对印尼无烟地区的了解

I. Tarigan, Anni Yulianti
{"title":"对印尼无烟地区的了解","authors":"I. Tarigan, Anni Yulianti","doi":"10.22435/jpppk.v3i2.2655","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak \nMerokok merupakan salah satu faktor risiko terhadap penyakit yang membahayakan, seperti jantung, stroke, kanker, dan lain sebagainya. Perilaku masyarakat khususnya perokok aktif yang merokok di sembarangan tempat masih cukup memprihatinkan. Perokok membebankan risiko merokok bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga kepada orang lain yang ada di sekitarnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan data GATS (Global Adult Tobacco Survey) 2011, dimana desain penelitian adalah cross sectional. Pemilihan sampel menggunakan teknik sampling proportional probabilitas to size (PPS). Hasil dari analisis antara lain: masyarakat yang terpapar rokok di dalam rumah lebih banyak pada kelompok laki-laki dibandingkan perempuan, yang terbanyak pada kelompok umur 45-64 tahun dengan pendidikan tidak tamat SD, tempat tinggal di pedesaan, dan pekerjaan wiraswasta. Kebijakan keluarga yang mengizinkan merokok dalam rumah sebesar 46,9%, dan seseorang yang merokok dalam rumah setiap hari mencapai 62,5%. Masyarakat yang terpapar rokok di ruang kerja sebesar 51,4%, dan kantor yang mengizinkan merokok dalam ruang kerja sebesar 38,4% dan yang tidak ada kebijakan sebesar 19,8%. Terpapar rokok di kantor pemerintahan 66,4%, di universitas 55,3%, di sekolah atau fasilitas pendidikan lainnya 40,3%, di fasilitas keagamaan 17,9%, di fasilitas kesehatan 18,4%, di bar atau klub 91,8%, dan transportasi umum 70,8%. Hasil ini dapat menjadi data dasar untuk mengembangkan intervensi program pengendalian tembakau yang efektif, termasuk menyediakan layanan berhenti merokok, terutama di fasilitas kesehatan. Pemerintah pusat dan daerah perlu meningkatkan sosialisasi tentang bahaya merokok di tempat-tempat umum dan dampaknya terhadap masyarakat khususnya yang bukan perokok; yaitu dengan membuat peraturan yang jelas dan tegas tentang pelarangan merokok di tempat-tempat umum dan memberikan sangsi yang tegas terhadap yang melanggar peraturan tersebut. Upaya layanan berhenti merokok dapat dilaksanakan dengan meningkatkan kegiatan promosi oleh tenaga kesehatan, sosialisasi ‘Quitline’ Kementerian Kesehatan, skrining CO2, bantuan konseling dan mengembangkan metode terapi berhenti merokok bagi para perokok aktif di berbagai fasilitas kesehatan yang tersedia. \nKata kunci: rokok, perokok pasif, pengendalian tembakau Abstract \nSmoking is one of the risk factors for severe diseases, such as heart disease, stroke, cancer, and so on. The behavior of active smokers who smoke arbitrarily at many public places is still quite alarming. Smokers impose the risk of smoking not only on themselves but also to others around them. The analysis was performed using GATS (Global Adult Tobacco Survey) 2011 data, where the research design was cross-sectional. The sample selection uses a proportional probability to size (PPS) sampling technique. The results of the analysis show people who are exposed to cigarettes in the house are mostly males than females with the characteristics were at age groups 45-64 years old, educational level was not completed elementary school, living in rural areas, and self-employee. Family policies that allow smoking in the home were 46.9%, and someone who smokes in the house every day reaches 62.5%. People who are exposed to cigarettes in the workspace were 51.4% and offices that allow smoking in the workspace were 38.4% and those without any ‘free smoking area’ policy were 19.8%. Exposure to cigarettes was 66.4% in government offices, 55.3% in universities, 40.3% in schools or other educational facilities, 17.9% in religious facilities, 18.4% in health facilities, 91.8% in bars or clubs, and 70.8% in public transportation. These results could be a reference or base evidence in developing an effective tobacco control program, including providing smoking cessation services. Central and local governments need to increase awareness about the risk of