Pub Date : 2023-12-29DOI: 10.36813/jplb.7.3.268-284
Riezcy Cecilia Dewi, Yayat Hidayat, Asep Suheri
Neraca air atau ketersediaan air yang tidak sepadan dengan kebutuhan air yang terus meningkat menjadi suatu persoalan yang sering ditemukan. Sub DAS Cikeruh adalah salah satu sisi hulu DAS Citarum yang mengalami defisit air. Permasalahan tersebut memerlukan alternatif kebijakan dalam mewujudkan penggunaan sumber daya air secara lestari. Penelitian bertujuan menganalisis indeks dan status keberlanjutan penyediaan air pada Sub DAS Cikeruh, identifikasi atribut sensitif pada setiap dimensi keberlanjutan, yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan. Metode analisis data menggunakan teknik MDS (Multi-Dimensional Scaling) menerapkan software Rapfish. Data yang dipakai mencakup data primer dan sekunder. Pengambilan data primer melalui interviu dengan kuesioner dan pertanyaan terstruktur terhadap stakeholder. Hasil analisis memperlihatkan tingkat keberlanjutan penyediaan air di Sub DAS Cikeruh secara umum diklasifikasikan cukup berkelanjutan (indeks 57,68%). Analisis leverage menggambarkan sepuluh atribut yang begitu mempengaruhi tingkat keberlanjutan, yakni pemeliharaan catchment area, ketersediaan air, ketersediaan dana, sumber daya ekonomi lainnya, pendapatan petani, motif perpindahan kepemilikan lahan, pemahaman masyarakat, partisipasi masyarakat, koordinasi antar lembaga, dan kerja sama lembaga. Dengan mengoptimalkan atribut yang paling sensitif, maka tingkat keberlanjutan penyediaan air dapat ditingkatkan.
{"title":"Status keberlanjutan penyediaan air di Sub DAS Cikeruh, bagian hulu DAS Citarum, Jawa Barat","authors":"Riezcy Cecilia Dewi, Yayat Hidayat, Asep Suheri","doi":"10.36813/jplb.7.3.268-284","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.268-284","url":null,"abstract":"Neraca air atau ketersediaan air yang tidak sepadan dengan kebutuhan air yang terus meningkat menjadi suatu persoalan yang sering ditemukan. Sub DAS Cikeruh adalah salah satu sisi hulu DAS Citarum yang mengalami defisit air. Permasalahan tersebut memerlukan alternatif kebijakan dalam mewujudkan penggunaan sumber daya air secara lestari. Penelitian bertujuan menganalisis indeks dan status keberlanjutan penyediaan air pada Sub DAS Cikeruh, identifikasi atribut sensitif pada setiap dimensi keberlanjutan, yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial dan kelembagaan. Metode analisis data menggunakan teknik MDS (Multi-Dimensional Scaling) menerapkan software Rapfish. Data yang dipakai mencakup data primer dan sekunder. Pengambilan data primer melalui interviu dengan kuesioner dan pertanyaan terstruktur terhadap stakeholder. Hasil analisis memperlihatkan tingkat keberlanjutan penyediaan air di Sub DAS Cikeruh secara umum diklasifikasikan cukup berkelanjutan (indeks 57,68%). Analisis leverage menggambarkan sepuluh atribut yang begitu mempengaruhi tingkat keberlanjutan, yakni pemeliharaan catchment area, ketersediaan air, ketersediaan dana, sumber daya ekonomi lainnya, pendapatan petani, motif perpindahan kepemilikan lahan, pemahaman masyarakat, partisipasi masyarakat, koordinasi antar lembaga, dan kerja sama lembaga. Dengan mengoptimalkan atribut yang paling sensitif, maka tingkat keberlanjutan penyediaan air dapat ditingkatkan.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":" 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139145489","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-29DOI: 10.36813/jplb.7.3.285-298
F. Zahroh, Endan Suwandana
Tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) tidak bisa dilepaskan dari pengentasan kemiskinan dan pengelolaan lingkungan. Pembangunan dilaksanakan secara terintegrasi pada semua dimensi: ekonomi, lingkungan, dan sosial. Masyarakat miskin memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap lingkungan, sehingga ditengarai menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Sebaliknya, kualitas lingkungan yang menurun akan semakin memperburuk kondisi kemiskinan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kausalitas antara kemiskinan dan kualitas lingkungan, dan sebaliknya di Jawa Timur. Analisis data panel terhadap 38 kabupaten/kota di Jawa Timur selama 2018-2021 menunjukkan bahwa peningkatan kemiskinan berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan. Sebaliknya, penurunan kualitas lingkungan juga berdampak terhadap peningkatan jumlah penduduk miskin. Dengan demikian, di Jawa Timur, karena adanya hubungan yang saling memengaruhi ini, maka kebijakan pengentasan kemiskinan dapat dilakukan sejalan dengan peningkatan kualitas lingkungan.
