{"title":"在科维19大流行中使用基于Powtoon的可视音频媒体来提高科学表现的能力","authors":"Syaiful Arif, A. Muthoharoh","doi":"10.24269/dpp.v9i2.3607","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The representation of science is one of the abilities that must be developed in 21 century learning. Especially in the material of the human respiratory system which tends to be abstract in its discussion. Based on the results of observations found the value of the ability of representation X 63.61 it means in the low category. The use of powtoon-based audio visual media is expected to simplify and improve the representation ability of students. This research aims to know the effectiveness of the media in improving the ability of representation. The method uses the RnD model. Stages of developing media 1) preliminary studies, 2) stages of development, and 3) product testing. Sampling using random sampling techniques and cluster random sampling. Data collected using tests and questionnaires. Analyzed descriptively qualitative, quantitative with N-Gain, and t-test inference statistics. Based on the results of the study found: the effectiveness of media can improve the ability representation through the classical n-gain test is the experimental class X 61.38% > X 48.20% control class. Two tailed t-test there is a difference between the class using the media powtoon with a class that does not (α = 0.05) the results of the one-tailed t-test -2,564 <-1,697, there is a significant increase in the experimental class. © 2021 Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 9 No. 2: Juli 2021 ISSN 2303-3800 (Online), ISSN 2527-7049 (Print) Syaiful Arif dan Amalia Nur Muthoharoh | 80 PENDAHULUAN Abad ke 21 merupakan abad yang memiliki kiblat pembaharuan.Terutama pada kajian sains dan teknologi. Sains dan teknologi sangat relevansi satu sama lain tidak parsial dalam konteks pembahasannya. Menurut Fakhri (2010) mengenai Sains dan Teknologi yang diartikan dua hal yang berbeda namun masih terkait. Sains merupakan suatu kompleksitas ilmu pengetahuan alam yang didapat oleh ilmuwan, melalui teknik inquiry secara ilmiah dan rasional dengan observasi secara mendalam pada gejala alam. Sedangkan teknologi merupakan impelementasi antara ilmu pengetahuan alam dengan masyarakat yang di dalamnya terdapat kecenderungan relevansi sehingga terciptanya pengembangan produk ekonomis (Fakhry, 2010, p. 123). Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan dan pembelajaran Dalam mewujudkan tujuan pendidikan dibutuhkan seorang pendidik yang mampu mencetak dan meneruskan cita-cita bangsa ini yaitu adalah guru. Sebagai guru, guru tidak hanya mendidik dan membimbing tetapi juga mengarahkan, menolong, memotivasi dan memberikan nilai atau evaluasi untuk mengukur kemampuan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Permendiknas No. 16 tahun 2007 telah menetapkan mengenai kompetensi profesional yang mengharapkan dicapai oleh seorang guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diantaranya adalah guru dapat memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori IPA serta penerapannya secara fleksibel atau cenderung menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan peserta didik untuk berfikir, dan bertindak secara aktif (Permendiknas, 2017). Pembelajaran dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan penggunaan secara fleksibel dapat dilakukan melalui distance learning atau pembelajaran jarak jauh. Menurut Simonson yang dimenjelaskan “distance educations is institution based formal educations where the learning group is separated, and where interactive telecommunications system are used to connect learners, resources, and instructors” (Simonson et al., 2011, 2019) yang maknanya pendidikan yang dikelola oleh suatu lembaga formal dengan sistem pembelajaran jarak jauh yang mana pembelajaran dilaksnakan terpisa, dan komunikasi inetraktif