{"title":"以社会资本和地方审核性价值观为基础的救灾模式","authors":"Sulsalman Moita, Damsid, S. Kasim, Sarmadan","doi":"10.32734/lwsa.v2i1.636","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractDisaster management strategies that occur in each region, position the role and function of the Regional Disaster Management Agency as the institution most responsible for the provision of facilities and distribution of resources needed both before the occurrence of disasters and post-disaster. In fact, disaster management through government policies is generally not optimal, so other approaches are needed, such as the synergy approach of social capital and local wisdom values. The study was conducted in Konawe District with the aim of: 1) examining the problem of disaster management in the perspective of local government policy, 2) reviewing alternative models of disaster management based on synergy of social capital and local wisdom values. This study used a qualitative approach to the design of case studies in three villages that had experienced disasters. Data was collected using interviews, observations, and document studies. Research informants included district government officials, sub-district heads, village heads, community leaders, and community members. Data analysis using interactive qualitative analysis methods. The results of the research show that: 1) Problems in disaster management through government policy are not optimal stages of rescue and evacuation, fulfillment of basic needs, and recovery of public infrastructure and facilities; 2) The model of disaster management based on synergy of social capital and local wisdom values focuses on strengthening elements of social capital such as mutual trust, reciprocity, social norms, and social networking both during disasters and post-disaster with the support of local wisdom values sourced from social institutions from generations. \n \nStrategi penanggulangan bencana yang terjadi di setiap daerah, memposisikan peran dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai institusi yang paling bertanggungjawab dalam penyediaan fasilitas dan distribusi sumber daya yang diperlukan baik sebelum terjadinya bencana maupun pasca bencana. Faktanya, manajemen penanggulangan bencana melalui kebijakan pemerintah pada umumnya belum optimal, sehingga diperlukan pendekatan lain seperti pendekatan sinergi modal sosial dan nilainilai kearifan lokal. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Konawe bertujuan: 1) mengkaji problematika manajemen penanggulangan bencana dalam perspektif kebijakan pemerintah daerah, 2) mengkaji alternatif model penanggulangan bencana berbasis sinergi modal sosial dan nilai-nilai kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus pada tiga desa yang pernah mengalami bencana. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, pengamatan, dan studi dokumen. Informan penelitian mencakup aparat pemerintah kabupaten, camat, kepala desa, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat. Analisis data menggunakan metode analisis kualitatf interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Problematika manajemen penanggulangan bencana melalui kebijakan Pemerintah adalah belum optimalnya tahapan penyelamatan dan evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, dan pemulihan prasarana dan sarana umum; 2) Model penanggulangan bencana berbasis sinergi modal sosial dan nilai-nilai kearifan lokal memfokuskan pada penguatan elemen-elemen modal sosial seperti mutual trust, reciprocity, social norms, dan social networking baik pada saat terjadinya bencana maupun pasca bencana dengan dukungan nilainilai kearifan lokal yang bersumber dari pranata sosial secara turun temurun.","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Model Penanggulangan Bencana Berbasis Sinergi Modal Sosial Dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Di Kabupaten Konawe Sultra\",\"authors\":\"Sulsalman Moita, Damsid, S. Kasim, Sarmadan\",\"doi\":\"10.32734/lwsa.v2i1.636\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"AbstractDisaster management strategies that occur in each region, position the role and function of the Regional Disaster Management Agency as the institution most responsible for the provision of facilities and distribution of resources needed both before the occurrence of disasters and post-disaster. In fact, disaster management through government policies is generally not optimal, so