Meva Parasari, Rose Intan Perma Sari Rose, Farid, Nori Wirahmi, Oky Hermansyah
Daun cengkeh merupakan bagian dari tanaman cengkeh yang jarang sekali dimanfaatkan berbanding sebaliknya dengan bunga cengkeh yang lebih dominan digunakan. Daun cengkeh mengandung komponenfenolik yang tinggi yaitu senyawa eugenol 70%-80% senyawa ini bersifat antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sediaan gel dari ekstrak etanol 96% daun cengkeh (Syzygium aromaticumL.) dan untuk melihat karakteristik dari sediaan gel ekstrak etanol 96% daun cengkeh (Syzygium aromaticumL.). Pembuatan ekstrak etanol 96% daun cengkeh menggunakan metoda maserasi. Sediaan gel dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak F0 (0%), F1 (10%), F2 (20%), F3 (30%). Selanjutnya dilakukan evaluasi sifat fisik meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas, dan uji stabilitas yang dilakukan selama 4 minggu. Hasil pengujian randemen ekstrak yang diperoleh adalah 14,37%. Uji pH menunjukkan gel memiliki rata-rata pH berkisar antara 4,62 - 6,01; uji daya sebar berkisar antara 5,6-7 cm; uji viskositas berkisar antara 6.256,45 – 8.232,63 cps; dan uji stabilitas yang dilakukan pada suhu 25oC–30oC selama 4 minggu menunjukkan sediaan gel stabil.
{"title":"A FORMULASI GEL DARI EKSTRAK ETANOL 96% DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum L.)","authors":"Meva Parasari, Rose Intan Perma Sari Rose, Farid, Nori Wirahmi, Oky Hermansyah","doi":"10.37089/jofar.vi0.246","DOIUrl":"https://doi.org/10.37089/jofar.vi0.246","url":null,"abstract":"Daun cengkeh merupakan bagian dari tanaman cengkeh yang jarang sekali dimanfaatkan berbanding sebaliknya dengan bunga cengkeh yang lebih dominan digunakan. Daun cengkeh mengandung komponenfenolik yang tinggi yaitu senyawa eugenol 70%-80% senyawa ini bersifat antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sediaan gel dari ekstrak etanol 96% daun cengkeh (Syzygium aromaticumL.) dan untuk melihat karakteristik dari sediaan gel ekstrak etanol 96% daun cengkeh (Syzygium aromaticumL.). Pembuatan ekstrak etanol 96% daun cengkeh menggunakan metoda maserasi. Sediaan gel dibuat dengan variasi konsentrasi ekstrak F0 (0%), F1 (10%), F2 (20%), F3 (30%). Selanjutnya dilakukan evaluasi sifat fisik meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji viskositas, dan uji stabilitas yang dilakukan selama 4 minggu. Hasil pengujian randemen ekstrak yang diperoleh adalah 14,37%. Uji pH menunjukkan gel memiliki rata-rata pH berkisar antara 4,62 - 6,01; uji daya sebar berkisar antara 5,6-7 cm; uji viskositas berkisar antara 6.256,45 – 8.232,63 cps; dan uji stabilitas yang dilakukan pada suhu 25oC–30oC selama 4 minggu menunjukkan sediaan gel stabil.","PeriodicalId":318685,"journal":{"name":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139333704","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dyah Ayu Setyowati, Dewi Ekowati, Jena Hayu Widyasti
Tanaman obat yang berperan dalam pengobatan luka bakar salah satunya adalah daun sukun (Artocarpus altilis) karena mengandung senyawa yang berfungsi sebagai penyembuh luka seperti flavanoid, tanin, saponin, dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi konsentrasi agen pembentuk gel kitosan dan carbomer 940 dalam mempengaruhi mutu fisik dan stabilitas serta kemampuan dalam penyembuhan luka bakar. Sediaan yang dipilih dalam bentuk gel karena komponen terbesar pembentuk gel air sehingga zat aktif mudah dilepaskan. Ekstrak kental diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 70% kemudian diformulasikan menjadi sediaan gel dengan konsentrasi ekstrak 6,25%, dengan variasi kitosan 1,5%; 1%; 0,5% dan carbomer 1%; 1,5%; 2%. Gel dilakukan pengujian mutu fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, dan stabilitas. Perlakuan dan pengukuran diameter luka dilakukan selama 21 hari. Persentase penyembuhan luka dianalisis menggunakan SPSS dengan uji Kolmogorov-smirnov dilanjutkan non-parametrik Kruskal-Wallis dengan Post Hoc Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukan variasi konsentrasi kitosan dan carbomer memberikan pengaruh terhadap mutu fisik sediaan dan kemampuan dalam penyembuhan luka, tetapi tidak dengan stabilitas sediaan. Variasi konsentrasi gelling agent yang efektif dalam penyembuhan luka bakar adalah formula 2, formula gel dengan konsentrasi kitosan 1% dan carbomer 1,5% hasil Maan-Whitney menunjukkan formula 2 memiliki persentase penyembuhan luka sebanding dengan kontrol positif.