smoking in public places and their impact on public health, especially for non-smokers, by issuing a strict regulation on free smoking areas in public places and enforce punishment to people who violate these regulations. The efforts to stop smoking services can be implemented by increasing promotion activities by health workers, socialization of the Ministry of Health 'Quitline', CO2 screening, counseling assistance and developing methods of smoking cessation therapy for active smokers in existing health facilities. \nKeywords: cigarette exposure, passive smokers, tobacco control","PeriodicalId":170797,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Gambaran Kesadaran Masyarakat terhadap Kawasan Tanpa Rokok di Indonesia\",\"authors\":\"I. Tarigan, Anni Yulianti\",\"doi\":\"10.22435/jpppk.v3i2.2655\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak \\nMerokok merupakan salah satu faktor risiko terhadap penyakit yang membahayakan, seperti jantung, stroke, kanker, dan lain sebagainya. Perilaku masyarakat khususnya perokok aktif yang merokok di sembarangan tempat masih cukup memprihatinkan. Perokok membebankan risiko merokok bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga kepada orang lain yang ada di sekitarnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan data GATS (Global Adult Tobacco Survey) 2011, dimana desain penelitian adalah cross sectional. Pemilihan sampel menggunakan teknik sampling proportional probabilitas to size (PPS). Hasil dari analisis antara lain: masyarakat yang terpapar rokok di dalam rumah lebih banyak pada kelompok laki-laki dibandingkan perempuan, yang terbanyak pada kelompok umur 45-64 tahun dengan pendidikan tidak tamat SD, tempat tinggal di pedesaan, dan pekerjaan wiraswasta. Kebijakan keluarga yang mengizinkan merokok dalam rumah sebesar 46,9%, dan seseorang yang merokok dalam rumah setiap hari mencapai 62,5%. Masyarakat yang terpapar rokok di ruang kerja sebesar 51,4%, dan kantor yang mengizinkan merokok dalam ruang kerja sebesar 38,4% dan yang tidak ada kebijakan sebesar 19,8%. Terpapar rokok di kantor pemerintahan 66,4%, di universitas 55,3%, di sekolah atau fasilitas pendidikan lainnya 40,3%, di fasilitas keagamaan 17,9%, di fasilitas kesehatan 18,4%, di bar atau klub 91,8%, dan transportasi umum 70,8%. Hasil ini dapat menjadi data dasar untuk mengembangkan intervensi program pengendalian tembakau yang efektif, termasuk menyediakan layanan berhenti merokok, terutama di fasilitas kesehatan. Pemerintah pusat dan daerah perlu meningkatkan sosialisasi tentang bahaya merokok di tempat-tempat umum dan dampaknya terhadap masyarakat khususnya yang bukan perokok; yaitu dengan membuat peraturan yang jelas dan tegas tentang pelarangan merokok di tempat-tempat umum dan memberikan sangsi yang tegas terhadap yang melanggar peraturan tersebut. Upaya layanan berhenti merokok dapat dilaksanakan dengan meningkatkan kegiatan promosi oleh tenaga kesehatan, sosialisasi ‘Quitline’ Kementerian Kesehatan, skrining CO2, bantuan konseling dan mengembangkan metode terapi berhenti merokok bagi para perokok aktif di berbagai fasilitas kesehatan yang tersedia. \\nKata kunci: rokok, perokok pasif, pengendalian tembakau Abstract \\nSmoking is one of the risk factors for severe diseases, such as heart disease, stroke, cancer, and so on. The behavior of active smokers who smoke arbitrarily at many public places is still quite alarming. Smokers impose the risk of smoking not only on themselves but also to others around them. The analysis was performed using GATS (Global Adult Tobacco Survey) 2011 data, where the research design was cross-sectional. The sample selection uses a proportional probability to size (PPS) sampling technique. The results of the analysis show people who are exposed to cigarettes in the house are mostly males than females with the characteristics were at age groups 45-64 years old, educational level was not completed elementary school, living in rural areas, and self-employee. Family policies that allow smoking in the home were 46.9%, and someone who smokes in the house