{"title":"基于空气明古鲁流域水流状态系数 (CRA) 的土地利用和空间格局分析","authors":"Iffah Izzatuddinillah","doi":"10.29244/jitl.25.2.56-63","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Daerah aliran sungai merupakan sebuah ruang yang memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan dan kestabilan hidrologi suatu wilayah. Penyebab-penyebab yang kerap terjadi adalah konversi lahan dalam bentuk vegetasi menjadi non vegetasi sehingga menurunkan fungsi idrologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan, kestabilan fungsi hidrologi DAS Air Bengkulu dan arahan pengelolaan DAS Air Bengkulu. Metode analisis yang digunakan adalah interpretasi visual citra, perhitungan statistik KRA dan arahan pengelolaan DAS. Berdasarkan hasil analisis perubahan penggunaan lahan pada tahun 2010-2015 terjadi peningkatan luas didominasi lahan permukiman 674.97 ha, perkebunan 606.98 ha dan penurunan dominan pada lahan hutan 1,177.25 ha. Pada periode 2015-2020 peningkatan signifikan pada lahan tegalan/ladang 1,383.09 ha, serta penurunan dominan pada lahan perkebunan dengan luas 1,202.91 ha. Karateristik hidrologi dilihat dari hasil analisis koefisesn regim aliran (KRA), hasil analisis KRA pada tahun 2012 dengan nilai 33.03 kelas rendah, tahun 2015 dengan nilai 25.91 kelas rendah dan tahun 2020 dengan nilai 313.49 kelas sangat tinggi. Berdasarkan skenario penggunaan lahan, kelas rendah pada tahun 2012 dan 2015, termasuk klasifikasi baik sehingga hidrologi DAS berjalan sesuai dengan fungsinya dengan penggunaan lahan dominan perkebunan yang mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 62.65 % dan tahun 2015 dengan nilai 63.82%, namun kondisi KRA tahun 2020 tergolong buruk, penggunaan lahan yang menyebabkan nilai KRA sangat tinggi, disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan hutan yaitu 19.77% dan perkebunan 61.51% mengalami penurunan luas, sedangkan permukiman, ladang/tegalan, semak belukar, dan tambang meningkat. Berdasarkan analisis keselarasan, kelas KRA, penggunaan lahan dan pola ruang, Skenario RTRW menghasilkan nilai selaras yaitu 65%, transisi 16% dan tidak selaras 19%. Mayoritas penggunaan lahan yang tidak selaras dengan pola ruang adalah berasal dari hutan, pertambangan dan perkebunan. Maka perlu dilakukan pengelolaan DAS Air Bengkulu terhadap lahan yang tidak selaras dengan arahan penggunaan lahan dan konservasi.","PeriodicalId":485819,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan","volume":"105 19","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Analisis Penggunaan Lahan dan Pola Ruang Berbasis Koefisien Regim Aliran (KRA) pada DAS Air Bengkulu\",\"authors\":\"Iffah Izzatuddinillah\",\"doi\":\"10.29244/jitl.25.2.56-63\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Daerah aliran sungai merupakan sebuah ruang yang memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan dan kestabilan hidrologi suatu wilayah. Penyebab-penyebab yang kerap terjadi adalah konversi lahan dalam bentuk vegetasi menjadi non vegetasi sehingga menurunkan fungsi idrologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan, kestabilan fungsi hidrologi DAS Air Bengkulu dan arahan pengelolaan DAS Air Bengkulu. Metode analisis yang digunakan adalah interpretasi visual citra, perhitungan statistik KRA dan arahan pengelolaan DAS. Berdasarkan hasil analisis perubahan penggunaan lahan pada tahun 2010-2015 terjadi peningkatan luas didominasi lahan permukiman 674.97 ha, perkebunan 606.98 ha dan penurunan dominan pada lahan hutan 1,177.25 ha. Pada periode 2015-2020 peningkatan signifikan pada lahan tegalan/ladang 1,383.09 ha, serta penurunan dominan pada lahan perkebunan dengan luas 1,202.91 ha. Karateristik hidrologi dilihat dari hasil analisis koefisesn regim aliran (KRA), hasil analisis KRA pada tahun 2012 dengan nilai 33.03 kelas rendah, tahun 2015 dengan nilai 25.91 kelas rendah dan tahun 2020 dengan