{"title":"PENGARUH VARIASI KITOSAN DAN CARBOMER 940 TERHADAP MUTU FISIK SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI","authors":"Dyah Ayu Setyowati, Dewi Ekowati, Jena Hayu Widyasti","doi":"10.37089/jofar.vi0.243","DOIUrl":"https://doi.org/10.37089/jofar.vi0.243","url":null,"abstract":"Tanaman obat yang berperan dalam pengobatan luka bakar salah satunya adalah daun sukun (Artocarpus altilis) karena mengandung senyawa yang berfungsi sebagai penyembuh luka seperti flavanoid, tanin, saponin, dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi konsentrasi agen pembentuk gel kitosan dan carbomer 940 dalam mempengaruhi mutu fisik dan stabilitas serta kemampuan dalam penyembuhan luka bakar. Sediaan yang dipilih dalam bentuk gel karena komponen terbesar pembentuk gel air sehingga zat aktif mudah dilepaskan. Ekstrak kental diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 70% kemudian diformulasikan menjadi sediaan gel dengan konsentrasi ekstrak 6,25%, dengan variasi kitosan 1,5%; 1%; 0,5% dan carbomer 1%; 1,5%; 2%. Gel dilakukan pengujian mutu fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, dan stabilitas. Perlakuan dan pengukuran diameter luka dilakukan selama 21 hari. Persentase penyembuhan luka dianalisis menggunakan SPSS dengan uji Kolmogorov-smirnov dilanjutkan non-parametrik Kruskal-Wallis dengan Post Hoc Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukan variasi konsentrasi kitosan dan carbomer memberikan pengaruh terhadap mutu fisik sediaan dan kemampuan dalam penyembuhan luka, tetapi tidak dengan stabilitas sediaan. Variasi konsentrasi gelling agent yang efektif dalam penyembuhan luka bakar adalah formula 2, formula gel dengan konsentrasi kitosan 1% dan carbomer 1,5% hasil Maan-Whitney menunjukkan formula 2 memiliki persentase penyembuhan luka sebanding dengan kontrol positif.","PeriodicalId":318685,"journal":{"name":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","volume":"255 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139332366","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ni Nyoman Wahyu Udayani, Ni Luh Putu Febryna Dharma Yanti, Ni Luh Kade Arman Anita Dewi
Luka bakar merupakan kerusakan jaringan kulit yang disebabkan oleh adanya panas. Kulit adalah organ terbesar pada permukaan tubuh dan melindungi jaringan yang ada dibawahnya. Pengobatan dengan menggunakan bahan herbal masih terus dilakukan guna meminimalisir efek samping obat. Kulit pisang kepok dan kulit buah naga merah merupakan salah satu bagian tanaman yang dapat menyembuhkan luka bakar karena memiliki senyawa flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas kombinasi krim ekstrak kulit buah pisang kepok dan kulit buah naga merah sebagai penyembuhan luka bakar derajat II pada tikus putih. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium. Pengujian menggunakan 20 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok, semua tikus dibuatkan luka bakar dan diberikan pengobatan sehari sekali. Pengukuran diameter luas luka bakar dilakukan setiap tiga hari sekali selama 14 hari. Hasil data pengukuran diuji secara statistik, menunjukan bahwa kombinasi krim ekstrak kulit pisang kepok dan kulit buah naga merah dengan persentase perbandingan yang berbeda yaitu F1 adalah 10%:7,5%, F2 adalah 15%:10%, dan F3 adalah 30%:15% memiliki aktivitas penyembuhan luka bakar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kombinasi krim ekstrak kulit pisang kepok dan kulit buah naga merah dengan perbandingan 10%:7,5% sudah efektif dalam menyembuhkan luka bakar derajat II.