every day reaches 62.5%. People who are exposed to cigarettes in the workspace were 51.4% and offices that allow smoking in the workspace were 38.4% and those without any ‘free smoking area’ policy were 19.8%. Exposure to cigarettes was 66.4% in government offices, 55.3% in universities, 40.3% in schools or other educational facilities, 17.9% in religious facilities, 18.4% in health facilities, 91.8% in bars or clubs, and 70.8% in public transportation. These results could be a reference or base evidence in developing an effective tobacco control program, including providing smoking cessation services. Central and local governments need to increase awareness about the risk of smoking in public places and their impact on public health, especially for non-smokers, by issuing a strict regulation on free smoking areas in public places and enforce punishment to people who violate these regulations. The efforts to stop smoking services can be implemented by increasing promotion activities by health workers, socialization of the Ministry of Health 'Quitline', CO2 screening, counseling assistance and developing methods of smoking cessation therapy for active smokers in existing health facilities. \\nKeywords: cigarette exposure, passive smokers, tobacco control\",\"PeriodicalId\":170797,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-09-06\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i2.2655\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i2.2655","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

摘要

吸烟是有害疾病的一个危险因素,如心脏、中风、癌症等。人们的行为,尤其是在如此随意的地方吸烟的活跃吸烟者,仍然令人担忧。吸烟者不仅会对自己吸烟,而且会对周围的人吸烟。这是根据2011年的全球烟草调查数据进行的分析,该研究的设计是横向的。选择样本采用比例比例的PPS抽样技术。分析的结果包括:在家庭中接触香烟的男性群体比女性多,45-64岁的男性群体中受教育程度最高,农村社区和个体企业家工作水平最高。允许在家吸烟的家庭政策为46.9%,每天在家吸烟的人占62.5%。接触香烟的人有51.4%的工作空间,允许吸烟的办公室有38.4%,这是不允许吸烟的政策,这是19.8%。66.4%的政府部门、55.3%的大学、40.3%的学校或其他教育设施、17.9%的宗教设施、18.4%的健康设施、酒吧或俱乐部、91.8%的公共交通状况、70.8%的公共交通状况。这一结果可能是开发有效的烟草控制计划干预措施的基本数据,包括提供戒烟服务,特别是在卫生设施。中央政府和地区需要加强公共场所吸烟危害的社会化,以及对非吸烟者社会的影响;通过对禁止在公共场所吸烟提出明确和严格的规定,并对违反这些规定的人提出严厉的反对意见。戒烟服务的努力可以增加促销活动执行的力量所筛选健康、卫生部“Quitline社会化二氧化碳,咨询和发展援助吸烟者的戒烟治疗方法活跃在卫生设施可用。关键词:香烟、被动吸烟者、烟瘾控制是严重疾病的风险因素之一,比如心脏疾病、中风、溃疡等等。有源吸烟者谁抽arbitrarily之社会行为在许多公共地方还是弄得alarming。吸烟者impose吸烟不仅在自己的风险,但也会对其他人在他们身边。《分析》是用GATS performed(2011年全球成人烟草调查)数据,研究设计是cross-sectional哪里。《样品selection利用a proportional抽样probability to大小(PPS)技巧。results》分析秀people who are暴露到全场基本上是香烟里,不想比females with The characteristics是at age集团45-64岁,教育水平是不completed小学学校,住在农村地区和self-employee。阿尔洛在家里吸烟的警察是46.9%,他们每天在家里吸烟的人占62.5%。在工作空间中被发现吸烟的人是51.4%,而在工作空间中吸烟的人是38.4%,没有任何免费吸烟区域的人是19.8%。香烟的曝光是66.4%在政府办公室,55.3%在大学,40.3%在宗教教育方面,18.4%在健康方面,11.8%在bars或俱乐部,73.8%在公共运输方面。这些推荐可能是开发有效烟草控制程序、包括吸烟提供服务在内的开发证据的参考或基证。中央和地方政府需要增加对公共场所吸烟风险及其对公共卫生影响的认识,特别是对不吸烟的公共场所规定的对违反这些规定的人的惩罚。《efforts停止吸烟景观服务可以被increasing implemented活动由卫生部门之工人,socialization Quitline’institutes of health)、CO2筛选、咨询中心和developing为有源吸烟者在吸烟cessation疗法的方法existing健康facilities。安装曝光:香烟,无源吸烟者,烟草控制
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Gambaran Kesadaran Masyarakat terhadap Kawasan Tanpa Rokok di Indonesia
Abstrak Merokok merupakan salah satu faktor risiko terhadap penyakit yang membahayakan, seperti jantung, stroke, kanker, dan lain sebagainya. Perilaku masyarakat khususnya perokok aktif yang merokok di sembarangan tempat masih cukup memprihatinkan. Perokok membebankan risiko merokok bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga kepada orang lain yang ada di sekitarnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan data GATS (Global Adult Tobacco Survey) 2011, dimana desain penelitian adalah cross sectional. Pemilihan sampel menggunakan teknik sampling proportional probabilitas to size (PPS). Hasil dari analisis antara lain: masyarakat yang terpapar rokok di dalam rumah lebih banyak pada kelompok laki-laki dibandingkan perempuan, yang terbanyak pada kelompok umur 45-64 tahun dengan pendidikan tidak tamat SD, tempat tinggal di pedesaan, dan pekerjaan wiraswasta. Kebijakan keluarga yang mengizinkan merokok dalam rumah sebesar 46,9%, dan seseorang yang merokok dalam rumah setiap hari mencapai 