dengan memanfatkan sistem komunikasi untuk menghubungkan antar pesertadidik , pendidik, dan sumber belajar. Sejalan dengan pendefinisikan Dickey bahwa “the effort of providing access to learning for those who are geographically distant” (Dickey, 2003; Hurley et al., 1999) sederhananya pembelajaran yang dilaksanakan dengan jarak jauh akan menjembatani pesertadidik belajar yang terpisahkan oleh jarak geografis, sehingga pesertadidik bisa tetap belajar kapanpun dan dimanapun secara mudah.. Hal tersebut terkait pembelajaran jarak jauh sangat disarankan untuk kondisi Indonesia yang terkena pandemi covid 19. Wabah pandemi covid 19 ini merupakan kejadian luarbiasa yang tidak diduga oleh semua unsur masyarakat, terkhusus sektor ekonomi, sosial, dan pendidikan. Virus covid 19 dapat menular melalui udara, tangan ke tangan, mata ke tangan, yang memungkinkan secara acak dampak yang serius menimbulkan si penderita dapat meninggal dunia. Dalam menyikapi tersebut maka perlu pencegahan untuk memutuskan rantai penularan virus covid 19 yaitu dengan phsycal distancing semua kegiatan dari beribadah, belajar, dan bekerja dilakukan di rumah. Dalam dunia pendidikan mulai tanggal 16 April sampai bulan Mei saat ini sesuai kebijakan pemerintah dengan meniadakan kelas dan tidak segansegan dari jenjang Kelompok bermaian, Taman Kanak-kanak/RA Sekolah Dasar/MI, Sekolah Menengah Pertama/MTs, Sekolah Menengah Atas/SMK/MA dan perguruan Tinggi delakkan pembelajaran dari rumah. Momentum wabah covid 19 ini menyebabkan guru atau pendidik harus bisa mengikuti perkembangan zaman teknologi dalam pembelajaran era digital atau revolusi industry 4.0. Mau tidak mau sebagai pendidik dituntut untuk lebih mengembangkan metode pembelajaran jarak jauh. Pada dasarnya pemerintah juga sudah mengantisipasi dampak dari covid 19 pada sektor pendidikan, melalui program pembelajran dalam jaringan pemerintah memberikan platform yang sesuai dengan kebutuhan pesertadidik untuk belajar dari rumah. Media online pada situs https://belajar.kemendikbud.go.id, prezzi ruang guru, quipper scholl, zenius dan lainnya digeratiskan agar tidak membebankan pesertadidik dan wali murid. Pelaksanaan pembelajaran jarakjauh sudah ditetapkan pemerintah melalui Undang-undang Republik Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 9 No. 2: Juli 2021 ISSN 2303-3800 (Online), ISSN 2527-7049 (Print) Syaiful Arif dan Amalia Nur Muthoharoh | 81 Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidkan Nasionalpada pasal 31 yang menekankan pada: 1. Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jenjang , jalur dan jenis pendidikan; 2. Pendidikan jarak jauh mempunyai fungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara regular atau tatap muka; 3. Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk, teknik, cakupan, modus yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta system penilaian yang tetap menjalin mutu lulusan sesuai dengan standart nasional pendidikan (Indonesia, 2003). Berdasarkan penggunaan beberapa media pembelajaran, terutama dalam pembelajaran jarak jauh adalah dengan menggunakan media powtoon yang cukup efektif. Pesertadidik menerjemahkan pemahaman secara mandiri dilaksanakan secara mudah dan efektif disaat pembelajaran jarak jauh. Salahsatu kelebihan media powtoon adalah mampu menyederhanakan matei pelajaran karena didukung dengan suara sebagai pengganti dari suara guru dalam menjelaskan dan visualisasi yang disuguhkan cukup jelas dari konsep abstrak menjadi lebih konkret. Media pembelajaran powtoon tidak hanya bisa menyampaikan materi yang aakan di ajarkan oleh guru namun juga bisa diselenggarakan tes untuk evaluasi pembelajran secara langsung, dan lebih menarik lagi media ini dilakukan proses diskusi melalui kolo komentar yang sudah disediakan, dengan demikian pesertadidik dapat menyamakan dan menyelaraskan pembelajaran yang pada awalnya bersifat