{"title":"UJI AKTIVITAS KOMBINASI KRIM EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) DAN KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) SEBAGAI PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)","authors":"Ni Nyoman Wahyu Udayani, Ni Luh Putu Febryna Dharma Yanti, Ni Luh Kade Arman Anita Dewi","doi":"10.37089/jofar.vi0.241","DOIUrl":"https://doi.org/10.37089/jofar.vi0.241","url":null,"abstract":"Luka bakar merupakan kerusakan jaringan kulit yang disebabkan oleh adanya panas. Kulit adalah organ terbesar pada permukaan tubuh dan melindungi jaringan yang ada dibawahnya. Pengobatan dengan menggunakan bahan herbal masih terus dilakukan guna meminimalisir efek samping obat. Kulit pisang kepok dan kulit buah naga merah merupakan salah satu bagian tanaman yang dapat menyembuhkan luka bakar karena memiliki senyawa flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas kombinasi krim ekstrak kulit buah pisang kepok dan kulit buah naga merah sebagai penyembuhan luka bakar derajat II pada tikus putih. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium. Pengujian menggunakan 20 ekor tikus yang dibagi menjadi 5 kelompok, semua tikus dibuatkan luka bakar dan diberikan pengobatan sehari sekali. Pengukuran diameter luas luka bakar dilakukan setiap tiga hari sekali selama 14 hari. Hasil data pengukuran diuji secara statistik, menunjukan bahwa kombinasi krim ekstrak kulit pisang kepok dan kulit buah naga merah dengan persentase perbandingan yang berbeda yaitu F1 adalah 10%:7,5%, F2 adalah 15%:10%, dan F3 adalah 30%:15% memiliki aktivitas penyembuhan luka bakar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kombinasi krim ekstrak kulit pisang kepok dan kulit buah naga merah dengan perbandingan 10%:7,5% sudah efektif dalam menyembuhkan luka bakar derajat II.","PeriodicalId":318685,"journal":{"name":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","volume":"42 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139332754","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan di apotek. Kualitas pelayanan apotek sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan yang belum tercapai, akan menjadi fokus penting bagi manajemen apotek untuk mengambil kebijakan dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan di apotek. Kepuasan pelanggan merupakan perasaan yang dimiliki pelanggan dan timbul sebagai hasil dari kinerja pelayanan setelah pelanggan membandingkannya dengan apa yang diharapkan. Adanya keluhan pelanggan Apotek Narogong menjadi indicator perlunya mengevaluasi kepuasan pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan dan harapan pelanggan terhadap kinerja pelayanan Apotek Narogong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Customer Satisfaction Index (CSI) dan Analisis Gap. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yaitu dengan yaitu membagikan kuesioner kepada pelanggan apotek. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel penelitian yang diambil adalah 184 responden. Skala yang digunakan adalah skala Likert yang berdasarkan tingkat kepuasan dan kepentingan Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Customer Satisfaction Index (CSI) terhadap tingkat kepuasan pelanggan adalah sebesar 91,50% termasuk dalam kriteria sangat puas. Nilai gap tertinggi adalah indicator petugas apotek selalu memberikan informasi cara penggunaan obat yang diminta pelanggan dan nilai gap terendah adalah petugas apotek selalu murah senyum dan ramah.
{"title":"PENERAPAN CUSTOMER SATISFACTION INDEX (CSI) DAN ANALISIS GAP PADA KUALITAS PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK NAROGONG BULAN APRIL 2022","authors":"Rahmat Widiyanto, Umul Angga Brahmono, Bayu Dwi Handono, Azelya Yoshe Martin","doi":"10.37089/jofar.v8i2.208","DOIUrl":"https://doi.org/10.37089/jofar.v8i2.208","url":null,"abstract":"Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan di apotek. Kualitas pelayanan apotek sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan yang belum tercapai, akan menjadi fokus penting bagi manajemen apotek untuk mengambil kebijakan dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan di apotek. Kepuasan pelanggan merupakan perasaan yang dimiliki pelanggan dan timbul sebagai hasil dari kinerja pelayanan setelah pelanggan membandingkannya dengan apa yang diharapkan. Adanya keluhan pelanggan Apotek Narogong menjadi indicator perlunya mengevaluasi kepuasan pelanggan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan dan harapan pelanggan terhadap kinerja pelayanan Apotek Narogong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Customer Satisfaction Index (CSI) dan Analisis Gap. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yaitu dengan yaitu membagikan kuesioner kepada pelanggan apotek. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel penelitian yang diambil adalah 184 responden. Skala yang digunakan adalah skala Likert yang berdasarkan tingkat kepuasan dan kepentingan Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Customer Satisfaction Index (CSI) terhadap tingkat kepuasan pelanggan adalah sebesar 91,50% termasuk dalam kriteria sangat puas. Nilai gap tertinggi adalah indicator petugas apotek selalu memberikan informasi cara penggunaan obat yang diminta pelanggan dan nilai gap terendah adalah petugas apotek selalu murah senyum dan ramah.","PeriodicalId":318685,"journal":{"name":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","volume":"109 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139337892","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sindrom Koroner Akut mengacu pada sekelompok kondisi yang mencakup ST Segment Elevation Myocardial Infarction (STEMI), Non ST Segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) dan Unstable Angina Pectoris (UAP). NSTEMI didefinisikan sebagai peningkatan biomarker jantung dengan tidak adanya segmen elevasi ST yang persisten. NSTEMI dan UAP memiliki gejala serupa dimana perbedaan NSTEMI dengan UAP adalah pada NSTEMI terjadi peningkatan troponin. Dengan diketahuinya data karakteristik pasien NSTEMI dan UAP, pencegahan terjadinya komplikasi bisa diminimalkan, mengurangi faktor risiko yang bisa memperburuk prognosis pasien dan meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien NSTEMI dan UAP yang dirawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Periode 1 Januari 2018 -31 Desember 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional menggunakan data retrospektif dengan jenis penelitian observasional analitik. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 224 pasien yang menjalani rawat inap. Jumlah tersebut sudah memenuhi kriteria menurut OpenEpi dimana jumlah minimal adalah 164 pasien. Data yang diperoleh dianalisis dengan IBM SPSS versi 20. Analisis chi square digunakan untuk melihat perbandingan antara variabel bebas antara lain riwayat komorbid diabetes mellitus, riwayat komorbid hipertensi, riwayat komorbid dislipidemia dengan variabel terikat yaitu lama rawat inap pada pasien NSTEMI dan UAP. Penderita NSTEMI dan UAP terbanyak terdiri dari pasien yang berusia > 45 tahun. Riwayat komorbid terbanyak adalah hipertensi. Pemberian terapi terbanyak di UGD mencakup oksigen 81.3 %, infus NaCl 0.9 % 62.1 %, clopidogrel 75 mg 57.6 %, aspilet 80 mg 57.1 %, inviclot 49.6 % dan ISDN 5 mg 25.0 %. Pemberian terapi terbanyak di rawat inap adalah clopidogrel 75 mg 90.2 %, aspilet 80 mg 87.9 %, atorvastatin 40 mg 74.6 %, alprazolam 0.5 mg 70.1 %, bisoprolol 2.5 mg 45.1 %, dan furosemide injeksi 17.9 %. Pasien NSTEMI dan UAP yang mempunyai komorbiditas diabetes mellitus berpeluang 0.41 kali untuk menjalani perawatan kurang / sama dengan 5 hari jika dibandingkan dengan yang tidak punya komorbiditas diabetes mellitus, dan secara statistik bermakna (P = 0.02).
{"title":"KARAKTERISTIK PASIEN NSTEMI (NON ST SEGMENT ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION) DAN UAP (UNSTABLE ANGINA PECTORIS) YANG DIRAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING PERIODE 1 JANUARI 2018 - 31 DESEMBER 2020","authors":"Wiwit Herawati, Akrom, Joko Sudibyo","doi":"10.37089/jofar.v8i2.209","DOIUrl":"https://doi.org/10.37089/jofar.v8i2.209","url":null,"abstract":"Sindrom Koroner Akut mengacu pada sekelompok kondisi yang mencakup ST Segment Elevation Myocardial Infarction (STEMI), Non ST Segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI) dan Unstable Angina Pectoris (UAP). NSTEMI didefinisikan sebagai peningkatan biomarker jantung dengan tidak adanya segmen elevasi ST yang persisten. NSTEMI dan UAP memiliki gejala serupa dimana perbedaan NSTEMI dengan UAP adalah pada NSTEMI terjadi peningkatan troponin. Dengan diketahuinya data karakteristik pasien NSTEMI dan UAP, pencegahan terjadinya komplikasi bisa diminimalkan, mengurangi faktor risiko yang bisa memperburuk prognosis pasien dan meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien NSTEMI dan UAP yang dirawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Periode 1 Januari 2018 -31 Desember 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional menggunakan data retrospektif dengan jenis penelitian observasional analitik. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 224 pasien yang menjalani rawat inap. Jumlah tersebut sudah memenuhi kriteria menurut OpenEpi dimana jumlah minimal adalah 164 pasien. Data yang diperoleh dianalisis dengan IBM SPSS versi 20. Analisis chi square digunakan untuk melihat perbandingan antara variabel bebas antara lain riwayat komorbid diabetes mellitus, riwayat komorbid hipertensi, riwayat komorbid dislipidemia dengan variabel terikat yaitu lama rawat inap pada pasien NSTEMI dan UAP. Penderita NSTEMI dan UAP terbanyak terdiri dari pasien yang berusia > 45 tahun. Riwayat komorbid terbanyak adalah hipertensi. Pemberian terapi terbanyak di UGD mencakup oksigen 81.3 %, infus NaCl 0.9 % 62.1 %, clopidogrel 75 mg 57.6 %, aspilet 80 mg 57.1 %, inviclot 49.6 % dan ISDN 5 mg 25.0 %. Pemberian terapi terbanyak