{"title":"同情、灵魂的孤独和对老年人死亡的准备","authors":"N. Astuti, A. Asrowi, Naharus Surur","doi":"10.20961/jpk.v4i2.46027","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: The purpose of this study is to describe the behavior of the crisis of affection, the loneliness of the soul, and readiness for death. This research uses a qualitative approach with a case study method at Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Subjects were taken using snowball sampling. Data collection techniques using observation, interviews, and document studies. The results showed that all behaviors that occurred in Y, S, and J regarding the problem of crisis of affection, mental loneliness, and readiness for death, were almost the same. Both have an attitude of indifference, disrespect, and disobedience to personal, family, environmental, and spiritual aspects and feel alienated. The factors that caused Y, S, and J to fall into this problem include internal factors (his desires, desires, and physical conditions that have begun to decline), external factors (closeness to family, lack of friends or relations due to lack of activities outside the orphanage). And economic factors (unfit for habitation and no money). The impacts that occur on Y, S, and J are low self-confidence, fear of being abandoned, problems with closeness with other people, isolation, not having friends, boredom, and always being shrouded in excessive anxiety and fear.Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan perilaku krisis kasih sayang, kesepian jiwa, kesiapan kematian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Pengambilan subjek menggunakan snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semua perilaku yang terjadi pada Y, S, J terhadap masalah krisis kasih sayang, kesepian jiwa, dan kesiapan kematian, sebenarnya hampir sama. Sama-sama memiliki sikap tidak peduli, sikap tidak menghargai, dan sikap durhaka pada pribadi, keluarga, lingkungan, dan spiritual, serta memiliki perasaan-perasaan terasing. Faktor-faktor yang menyebabkan Y, S, J terjerumus pada masalah tersebut antara lain faktor internal (keinginannya, hasratnya, dan kondisi fisik yang sudah mulai menurun), faktor eksternal (kedekatannya dengan keluarga, berkurangnya teman atau relasi akibat kurangnya aktifitas di luar panti) dan faktor ekonomi (rumah tidak layak huni dan tidak ada uang). Dampak yang terjadi pada Y, S, J yaitu kepercayaan diri rendah, takut ditelantarkan, masalah kedekatan bersama orang lain, isolasi, tidak mempunyai sahabat, bosan, dan selalu diselimuti rasa cemas dan takut berlebihan.","PeriodicalId":356376,"journal":{"name":"Jurnal Psikoedukasi dan Konseling","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Krisis Kasih Sayang, Kesepian Jiwa, dan Kesiapan Kematian pada Lansia di Panti Jompo\",\"authors\":\"N. Astuti, A. Asrowi, Naharus Surur\",\"doi\":\"10.20961/jpk.v4i2.46027\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract: The purpose of this study is to describe the behavior of the crisis of affection, the loneliness of the soul, and readiness for death. This research uses a qualitative approach with a case study method at Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Subjects were taken using snowball sampling. Data collection techniques using observation, interviews, and document studies. The results showed that all behaviors that occurred in Y, S, and J regarding the problem of crisis of affection, mental loneliness, and readiness for death, were almost the same. Both have an attitude of indifference, disrespect, and disobedience to personal, family, environmental, and spiritual aspects and feel alienated. The factors that caused Y, S, and J to fall into this problem include internal factors (his desires, desires, and physical conditions that have begun to decline), external factors (closeness to family, lack of friends or relations due to lack of activities outside the orphanage). And economic factors (unfit for habitation and no money). The impacts that occur on Y, S, and J are low self-confidence, fear of being abandoned, problems with closeness with other people, isolation, not having friends, boredom, and always being shrouded in excessive anxiety and fear.Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan perilaku krisis kasih sayang, kesepian jiwa, kesiapan kematian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Pengambilan subjek menggunakan snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semua perilaku yang terjadi pada Y, S, J terhadap masalah krisis kasih sayang, kesepian jiwa, dan kesiapan kematian, sebenarnya hampir sama. Sama-sama memiliki sikap tidak peduli, sikap tidak menghargai, dan sikap durhaka pada pribadi, keluarga, lingkungan, dan spiritual, serta memiliki perasaan-perasaan terasing. Faktor-faktor yang menyebabkan Y, S, J terjerumus pada masalah tersebut antara lain faktor internal (keinginannya, hasratnya, dan kondisi fisik yang sudah mulai menurun), faktor eksternal (kedekatannya dengan keluarga, berkurangnya teman atau relasi akibat kurangnya aktifitas di luar panti) dan faktor ekonomi (rumah tidak layak huni dan tidak ada uang). Dampak yang terjadi pada Y, S, J yaitu kepercayaan diri rendah, takut ditelantarkan, masalah kedekatan bersama orang lain, isolasi, tidak mempunyai sahabat, bosan, dan selalu diselimuti rasa cemas dan takut berlebihan.