Pratiwi Lestari Putri, Haryani Haryani, T. Wahyuni
{"title":"血液透析患者骨质疏松护理护理护理:案例研究","authors":"Pratiwi Lestari Putri, Haryani Haryani, T. Wahyuni","doi":"10.22146/jkkk.78302","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Background: Treatment of osteoporosis in hemodialysis patients is important since it slows down the worsening effect of osteoporosis and prevents bone fractures. Objective: To know the description of osteoporosis nursing management in hemodialysis patients Case description: A 62 years old male complained about his difficulty in walking, as well as back and ankle ache during strenuous activities after hemodialysis. Nursing actions were given with the aim of alleviating client complaints. Results: This study found that the patient experienced back, knee, and ankle ache during strenuous activities. Pain management -as the nursing action- was given by administering paracetamol and CaCo3 as well as joint training education to strengthen muscles. The patient's pain level was decreased after the intervention from the severe category to the moderate category (pain range 7-8 to 4-5). Conclusion: The treatment for osteoporosis in hemodialysis which includes phosphate buffer supplements, analgesic drugs, adherence to hemodialysis therapy, and muscle strengthening exercises, has pain reduction effect from severe to the moderate pain category.ABSTRAKLatar belakang: Penanganan osteoporosis pada pasien hemodialisis merupakan hal penting, agar dapat memperlambat perburukan osteoporosis dan mencegah terjadinya patah tulang. Tujuan: Mengetahui gambaran penatalaksanaan keperawatan osteoporosis pada pasien hemodialisis.Deskripsi kasus: Seorang lelaki, 62 tahun, mengeluh kesulitan berjalan, nyeri punggung, dan nyeri pada kaki saat beraktivitas berat selama 3 tahun terakhir setelah hemodialisis. Tindakan keperawatan diberikan dengan tujuan untuk meringankan keluhan klien.Hasil: Hasil pengkajian didapatkan keluhan nyeri pada punggung, pergelangan kaki dan lutut saat beraktivitas berat. Tindakan keperawatan yang diberikan berupa penanganan nyeri akut dengan pemberian obat parasetamol dan CaCo3 serta edukasi latihan persendian untuk memperkuat otot. Setelah pemberian intervensi, tingkat nyeri pasien berkurang, dari kategori berat (rentang nyeri 7-8) menjadi kategori sedang (rentang nyeri 4-5).Simpulan: Penanganan osteoporosis pada pasien hemodialisis mencakup suplemen penyangga fosfat, obat analgesik, kepatuhan terapi hemodialisis, dan penanganan non-farmakologis berupa latihan penguatan otot yang dapat memberi efek pengurangan nyeri, dari kategori nyeri berat menjadi nyeri sedang.","PeriodicalId":410006,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal)","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Penatalaksanaan Keperawatan Osteoporosis pada Pasien Hemodialisis: Studi Kasus\",\"authors\":\"Pratiwi Lestari Putri, Haryani Haryani, T. Wahyuni\",\"doi\":\"10.22146/jkkk.78302\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Background: Treatment of osteoporosis in hemodialysis patients is important since it slows down the worsening effect of osteoporosis and prevents bone fractures. Objective: To know the description of osteoporosis nursing management in hemodialysis patients Case description: A 62 years old male complained about his difficulty in walking, as well as back and ankle ache during strenuous activities after hemodialysis. Nursing actions were given with the aim of alleviating client complaints. Results: This study found that the patient experienced back, knee, and ankle ache during strenuous activities. Pain management -as the nursing action- was given by administering paracetamol and CaCo3 as well as joint training education to strengthen muscles. The patient's pain level was decreased after the intervention from the severe category to the moderate category (pain range 7-8 to 4-5). Conclusion: The treatment for osteoporosis in hemodialysis which includes phosphate buffer supplements, analgesic drugs, adherence to hemodialysis therapy, and muscle strengthening exercises, has pain reduction effect from severe to the moderate pain category.ABSTRAKLatar belakang: Penanganan osteoporosis pada pasien hemodialisis merupakan hal penting, agar dapat memperlambat perburukan osteoporosis dan mencegah terjadinya patah tulang. Tujuan: Mengetahui gambaran penatalaksanaan keperawatan osteoporosis pada pasien hemodialisis.Deskripsi kasus: Seorang lelaki, 62 tahun, mengeluh kesulitan berjalan, nyeri punggung, dan nyeri pada kaki saat beraktivitas berat selama 3 tahun terakhir setelah hemodialisis. Tindakan keperawatan diberikan dengan tujuan untuk meringankan keluhan klien.Hasil: Hasil pengkajian didapatkan keluhan nyeri pada punggung, pergelangan kaki dan lutut saat beraktivitas berat. Tindakan keperawatan yang diberikan berupa penanganan nyeri akut dengan pemberian obat parasetamol dan CaCo3 serta edukasi latihan persendian untuk memperkuat otot. Setelah pemberian intervensi, tingkat nyeri pasien berkurang, dari kategori berat (rentang nyeri 7-8) menjadi kategori sedang (rentang nyeri 4-5).Simpulan: Penanganan osteoporosis pada pasien hemodialisis mencakup suplemen penyangga fosfat, obat analgesik, kepatuhan terapi hemodialisis, dan penanganan non-farmakologis berupa latihan penguatan otot yang dapat memberi efek pengurangan nyeri, dari kategori nyeri berat menjadi nyeri sedang.