di rawat inap adalah clopidogrel 75 mg 90.2 %, aspilet 80 mg 87.9 %, atorvastatin 40 mg 74.6 %, alprazolam 0.5 mg 70.1 %, bisoprolol 2.5 mg 45.1 %, dan furosemide injeksi 17.9 %. Pasien NSTEMI dan UAP yang mempunyai komorbiditas diabetes mellitus berpeluang 0.41 kali untuk menjalani perawatan kurang / sama dengan 5 hari jika dibandingkan dengan yang tidak punya komorbiditas diabetes mellitus, dan secara statistik bermakna (P = 0.02).","PeriodicalId":318685,"journal":{"name":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","volume":"159 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139342550","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ifosfamid adalah obat kemoterapi anti kanker. Beberapa penelitian melaporkan efek samping ifosfamid adalah alopecia, mual muntah, diare, depresi sumsum tulang terutama leukositosis, sitisis hemoragik, neurotoksisitas dan nefrotoksisitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validasi kuesioner, regimen kemoterapi ifosfamid dan efek samping akibat penggunaan ifosfamid pada pasien kanker di RSUP Dokter Kariadi Semarang periode Desember 2021- Januari 2022. Penelitian ini adalah studi observasional dengan pendekatan kohort prospektif. Penelitian ini dilakukan < 12 jam setelah responden mendapatkan regimen kemoterapi ifosfamid. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner, wawancara dan data rekam medik. Subjek penelitian berjumlah 20 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2021 sampai dengan Januari 2022 di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa validasi kuesioner efek samping penggunaan ifosfamid pada 8 item pertanyaan dinyatakan valid dan uji reabilitas sebesar 0,619. Terdapat 5 Regimen kemoterapi ifosfamid yang digunakan kepada pasien kanker di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Efek samping akibat penggunaan ifosfamid yang dirasakan adalah pusing, mual, muntah, kerontokan rambut, rasa kantuk, gelisah, sulit diajak bicara dan halusinasi serta efek samping yang tidak dirasakan oleh pasien adalah diare, buang air kecil berwarna merah dan terasa nyeri, penurunan kesadaran, dan kejang. Kesimpulan hasil penelitian menunjukan bahwa validasi kuesioner efek samping dinyatakan valid dan reliabel dengan 8 item pertanyaan. Regimen kemoterapi terbanyak adalah Ifosfamid- Doxorubicin- Mesna, dan efek samping yang terjadi akibat penggunaan ifosfamid adalah pusing, mual, muntah, kerontokan rambut, rasa kantuk, gelisah, sulit diajak bicara dan halusinasi.
{"title":"VALIDASI KUESIONER EFEK SAMPING PENGGUNAAN IFOSFAMID PADA PASIEN KANKER DI RSUP Dr KARIADI SEMARANG","authors":"Armina Hikmawati, Woro Supadmi, G. Saputri","doi":"10.37089/jofar.v8i2.188","DOIUrl":"https://doi.org/10.37089/jofar.v8i2.188","url":null,"abstract":"Ifosfamid adalah obat kemoterapi anti kanker. Beberapa penelitian melaporkan efek samping ifosfamid adalah alopecia, mual muntah, diare, depresi sumsum tulang terutama leukositosis, sitisis hemoragik, neurotoksisitas dan nefrotoksisitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validasi kuesioner, regimen kemoterapi ifosfamid dan efek samping akibat penggunaan ifosfamid pada pasien kanker di RSUP Dokter Kariadi Semarang periode Desember 2021- Januari 2022. Penelitian ini adalah studi observasional dengan pendekatan kohort prospektif. Penelitian ini dilakukan < 12 jam setelah responden mendapatkan regimen kemoterapi ifosfamid. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner, wawancara dan data rekam medik. Subjek penelitian berjumlah 20 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2021 sampai dengan Januari 2022 di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa validasi kuesioner efek samping penggunaan ifosfamid pada 8 item pertanyaan dinyatakan valid dan uji reabilitas sebesar 0,619. Terdapat 5 Regimen kemoterapi ifosfamid yang digunakan kepada pasien kanker di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Efek samping akibat penggunaan ifosfamid yang dirasakan adalah pusing, mual, muntah, kerontokan rambut, rasa kantuk, gelisah, sulit diajak bicara dan halusinasi serta efek samping yang tidak dirasakan oleh pasien adalah diare, buang air kecil berwarna merah dan terasa nyeri, penurunan kesadaran, dan kejang. Kesimpulan hasil penelitian menunjukan bahwa validasi kuesioner efek samping dinyatakan valid dan reliabel dengan 8 item pertanyaan. Regimen kemoterapi terbanyak adalah Ifosfamid- Doxorubicin- Mesna, dan efek samping yang terjadi akibat penggunaan ifosfamid adalah pusing, mual, muntah, kerontokan rambut, rasa kantuk, gelisah, sulit diajak bicara dan halusinasi.","PeriodicalId":318685,"journal":{"name":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139355683","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