\",\"PeriodicalId\":356376,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Psikoedukasi dan Konseling\",\"volume\":\"6 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-06-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Psikoedukasi dan Konseling\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20961/jpk.v4i2.46027\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Psikoedukasi dan Konseling","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20961/jpk.v4i2.46027","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要:本研究的目的是描述情感危机、灵魂孤独和死亡准备的行为。本研究采用定性方法与个案研究方法在Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta。受试者采用滚雪球抽样。使用观察、访谈和文献研究的数据收集技术。结果表明,Y、S和J在情感危机、心理孤独和死亡准备问题上的所有行为几乎是相同的。他们对个人、家庭、环境和精神方面都持冷漠、不尊重和不服从的态度,并感到被疏远。导致Y, S和J陷入这个问题的因素包括内部因素(他的欲望,欲望和身体状况已经开始下降),外部因素(与家人的亲密关系,由于缺乏孤儿院以外的活动而缺乏朋友或关系)。还有经济因素(不适合居住,没有钱)。对Y、S、J的影响是缺乏自信、害怕被抛弃、与他人的亲密关系出现问题、孤立、没有朋友、无聊、总是被过度的焦虑和恐惧所笼罩。摘要:土土学的翻译结果:土土学的翻译结果:土土学的翻译结果:土土学的翻译结果:土土学的翻译结果:土土学的翻译结果:土土学Penelitian ini menggunakan pendekatan quality - dengan方法研究kasus di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta。蓬甘比兰受试者蒙古纳坎雪球取样。孟古纳坎观测站,瓦万卡拉,丹库门。Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semua peraku yang terjadi pada, S, J terhadap masalah krisis kasih sayang, kesepian jiwa, dan kesiapan kematian, sebenarnya hampir sama。Sama-sama memiliki sikap tidak peduli, sikap tidak menghargai, dan sikap durhaka pada pribadi, keluarga, lingkungan, dan spiritual, serta memiliki perasaan-perasaan - terasing。因子-因子yang menyebabkan Y, S, J . terjerumus pada masalah tersebut antara .内部因子(keinginannya, hasratnya, dan kondisi fisik yang sudah mulai menurun),外部因子(kedekatannya dengan keluarga, berkurangnya teman atau relasi akibat kurangnya aktifitas di luar panti)和经济因子(rumah tidak layak huni dan tidak ada uang)。Dampak yang terjadi pada Y, S, jyitu keperayaan diri rendah, takut ditelantarkan, masalah kedekatan bersama oranglain, isolasi, tidak mempunyai sahabat, bosan, dan selalu diselimuti rasa cemas dan takut berlebihan。
Krisis Kasih Sayang, Kesepian Jiwa, dan Kesiapan Kematian pada Lansia di Panti Jompo
Abstract: The purpose of this study is to describe the behavior of the crisis of affection, the loneliness of the soul, and readiness for death. This research uses a qualitative approach with a case study method at Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Subjects were taken using snowball sampling. Data collection techniques using observation, interviews, and document studies. The results showed that all behaviors that occurred in Y, S, and J regarding the problem of crisis of affection, mental loneliness, and readiness for death, were almost the same. Both have an attitude of indifference, disrespect, and disobedience to personal, family, environmental, and spiritual aspects and feel alienated. The factors that caused Y, S, and J to fall into this problem include internal factors (his desires, desires, and physical conditions that have begun to decline), external factors (closeness to family, lack of friends or relations due to lack of activities outside the orphanage). And economic factors (unfit for habitation and no money). The impacts that occur on Y, S, and J are low self-confidence, fear of being abandoned, problems with closeness with other people, isolation, not having friends, boredom, and always being shrouded in excessive anxiety and fear.Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan perilaku krisis kasih sayang, kesepian jiwa, kesiapan kematian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Pengambilan subjek menggunakan snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semua perilaku yang terjadi pada Y, S, J terhadap masalah krisis kasih sayang, kesepian jiwa, dan kesiapan kematian, sebenarnya hampir sama. Sama-sama memiliki sikap tidak peduli, sikap tidak menghargai, dan sikap durhaka pada pribadi, keluarga, lingkungan, dan spiritual, serta memiliki perasaan-perasaan terasing. Faktor-faktor yang menyebabkan Y, S, J terjerumus pada masalah tersebut antara lain faktor internal (keinginannya, hasratnya, dan kondisi fisik yang sudah mulai menurun), faktor eksternal (kedekatannya dengan keluarga, berkurangnya teman atau relasi akibat kurangnya aktifitas di luar panti) dan faktor ekonomi (rumah tidak layak huni dan tidak ada uang). Dampak yang terjadi pada Y, S, J yaitu kepercayaan diri rendah, takut ditelantarkan, masalah kedekatan bersama orang lain, isolasi, tidak mempunyai sahabat, bosan, dan selalu diselimuti rasa cemas dan takut berlebihan.