\",\"PeriodicalId\":410006,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal)\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-07-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/jkkk.78302\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jkkk.78302","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
背景:治疗血液透析患者的骨质疏松症是很重要的,因为它可以减缓骨质疏松症的恶化,防止骨折。目的:了解血液透析患者骨质疏松症的护理管理情况。病例描述:男性,62岁,主诉血液透析后行走困难,剧烈活动时出现腰、踝疼痛。护理行动的目的是减轻客户的投诉。结果:本研究发现患者在剧烈活动时出现背部、膝盖和脚踝疼痛。作为护理措施,疼痛管理是通过给予扑热息痛和碳酸钙以及关节训练教育来加强肌肉。干预后患者疼痛程度由重度降至中度(疼痛范围7-8 ~ 4-5)。结论:血液透析骨质疏松症的治疗包括补充磷酸盐缓冲液、镇痛药物、坚持血液透析治疗和肌肉强化训练,可减轻重度至中度疼痛。摘要:Penanganan骨质疏松症padpaden血液透析症merupakan hal penting, agar dapat memperlambat perburukan骨质疏松症danmenegah terjadinya patah tulang。图娟:孟格塔慧,甘巴兰,潘塔拉克,克伯拉罕,骨质疏松症,帕森血液透析。Deskripsi kasus: Seorang lelaki, 62 tahun, mengeluh kesulitan berjalan, nyeri pungung, dan nyeri pada kaki saat beraktivitas berat selama 3 tahun terakhir setelah血液透析。Tindakan keperawatan diberikan dengan tujuan untuk meringankan keluhan klien。Hasil pengkajian didapatkan keluhan nyeri padpungung, pergelangan kaki dan lutut saat beraktivitas berat。Tindakan keperawatan yang diberikan berupa penanganan nyeri akut dengan pemberian obat parasetamol dan CaCo3 serta edukasi latian perdian untuk memperkuat otot。Setelah pemberian intersi, tingkat nyeri pasien berkurang, dari kategori berat (rentang nyeri 7-8) menjadi kategori sedang (rentang nyeri 4-5)。猕猴桃:Penanganan骨质疏松症padpaden血液透析补品penyangga fosfat, obat镇痛药,kepatuhan terapi血液透析,dan Penanganan非农学家berupa latihan企鹅和ototoyangdapat成员efek pengurangan nyeri, dari kategori nyeri berat menjadi nyeri sedang。
Penatalaksanaan Keperawatan Osteoporosis pada Pasien Hemodialisis: Studi Kasus
Background: Treatment of osteoporosis in hemodialysis patients is important since it slows down the worsening effect of osteoporosis and prevents bone fractures. Objective: To know the description of osteoporosis nursing management in hemodialysis patients Case description: A 62 years old male complained about his difficulty in walking, as well as back and ankle ache during strenuous activities after hemodialysis. Nursing actions were given with the aim of alleviating client complaints. Results: This study found that the patient experienced back, knee, and ankle ache during strenuous activities. Pain management -as the nursing action- was given by administering paracetamol and CaCo3 as well as joint training education to strengthen muscles. The patient's pain level was decreased after the intervention from the severe category to the moderate category (pain range 7-8 to 4-5). Conclusion: The treatment for osteoporosis in hemodialysis which includes phosphate buffer supplements, analgesic drugs, adherence to hemodialysis therapy, and muscle strengthening exercises, has pain reduction effect from severe to the moderate pain category.ABSTRAKLatar belakang: Penanganan osteoporosis pada pasien hemodialisis merupakan hal penting, agar dapat memperlambat perburukan osteoporosis dan mencegah terjadinya patah tulang. Tujuan: Mengetahui gambaran penatalaksanaan keperawatan osteoporosis pada pasien hemodialisis.Deskripsi kasus: Seorang lelaki, 62 tahun, mengeluh kesulitan berjalan, nyeri punggung, dan nyeri pada kaki saat beraktivitas berat selama 3 tahun terakhir setelah hemodialisis. Tindakan keperawatan diberikan dengan tujuan untuk meringankan keluhan klien.Hasil: Hasil pengkajian didapatkan keluhan nyeri pada punggung, pergelangan kaki dan lutut saat beraktivitas berat. Tindakan keperawatan yang diberikan berupa penanganan nyeri akut dengan pemberian obat parasetamol dan CaCo3 serta edukasi latihan persendian untuk memperkuat otot. Setelah pemberian intervensi, tingkat nyeri pasien berkurang, dari kategori berat (rentang nyeri 7-8) menjadi kategori sedang (rentang nyeri 4-5).Simpulan: Penanganan osteoporosis pada pasien hemodialisis mencakup suplemen penyangga fosfat, obat analgesik, kepatuhan terapi hemodialisis, dan penanganan non-farmakologis berupa latihan penguatan otot yang dapat memberi efek pengurangan nyeri, dari kategori nyeri berat menjadi nyeri sedang.