RSUD Umar Mas’ud Bawean merupakan salah satu rumah sakit pilihan masyarakat Bawean untuk berobat. Pelayanan kefarmasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang berperan penting dalam meningkatkan mutu kehidupan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden di RSUD Umar Mas’ud Bawean, gambaran pelayanan kefarmasian di RSUD Umar Mas’ud Bawean, dan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di RSUD Umar Mas’ud Bawean. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan analisis kuantitatif menggunakan model SERVQUAL dengan perhitungan CSI (Customer Satisfaction Index) dan menggunakan skala likert dengan lima dimensi yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible. Hasil penelitian karakteristik responden, menunjukkan bahwa jenis kelamin yang paling banyak adalah wanita (76%), usia terbanyak 15-24 tahun (42%), tingkat pendidikan tertinggi adalah tamatan SMA (43%), dan pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga (32%). Gambaran pelayanan kefarmasian di RSUD Umar Mas’ud Bawean pada dimensi reliability cukup puas 2,6%, puas 55,4%, dan sangat puas 42%. Pada dimensi responsiveness cukup puas 3%, puas 49,25%, dan sangat puas 47,75%. Pada dimensi assurance tidak puas 0,2%, cukup puas 1,4%, puas 50,2%, dan sangat puas 48,2%. Pada dimensi empathy tidak puas 0,2%, cukup puas 1,6%, puas 47,8%, dan sangat puas 50,4%. Pada dimensi tangibles cukup puas 3,5%, puas 45,6%, dan sangat puas 51,2%. Hasil skor kepuasan pasien dengan perhitungan CSI (Customer Satisfaction Index) sebesar 89,68 yang berarti pasien merasa sangat puas terhadap pelayanan kefarmasian di RSUD Umar Mas’ud Bawean.
{"title":"TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI RSUD UMAR MAS’UD BAWEAN","authors":"Salniyah, N. Faizah, Amrina Amalia Yogananda","doi":"10.37089/jofar.v8i2.173","DOIUrl":"https://doi.org/10.37089/jofar.v8i2.173","url":null,"abstract":"RSUD Umar Mas’ud Bawean merupakan salah satu rumah sakit pilihan masyarakat Bawean untuk berobat. Pelayanan kefarmasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan yang berperan penting dalam meningkatkan mutu kehidupan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden di RSUD Umar Mas’ud Bawean, gambaran pelayanan kefarmasian di RSUD Umar Mas’ud Bawean, dan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di RSUD Umar Mas’ud Bawean. Penelitian ini termasuk penelitian non eksperimental dengan analisis kuantitatif menggunakan model SERVQUAL dengan perhitungan CSI (Customer Satisfaction Index) dan menggunakan skala likert dengan lima dimensi yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible. Hasil penelitian karakteristik responden, menunjukkan bahwa jenis kelamin yang paling banyak adalah wanita (76%), usia terbanyak 15-24 tahun (42%), tingkat pendidikan tertinggi adalah tamatan SMA (43%), dan pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga (32%). Gambaran pelayanan kefarmasian di RSUD Umar Mas’ud Bawean pada dimensi reliability cukup puas 2,6%, puas 55,4%, dan sangat puas 42%. Pada dimensi responsiveness cukup puas 3%, puas 49,25%, dan sangat puas 47,75%. Pada dimensi assurance tidak puas 0,2%, cukup puas 1,4%, puas 50,2%, dan sangat puas 48,2%. Pada dimensi empathy tidak puas 0,2%, cukup puas 1,6%, puas 47,8%, dan sangat puas 50,4%. Pada dimensi tangibles cukup puas 3,5%, puas 45,6%, dan sangat puas 51,2%. Hasil skor kepuasan pasien dengan perhitungan CSI (Customer Satisfaction Index) sebesar 89,68 yang berarti pasien merasa sangat puas terhadap pelayanan kefarmasian di RSUD Umar Mas’ud Bawean.","PeriodicalId":318685,"journal":{"name":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","volume":"44 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139356299","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daun kemangi mempunyai kandungan senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai zat antibakteri mampu menghambat penyumbatan bahan keratin pada lapisan pilosebaseus yang dipicu oleh bakteri yaitu Staphylococcus aureus 25923. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak etanol daun kemangi menjadi sediaan serum gel antijerawat dengan memvariasikan konsentrasi Hydroxyethyl Cellulose (HEC) 0,5%, 0,75%, 1% dan menguji mutu fisik serta aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus 25923. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi daun kemangi menggunakan metode maserasi. Uji evaluasi fisik yang meliputi uji organoleptis, pH, viskositas, homogenitas, stabilitas serta uji aktivitas antibakteri pada sediaan serum gel antijerawat dengan variasi konsentrasi Hydroxyethyl Cellulose (HEC), F1 (0,5%), F2 (0,75%), F3 (1%). Metode difusi yang meliputi penyiapan sempel, pembuatan suspensi biakan, pembuatan media lempeng agar, identifikasi bakteri dan pengujian secara difusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula dengan variasi konsentrasi Hydroxyethyl Cellulose (HEC), F1 (0,5%), F2 (0,75%), F3 (1%) memiliki aktivitas antibakteri namun pada formula 2 memiliki mutu fisik paling baik dan memiliki diameter zona hambat sebesar 13,00 mm sedangkan pada formula 1 memiliki zona hambat 14,93 mm dan formula 3 memiliki zona hambat sebesar 10,97 mm.