{"title":"Hubungan kausatif kualitas lingkungan dan kemiskinan di Jawa Timur","authors":"F. Zahroh, Endan Suwandana","doi":"10.36813/jplb.7.3.285-298","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.285-298","url":null,"abstract":"Tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) tidak bisa dilepaskan dari pengentasan kemiskinan dan pengelolaan lingkungan. Pembangunan dilaksanakan secara terintegrasi pada semua dimensi: ekonomi, lingkungan, dan sosial. Masyarakat miskin memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap lingkungan, sehingga ditengarai menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Sebaliknya, kualitas lingkungan yang menurun akan semakin memperburuk kondisi kemiskinan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kausalitas antara kemiskinan dan kualitas lingkungan, dan sebaliknya di Jawa Timur. Analisis data panel terhadap 38 kabupaten/kota di Jawa Timur selama 2018-2021 menunjukkan bahwa peningkatan kemiskinan berdampak negatif terhadap kualitas lingkungan. Sebaliknya, penurunan kualitas lingkungan juga berdampak terhadap peningkatan jumlah penduduk miskin. Dengan demikian, di Jawa Timur, karena adanya hubungan yang saling memengaruhi ini, maka kebijakan pengentasan kemiskinan dapat dilakukan sejalan dengan peningkatan kualitas lingkungan.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"71 S316","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139146621","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-29DOI: 10.36813/jplb.7.3.244-257
Putri Rabiatul Adawiyah, S. Rahmawati, A. Hidayatullah
Masyarakat Kampung Jomblang memiliki keunikan sendiri dalam menjaga sistem pengelolaan bank sampah. Masyarakat sekitar masih memegang teguh kepercayaan turun-temurun dari nenek moyang mereka untuk menjaga kebersihan kampungnya. Atas dasar keunikan tersebut, penelitian ini dirancang untuk menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan, hambatan serta upaya dalam manajemen bank sampah di Kampung Jomblang berdasarkan aspek sosio kultural. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Narasumber yang dijadikan sampel mewakili setiap bank sampah yang ada di Kampung Jomblang. Hasil penelitian mengonfirmasi bahwa inovasi pendirian bank sampah di Kampung Jomblang dilatarbelakangi adanya kepercayaan masyarakat kepada budaya yang diturunkan nenek moyang mereka untuk menjaga kebersihan. Manajemen bank sampah sudah dilaksanakan dengan baik, meskipun terdapat beberapa hambatan seperti kurangnya partisipasi aktif dari semua warga dan para generasi muda. Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa upaya dapat dilakukan yaitu melakukan sosialisasi kepada masyarakat, mengadakan pelatihan pengolahan sampah anorganik agar bernilai ekonomis, memperbanyak bank sampah dan merekrut kader-kader lingkungan dari golongan anak muda.
