{"title":"学生在解决数学问题上的批判性思维过程简介是性格类型的问题","authors":"Triya Kusuma Wardani, Ratri Candra Hastari","doi":"10.47709/educendikia.v2i02.1693","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pembelajaran matematika seharusnya lebih fokus pada kemampuan berpikir peserta didik dalam memperoleh, mengolah, dan memanfaatkan informasi. Berpikir kritis merupakan salah satu bentuk cara berpikir tingkat tinggi. Studi ini bertujuan mendeskripsikan profil proses berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan matematika dilihat dari kategori karakter/kepribadian partisipan yaitu peserta didik. Subjek pada studi ini yaitu peserta didik SMK Negeri 1 Rejotangan kelas X TKJ 2 dengan tipe kepribadian sanguinis, koleris, melankolis, dan phlegmatis. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode angket, tes, maupun wawancara. Instrumen penelitian terdiri dari pedoman wawancara, soal tes pemecahan masalah, dan juga lembar angket tipe kepribadian. Hasil yang diperoleh yaitu peserta didik yang memiliki tipe kepribadian Sanguinis dan Koleris mampu memenuhi aspek interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan pengaturan diri dalam memecahkan masalah. Peserta didik dengan tipe Melankolis serta Phlegmatis memenuhi aspek interpretasi dan analisis dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Guna meningkatkan proses berpikir kritis dari siswa, seorang guru hendaknya lebih memperhatikan kepada siswa yang mempunyai kepribadian melankolis serta phlegmatis dengan memberikan soal-soal pemecahan masalah dan mengarahkan peserta didik memecahkan masalah sesuai dengan tahap-tahapnya.","PeriodicalId":435811,"journal":{"name":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Profil Proses Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian\",\"authors\":\"Triya Kusuma Wardani, Ratri Candra Hastari\",\"doi\":\"10.47709/educendikia.v2i02.1693\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pembelajaran matematika seharusnya lebih fokus pada kemampuan berpikir peserta didik dalam memperoleh, mengolah, dan memanfaatkan informasi. Berpikir kritis merupakan salah satu bentuk cara berpikir tingkat tinggi. Studi ini bertujuan mendeskripsikan profil proses berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan matematika dilihat dari kategori karakter/kepribadian partisipan yaitu peserta didik. Subjek pada studi ini yaitu peserta didik SMK Negeri 1 Rejotangan kelas X TKJ 2 dengan tipe kepribadian sanguinis, koleris, melankolis, dan phlegmatis. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode angket, tes, maupun wawancara. Instrumen penelitian terdiri dari pedoman wawancara, soal tes pemecahan masalah, dan juga lembar angket tipe kepribadian. Hasil yang diperoleh yaitu peserta didik yang memiliki tipe kepribadian Sanguinis dan Koleris mampu memenuhi aspek interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan pengaturan diri dalam memecahkan masalah. Peserta didik dengan tipe Melankolis serta Phlegmatis memenuhi aspek interpretasi dan analisis dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Guna meningkatkan proses berpikir kritis dari siswa, seorang guru hendaknya lebih memperhatikan kepada siswa yang mempunyai kepribadian melankolis serta phlegmatis dengan memberikan soal-soal pemecahan masalah dan mengarahkan peserta didik memecahkan masalah sesuai dengan tahap-tahapnya.\",\"PeriodicalId\":435811,\"journal\":{\"name\":\"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan\",\"volume\":\"52 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-08-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i02.1693\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47709/educendikia.v2i02.1693","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Profil Proses Berpikir Kritis Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika Ditinjau dari Tipe Kepribadian
Pembelajaran matematika seharusnya lebih fokus pada kemampuan berpikir peserta didik dalam memperoleh, mengolah, dan memanfaatkan informasi. Berpikir kritis merupakan salah satu bentuk cara berpikir tingkat tinggi. Studi ini bertujuan mendeskripsikan profil proses berpikir kritis dalam memecahkan permasalahan matematika dilihat dari kategori karakter/kepribadian partisipan yaitu peserta didik. Subjek pada studi ini yaitu peserta didik SMK Negeri 1 Rejotangan kelas X TKJ 2 dengan tipe kepribadian sanguinis, koleris, melankolis, dan phlegmatis. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode angket, tes, maupun wawancara. Instrumen penelitian terdiri dari pedoman wawancara, soal tes pemecahan masalah, dan juga lembar angket tipe kepribadian. Hasil yang diperoleh yaitu peserta didik yang memiliki tipe kepribadian Sanguinis dan Koleris mampu memenuhi aspek interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan pengaturan diri dalam memecahkan masalah. Peserta didik dengan tipe Melankolis serta Phlegmatis memenuhi aspek interpretasi dan analisis dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Guna meningkatkan proses berpikir kritis dari siswa, seorang guru hendaknya lebih memperhatikan kepada siswa yang mempunyai kepribadian melankolis serta phlegmatis dengan memberikan soal-soal pemecahan masalah dan mengarahkan peserta didik memecahkan masalah sesuai dengan tahap-tahapnya.