{"title":"2017年8月至9月,印尼波形银行超声波超声波超声波中的腹部脂肪图片与中央肥胖关系","authors":"Shahnaz Medina, Aris Wibudi, Oktania Sandra","doi":"10.33476/jky.v26i3.758","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Obesitas sentral dikaitkan dengan perkembangan fatty liver dan peradangan hati. Indonesia memiliki prevalensi tertinggi untuk Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) di Asia Tenggara (30%), prevalensi yang sama juga dilaporkan di Provinsi DKI Jakarta.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan obesitas sentral dengan gambaran fatty liver pada USG abdomen di Poliklinik Bank Indonesia pada bulan Agustus–September 2017. Penelitian cross- sectional dilakukan pada bulan Agustus–September 2017. Kriteria inklusi adalah pasien obesitas sentral yang melakukan Ultrasonografi (USG) abdomen dengan fokus kelainan hati. Obesitas sentral dinilai dengan pengukuran antropometri yang terdiri dari indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Fatty Liver dikonfirmasi oleh USG abdomen yang berupa gambaran hiperekoik dan bright liver. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik fixed exposure sampling sehingga menghasilkan 42 subjek. Hubungan antara 2 variabel kategorik dianalisis dengan uji Chi-square menggunakan Statistical Product and Service Solution 21.0 (SPSS 21.0). Dari total 42 subjek, fatty liver ditemukan pada 31 subjek (73,8%). 26 subjek (61,9%) ditemukan memiliki obesitas sentral dan fatty liver. Ada hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dan gambaran fatty liver pada USG abdomen (p: 0,003). Prevalence Odds Ratio (POR) menunjukkan peningkatan kemungkinan sebesar 9,1 kali lipat untuk subjek obesitas sentral menderita fatty liver. Terdapat hubungan antara obesitas sentral dengan fatty liver. Prevalence Odds Ratio (POR) yang menunjukkan peningkatan kemungkinan sebesar 9,1 kali lipat pada subjek obesitas sentral untuk menderita fatty liver daripada subjek tanpa obesitas sentral dapat memprediksi fatty liver pada individu dengan obesitas sentral.","PeriodicalId":101844,"journal":{"name":"YARSI medical Journal","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Hubungan Obesitas Sentral Dengan Gambaran Fatty Liver Pada USG Abdomen Di Poliklinik Bank Indonesia Bulan Agustus – September 2017\",\"authors\":\"Shahnaz Medina, Aris Wibudi, Oktania Sandra\",\"doi\":\"10.33476/jky.v26i3.758\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Obesitas sentral dikaitkan dengan perkembangan fatty liver dan peradangan hati. Indonesia memiliki prevalensi tertinggi untuk Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) di Asia Tenggara (30%), prevalensi yang sama juga dilaporkan di Provinsi DKI Jakarta.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan obesitas sentral dengan gambaran fatty liver pada USG abdomen di Poliklinik Bank Indonesia pada bulan Agustus–September 2017. Penelitian cross- sectional dilakukan pada bulan Agustus–September 2017. Kriteria inklusi adalah pasien obesitas sentral yang melakukan Ultrasonografi (USG) abdomen dengan fokus kelainan hati. Obesitas sentral dinilai dengan pengukuran antropometri yang terdiri dari indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Fatty Liver dikonfirmasi oleh USG abdomen yang berupa gambaran hiperekoik dan bright liver. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik fixed exposure sampling sehingga menghasilkan 42 subjek. Hubungan antara 2 variabel kategorik dianalisis dengan uji Chi-square menggunakan Statistical Product and Service Solution 21.0 (SPSS 21.0). Dari total 42 subjek, fatty liver ditemukan pada 31 subjek (73,8%). 