{"title":"Analisis manajemen pengelolaan bank sampah di Kampung Jomblang ditinjau dari aspek sosio-kultur","authors":"Putri Rabiatul Adawiyah, S. Rahmawati, A. Hidayatullah","doi":"10.36813/jplb.7.3.244-257","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.244-257","url":null,"abstract":"Masyarakat Kampung Jomblang memiliki keunikan sendiri dalam menjaga sistem pengelolaan bank sampah. Masyarakat sekitar masih memegang teguh kepercayaan turun-temurun dari nenek moyang mereka untuk menjaga kebersihan kampungnya. Atas dasar keunikan tersebut, penelitian ini dirancang untuk menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan, hambatan serta upaya dalam manajemen bank sampah di Kampung Jomblang berdasarkan aspek sosio kultural. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Narasumber yang dijadikan sampel mewakili setiap bank sampah yang ada di Kampung Jomblang. Hasil penelitian mengonfirmasi bahwa inovasi pendirian bank sampah di Kampung Jomblang dilatarbelakangi adanya kepercayaan masyarakat kepada budaya yang diturunkan nenek moyang mereka untuk menjaga kebersihan. Manajemen bank sampah sudah dilaksanakan dengan baik, meskipun terdapat beberapa hambatan seperti kurangnya partisipasi aktif dari semua warga dan para generasi muda. Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa upaya dapat dilakukan yaitu melakukan sosialisasi kepada masyarakat, mengadakan pelatihan pengolahan sampah anorganik agar bernilai ekonomis, memperbanyak bank sampah dan merekrut kader-kader lingkungan dari golongan anak muda.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"63 S292","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139146763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jalan Jagir Wonokromo di Kota Surabaya, Jawa Timur merupakan jalan arteri sekunder dengan rata-rata kepadatan lalu lintas mencapai 120.000 unit per hari dan dikelilingi oleh kawasan perkantoran, pemukiman, dan perdagangan. Kondisi berikut menyebabkan banyaknya emisi CO2 yang dihasilkan dari aktivitas antropogenik yang terjadi. Jalur hijau merupakan solusi serta mitigasi yang tepat dalam menanggulangi permasalahan tersebut sehingga penting untuk diketahui kemampuan penyerapan CO2 dari vegetasi serta strategi optimalisasi yang dapat diterapkan. Penelitian dilakukan pada rentang bulan Maret – April 2023 dengan observasi komposisi dan komponen vegetasi sebagai dasar estimasi serapan karbon dengan pendekatan persamaan allometrik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kemampuan penyerapan CO2 vegetasi jalur hijau jalan Jagir Wonokromo sebesar 250,63 ton CO2-eq/tahun yang merupakan jumlah cukup bagi kebutuhan penyerapan CO2 di lokasi tersebut. Strategi optimalisasi yang dilakukan meliputi intensifikasi, ekstensifikasi dan mitigasi.
{"title":"Strategi optimalisasi jalur hijau dalam peningkatan potensi sekuestrasi CO2 (studi kasus: Jalan Jagir Wonokromo)","authors":"Shalzafatihah Salamah, Okik Hendriyanto Cahyonugroho","doi":"10.36813/jplb.7.3.233-243","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.233-243","url":null,"abstract":"Jalan Jagir Wonokromo di Kota Surabaya, Jawa Timur merupakan jalan arteri sekunder dengan rata-rata kepadatan lalu lintas mencapai 120.000 unit per hari dan dikelilingi oleh kawasan perkantoran, pemukiman, dan perdagangan. Kondisi berikut menyebabkan banyaknya emisi CO2 yang dihasilkan dari aktivitas antropogenik yang terjadi. Jalur hijau merupakan solusi serta mitigasi yang tepat dalam menanggulangi permasalahan tersebut sehingga penting untuk diketahui kemampuan penyerapan CO2 dari vegetasi serta strategi optimalisasi yang dapat diterapkan. Penelitian dilakukan pada rentang bulan Maret – April 2023 dengan observasi komposisi dan komponen vegetasi sebagai dasar estimasi serapan karbon dengan pendekatan persamaan allometrik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kemampuan penyerapan CO2 vegetasi jalur hijau jalan Jagir Wonokromo sebesar 250,63 ton CO2-eq/tahun yang merupakan jumlah cukup bagi kebutuhan penyerapan CO2 di lokasi tersebut. Strategi optimalisasi yang dilakukan meliputi intensifikasi, ekstensifikasi dan mitigasi.