individual dapat dilaksanakan kerjasama kolaboratif. Media pembelajaran yang berbasis internet, blog, dan powtoon dan media berbasis komputerlainnya dapat memberikan knowledge dan kemampuan pemahaman bagi pesertadidik atau pengguna lainnya (Astika et al., 2019, p. 87). Pembelajaran dapat dilaksanakan dari rumah disaat pandemi seperti ini degan media audio visual berbasis powtoon dirasa sangat membantu dan efektif (Chandra & Nugroho, n.d.). melalui belajar mandiri dengan media powtoon pesertadidik dapat merepresentasikan kehadiran dengan berbaai bentuk simbol, verbal, dan visual secara mandiri (Effendi, 2012; salim Nahdi, 2017; Sulistyowaty et al., 2019, p. 158). Dockstader (1999) menjelaskan sebagaiberikut “using computers affectively and efficiently in the general content areas to allow students to learn how to apply computer skills in meaningful ways” (Edelson, 2001; Keengwe et al., 2008) maksudnya jika seperangkat komputer digunakan secara efektif dan efisien dalam konteks pembelajaran dapat memberikan arahan dalam pengembangan kemampuan pesertadidik. IPA merupakan suatu konfigurasi ilmu pengetahuan yang dikemas dalam bentuk yang berbeda dengan ilmu lain, dimana mengutamakan fokus kajian pengamatan, penelitian, maupun uji coba yang dilakukan tidak hanya satu kali tetapi dilakukan secara terus menerus sedemikian rupa dan saling terkait satu sama lain secara ilmiah (Maryani & Syamsudin, 2009; Setyarini, 2010). Kemampuan representasi adalah salah satu kemampuan scientific skill yang ada dalam mata pelajaran IPA, sehingga dlampelaksananya dikelomokkan menjadi sains terpadu (Integrated Science). Untuk membangun kemampuan konsep sains dan metode ilmiah diperlukan representasi. Kemampuan representasi menurut Sabirin dapat dijelaskan “Representation is a substitute for the expression shown in searching for solutions to the problem at hand, as a result of the interpretation of his mind. Solving problems with representations can be displayed through images (visual), words (verbal), tables, graphics, or mathematical symbols” (Arcavi, 2003; Mayer, 2003). Sementara menurut lestari menggambarkan tentang konsep, obyek, atau proses merupakan representasi, dengan demikian mengekspresiakn sesuatu menjadi bagian dari konsep atau masalah merupakan repreentasi (Lestari et al., 2018, p. 166). Kemampuan representasi begitu sangat krusial dalam tidak memberi batasan","PeriodicalId":178230,"journal":{"name":"Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran","volume":"35 6","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Penggunaan Media Audio Visual Berbasis Powtoon Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi IPA Di Tengah Pandemi Covid 19\",\"authors\":\"Syaiful Arif, A. Muthoharoh\",\"doi\":\"10.24269/dpp.v9i2.3607\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The representation of science is one of the abilities that must be developed in 21 century learning. Especially in the material of the human respiratory system which tends to be abstract in its discussion. Based on the results of observations found the value of the ability of representation X 63.61 it means in the low category. The use of powtoon-based audio visual media is expected to simplify and improve the representation ability of students. This research aims to know the effectiveness of the media in improving the ability of representation. The method uses the RnD model. Stages of developing media 1) preliminary studies, 2) stages of development, and 3) product testing. Sampling using random sampling techniques and cluster random sampling. Data collected using tests and questionnaires. Analyzed descriptively qualitative, quantitative with N-Gain, and t-test inference statistics. Based on the results of the study found: the effectiveness of media can improve the ability representation through the classical n-gain test is the experimental class X 