{"title":"Kesiapsiagaan Anak dalam Menghadapi Bencana: Studi di Kabupaten Sleman","authors":"R. Humsona, Sri Yuliani, S. Pranawa","doi":"10.32734/lwsa.v2i1.619","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstractChildren are one of groups most vulnerable to and risky of being affected with disaster. Considering the data of disaster incidence, child victims can be found in many places and time. This research aimed to find out children’s awareness, wariness, and alertness in Sleman Regency, constituting an area vulnerable to Mount Merapi disaster. This research uses quantitative and descriptive qualitative methods with questionnaire, interview and documentation being the technique of collecting data, and interactive model of analysis being technique of analyzing data, and source triangulation being the technique of validating data. The result of research showed varying alertness of children in dealing with disaster. Children whose school location is close to Mount Merapi have higher alertness than those whose school location is farther. Generally they have ever attended the socialization of disaster held by school in the beginning of every semester. However, the socialization of disaster in school was not followed with the similar activity at home. Limited understanding on the risks around the house led to the poor alertness in dealing with disaster. \n \nAnak-anak merupakan salah satu kelompok paling rentan dan berisiko terkena dampak bencana. Berdasarkan data kejadian bencana, korban usia anak terjadi di berbagai tempat dan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan anak di Kabupaten Sleman yang merupakan daerah rawan bencana Gunung Merapi. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif deskriptif, pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara dan dokumen, analisis data dengan model interaktif, dan validitas data dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi kesiapsiagaan anak dalam menghadapi bencana. Pada anak-anak yang lokasi sekolahnya dekat dengan Gunung Merapi memilikikesiapsiagaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lebih jauh. Pada umumnya mereka pernah mengikuti sosialisasi bencana yang diadakan oleh sekolah setiap awal semester. Namun sosialisasi bencana di sekolah tanpa dibarengi dengan kegiatan serupa di rumah. Keterbatasan pemahaman tentang risiko-risiko di sekitar rumah berakibat pada kurangnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.","PeriodicalId":339972,"journal":{"name":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","volume":"2001 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Talenta Conference Series: Local Wisdom, Social, and Arts (LWSA)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32734/lwsa.v2i1.619","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要儿童是自然灾害中最脆弱、最危险的群体之一。考虑到灾害发生的数据,儿童受害者可以在许多地点和时间找到。本研究旨在了解Sleman Regency地区儿童的意识、警惕性和警觉性,Sleman Regency是一个易受默拉皮火山灾难影响的地区。本研究采用定量和描述性定性相结合的方法,以问卷调查、访谈和文献为收集数据的技术,以交互分析模型为分析数据的技术,以源三角法为验证数据的技术。研究结果表明,儿童在应对灾难时的警觉性各不相同。学校位置靠近默拉皮火山的孩子比学校位置更远的孩子有更高的警觉性。他们一般都参加过学校在每学期初举办的灾难社会化活动。然而,灾难在学校的社会化并没有紧随其后的是家庭的类似活动。对房屋周围风险的认识有限,导致在处理灾难时警觉性较差。我是说我爱你,我爱你,我爱你,我爱你。Berdasarkan数据kejadian bencana, korban usia anak terjadi di berbagai tempat dan waktu。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran, kewaspadan, dan kesiapsiagan, anak di Kabupaten Sleman, yang merupakan daerah rawan Gunung Merapi。Penelitian menggunakan方法的定量和定性描述,人口统计数据的定性描述,wanwanara的定性描述,分析数据的定性模型相互作用,验证数据的定性和三角分析。Hasil penelitian menunjukkan adanya varasi kesiapsiagaan anak dalam menghadapi benana。帕达·阿纳克·阿纳克·杨·洛卡西·斯科拉尼娅·德·邓卡娅·邓卡娅·邓卡娅·邓卡娅·邓卡娅·邓卡娅·邓卡娅学制:学制,学制,学制,学制,学制,学制,学制。Namun sosialisassi bencana di sekolah tanpa dibarengi dengan kegiatan serupa di rumah。Keterbatasan pemahaman tentantanrisiko - risiki - risiki - sekitar rumah berakibat pakangnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana。
Kesiapsiagaan Anak dalam Menghadapi Bencana: Studi di Kabupaten Sleman
AbstractChildren are one of groups most vulnerable to and risky of being affected with disaster. Considering the data of disaster incidence, child victims can be found in many places and time. This research aimed to find out children’s awareness, wariness, and alertness in Sleman Regency, constituting an area vulnerable to Mount Merapi disaster. This research uses quantitative and descriptive qualitative methods with questionnaire, interview and documentation being the technique of collecting data, and interactive model of analysis being technique of analyzing data, and source triangulation being the technique of validating data. The result of research showed varying alertness of children in dealing with disaster. Children whose school location is close to Mount Merapi have higher alertness than those whose school location is farther. Generally they have ever attended the socialization of disaster held by school in the beginning of every semester. However, the socialization of disaster in school was not followed with the similar activity at home. Limited understanding on the risks around the house led to the poor alertness in dealing with disaster.
Anak-anak merupakan salah satu kelompok paling rentan dan berisiko terkena dampak bencana. Berdasarkan data kejadian bencana, korban usia anak terjadi di berbagai tempat dan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan anak di Kabupaten Sleman yang merupakan daerah rawan bencana Gunung Merapi. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif deskriptif, pengumpulan data dengan kuesioner, wawancara dan dokumen, analisis data dengan model interaktif, dan validitas data dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi kesiapsiagaan anak dalam menghadapi bencana. Pada anak-anak yang lokasi sekolahnya dekat dengan Gunung Merapi memilikikesiapsiagaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lebih jauh. Pada umumnya mereka pernah mengikuti sosialisasi bencana yang diadakan oleh sekolah setiap awal semester. Namun sosialisasi bencana di sekolah tanpa dibarengi dengan kegiatan serupa di rumah. Keterbatasan pemahaman tentang risiko-risiko di sekitar rumah berakibat pada kurangnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.