{"title":"FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SERUM GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.)TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923 DENGAN VARIASI KONSENTRASI Hydroxyethyl Cellulose (HEC)","authors":"Ibnu Nugroho Saputra, Opstaria Saptarini, Fitri Kurniasari","doi":"10.37089/jofar.v8i2.206","DOIUrl":"https://doi.org/10.37089/jofar.v8i2.206","url":null,"abstract":"Daun kemangi mempunyai kandungan senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai zat antibakteri mampu menghambat penyumbatan bahan keratin pada lapisan pilosebaseus yang dipicu oleh bakteri yaitu Staphylococcus aureus 25923. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak etanol daun kemangi menjadi sediaan serum gel antijerawat dengan memvariasikan konsentrasi Hydroxyethyl Cellulose (HEC) 0,5%, 0,75%, 1% dan menguji mutu fisik serta aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus 25923. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi daun kemangi menggunakan metode maserasi. Uji evaluasi fisik yang meliputi uji organoleptis, pH, viskositas, homogenitas, stabilitas serta uji aktivitas antibakteri pada sediaan serum gel antijerawat dengan variasi konsentrasi Hydroxyethyl Cellulose (HEC), F1 (0,5%), F2 (0,75%), F3 (1%). Metode difusi yang meliputi penyiapan sempel, pembuatan suspensi biakan, pembuatan media lempeng agar, identifikasi bakteri dan pengujian secara difusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula dengan variasi konsentrasi Hydroxyethyl Cellulose (HEC), F1 (0,5%), F2 (0,75%), F3 (1%) memiliki aktivitas antibakteri namun pada formula 2 memiliki mutu fisik paling baik dan memiliki diameter zona hambat sebesar 13,00 mm sedangkan pada formula 1 memiliki zona hambat 14,93 mm dan formula 3 memiliki zona hambat sebesar 10,97 mm.","PeriodicalId":318685,"journal":{"name":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139356508","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Propionibacterium acnes umumnya ditemukan pada kulit dengan menghasilkan lipase yang memecahkan asam lemak bebas dari lipid kulit sehingga menimbulkan jerawat. Daun afrika (Vernonia amygdalina D.) memiliki banyak manfaat dalam dunia pengobatan tradisional maupun modern. Berbagai penelitian telah dilakukan menggunakan daun afrika yang terbukti memiliki efek maupun aktivitas seperti antibakteri dan antioksidan. Penelitian sebelumnya menunjukkan aktivitas ekstrak daun arfika dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphyllococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun afrika terhadap bakteri P.acnes dan analisis KLT bioautografinya.Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 70% sebagai penyari. Ekstrak etanol daun afrika yang dihasilkan diuji aktivitas antibakteri secara in-vitro dengan metode difusi agar menggunakan kertas cakram. Hasil pengujian aktivitas antibakteri pada masing-masing konsentrasi menunjukkan adanya diameter hambat rata-rata pada konsentrasi 1,25% (7,39 mm ± 0,04), konsentrasi 2,5% (7,53 mm ± 0,02) dan konsentrasi 5% (8,53 mm ± 0,02). Hasil analisis KLT bioautografi menggunakan fase gerak non-polar menunjukan bahwa ekstrak etanol daun afrika dapat menghambat pertumbuhan P.acnes. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun afrika termasuk dalam kategori sedang.
