{"title":"使用基于JNC 8的GUIDELINE JNC 8的证据,可于2017年8月至10月就医","authors":"Octariana Sofyan, Tiara Ramadhani","doi":"10.37089/JOFAR.V0I0.51","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 63,8%, khususnya kota DIY masuk urutan pertama dari sepuluh besar penyakit di Puskesmas dengan angka kesakitan sebesar 114.449 pasien pengidap hipertensi esensial. Salah satu Puskesmas di Kota Yogyakarta yaitu Puskesmas Banguntapan II pada tahun 2017 prevalensi hipertensi menjadi peringkat pertama dari sepuluh besar penyakit dengan jumlah kasus sebanyak 1159 yang di dominasi oleh pralansia pada bulan Agustus-Oktober tahun 2017. Seiring dengan peningkatan kasus hipertensi maka penanganan hipertensi harus ditangani dengan tepat dan sesuai dengan pedoman pengobatan yang merupakan salah satu elemen penting dalam tercapainya kualitas kesehatan serta perawatan medis bagi pasien sesuai standar yang diharapkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat antihipertensi dengan evidence based guideline JNC 8 di Puskesmas Banguntapan II periode Agustus – Oktober tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel dalam penelitian ini yaitu data sekunder sebanyak 60 rekam medik yang meliputi resep data obat-obat antihipertensi yang diberikan dan diagnosa pasien hipertensi pralansia pada bulan Agustus – Oktober 2017. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling (non probability sampling) yaitu pengambilan sampel dengan kriteria inklusi meliputi pasien yang terdiagnosa hipertensi tanpa penyakit penyerta dan pasien yang mendapatkan pengobatan pertama. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif mengenai kesesuaian jenis item obat yang diberikan dengan evidence based guideline JNC 8. Analisis terhadap 60 resep dan rekam medis pasien hipertensi pralansia didapatkan bahwa terdapat terapi tunggal sebanyak 86,6% (amlodipine 55,7%, captopril 44,3%) dan terapi kombinasi sebesar 13,4% (amlodipin dan captopril 87,5%, captopril dan nifedipin 12,5%.). Kesesuaian jenis obat antihipertensi yang diberikan dengan evidence based guideline JNC 8 pada pasien hipertensi pralansia yaitu sebesar 86,7%.","PeriodicalId":318685,"journal":{"name":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KESESUAIAN PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI DENGAN EVIDENCE BASED GUIDELINE JNC 8 DI PUSKESMAS BANGUNTAPAN II PERIODE AGUSTUS – OKTOBER TAHUN 2017\",\"authors\":\"Octariana Sofyan, Tiara Ramadhani\",\"doi\":\"10.37089/JOFAR.V0I0.51\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\" Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 63,8%, khususnya kota DIY masuk urutan pertama dari sepuluh besar penyakit di Puskesmas dengan angka kesakitan sebesar 114.449 pasien pengidap hipertensi esensial. Salah satu Puskesmas di Kota Yogyakarta yaitu Puskesmas Banguntapan II pada tahun 2017 prevalensi hipertensi menjadi peringkat pertama dari sepuluh besar penyakit dengan jumlah kasus sebanyak 1159 yang di dominasi oleh pralansia pada bulan Agustus-Oktober tahun 2017. Seiring dengan peningkatan kasus hipertensi maka penanganan hipertensi harus ditangani dengan tepat dan sesuai dengan pedoman pengobatan yang merupakan salah satu elemen penting dalam tercapainya kualitas kesehatan serta perawatan medis bagi pasien sesuai standar yang diharapkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat antihipertensi dengan evidence based guideline JNC 8 di Puskesmas Banguntapan II periode Agustus – Oktober tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel dalam penelitian ini yaitu data sekunder sebanyak 60 rekam medik yang meliputi resep data obat-obat antihipertensi yang diberikan dan diagnosa pasien hipertensi pralansia pada bulan Agustus – Oktober 2017. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling (non probability sampling) yaitu pengambilan sampel dengan kriteria inklusi meliputi pasien yang terdiagnosa hipertensi tanpa penyakit penyerta dan pasien yang mendapatkan pengobatan pertama. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif mengenai kesesuaian jenis item obat yang diberikan dengan evidence based guideline JNC 8. Analisis terhadap 60 resep dan rekam medis pasien hipertensi pralansia didapatkan bahwa terdapat terapi tunggal sebanyak 86,6% (amlodipine 55,7%, captopril 44,3%) dan terapi kombinasi sebesar 13,4% (amlodipin dan captopril 87,5%, captopril dan nifedipin 12,5%.). Kesesuaian jenis obat antihipertensi yang diberikan dengan evidence based guideline JNC 8 pada pasien hipertensi pralansia yaitu sebesar 86,7%.\",\"PeriodicalId\":318685,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kefarmasian Akfarindo\",\"volume\":\"2 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-03-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kefarmasian Akfarindo\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.37089/JOFAR.V0I0.51\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37089/JOFAR.V0I0.51","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
KESESUAIAN PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI DENGAN EVIDENCE BASED GUIDELINE JNC 8 DI PUSKESMAS BANGUNTAPAN II PERIODE AGUSTUS – OKTOBER TAHUN 2017
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 63,8%, khususnya kota DIY masuk urutan pertama dari sepuluh besar penyakit di Puskesmas dengan angka kesakitan sebesar 114.449 pasien pengidap hipertensi esensial. Salah satu Puskesmas di Kota Yogyakarta yaitu Puskesmas Banguntapan II pada tahun 2017 prevalensi hipertensi menjadi peringkat pertama dari sepuluh besar penyakit dengan jumlah kasus sebanyak 1159 yang di dominasi oleh pralansia pada bulan Agustus-Oktober tahun 2017. Seiring dengan peningkatan kasus hipertensi maka penanganan hipertensi harus ditangani dengan tepat dan sesuai dengan pedoman pengobatan yang merupakan salah satu elemen penting dalam tercapainya kualitas kesehatan serta perawatan medis bagi pasien sesuai standar yang diharapkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat antihipertensi dengan evidence based guideline JNC 8 di Puskesmas Banguntapan II periode Agustus – Oktober tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pengambilan data secara retrospektif. Sampel dalam penelitian ini yaitu data sekunder sebanyak 60 rekam medik yang meliputi resep data obat-obat antihipertensi yang diberikan dan diagnosa pasien hipertensi pralansia pada bulan Agustus – Oktober 2017. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling (non probability sampling) yaitu pengambilan sampel dengan kriteria inklusi meliputi pasien yang terdiagnosa hipertensi tanpa penyakit penyerta dan pasien yang mendapatkan pengobatan pertama. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif mengenai kesesuaian jenis item obat yang diberikan dengan evidence based guideline JNC 8. Analisis terhadap 60 resep dan rekam medis pasien hipertensi pralansia didapatkan bahwa terdapat terapi tunggal sebanyak 86,6% (amlodipine 55,7%, captopril 44,3%) dan terapi kombinasi sebesar 13,4% (amlodipin dan captopril 87,5%, captopril dan nifedipin 12,5%.). Kesesuaian jenis obat antihipertensi yang diberikan dengan evidence based guideline JNC 8 pada pasien hipertensi pralansia yaitu sebesar 86,7%.