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":" 32","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139142439","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-29DOI: 10.36813/jplb.7.3.317-326
Farhan Hadi Siregar, Muhammad Jatmoko, Aulia Risky Adinda, Rika Chairani Dalimunthe, Mega Mutiara Sari, I. W. Suryawan
Sampah yang dihasilkan di Nusa Lembongan diolah dengan cara open dumping. Open dumping cenderung menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, salah satunya lindi. Lindi akan berdampak pada ekosistem sekitarnya jika tidak aman. Pengolahan dapat diterapkan dengan berbagai cara, salah satunya kolam stabilisasi limbah. Namun teknologi ini tidak akan cukup untuk menambah pengolahan lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan teknologi pengolahan yang tepat untuk pengolahan lindi selanjutnya di TPA Nusa Lembongan. Penelitian ini menggunakan studi literatur dan proses hirarki analitik untuk pengambilan keputusan. Ada tiga alternatif yang diberikan, yaitu biofilter, lahan basah, dan reaktor baffle anaerobik (ABR). Kriteria yang digunakan adalah estimasi biaya, luas lahan, dan tunjangan BOD. Alternatif penggunaan ABR memiliki nilai bobot paling tinggi dibandingkan kedua teknologi lainnya. Hal ini karena ABR membutuhkan luas lahan yang lebih rendah dibandingkan dua alternatif lainnya. Hal ini sesuai dengan keterbatasan lahan yang tersedia di Nusa Lembongan.
努沙兰邦安岛产生的垃圾是通过露天倾倒处理的。露天倾倒往往会对环境造成负面影响,其中之一就是沥滤液。如果沥滤液不安全,就会对周围的生态系统造成影响。处理方法有多种,其中之一是废物稳定池。然而,仅靠这种技术还不足以增加进一步的处理。本研究的目的是确定适当的处理技术,以进一步处理努沙兰邦安垃圾填埋场的沥滤液。本研究采用文献研究和层次分析法进行决策。给出了三种备选方案,即生物滤池、湿地和厌氧挡板反应器 (ABR)。采用的标准是估计成本、占地面积和生化需氧量允许值。与其他两种技术相比,厌氧蝶板反应器替代技术的权重值最高。这是因为 ABR 所需的占地面积低于其他两种替代技术。这与努沙登加拉岛有限的可用土地相符。
{"title":"Pemilihan alternatif pengolahan air lindi untuk TPA Nusa Lembongan, Bali dengan proses hierarki analitik (AHP)","authors":"Farhan Hadi Siregar, Muhammad Jatmoko, Aulia Risky Adinda, Rika Chairani Dalimunthe, Mega Mutiara Sari, I. W. Suryawan","doi":"10.36813/jplb.7.3.317-326","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.317-326","url":null,"abstract":"Sampah yang dihasilkan di Nusa Lembongan diolah dengan cara open dumping. Open dumping cenderung menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, salah satunya lindi. Lindi akan berdampak pada ekosistem sekitarnya jika tidak aman. Pengolahan dapat diterapkan dengan berbagai cara, salah satunya kolam stabilisasi limbah. Namun teknologi ini tidak akan cukup untuk menambah pengolahan lebih lanjut. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan teknologi pengolahan yang tepat untuk pengolahan lindi selanjutnya di TPA Nusa Lembongan. Penelitian ini menggunakan studi literatur dan proses hirarki analitik untuk pengambilan keputusan. Ada tiga alternatif yang diberikan, yaitu biofilter, lahan basah, dan reaktor baffle anaerobik (ABR). Kriteria yang digunakan adalah estimasi biaya, luas lahan, dan tunjangan BOD. Alternatif penggunaan ABR memiliki nilai bobot paling tinggi dibandingkan kedua teknologi lainnya. Hal ini karena ABR membutuhkan luas lahan yang lebih rendah dibandingkan dua alternatif lainnya. Hal ini sesuai dengan keterbatasan lahan yang tersedia di Nusa Lembongan.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":" 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139142507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-29DOI: 10.36813/jplb.7.3.215-232