26 subjek (61,9%) ditemukan memiliki obesitas sentral dan fatty liver. Ada hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dan gambaran fatty liver pada USG abdomen (p: 0,003). Prevalence Odds Ratio (POR) menunjukkan peningkatan kemungkinan sebesar 9,1 kali lipat untuk subjek obesitas sentral menderita fatty liver. Terdapat hubungan antara obesitas sentral dengan fatty liver. Prevalence Odds Ratio (POR) yang menunjukkan peningkatan kemungkinan sebesar 9,1 kali lipat pada subjek obesitas sentral untuk menderita fatty liver daripada subjek tanpa obesitas sentral dapat memprediksi fatty liver pada individu dengan obesitas sentral.\",\"PeriodicalId\":101844,\"journal\":{\"name\":\"YARSI medical Journal\",\"volume\":\"31 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-02-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"YARSI medical Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33476/jky.v26i3.758\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"YARSI medical Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33476/jky.v26i3.758","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
肥胖与肝脏肥胖症和肝脏炎症的发展有关。印度尼西亚东南部非酒精脂肪肝病(fld)的流行程度最高(30%),雅加达DKI省也报告了类似情况。这项研究的目的是确定在2017年8月至9月期间,印尼一家银行的abdomen超声波超声波检查中,中央肥胖与肝脏肥胖症的关系。交叉部分研究于2017年8月至9月进行。夹杂物的标准是中央肥胖患者,他们做超声波检查,重点是肝病。中央肥胖是由人体质量指数和腰围组成的人体测量测量出来的。脂肪肝脏通过超声超声的腹部超声波和明亮的肝脏来确认。通过采用固定采样技术获得的样本,产生42个受试者。分析了两种类别变量与使用21.0 (SPSS 22.0)的chi square测试的关系。在共42个试验对象中,脂肪肝在31个试验对象(73.8%)中被发现。26名受试者(61.9%)患有中央肥胖症和肝脏肥胖症。腹部超声波(p: 0.003)与中央肥胖和肝脏肥胖症(p: 0.003)之间存在显著的联系。患病率(POR)显示,中央肥胖症患者的发病率增加了9.1倍。中央肥胖与肝脏肥胖症之间存在联系。Prevalence Odds Ratio (POR)的预测显示,在肥胖的男性中,肥胖肝脏的发病率是现成的9.1倍,而不是在没有肥胖的男性中,肥胖的男性可以预测肥胖的男性。
Hubungan Obesitas Sentral Dengan Gambaran Fatty Liver Pada USG Abdomen Di Poliklinik Bank Indonesia Bulan Agustus – September 2017
Obesitas sentral dikaitkan dengan perkembangan fatty liver dan peradangan hati. Indonesia memiliki prevalensi tertinggi untuk Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) di Asia Tenggara (30%), prevalensi yang sama juga dilaporkan di Provinsi DKI Jakarta.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan obesitas sentral dengan gambaran fatty liver pada USG abdomen di Poliklinik Bank Indonesia pada bulan Agustus–September 2017. Penelitian cross- sectional dilakukan pada bulan Agustus–September 2017. Kriteria inklusi adalah pasien obesitas sentral yang melakukan Ultrasonografi (USG) abdomen dengan fokus kelainan hati. Obesitas sentral dinilai dengan pengukuran antropometri yang terdiri dari indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Fatty Liver dikonfirmasi oleh USG abdomen yang berupa gambaran hiperekoik dan bright liver. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik fixed exposure sampling sehingga menghasilkan 42 subjek. Hubungan antara 2 variabel kategorik dianalisis dengan uji Chi-square menggunakan Statistical Product and Service Solution 21.0 (SPSS 21.0). Dari total 42 subjek, fatty liver ditemukan pada 31 subjek (73,8%). 26 subjek (61,9%) ditemukan memiliki obesitas sentral dan fatty liver. Ada hubungan yang signifikan antara obesitas sentral dan gambaran fatty liver pada USG abdomen (p: 0,003). Prevalence Odds Ratio (POR) menunjukkan peningkatan kemungkinan sebesar 9,1 kali lipat untuk subjek obesitas sentral menderita fatty liver. Terdapat hubungan antara obesitas sentral dengan fatty liver. Prevalence Odds Ratio (POR) yang menunjukkan peningkatan kemungkinan sebesar 9,1 kali lipat pada subjek obesitas sentral untuk menderita fatty liver daripada subjek tanpa obesitas sentral dapat memprediksi fatty liver pada individu dengan obesitas sentral.