62,5%. Masyarakat yang terpapar rokok di ruang kerja sebesar 51,4%, dan kantor yang mengizinkan merokok dalam ruang kerja sebesar 38,4% dan yang tidak ada kebijakan sebesar 19,8%. Terpapar rokok di kantor pemerintahan 66,4%, di universitas 55,3%, di sekolah atau fasilitas pendidikan lainnya 40,3%, di fasilitas keagamaan 17,9%, di fasilitas kesehatan 18,4%, di bar atau klub 91,8%, dan transportasi umum 70,8%. Hasil ini dapat menjadi data dasar untuk mengembangkan intervensi program pengendalian tembakau yang efektif, termasuk menyediakan layanan berhenti merokok, terutama di fasilitas kesehatan. Pemerintah pusat dan daerah perlu meningkatkan sosialisasi tentang bahaya merokok di tempat-tempat umum dan dampaknya terhadap masyarakat khususnya yang bukan perokok; yaitu dengan membuat peraturan yang jelas dan tegas tentang pelarangan merokok di tempat-tempat umum dan memberikan sangsi yang tegas terhadap yang melanggar peraturan tersebut. Upaya layanan berhenti merokok dapat dilaksanakan dengan meningkatkan kegiatan promosi oleh tenaga kesehatan, sosialisasi ‘Quitline’ Kementerian Kesehatan, skrining CO2, bantuan konseling dan mengembangkan metode terapi berhenti merokok bagi para perokok aktif di berbagai fasilitas kesehatan yang tersedia. Kata kunci: rokok, perokok pasif, pengendalian tembakau Abstract Smoking is one of the risk factors for severe diseases, such as heart disease, stroke, cancer, and so on. The behavior of active smokers who smoke arbitrarily at many public places is still quite alarming. Smokers impose the risk of smoking not only on themselves but also to others around them. The analysis was performed using GATS (Global Adult Tobacco Survey) 2011 data, where the research design was cross-sectional. The sample selection uses a proportional probability to size (PPS) sampling technique. The results of the analysis show people who are exposed to cigarettes in the house are mostly males than females with the characteristics were at age groups 45-64 years old, educational level was not completed elementary school, living in rural areas, and self-employee. Family policies that allow smoking in the home were 46.9%, and someone who smokes in the house every day reaches 62.5%. People who are exposed to cigarettes in the workspace were 51.4% and offices that allow smoking in the workspace were 38.4% and those without any ‘free smoking area’ policy were 19.8%. Exposure to cigarettes was 66.4% in government offices, 55.3% in universities, 40.3% in schools or other educational facilities, 17.9% in religious facilities, 18.4% in health facilities, 91.8% in bars or clubs, and 70.8% in public transportation. These results could be a reference or base evidence in developing an effective tobacco control program, including providing smoking cessation services. Central and local governments need to increase awareness about the risk of smoking in public places and their impact on public health, especially for non-smokers, by issuing a strict regulation on free smoking areas in public places and enforce punishment to people who violate these regulations. The efforts to stop smoking services can be implemented by increasing promotion activities by health workers, socialization of the Ministry of Health 'Quitline', CO2 screening, counseling assistance and developing methods of smoking cessation therapy for active smokers in existing health facilities. Keywords: cigarette exposure, passive smokers, tobacco control
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Status Vaksinasi BCG (Bacille Calmette-Guérin) dan Angka Kejadian Tuberkulosis Paru pada Anak di Indonesia Kepuasan Orangtua Pasien Terhadap Pelayanan di Bangsal Anak Sebagai Salah Satu Indikator Keberhasilan Pelayanan RSUP Sanglah di Denpasar Faktor Risiko COVID-19 sebagai Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Gambaran Status Kesehatan Gigi dan Mulut pada Masyarakat di Provinsi DI Yogyakarta Evaluasi Faktor-faktor Pengelolaan Vaksin di Puskesmas dan Praktek Mandiri Bidan di Kabupaten Lampung Timur
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1