61.38% > X 48.20% control class. Two tailed t-test there is a difference between the class using the media powtoon with a class that does not (α = 0.05) the results of the one-tailed t-test -2,564 <-1,697, there is a significant increase in the experimental class. © 2021 Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 9 No. 2: Juli 2021 ISSN 2303-3800 (Online), ISSN 2527-7049 (Print) Syaiful Arif dan Amalia Nur Muthoharoh | 80 PENDAHULUAN Abad ke 21 merupakan abad yang memiliki kiblat pembaharuan.Terutama pada kajian sains dan teknologi. Sains dan teknologi sangat relevansi satu sama lain tidak parsial dalam konteks pembahasannya. Menurut Fakhri (2010) mengenai Sains dan Teknologi yang diartikan dua hal yang berbeda namun masih terkait. Sains merupakan suatu kompleksitas ilmu pengetahuan alam yang didapat oleh ilmuwan, melalui teknik inquiry secara ilmiah dan rasional dengan observasi secara mendalam pada gejala alam. Sedangkan teknologi merupakan impelementasi antara ilmu pengetahuan alam dengan masyarakat yang di dalamnya terdapat kecenderungan relevansi sehingga terciptanya pengembangan produk ekonomis (Fakhry, 2010, p. 123). Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan dan pembelajaran Dalam mewujudkan tujuan pendidikan dibutuhkan seorang pendidik yang mampu mencetak dan meneruskan cita-cita bangsa ini yaitu adalah guru. Sebagai guru, guru tidak hanya mendidik dan membimbing tetapi juga mengarahkan, menolong, memotivasi dan memberikan nilai atau evaluasi untuk mengukur kemampuan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Permendiknas No. 16 tahun 2007 telah menetapkan mengenai kompetensi profesional yang mengharapkan dicapai oleh seorang guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diantaranya adalah guru dapat memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori IPA serta penerapannya secara fleksibel atau cenderung menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan peserta didik untuk berfikir, dan bertindak secara aktif (Permendiknas, 2017). Pembelajaran dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan penggunaan secara fleksibel dapat dilakukan melalui distance learning atau pembelajaran jarak jauh. Menurut Simonson yang dimenjelaskan “distance educations is institution based formal educations where the learning group is separated, and where interactive telecommunications system are used to connect learners, resources, and instructors” (Simonson et al., 2011, 2019) yang maknanya pendidikan yang dikelola oleh suatu lembaga formal dengan sistem pembelajaran jarak jauh yang mana pembelajaran dilaksnakan terpisa, dan komunikasi inetraktif dengan memanfatkan sistem komunikasi untuk menghubungkan antar pesertadidik , pendidik, dan sumber belajar. Sejalan dengan pendefinisikan Dickey bahwa “the effort of providing access to learning for those who are geographically distant” (Dickey, 2003; Hurley et al., 1999) sederhananya pembelajaran yang dilaksanakan dengan jarak jauh akan menjembatani pesertadidik belajar yang terpisahkan oleh jarak geografis, sehingga pesertadidik bisa tetap belajar kapanpun dan dimanapun secara mudah.. Hal tersebut terkait pembelajaran jarak jauh sangat disarankan untuk kondisi Indonesia yang terkena pandemi covid 19. Wabah pandemi covid 19 ini merupakan kejadian luarbiasa yang tidak diduga oleh semua unsur masyarakat, terkhusus sektor ekonomi, sosial, dan pendidikan. Virus covid 19 dapat menular melalui udara, tangan ke tangan, mata ke tangan, yang memungkinkan secara acak dampak yang serius menimbulkan si penderita dapat meninggal dunia. Dalam menyikapi tersebut maka perlu pencegahan untuk memutuskan rantai penularan virus covid 19 yaitu dengan phsycal distancing semua kegiatan dari beribadah, belajar, dan bekerja dilakukan di rumah. Dalam dunia pendidikan mulai tanggal 16 April sampai bulan Mei saat ini sesuai kebijakan pemerintah