Ni Made Tasyarani, Nadila Salsadila Hidayat, Zahra Salsabila Rosmaitsa, Lutfiana Purwatiningsih, Muhammad Fahmi Alfachri, Desti Mutiara Putri, Eneng Nunuz Rohmatullayaly
Desa Komodo di Pulau Komodo merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Komodo yang dihuni oleh masyarakat Ata Modo. Pengembangan Desa Komodo menjadi desa wisata oleh pemerintah direspons positif oleh masyarakat setempat dengan berbagai macam cara, di antaranya dengan membuka jasa homestay, taxi perahu, naturalist guide, dan toko cinderamata, termasuk juga menginisiasi pembukaan jalur tracking di desa tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengetahuan, persepsi, dan sikap masyarakat terhadap rencana pembukaan jalur tracking tersebut. Penelitian menggunakan metode wawancara semi-terstruktur dengan instrumen yang telah disiapkan berupa kuesioner. Responden penelitian adalah masyarakat Desa Komodo sebanyak 81 KK dari 5 dusun. Masyarakat Desa Komodo sebagian besar telah mengetahui tentang keberadaan jalur tracking (85%) dan menyetujui dibukanya jalur tersebut, yaitu 46% (sangat setuju) dan 44% (setuju). Secara umum, masyarakat beranggapan akan memperoleh manfaat baik secara ekonomi maupun sosial budaya dengan dibukanya jalur tracking tersebut secara resmi. Namun, untuk tetap melindungi keanekaragaman hayati yang ada di Pulau Komodo serta membangun ekowisata yang berkelanjutan, perlu dilakukan pengkajian dan penetapan regulasi untuk kegiatan wisata di jalur tracking tersebut dengan melibatkan masyarakat.
{"title":"Pengetahuan, persepsi, dan sikap masyarakat terhadap inisiasi pembukaan jalur tracking di Desa Komodo, Nusa Tenggara Timur","authors":"Ni Made Tasyarani, Nadila Salsadila Hidayat, Zahra Salsabila Rosmaitsa, Lutfiana Purwatiningsih, Muhammad Fahmi Alfachri, Desti Mutiara Putri, Eneng Nunuz Rohmatullayaly","doi":"10.36813/jplb.7.3.215-232","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.215-232","url":null,"abstract":"Desa Komodo di Pulau Komodo merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Komodo yang dihuni oleh masyarakat Ata Modo. Pengembangan Desa Komodo menjadi desa wisata oleh pemerintah direspons positif oleh masyarakat setempat dengan berbagai macam cara, di antaranya dengan membuka jasa homestay, taxi perahu, naturalist guide, dan toko cinderamata, termasuk juga menginisiasi pembukaan jalur tracking di desa tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai pengetahuan, persepsi, dan sikap masyarakat terhadap rencana pembukaan jalur tracking tersebut. Penelitian menggunakan metode wawancara semi-terstruktur dengan instrumen yang telah disiapkan berupa kuesioner. Responden penelitian adalah masyarakat Desa Komodo sebanyak 81 KK dari 5 dusun. Masyarakat Desa Komodo sebagian besar telah mengetahui tentang keberadaan jalur tracking (85%) dan menyetujui dibukanya jalur tersebut, yaitu 46% (sangat setuju) dan 44% (setuju). Secara umum, masyarakat beranggapan akan memperoleh manfaat baik secara ekonomi maupun sosial budaya dengan dibukanya jalur tracking tersebut secara resmi. Namun, untuk tetap melindungi keanekaragaman hayati yang ada di Pulau Komodo serta membangun ekowisata yang berkelanjutan, perlu dilakukan pengkajian dan penetapan regulasi untuk kegiatan wisata di jalur tracking tersebut dengan melibatkan masyarakat.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":" 25","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139143890","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan oleh manusia yang berasal dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik skala rumah tangga, industri, pertambangan, dsb. Jenis sampah terdiri dari sampah organik yang berasal dari sisa-sisa organisme hidup yang dapat diuraikan. Sampah anorganik berasal dari organisme tidak hidup dan tidak dapat diuraikan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis sampah dan jumlah sampah pada mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang tinggal di asrama dan indekos. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 20 orang mahasiswa. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jumlah total dari sampah organik dan anorganik sebanyak 12.555,29 gram yang terdiri dari sampah organik sebanyak 2.525,73 gram atau sebesar 20% dan sampah anorganik sebanyak 10.030,3 gram atau sebesar 80%. Jenis sampah organik berupa tisu, sisa sayuran dan sisa makanan. Sampah anorganik berupa plastik, kertas, styrofoam, botol plastik. Kesimpulannya bahwa sampah anorganik lebih banyak daripada sampah organik.
{"title":"Analisis sampah domestik mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)","authors":"Enggar Utari, Assyifa Rifdah Luthfiana, Indah Nazulfah","doi":"10.36813/jplb.7.3.309-316","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.309-316","url":null,"abstract":"Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan oleh manusia yang berasal dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik skala rumah tangga, industri, pertambangan, dsb. Jenis sampah terdiri dari sampah organik yang berasal dari sisa-sisa organisme hidup yang dapat diuraikan. Sampah anorganik berasal dari organisme tidak hidup dan tidak dapat diuraikan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis sampah dan jumlah sampah pada mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang tinggal di asrama dan indekos. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 20 orang mahasiswa. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jumlah total dari sampah organik dan anorganik sebanyak 12.555,29 gram yang terdiri dari sampah organik sebanyak 2.525,73 gram atau sebesar 20% dan sampah anorganik sebanyak 10.030,3 gram atau sebesar 80%. Jenis sampah organik berupa tisu, sisa sayuran dan sisa makanan. Sampah anorganik berupa plastik, kertas, styrofoam, botol plastik. Kesimpulannya bahwa sampah anorganik lebih banyak daripada sampah organik.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":" 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139142141","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-29DOI: 10.36813/jplb.7.3.258-267
Nandi Kurniawan, Budiaman Budiaman, A. N. Hidayah, A. Salsabilla
Kehidupan komunitas adat Samin merupakan contoh bagaimana manusia dan alam hidup secara harmonis. Selain itu masyarakatnya adalah para petani sukses yang mandiri dan sejahtera. Penelitian bertujuan menemukan nilai etika lingkungan dari ajaran leluhur pada kegiatan pertanian masyarakat Samin. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi, studi dokumen yang dilakukan di Desa Sambongrejo, Blora, Jawa Tengah pada Juni 2021 hingga Juli 2022. Data dianalisis melalui proses kondensasi data, penampilan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal pada komunitas adat Sedulur Sikep Samin bersumber pada ajaran tidak tertulis leluhur. Ajaran tersebut berbentuk prinsip dan nilai yang diturunkan pada setiap generasi. Prinsip dan nilai ajaran leluhur dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan yang menyeimbangkan antara membangun lingkungan, sistem sosial kemasyarakatan dan ekonomi. Pertanian dijalankan secara organik dengan prinsip zero waste. Masyarakat Samin berusaha menyeimbangkan aktivitas kehidupan baik antara sesama makhluk hidup maupun dengan benda mati di sekitarnya. Ajaran leluhur pada pertanian Samin sesuai dengan etika ekosentrisme yang menjamin keberlanjutan hidup generasi berikutnya.
