanjutan. Dalam hal ini budaya religius sekolah dapat dijadikan sebagai alat untuk mewujudkan pembentukan karakter siswa. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk budaya religi sekolah, dan menganalisis kontribusi budaya religi sekolah terhadap kecerdasan emosional siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk budaya religius sekolah di UPT SMP Negeri 5 Medan terdiri dari 2 implementasi, yaitu a) kegiatan sehari-hari seperti doa sebelum dan sesudah pelajaran. b) kegiatan mingguan yang terdiri dari program istighosah, hafalan Al-Qur’an memimpin Asmaul Husna, dan sedekah Jum’at. Sedangkan kontribusi budaya keagamaan sekolah sebagai upaya pembentukan kecerdasan emosional siswa terdiri dari a) istighosah dapat membentuk pengelolaan emosi, b) hafalan Al-Qur’an dan memimpin bacaan Asmaul Husna dapat membentuk motivasi diri siswa, c) sedekah Jum’at dapat membentuk empati siswa dan keikhlasan dalam bersedekah, d) kegiatan budaya keagamaan secara keseluruhan mampu memunculkan kesadaran diri siswa.