dengan meniadakan kelas dan tidak segansegan dari jenjang Kelompok bermaian, Taman Kanak-kanak/RA Sekolah Dasar/MI, Sekolah Menengah Pertama/MTs, Sekolah Menengah Atas/SMK/MA dan perguruan Tinggi delakkan pembelajaran dari rumah. Momentum wabah covid 19 ini menyebabkan guru atau pendidik harus bisa mengikuti perkembangan zaman teknologi dalam pembelajaran era digital atau revolusi industry 4.0. Mau tidak mau sebagai pendidik dituntut untuk lebih mengembangkan metode pembelajaran jarak jauh. Pada dasarnya pemerintah juga sudah mengantisipasi dampak dari covid 19 pada sektor pendidikan, melalui program pembelajran dalam jaringan pemerintah memberikan platform yang sesuai dengan kebutuhan pesertadidik untuk belajar dari rumah. Media online pada situs https://belajar.kemendikbud.go.id, prezzi ruang guru, quipper scholl, zenius dan lainnya digeratiskan agar tidak membebankan pesertadidik dan wali murid. Pelaksanaan pembelajaran jarakjauh sudah ditetapkan pemerintah melalui Undang-undang Republik Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 9 No. 2: Juli 2021 ISSN 2303-3800 (Online), ISSN 2527-7049 (Print) Syaiful Arif dan Amalia Nur Muthoharoh | 81 Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidkan Nasionalpada pasal 31 yang menekankan pada: 1. Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jenjang , jalur dan jenis pendidikan; 2. Pendidikan jarak jauh mempunyai fungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara regular atau tatap muka; 3. Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk, teknik, cakupan, modus yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta system penilaian yang tetap menjalin mutu lulusan sesuai dengan standart nasional pendidikan (Indonesia, 2003). Berdasarkan penggunaan beberapa media pembelajaran, terutama dalam pembelajaran jarak jauh adalah dengan menggunakan media powtoon yang cukup efektif. Pesertadidik menerjemahkan pemahaman secara mandiri dilaksanakan secara mudah dan efektif disaat pembelajaran jarak jauh. Salahsatu kelebihan media powtoon adalah mampu menyederhanakan matei pelajaran karena didukung dengan suara sebagai pengganti dari suara guru dalam menjelaskan dan visualisasi yang disuguhkan cukup jelas dari konsep abstrak menjadi lebih konkret. Media pembelajaran powtoon tidak hanya bisa menyampaikan materi yang aakan di ajarkan oleh guru namun juga bisa diselenggarakan tes untuk evaluasi pembelajran secara langsung, dan lebih menarik lagi media ini dilakukan proses diskusi melalui kolo komentar yang sudah disediakan, dengan demikian pesertadidik dapat menyamakan dan menyelaraskan pembelajaran yang pada awalnya bersifat individual dapat dilaksanakan kerjasama kolaboratif. Media pembelajaran yang berbasis internet, blog, dan powtoon dan media berbasis komputerlainnya dapat memberikan knowledge dan kemampuan pemahaman bagi pesertadidik atau pengguna lainnya (Astika et al., 2019, p. 87). Pembelajaran dapat dilaksanakan dari rumah disaat pandemi seperti ini degan media audio visual berbasis powtoon dirasa sangat membantu dan efektif (Chandra & Nugroho, n.d.). melalui belajar mandiri dengan media powtoon pesertadidik dapat merepresentasikan kehadiran dengan berbaai bentuk simbol, verbal, dan visual secara mandiri (Effendi, 2012; salim Nahdi, 2017; Sulistyowaty et al., 2019, p. 158). Dockstader (1999) menjelaskan sebagaiberikut “using computers affectively and efficiently in the general content areas to allow students to learn how to apply computer skills in meaningful ways” (Edelson, 2001; Keengwe et al., 2008) maksudnya jika seperangkat komputer digunakan secara efektif dan efisien dalam konteks pembelajaran dapat memberikan arahan dalam pengembangan kemampuan pesertadidik. IPA merupakan suatu konfigurasi ilmu pengetahuan yang dikemas dalam bentuk yang berbeda dengan ilmu lain, dimana mengutamakan fokus kajian pengamatan, penelitian, maupun uji