{"title":"Nilai etika lingkungan pada pertanian komunitas adat Sedulur Sikep Samin","authors":"Nandi Kurniawan, Budiaman Budiaman, A. N. Hidayah, A. Salsabilla","doi":"10.36813/jplb.7.3.258-267","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.258-267","url":null,"abstract":"Kehidupan komunitas adat Samin merupakan contoh bagaimana manusia dan alam hidup secara harmonis. Selain itu masyarakatnya adalah para petani sukses yang mandiri dan sejahtera. Penelitian bertujuan menemukan nilai etika lingkungan dari ajaran leluhur pada kegiatan pertanian masyarakat Samin. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi, studi dokumen yang dilakukan di Desa Sambongrejo, Blora, Jawa Tengah pada Juni 2021 hingga Juli 2022. Data dianalisis melalui proses kondensasi data, penampilan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal pada komunitas adat Sedulur Sikep Samin bersumber pada ajaran tidak tertulis leluhur. Ajaran tersebut berbentuk prinsip dan nilai yang diturunkan pada setiap generasi. Prinsip dan nilai ajaran leluhur dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan yang menyeimbangkan antara membangun lingkungan, sistem sosial kemasyarakatan dan ekonomi. Pertanian dijalankan secara organik dengan prinsip zero waste. Masyarakat Samin berusaha menyeimbangkan aktivitas kehidupan baik antara sesama makhluk hidup maupun dengan benda mati di sekitarnya. Ajaran leluhur pada pertanian Samin sesuai dengan etika ekosentrisme yang menjamin keberlanjutan hidup generasi berikutnya.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":" 41","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139143145","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-29DOI: 10.36813/jplb.7.3.299-308
Rinaldi Rinaldi, V. Febriani, A. Razak, Linda Handayuni, E. Yuniarti
Requirements for good environmental health in a residential area are characterized by the availability of access to sanitation facilities. Muaro Lasak, Rimbo Kaluang Village, Padang City is a coastal area, as well as a tourist location in Padang City. The aim of the research was to determine the condition of sanitation facilities, healthy behavior, and the water quality in Muaro Lasak. Qualitative and quantitative data were collected to obtain complete data. The assessment indicators consist of waste disposal facilities, latrines and public facilities that support tourism, as well as water quality (pH, dissolved solids/TDS, and dissolved oxygen levels/DO) of the river that flows into Muaro Lasak.. The results of the research show that there are good latrines available in every resident's house and public latrines so that defecation is no longer in the sea. There are rubbish disposal facilities available but they are not functioning optimally. Regarding the quality of sea water, such as: the pH still meets the quality standard (6.38), the oxygen content (DO) is 3.35 ppm (moderately polluted), while the dissolved solids (TDS) still meets the quality standard at 892.75 ppm.
{"title":"Analisis kondisi sanitasi pemukiman di daerah pesisir (studi kasus: Muaro Lasak, Kota Padang)","authors":"Rinaldi Rinaldi, V. Febriani, A. Razak, Linda Handayuni, E. Yuniarti","doi":"10.36813/jplb.7.3.299-308","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.3.299-308","url":null,"abstract":"Requirements for good environmental health in a residential area are characterized by the availability of access to sanitation facilities. Muaro Lasak, Rimbo Kaluang Village, Padang City is a coastal area, as well as a tourist location in Padang City. The aim of the research was to determine the condition of sanitation facilities, healthy behavior, and the water quality in Muaro Lasak. Qualitative and quantitative data were collected to obtain complete data. The assessment indicators consist of waste disposal facilities, latrines and public facilities that support tourism, as well as water quality (pH, dissolved solids/TDS, and dissolved oxygen levels/DO) of the river that flows into Muaro Lasak.. The results of the research show that there are good latrines available in every resident's house and public latrines so that defecation is no longer in the sea. There are rubbish disposal facilities available but they are not functioning optimally. Regarding the quality of sea water, such as: the pH still meets the quality standard (6.38), the oxygen content (DO) is 3.35 ppm (moderately polluted), while the dissolved solids (TDS) still meets the quality standard at 892.75 ppm.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"5 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139147254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-08-30DOI: 10.36813/jplb.7.2.199-214