other approaches are needed, such as the synergy approach of social capital and local wisdom values. The study was conducted in Konawe District with the aim of: 1) examining the problem of disaster management in the perspective of local government policy, 2) reviewing alternative models of disaster management based on synergy of social capital and local wisdom values. This study used a qualitative approach to the design of case studies in three villages that had experienced disasters. Data was collected using interviews, observations, and document studies. Research informants included district government officials, sub-district heads, village heads, community leaders, and community members. Data analysis using interactive qualitative analysis methods. The results of the research show that: 1) Problems in disaster management through government policy are not optimal stages of rescue and evacuation, fulfillment of basic needs, and recovery of public infrastructure and facilities; 2) The model of disaster management based on synergy of social capital and local wisdom values focuses on strengthening elements of social capital such as mutual trust, reciprocity, social norms, and social networking both during disasters and post-disaster with the support of local wisdom values sourced from social institutions from generations. \\n \\nStrategi penanggulangan bencana yang terjadi di setiap daerah, memposisikan peran dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai institusi yang paling bertanggungjawab dalam penyediaan fasilitas dan distribusi sumber daya yang diperlukan baik sebelum terjadinya bencana maupun pasca bencana. Faktanya, manajemen penanggulangan bencana melalui kebijakan pemerintah pada umumnya belum optimal, sehingga diperlukan pendekatan lain seperti pendekatan sinergi modal sosial dan nilainilai kearifan lokal. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Konawe bertujuan: 1) mengkaji problematika manajemen penanggulangan bencana dalam perspektif kebijakan pemerintah daerah, 2) mengkaji alternatif model penanggulangan bencana berbasis sinergi modal sosial dan nilai-nilai kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus pada tiga desa yang pernah mengalami bencana. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, pengamatan, dan studi dokumen. Informan penelitian mencakup aparat pemerintah kabupaten, camat, kepala desa, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat. Analisis data menggunakan metode analisis kualitatf interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Problematika manajemen penanggulangan bencana melalui kebijakan Pemerintah adalah belum optimalnya tahapan penyelamatan dan evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, dan pemulihan prasarana dan sarana umum; 2) Model penanggulangan bencana berbasis sinergi modal sosial dan nilai-nilai kearifan lokal memfokuskan pada penguatan elemen-elemen modal sosial seperti mutual trust, reciprocity, social norms, dan social networking baik pada saat terjadinya bencana maupun pasca bencana dengan dukungan nilainilai kearifan lokal yang bersumber dari pranata sosial secara turun temurun.\",\"PeriodicalId\":339972,\"journal\":{\"name\":\"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-11-20\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.636\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.636","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
摘要
摘要各地区的灾害管理战略将地区灾害管理局的角色和职能定位为在灾害发生前和灾后最负责提供所需设施和分配所需资源的机构。事实上,通过政府政策进行灾害管理通常不是最优的,因此需要其他方法,例如社会资本和地方智慧价值观的协同方法。本研究在科纳威地区进行,目的是:1)从地方政府政策的角度审视灾害管理问题;2)基于社会资本和地方智慧价值观的协同效应,审视灾害管理的替代模式。本研究采用定性方法设计了三个遭受灾害的村庄的案例研究。通过访谈、观察和文献研究收集数据。研究举报人包括区政府官员、街道负责人、村长、社区领导和社区成员。数据分析采用交互式定性分析方法。研究结果表明:1)政府政策在灾害管理中存在的问题不是救援疏散、满足基本需求和公共基础设施恢复的最优阶段;(2)基于社会资本和地方智慧价值观协同作用的灾害管理模式侧重于在灾中和灾后加强社会资本要素,如相互信任、互惠、社会规范和社会网络,并以代代相传的社会制度的地方智慧价值观为支撑。策略:penanggulangan bencan yang terjadi di setiap daerah,机制:penanggulangan bencan daerah sebagai机构:yang paling bertanggungjawab dalam penyediaan fasilitas dan distribusi sumya yang diperlukan baik sebelum terjadinya bencana maupun pasca bencana。管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理:管理Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Konawe bertujuan: 1) mengkaji problem - matika management penanggulangan bencana dalam perspektif kebijakan peremerintah daerah; 2) mengkaji替代模型penanggulangan bencana berbasis sinergi modal social dan nilai-nilai kearifan localan。