{"title":"西爪哇 Citarum 流域上游 Cikeruh 分流域供水可持续性现状","authors":"Riezcy Cecilia Dewi, Yayat Hidayat, Asep Suheri","doi":"10.36813/jplb.7.3.268-284","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Neraca air atau ketersediaan air yang tidak sepadan dengan kebutuhan air yang terus meningkat menjadi suatu persoalan yang sering ditemukan. Sub DAS Cikeruh adalah salah satu sisi hulu DAS Citarum yang mengalami defisit air. Permasalahan tersebut memerlukan alternatif kebijakan dalam mewujudkan penggunaan sumber daya air secara lestari. Penelitian bertujuan menganalisis indeks dan status keberlanjutan penyediaan air pada Sub DAS Cikeruh, identifikasi atribut sensitif pada setiap dimensi keberlanjutan, yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan. Metode analisis data menggunakan teknik MDS (Multi-Dimensional Scaling) menerapkan software Rapfish. Data yang dipakai mencakup data primer dan sekunder. Pengambilan data primer melalui interviu dengan kuesioner dan pertanyaan terstruktur terhadap stakeholder. Hasil analisis memperlihatkan tingkat keberlanjutan penyediaan air di Sub DAS Cikeruh secara umum diklasifikasikan cukup berkelanjutan (indeks 57,68%). Analisis leverage menggambarkan sepuluh atribut yang begitu mempengaruhi tingkat keberlanjutan, yakni pemeliharaan catchment area, ketersediaan air, ketersediaan dana, sumber daya ekonomi lainnya, pendapatan petani, motif perpindahan kepemilikan lahan, pemahaman masyarakat, partisipasi masyarakat, koordinasi antar lembaga, dan kerja sama lembaga. Dengan mengoptimalkan atribut yang paling sensitif, maka tingkat keberlanjutan penyediaan air dapat ditingkatkan.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":" 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Status keberlanjutan penyediaan air di Sub DAS Cikeruh, bagian hulu DAS Citarum, Jawa Barat\",\"authors\":\"Riezcy Cecilia Dewi, Yayat Hidayat, Asep Suheri\",\"doi\":\"10.36813/jplb.7.3.268-284\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Neraca air atau ketersediaan air yang tidak sepadan dengan kebutuhan air yang terus meningkat menjadi suatu persoalan yang sering ditemukan. Sub DAS Cikeruh adalah salah satu sisi hulu DAS Citarum yang mengalami defisit air. Permasalahan tersebut memerlukan alternatif kebijakan dalam mewujudkan penggunaan sumber daya air secara lestari. Penelitian bertujuan menganalisis indeks dan status keberlanjutan penyediaan air pada Sub DAS Cikeruh, identifikasi atribut sensitif pada setiap dimensi keberlanjutan, yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan. Metode analisis data menggunakan teknik MDS (Multi-Dimensional Scaling) menerapkan software Rapfish. Data yang dipakai mencakup data primer dan sekunder. Pengambilan data primer melalui interviu dengan kuesioner dan pertanyaan terstruktur terhadap stakeholder. Hasil analisis memperlihatkan tingkat keberlanjutan penyediaan air di Sub DAS Cikeruh secara umum diklasifikasikan cukup berkelanjutan (indeks 57,68%). Analisis leverage menggambarkan sepuluh atribut yang begitu mempengaruhi tingkat keberlanjutan, yakni pemeliharaan catchment area, ketersediaan air, ketersediaan dana, sumber daya ekonomi lainnya, pendapatan petani, motif perpindahan kepemilikan lahan, pemahaman masyarakat, partisipasi masyarakat, koordinasi antar lembaga, dan kerja sama lembaga. Dengan mengoptimalkan atribut yang paling sensitif, maka tingkat keberlanjutan penyediaan air dapat ditingkatkan.\",\"PeriodicalId\":228419,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)\",\"volume\":\" 6\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.268-284\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.268-284","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Status keberlanjutan penyediaan air di Sub DAS Cikeruh, bagian hulu DAS Citarum, Jawa Barat
Neraca air atau ketersediaan air yang tidak sepadan dengan kebutuhan air yang terus meningkat menjadi suatu persoalan yang sering ditemukan. Sub DAS Cikeruh adalah salah satu sisi hulu DAS Citarum yang mengalami defisit air. Permasalahan tersebut memerlukan alternatif kebijakan dalam mewujudkan penggunaan sumber daya air secara lestari. Penelitian bertujuan menganalisis indeks dan status keberlanjutan penyediaan air pada Sub DAS Cikeruh, identifikasi atribut sensitif pada setiap dimensi keberlanjutan, yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan. Metode analisis data menggunakan teknik MDS (Multi-Dimensional Scaling) menerapkan software Rapfish. Data yang dipakai mencakup data primer dan sekunder. Pengambilan data primer melalui interviu dengan kuesioner dan pertanyaan terstruktur terhadap stakeholder. Hasil analisis memperlihatkan tingkat keberlanjutan penyediaan air di Sub DAS Cikeruh secara umum diklasifikasikan cukup berkelanjutan (indeks 57,68%). Analisis leverage menggambarkan sepuluh atribut yang begitu mempengaruhi tingkat keberlanjutan, yakni pemeliharaan catchment area, ketersediaan air, ketersediaan dana, sumber daya ekonomi lainnya, pendapatan petani, motif perpindahan kepemilikan lahan, pemahaman masyarakat, partisipasi masyarakat, koordinasi antar lembaga, dan kerja sama lembaga. Dengan mengoptimalkan atribut yang paling sensitif, maka tingkat keberlanjutan penyediaan air dapat ditingkatkan.