Ratnaningsih Ruhiyat, Iveline Anne Marie, Djohar Tjintamani, Emelia Sari, H. Hartini, Dewi Nilamsari, Juliana Josephina Alexsandra, Siska Herliana, Isnaeni Nabilah, Gusni Muharam, Yudha Melianto
Krisis mengenai Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA) pada berbagai kabupaten dan kota, disebabkan karena pola pengelolaan sampah yang masih berfokus pada sistem kumpul angkut dan buang ke TPA. Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) berperan penting dalam mengelola persampahan pada skala kawasan. TPS 3R lebih memudahkan dalam penanganan sampah, karena jumlah sampah yang dikelola lebih kecil, kebutuhan lahan tidak terlalu luas, dan jarak pengumpulan sampah dari rumah ke TPST-3R lebih dekat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pemanfaatan sampah di Desa Ciangsana sebagai suatu kawasan dalam upaya pengurangan sampah dan mendukung kebijakan nasional dalam pengelolaan sampah. Studi pengelolaan sampah terpadu skala kawasan di Desa Ciangsana dilakukan melalui survei pemetaan sumber sampah, meliputi timbulan, karakteristik dan komposisi sampah. Selanjutnya dilakukan analisis data untuk memilih teknik pengolahan yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan komposisi sampah di Desa Ciangsana terdiri dari 50,3% sampah sisa makanan, 15,4% plastik, kertas/dus 8,5% kayu, kain, karet dan kulit 2,3% logam dan kaca 1,3% dan residu 17,5%. TPST-3R yang dilengkapi dengan pengolahan sampah menjadi RDF dan BSF di Ciangsana diharapkan dapat mengurangi sampah yang dibuang ke TPA sebesar 70-80%.
{"title":"Studi pengelolaan sampah terpadu skala kawasan Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor","authors":"Ratnaningsih Ruhiyat, Iveline Anne Marie, Djohar Tjintamani, Emelia Sari, H. Hartini, Dewi Nilamsari, Juliana Josephina Alexsandra, Siska Herliana, Isnaeni Nabilah, Gusni Muharam, Yudha Melianto","doi":"10.36813/jplb.7.2.199-214","DOIUrl":"https://doi.org/10.36813/jplb.7.2.199-214","url":null,"abstract":"Krisis mengenai Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA) pada berbagai kabupaten dan kota, disebabkan karena pola pengelolaan sampah yang masih berfokus pada sistem kumpul angkut dan buang ke TPA. Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R (Reduce, Reuse, Recycle) berperan penting dalam mengelola persampahan pada skala kawasan. TPS 3R lebih memudahkan dalam penanganan sampah, karena jumlah sampah yang dikelola lebih kecil, kebutuhan lahan tidak terlalu luas, dan jarak pengumpulan sampah dari rumah ke TPST-3R lebih dekat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pemanfaatan sampah di Desa Ciangsana sebagai suatu kawasan dalam upaya pengurangan sampah dan mendukung kebijakan nasional dalam pengelolaan sampah. Studi pengelolaan sampah terpadu skala kawasan di Desa Ciangsana dilakukan melalui survei pemetaan sumber sampah, meliputi timbulan, karakteristik dan komposisi sampah. Selanjutnya dilakukan analisis data untuk memilih teknik pengolahan yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan komposisi sampah di Desa Ciangsana terdiri dari 50,3% sampah sisa makanan, 15,4% plastik, kertas/dus 8,5% kayu, kain, karet dan kulit 2,3% logam dan kaca 1,3% dan residu 17,5%. TPST-3R yang dilengkapi dengan pengolahan sampah menjadi RDF dan BSF di Ciangsana diharapkan dapat mengurangi sampah yang dibuang ke TPA sebesar 70-80%.","PeriodicalId":228419,"journal":{"name":"Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management)","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133658622","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}