本文主要研究了植物生长与生长的关系,并对植物生长与生长的关系进行了分析。数据dikumpulkan dengan menggunakan wawanancara, pengamatan, dan studi dokumen。Informan penelitian menakup aparterin kapupaten, camat, kepala desa, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat。分析数据蒙古纳坎方法分析质量交互。1)问题管理(Problematika manajemen penanggulangan bencana melalui kebijakan Pemerintah adalah belum optimalnya tahapan penyelamatan dan evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, dan pemulihan prasarana dan sarana umum);2)模型penanggulangan bencana berbasis sinergi modal social dan nilai-nilai kearifan local memfokuskan paddan element - element modal social分离相互信任、互惠、社会规范、dan social networking baik pada saat terjadinya bencana maupun pasca bencana dengan dukungan nilainilai kearifan local yang bersuma dari pranata social secara turun temurun。
Model Penanggulangan Bencana Berbasis Sinergi Modal Sosial Dan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Di Kabupaten Konawe Sultra
AbstractDisaster management strategies that occur in each region, position the role and function of the Regional Disaster Management Agency as the institution most responsible for the provision of facilities and distribution of resources needed both before the occurrence of disasters and post-disaster. In fact, disaster management through government policies is generally not optimal, so other approaches are needed, such as the synergy approach of social capital and local wisdom values. The study was conducted in Konawe District with the aim of: 1) examining the problem of disaster management in the perspective of local government policy, 2) reviewing alternative models of disaster management based on synergy of social capital and local wisdom values. This study used a qualitative approach to the design of case studies in three villages that had experienced disasters. Data was collected using interviews, observations, and document studies. Research informants included district government officials, sub-district heads, village heads, community leaders, and community members. Data analysis using interactive qualitative analysis methods. The results of the research show that: 1) Problems in disaster management through government policy are not optimal stages of rescue and evacuation, fulfillment of basic needs, and recovery of public infrastructure and facilities; 2) The model of disaster management based on synergy of social capital and local wisdom values focuses on strengthening elements of social capital such as mutual trust, reciprocity, social norms, and social networking both during disasters and post-disaster with the support of local wisdom values sourced from social institutions from generations.
Strategi penanggulangan bencana yang terjadi di setiap daerah, memposisikan peran dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebagai institusi yang paling bertanggungjawab dalam penyediaan fasilitas dan distribusi sumber daya yang diperlukan baik sebelum terjadinya bencana maupun pasca bencana. Faktanya, manajemen penanggulangan bencana melalui kebijakan pemerintah pada umumnya belum optimal, sehingga diperlukan pendekatan lain seperti pendekatan sinergi modal sosial dan nilainilai kearifan lokal. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Konawe bertujuan: 1) mengkaji problematika manajemen penanggulangan bencana dalam perspektif kebijakan pemerintah daerah, 2) mengkaji alternatif model penanggulangan bencana berbasis sinergi modal sosial dan nilai-nilai kearifan lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus pada tiga desa yang pernah mengalami bencana. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara, pengamatan, dan studi dokumen. Informan penelitian mencakup aparat pemerintah kabupaten, camat, kepala desa, tokoh masyarakat, dan warga masyarakat. Analisis data menggunakan metode analisis kualitatf interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Problematika manajemen penanggulangan bencana melalui kebijakan Pemerintah adalah belum optimalnya tahapan penyelamatan dan evakuasi, pemenuhan kebutuhan dasar, dan pemulihan prasarana dan sarana umum; 2) Model penanggulangan bencana berbasis sinergi modal sosial dan nilai-nilai kearifan lokal memfokuskan pada penguatan elemen-elemen modal sosial seperti mutual trust, reciprocity, social norms, dan social networking baik pada saat terjadinya bencana maupun pasca bencana dengan dukungan nilainilai kearifan lokal yang bersumber dari pranata sosial secara turun temurun.