{"title":"Perbandingan Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP) dengan Laparoscopy Assisted Anorectoplasty (LAARP) dalam Tatalaksana Malformasi Anorektal","authors":"A. Dewi","doi":"10.29303/jku.v11i2.746","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Malformasi anorektal atau Anorectal malformations (ARMs) adalah kelainan kongenital langka yang sebagian besar insidennya terjadi pada bayi laki-laki baru lahir. Pasien ARM terlahir dengan lubang anus yang abnormal baik kerusakannya secara parsial maupun total. ARM dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe berdasarkan letak dari kantung rektum, di antaranya yaitu tipe rendah (low), tipe menengah (intermediate), dan tipe tinggi (high). Adapun tipe ARM yang paling umum terjadi pada laki-laki dan perempuan adalah tipe menengah (intermediate), yaitu rectourethral fistula pada laki-laki dan rectovestibular fistula pada perempuan. Diagnosis ARM dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada bayi ARM akan tampak distensi abdomen, tidak ditemukannya anus dan dapat ditemukan fistula. Pada umumnya, tatalaksana ARM dapat dilakukan melalui 3 jenis tindakan operasi, di antaranya adalah operasi perineal, posterior sagittal anorectoplasty (PSARP) dan laparoscopic assisted anorectoplasty (LAARP). Pilihan penatalaksanaan ARM bergantung pada klasifikasi dan derajat kelainannya. Posterior sagittal anorectoplasty (PSARP) adalah tindakan operatif yang umumnya digunakan sebagai tatalaksana malformasi anorektal letak tinggi. Namun, LAARP menjadi tatalaksana baru yang diadaptasi sebagai manajemen pasien ARM letak tinggi dan menengah. Walaupun demikian tindakan operasi dengan LAARP masih belum jelas terkait manfaat fungsionalnya, sehingga banyak penelitian yang sedang dilakukan sampai saat ini terkait efektivitas LAARP dibandingkan PSARP sebagai tindakan operatif pada pasien ARM. Dengan demikian, pada jurnal ini akan merangkum beberapa penelitian yang membandingkan efektivitas LAARP dengan PSARP sebagai tatalaksana ARM.","PeriodicalId":135675,"journal":{"name":"Unram Medical Journal","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Unram Medical Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29303/jku.v11i2.746","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Perbandingan Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP) dengan Laparoscopy Assisted Anorectoplasty (LAARP) dalam Tatalaksana Malformasi Anorektal
Malformasi anorektal atau Anorectal malformations (ARMs) adalah kelainan kongenital langka yang sebagian besar insidennya terjadi pada bayi laki-laki baru lahir. Pasien ARM terlahir dengan lubang anus yang abnormal baik kerusakannya secara parsial maupun total. ARM dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe berdasarkan letak dari kantung rektum, di antaranya yaitu tipe rendah (low), tipe menengah (intermediate), dan tipe tinggi (high). Adapun tipe ARM yang paling umum terjadi pada laki-laki dan perempuan adalah tipe menengah (intermediate), yaitu rectourethral fistula pada laki-laki dan rectovestibular fistula pada perempuan. Diagnosis ARM dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada bayi ARM akan tampak distensi abdomen, tidak ditemukannya anus dan dapat ditemukan fistula. Pada umumnya, tatalaksana ARM dapat dilakukan melalui 3 jenis tindakan operasi, di antaranya adalah operasi perineal, posterior sagittal anorectoplasty (PSARP) dan laparoscopic assisted anorectoplasty (LAARP). Pilihan penatalaksanaan ARM bergantung pada klasifikasi dan derajat kelainannya. Posterior sagittal anorectoplasty (PSARP) adalah tindakan operatif yang umumnya digunakan sebagai tatalaksana malformasi anorektal letak tinggi. Namun, LAARP menjadi tatalaksana baru yang diadaptasi sebagai manajemen pasien ARM letak tinggi dan menengah. Walaupun demikian tindakan operasi dengan LAARP masih belum jelas terkait manfaat fungsionalnya, sehingga banyak penelitian yang sedang dilakukan sampai saat ini terkait efektivitas LAARP dibandingkan PSARP sebagai tindakan operatif pada pasien ARM. Dengan demikian, pada jurnal ini akan merangkum beberapa penelitian yang membandingkan efektivitas LAARP dengan PSARP sebagai tatalaksana ARM.