nilai 313.49 kelas sangat tinggi. Berdasarkan skenario penggunaan lahan, kelas rendah pada tahun 2012 dan 2015, termasuk klasifikasi baik sehingga hidrologi DAS berjalan sesuai dengan fungsinya dengan penggunaan lahan dominan perkebunan yang mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 62.65 % dan tahun 2015 dengan nilai 63.82%, namun kondisi KRA tahun 2020 tergolong buruk, penggunaan lahan yang menyebabkan nilai KRA sangat tinggi, disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan hutan yaitu 19.77% dan perkebunan 61.51% mengalami penurunan luas, sedangkan permukiman, ladang/tegalan, semak belukar, dan tambang meningkat. Berdasarkan analisis keselarasan, kelas KRA, penggunaan lahan dan pola ruang, Skenario RTRW menghasilkan nilai selaras yaitu 65%, transisi 16% dan tidak selaras 19%. Mayoritas penggunaan lahan yang tidak selaras dengan pola ruang adalah berasal dari hutan, pertambangan dan perkebunan. Maka perlu dilakukan pengelolaan DAS Air Bengkulu terhadap lahan yang tidak selaras dengan arahan penggunaan lahan dan konservasi.\",\"PeriodicalId\":485819,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan\",\"volume\":\"105 19\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-19\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan\",\"FirstCategoryId\":\"0\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.29244/jitl.25.2.56-63\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan","FirstCategoryId":"0","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29244/jitl.25.2.56-63","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Analisis Penggunaan Lahan dan Pola Ruang Berbasis Koefisien Regim Aliran (KRA) pada DAS Air Bengkulu
Daerah aliran sungai merupakan sebuah ruang yang memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan dan kestabilan hidrologi suatu wilayah. Penyebab-penyebab yang kerap terjadi adalah konversi lahan dalam bentuk vegetasi menjadi non vegetasi sehingga menurunkan fungsi idrologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan, kestabilan fungsi hidrologi DAS Air Bengkulu dan arahan pengelolaan DAS Air Bengkulu. Metode analisis yang digunakan adalah interpretasi visual citra, perhitungan statistik KRA dan arahan pengelolaan DAS. Berdasarkan hasil analisis perubahan penggunaan lahan pada tahun 2010-2015 terjadi peningkatan luas didominasi lahan permukiman 674.97 ha, perkebunan 606.98 ha dan penurunan dominan pada lahan hutan 1,177.25 ha. Pada periode 2015-2020 peningkatan signifikan pada lahan tegalan/ladang 1,383.09 ha, serta penurunan dominan pada lahan perkebunan dengan luas 1,202.91 ha. Karateristik hidrologi dilihat dari hasil analisis koefisesn regim aliran (KRA), hasil analisis KRA pada tahun 2012 dengan nilai 33.03 kelas rendah, tahun 2015 dengan nilai 25.91 kelas rendah dan tahun 2020 dengan nilai 313.49 kelas sangat tinggi. Berdasarkan skenario penggunaan lahan, kelas rendah pada tahun 2012 dan 2015, termasuk klasifikasi baik sehingga hidrologi DAS berjalan sesuai dengan fungsinya dengan penggunaan lahan dominan perkebunan yang mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 62.65 % dan tahun 2015 dengan nilai 63.82%, namun kondisi KRA tahun 2020 tergolong buruk, penggunaan lahan yang menyebabkan nilai KRA sangat tinggi, disebabkan oleh perubahan penggunaan lahan hutan yaitu 19.77% dan perkebunan 61.51% mengalami penurunan luas, sedangkan permukiman, ladang/tegalan, semak belukar, dan tambang meningkat. Berdasarkan analisis keselarasan, kelas KRA, penggunaan lahan dan pola ruang, Skenario RTRW menghasilkan nilai selaras yaitu 65%, transisi 16% dan tidak selaras 19%. Mayoritas penggunaan lahan yang tidak selaras dengan pola ruang adalah berasal dari hutan, pertambangan dan perkebunan. Maka perlu dilakukan pengelolaan DAS Air Bengkulu terhadap lahan yang tidak selaras dengan arahan penggunaan lahan dan konservasi.