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN KLT BIOAUTOGRAFI EKSTRAK ETANOL DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina D.) TERHADAP Propionibacterium acnes","authors":"Hamdayani Lance Abidin, Ismail Ismail, Juniarvi","doi":"10.37089/jofar.v8i2.205","DOIUrl":"https://doi.org/10.37089/jofar.v8i2.205","url":null,"abstract":"Propionibacterium acnes umumnya ditemukan pada kulit dengan menghasilkan lipase yang memecahkan asam lemak bebas dari lipid kulit sehingga menimbulkan jerawat. Daun afrika (Vernonia amygdalina D.) memiliki banyak manfaat dalam dunia pengobatan tradisional maupun modern. Berbagai penelitian telah dilakukan menggunakan daun afrika yang terbukti memiliki efek maupun aktivitas seperti antibakteri dan antioksidan. Penelitian sebelumnya menunjukkan aktivitas ekstrak daun arfika dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphyllococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun afrika terhadap bakteri P.acnes dan analisis KLT bioautografinya.Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 70% sebagai penyari. Ekstrak etanol daun afrika yang dihasilkan diuji aktivitas antibakteri secara in-vitro dengan metode difusi agar menggunakan kertas cakram. Hasil pengujian aktivitas antibakteri pada masing-masing konsentrasi menunjukkan adanya diameter hambat rata-rata pada konsentrasi 1,25% (7,39 mm ± 0,04), konsentrasi 2,5% (7,53 mm ± 0,02) dan konsentrasi 5% (8,53 mm ± 0,02). Hasil analisis KLT bioautografi menggunakan fase gerak non-polar menunjukan bahwa ekstrak etanol daun afrika dapat menghambat pertumbuhan P.acnes. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun afrika termasuk dalam kategori sedang.","PeriodicalId":318685,"journal":{"name":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139358793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yulia Rosdiana Dewi, Ade Irawan, Teguh Adiyas Putra
Tanaman Daun Jambu Air (Syzygium aqueum) merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat dalam dunia kesehatan. salah satu bagian tanaman yang banyak digunakan ialah daun yang mempunyai kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, fenolik dan terpenoid yang dapat digunakan sebagai agen antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan sabun cair ekstrak etanol daun jambu air (Syzygium aqueum) berbahan dasar minyak zaitun dan menguji efektivitas antibakteri sediaan sabun cair bebahan dasar minyak zaitun dengan penambahan ekstrak daun jambu air pada formula 1 dengan konsentrasi 3%, formulasi 2 yaitu 6% dan formulasi 3 yaitu 9% terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Formulasi sabun cair ekstrak etanol daun jambu air dengan konsentrasi 3%, 6% dan 9% dilakukan penelitian dengan metode eksperimental laboratorium. Hasil uji evaluasi sabun cair dengan konsentrasi 3%, 6% dan 9% memenuhi persyaratan sesuai dengan standar yang ditetapkan SNI yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji tinggi busa dan uji bobot jenis. Hasil uji antibakteri sabun cair ekstrak etanol daun jambu air formula 1 mempunyai daya hambat 8,3 mm, formula 2 memiliki zona hambat 7,6 mm dan formula 3 memiliki zona hambat 8,6 mm terhadap Staphylococcus aureus. Hasil analisis uji mann whitney pada uji antibakteri dengan nilai sig >0,05 menunjukkan tidak berbeda dari masing-masing konsentrasi terhadap daya hambat bakteri Staphylococcus aureus.
{"title":"FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SABUN CAIR BERBAHAN DASAR MINYAK ZAITUN DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU AIR (Syzygium aqueum)","authors":"Yulia Rosdiana Dewi, Ade Irawan, Teguh Adiyas Putra","doi":"10.37089/jofar.v8i2.170","DOIUrl":"https://doi.org/10.37089/jofar.v8i2.170","url":null,"abstract":"Tanaman Daun Jambu Air (Syzygium aqueum) merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak manfaat dalam dunia kesehatan. salah satu bagian tanaman yang banyak digunakan ialah daun yang mempunyai kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, fenolik dan terpenoid yang dapat digunakan sebagai agen antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan sabun cair ekstrak etanol daun jambu air (Syzygium aqueum) berbahan dasar minyak zaitun dan menguji efektivitas antibakteri sediaan sabun cair bebahan dasar minyak zaitun dengan penambahan ekstrak daun jambu air pada formula 1 dengan konsentrasi 3%, formulasi 2 yaitu 6% dan formulasi 3 yaitu 9% terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Formulasi sabun cair ekstrak etanol daun jambu air dengan konsentrasi 3%, 6% dan 9% dilakukan penelitian dengan metode eksperimental laboratorium. Hasil uji evaluasi sabun cair dengan konsentrasi 3%, 6% dan 9% memenuhi persyaratan sesuai dengan standar yang ditetapkan SNI yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji tinggi busa dan uji bobot jenis. Hasil uji antibakteri sabun cair ekstrak etanol daun jambu air formula 1 mempunyai daya hambat 8,3 mm, formula 2 memiliki zona hambat 7,6 mm dan formula 3 memiliki zona hambat 8,6 mm terhadap Staphylococcus aureus. Hasil analisis uji mann whitney pada uji antibakteri dengan nilai sig >0,05 menunjukkan tidak berbeda dari masing-masing konsentrasi terhadap daya hambat bakteri Staphylococcus aureus.","PeriodicalId":318685,"journal":{"name":"Jurnal Kefarmasian Akfarindo","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139358689","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}