{"title":"创新自然和创造性处理传统的圣玛丽亚·博罗的编织废料","authors":"Retno Ika Sundari, Yosephine Flori Setiarini","doi":"10.21460/sendimasvi2021.v6i1.24","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tenun lurik merupakan salah satu hasil budaya bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan, salah satunya Pertenunan Santa Maria Boro. Pertenunan Santa Maria Boro yang berada di Kecamatan Banjarasri, Kalibawang Kabupaten Kulonprogo telah berdiri sejak tahun 1927 mampu membuktikan eksistensi pertenunan tradisional di tengah globalisasi. Selama ini, produksi yang sudah dihasilkan diantaranya adalah selimut, handuk, kain pel, serbet, sarung, sprei, sarung bantal, lap tangan, lap piring, serta baju imam. Eksistensi dan kualitas hasil produksi pertenunan tradisonal memerlukan sentuhan inovasi untuk memenangkan keunggulan kompetitif. Salah satu usaha dalam memenangkan keunggulan kompetitif adalah dengan meningkatkan valueadded kain tenun tradisional. Upaya ini dilakukan oleh tim pengabdi melalui metode kreativitas pewarnaan dan kreasi Teknik hias pada kain yang dihasilkan Pertenunan Santa Maria Boro berbasis Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan kombinasi dari warna dasar dan kombinasi motif melalui Teknik ikat dan Teknik jepit. Selain itu program ini juga berupaya mengelola limbah tenun yang berupa “kawul” untuk dijadikan gantungan kunci. Luaran dari program pengabdian ini adalah prototipe inovasi pewarnaan dengan Teknik ikat dan jepit. Program ini tidak hanya berhasil dalam upaya pelestarian hasil budaya bangsa Indonesia, namun juga mendukung program pemerintah","PeriodicalId":430078,"journal":{"name":"Sendimas 2021 - Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Inovasi Pewarnaan dan Kreativitas Pengolahan Limbah Pertenunan Tradisional Santa Maria Boro\",\"authors\":\"Retno Ika Sundari, Yosephine Flori Setiarini\",\"doi\":\"10.21460/sendimasvi2021.v6i1.24\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tenun lurik merupakan salah satu hasil budaya bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan, salah satunya Pertenunan Santa Maria Boro. Pertenunan Santa Maria Boro yang berada di Kecamatan Banjarasri, Kalibawang Kabupaten Kulonprogo telah berdiri sejak tahun 1927 mampu membuktikan eksistensi pertenunan tradisional di tengah globalisasi. Selama ini, produksi yang sudah dihasilkan diantaranya adalah selimut, handuk, kain pel, serbet, sarung, sprei, sarung bantal, lap tangan, lap piring, serta baju imam. Eksistensi dan kualitas hasil produksi pertenunan tradisonal memerlukan sentuhan inovasi untuk memenangkan keunggulan kompetitif. Salah satu usaha dalam memenangkan keunggulan kompetitif adalah dengan meningkatkan valueadded kain tenun tradisional. Upaya ini dilakukan oleh tim pengabdi melalui metode kreativitas pewarnaan dan kreasi Teknik hias pada kain yang dihasilkan Pertenunan Santa Maria Boro berbasis Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan kombinasi dari warna dasar dan kombinasi motif melalui Teknik ikat dan Teknik jepit. Selain itu program ini juga berupaya mengelola limbah tenun yang berupa “kawul” untuk dijadikan gantungan kunci. Luaran dari program pengabdian ini adalah prototipe inovasi pewarnaan dengan Teknik ikat dan jepit. Program ini tidak hanya berhasil dalam upaya pelestarian hasil budaya bangsa Indonesia, namun juga mendukung program pemerintah\",\"PeriodicalId\":430078,\"journal\":{\"name\":\"Sendimas 2021 - Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat\",\"volume\":\"17 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-11-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Sendimas 2021 - Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21460/sendimasvi2021.v6i1.24\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sendimas 2021 - Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21460/sendimasvi2021.v6i1.24","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Inovasi Pewarnaan dan Kreativitas Pengolahan Limbah Pertenunan Tradisional Santa Maria Boro
Tenun lurik merupakan salah satu hasil budaya bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan, salah satunya Pertenunan Santa Maria Boro. Pertenunan Santa Maria Boro yang berada di Kecamatan Banjarasri, Kalibawang Kabupaten Kulonprogo telah berdiri sejak tahun 1927 mampu membuktikan eksistensi pertenunan tradisional di tengah globalisasi. Selama ini, produksi yang sudah dihasilkan diantaranya adalah selimut, handuk, kain pel, serbet, sarung, sprei, sarung bantal, lap tangan, lap piring, serta baju imam. Eksistensi dan kualitas hasil produksi pertenunan tradisonal memerlukan sentuhan inovasi untuk memenangkan keunggulan kompetitif. Salah satu usaha dalam memenangkan keunggulan kompetitif adalah dengan meningkatkan valueadded kain tenun tradisional. Upaya ini dilakukan oleh tim pengabdi melalui metode kreativitas pewarnaan dan kreasi Teknik hias pada kain yang dihasilkan Pertenunan Santa Maria Boro berbasis Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan kombinasi dari warna dasar dan kombinasi motif melalui Teknik ikat dan Teknik jepit. Selain itu program ini juga berupaya mengelola limbah tenun yang berupa “kawul” untuk dijadikan gantungan kunci. Luaran dari program pengabdian ini adalah prototipe inovasi pewarnaan dengan Teknik ikat dan jepit. Program ini tidak hanya berhasil dalam upaya pelestarian hasil budaya bangsa Indonesia, namun juga mendukung program pemerintah