{"title":"DILEMATIKA DALAM CERPEN HIPOTENUSA KARYA SUNGING RAGA: RANAH TAK BERTUAN TEKS SASTRA","authors":"Sri Nurhidayah, M. Badrus","doi":"10.29407/jbsp.v6i2.19238","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Cerpen Hipotenusa karya Sunging Raga terdapat keterbukaan antara iblis dan manusia sebagai pergolakan yang memang tidak mempunyai batas-batas yang jelas. Hal ini mengafirmasikan bahwa keduanya berpotensi menjadi penanda-penanda yang tak terikat dan bebas bergerak liar sepanjang naskah cerpen. Untuk mengetahui penanda-penanda tersebut, akan digunakan teori lima kode Roland Barthes, yang telah digunakan Barthes untuk menganalisis teks. Teori ini disebut juga kode pembacaan dengan pendekatan semiotik. Kode-kode tersebut adalah kode hermeneuitik, kode semik, kode simbolik, kode proairetik dan kode budaya. Adapun lima kode tersebut akak dikaji dengan menggunakan metode Strukturasi Barthes, yang didasarkan pada sebuah metode pemotongan/ pemenggalan teks menjadi unit-unit makna terkecil. Unit-unit ini yang disebut dengan leksia. Sebuah leksi seperti yang Barthes tulis adalah sebuah unit arbiter dari pembacaan daripada sebuah kebutuhan. Penelitian ini menghasilkan makna-makna yang baru dari apa yang dibalik teks itu sendiri. Teks yang merupakan serabut tanda-tanda, ternyata sangat tidak stabil dan tidak penuh, sehingga, hal ini sangat berpotensi untuk menciptakan makan, memasuki ranah-ranah tak bertuan dari serabutan tersebut, sehingga makna selalu hadir dalam pembacaan writerly yang juga terpusat pada pembaca.","PeriodicalId":355409,"journal":{"name":"Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Wacana : Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajaran","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29407/jbsp.v6i2.19238","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
DILEMATIKA DALAM CERPEN HIPOTENUSA KARYA SUNGING RAGA: RANAH TAK BERTUAN TEKS SASTRA
Cerpen Hipotenusa karya Sunging Raga terdapat keterbukaan antara iblis dan manusia sebagai pergolakan yang memang tidak mempunyai batas-batas yang jelas. Hal ini mengafirmasikan bahwa keduanya berpotensi menjadi penanda-penanda yang tak terikat dan bebas bergerak liar sepanjang naskah cerpen. Untuk mengetahui penanda-penanda tersebut, akan digunakan teori lima kode Roland Barthes, yang telah digunakan Barthes untuk menganalisis teks. Teori ini disebut juga kode pembacaan dengan pendekatan semiotik. Kode-kode tersebut adalah kode hermeneuitik, kode semik, kode simbolik, kode proairetik dan kode budaya. Adapun lima kode tersebut akak dikaji dengan menggunakan metode Strukturasi Barthes, yang didasarkan pada sebuah metode pemotongan/ pemenggalan teks menjadi unit-unit makna terkecil. Unit-unit ini yang disebut dengan leksia. Sebuah leksi seperti yang Barthes tulis adalah sebuah unit arbiter dari pembacaan daripada sebuah kebutuhan. Penelitian ini menghasilkan makna-makna yang baru dari apa yang dibalik teks itu sendiri. Teks yang merupakan serabut tanda-tanda, ternyata sangat tidak stabil dan tidak penuh, sehingga, hal ini sangat berpotensi untuk menciptakan makan, memasuki ranah-ranah tak bertuan dari serabutan tersebut, sehingga makna selalu hadir dalam pembacaan writerly yang juga terpusat pada pembaca.