coba yang dilakukan tidak hanya satu kali tetapi dilakukan secara terus menerus sedemikian rupa dan saling terkait satu sama lain secara ilmiah (Maryani & Syamsudin, 2009; Setyarini, 2010). Kemampuan representasi adalah salah satu kemampuan scientific skill yang ada dalam mata pelajaran IPA, sehingga dlampelaksananya dikelomokkan menjadi sains terpadu (Integrated Science). Untuk membangun kemampuan konsep sains dan metode ilmiah diperlukan representasi. Kemampuan representasi menurut Sabirin dapat dijelaskan “Representation is a substitute for the expression shown in searching for solutions to the problem at hand, as a result of the interpretation of his mind. Solving problems with representations can be displayed through images (visual), words (verbal), tables, graphics, or mathematical symbols” (Arcavi, 2003; Mayer, 2003). Sementara menurut lestari menggambarkan tentang konsep, obyek, atau proses merupakan representasi, dengan demikian mengekspresiakn sesuatu menjadi bagian dari konsep atau masalah merupakan repreentasi (Lestari et al., 2018, p. 166). Kemampuan representasi begitu sangat krusial dalam tidak memberi batasan\",\"PeriodicalId\":178230,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran\",\"volume\":\"35 6\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-07-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24269/dpp.v9i2.3607\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24269/dpp.v9i2.3607","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Penggunaan Media Audio Visual Berbasis Powtoon Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi IPA Di Tengah Pandemi Covid 19
The representation of science is one of the abilities that must be developed in 21 century learning. Especially in the material of the human respiratory system which tends to be abstract in its discussion. Based on the results of observations found the value of the ability of representation X 63.61 it means in the low category. The use of powtoon-based audio visual media is expected to simplify and improve the representation ability of students. This research aims to know the effectiveness of the media in improving the ability of representation. The method uses the RnD model. Stages of developing media 1) preliminary studies, 2) stages of development, and 3) product testing. Sampling using random sampling techniques and cluster random sampling. Data collected using tests and questionnaires. Analyzed descriptively qualitative, quantitative with N-Gain, and t-test inference statistics. Based on the results of the study found: the effectiveness of media can improve the ability representation through the classical n-gain test is the experimental class X 61.38% > X 48.20% control class. Two tailed t-test there is a difference between the class using the media powtoon with a class that does not (α = 0.05) the results of the one-tailed t-test -2,564 <-1,697, there is a significant increase in the experimental class. © 2021 Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 9 No. 2: Juli 2021 ISSN 2303-3800 (Online), ISSN 2527-7049 (Print) Syaiful Arif dan Amalia Nur Muthoharoh | 80 PENDAHULUAN Abad ke 21 merupakan abad yang memiliki kiblat pembaharuan.Terutama pada kajian sains dan teknologi. Sains dan teknologi sangat relevansi satu sama lain tidak parsial dalam konteks pembahasannya. Menurut Fakhri (2010) mengenai Sains dan Teknologi yang diartikan dua hal yang berbeda namun masih terkait. Sains merupakan suatu kompleksitas ilmu pengetahuan alam yang didapat oleh ilmuwan, melalui teknik inquiry secara ilmiah dan rasional dengan observasi secara mendalam pada gejala alam. Sedangkan teknologi merupakan impelementasi antara ilmu pengetahuan alam dengan masyarakat yang di dalamnya terdapat kecenderungan relevansi sehingga terciptanya pengembangan produk ekonomis (Fakhry, 2010, p. 123). Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan dan pembelajaran Dalam mewujudkan tujuan pendidikan dibutuhkan seorang pendidik yang mampu mencetak dan meneruskan cita-cita bangsa ini yaitu adalah guru. Sebagai guru, guru tidak hanya mendidik dan membimbing tetapi juga mengarahkan, menolong, memotivasi dan memberikan nilai atau evaluasi untuk mengukur kemampuan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Permendiknas No. 16 tahun 2007 telah menetapkan mengenai kompetensi profesional yang mengharapkan dicapai oleh seorang guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diantaranya adalah guru dapat memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori IPA serta penerapannya secara fleksibel atau cenderung menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan peserta didik untuk berfikir, dan bertindak secara aktif (Permendiknas, 2017). Pembelajaran dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan penggunaan secara fleksibel dapat dilakukan melalui distance learning atau pembelajaran jarak jauh. Menurut Simonson yang dimenjelaskan “distance educations is institution based formal educations where the learning group is separated, and where interactive telecommunications system are used to connect learners, resources, and instructors” (Simonson et al., 2011, 2019) yang maknanya pendidikan yang dikelola oleh suatu lembaga formal dengan sistem pembelajaran jarak jauh yang mana pembelajaran dilaksnakan terpisa, dan komunikasi inetraktif dengan memanfatkan sistem komunikasi untuk menghubungkan antar pesertadidik , pendidik, dan sumber belajar. Sejalan dengan pendefinisikan Dickey bahwa “the effort of providing access to learning for those who are geographically distant” (Dickey, 2003; Hurley et al., 1999) sederhananya pembelajaran yang dilaksanakan dengan jarak jauh akan menjembatani pesertadidik belajar yang terpisahkan oleh jarak geografis, sehingga pesertadidik bisa tetap belajar kapanpun dan dimanapun secara mudah.. Hal tersebut terkait pembelajaran jarak jauh sangat disarankan untuk kondisi Indonesia yang terkena pandemi covid 19. Wabah pandemi covid 19 ini merupakan kejadian luarbiasa yang tidak diduga oleh semua unsur masyarakat, terkhusus sektor ekonomi, sosial, dan pendidikan. Virus covid 19 dapat menular melalui udara, tangan ke tangan, mata ke tangan, yang memungkinkan secara acak dampak yang serius menimbulkan si penderita dapat meninggal dunia. Dalam menyikapi tersebut maka perlu pencegahan untuk memutuskan rantai penularan virus covid 19 yaitu dengan phsycal distancing semua kegiatan dari beribadah, belajar, dan bekerja dilakukan di rumah. Dalam dunia pendidikan mulai tanggal 16 April sampai bulan Mei saat ini sesuai kebijakan pemerintah dengan meniadakan kelas dan tidak segansegan dari jenjang Kelompok bermaian, Taman Kanak-kanak/RA Sekolah Dasar/MI, Sekolah Menengah Pertama/MTs, Sekolah Menengah Atas/SMK/MA dan perguruan Tinggi delakkan pembelajaran dari rumah. Momentum wabah covid 19 ini menyebabkan guru atau pendidik harus bisa mengikuti perkembangan zaman teknologi dalam pembelajaran era digital atau revolusi industry 4.0. Mau tidak mau sebagai pendidik dituntut untuk lebih mengembangkan metode pembelajaran jarak jauh. Pada dasarnya pemerintah juga sudah mengantisipasi dampak dari covid 19 pada sektor pendidikan, melalui program pembelajran dalam jaringan pemerintah memberikan platform yang sesuai dengan kebutuhan pesertadidik untuk belajar dari rumah. Media online pada situs https://belajar.kemendikbud.go.id, prezzi ruang guru, quipper scholl, zenius dan lainnya digeratiskan agar tidak membebankan pesertadidik dan wali murid. Pelaksanaan pembelajaran jarakjauh sudah ditetapkan pemerintah melalui Undang-undang Republik Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 9 No. 2: Juli 2021 ISSN 2303-3800 (Online), ISSN 2527-7049 (Print) Syaiful Arif dan Amalia Nur Muthoharoh | 81 Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidkan Nasionalpada pasal 31 yang menekankan pada: 1. Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan pada semua jenjang , jalur dan jenis pendidikan; 2. Pendidikan jarak jauh mempunyai fungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara regular atau tatap muka; 3. Pendidikan jarak jauh dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk, teknik, cakupan, modus yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta system penilaian yang tetap menjalin mutu lulusan sesuai dengan standart nasional pendidikan (Indonesia, 2003). Berdasarkan penggunaan beberapa media pembelajaran, terutama dalam pembelajaran jarak jauh adalah dengan menggunakan media powtoon yang cukup efektif. Pesertadidik menerjemahkan pemahaman secara mandiri dilaksanakan secara mudah dan efektif disaat pembelajaran jarak jauh. Salahsatu kelebihan media powtoon adalah mampu menyederhanakan matei pelajaran karena didukung dengan suara sebagai pengganti dari suara guru dalam menjelaskan dan visualisasi yang disuguhkan cukup jelas dari konsep abstrak menjadi lebih konkret. Media pembelajaran powtoon tidak hanya bisa menyampaikan materi yang aakan di ajarkan oleh guru namun juga bisa diselenggarakan tes untuk evaluasi pembelajran secara langsung, dan lebih menarik lagi media ini dilakukan proses diskusi melalui kolo komentar yang sudah disediakan, dengan demikian pesertadidik dapat menyamakan dan menyelaraskan pembelajaran yang pada awalnya bersifat individual dapat dilaksanakan kerjasama kolaboratif. Media pembelajaran yang berbasis internet, blog, dan powtoon dan media berbasis komputerlainnya dapat memberikan knowledge dan kemampuan pemahaman bagi pesertadidik atau pengguna lainnya (Astika et al., 2019, p. 87). Pembelajaran dapat dilaksanakan dari rumah disaat pandemi seperti ini degan media audio visual berbasis powtoon dirasa sangat membantu dan efektif (Chandra & Nugroho, n.d.). melalui belajar mandiri dengan media powtoon pesertadidik dapat merepresentasikan kehadiran dengan berbaai bentuk simbol, verbal, dan visual secara mandiri (Effendi, 2012; salim Nahdi, 2017; Sulistyowaty et al., 2019, p. 158). Dockstader (1999) menjelaskan sebagaiberikut “using computers affectively and efficiently in the general content areas to allow students to learn how to apply computer skills in meaningful ways” (Edelson, 2001; Keengwe et al., 2008) maksudnya jika seperangkat komputer digunakan secara efektif dan efisien dalam konteks pembelajaran dapat memberikan arahan dalam pengembangan kemampuan pesertadidik. IPA merupakan suatu konfigurasi ilmu pengetahuan yang dikemas dalam bentuk yang berbeda dengan ilmu lain, dimana mengutamakan fokus kajian pengamatan, penelitian, maupun uji coba yang dilakukan tidak hanya satu kali tetapi dilakukan secara terus menerus sedemikian rupa dan saling terkait satu sama lain secara ilmiah (Maryani & Syamsudin, 2009; Setyarini, 2010). Kemampuan representasi adalah salah satu kemampuan scientific skill yang ada dalam mata pelajaran IPA, sehingga dlampelaksananya dikelomokkan menjadi sains terpadu (Integrated Science). Untuk membangun kemampuan konsep sains dan metode ilmiah diperlukan representasi. Kemampuan representasi menurut Sabirin dapat dijelaskan “Representation is a substitute for the expression shown in searching for solutions to the problem at hand, as a result of the interpretation of his mind. Solving problems with representations can be displayed through images (visual), words (verbal), tables, graphics, or mathematical symbols” (Arcavi, 2003; Mayer, 2003). Sementara menurut lestari menggambarkan tentang konsep, obyek, atau proses merupakan representasi, dengan demikian mengekspresiakn sesuatu menjadi bagian dari konsep atau masalah merupakan repreentasi (Lestari et al., 2018, p. 166). Kemampuan representasi begitu sangat krusial dalam tidak memberi batasan