{"title":"离异和无父无母青年女性的婚姻观概述","authors":"Putri Diana, Agustina","doi":"10.54783/jser.v5i2.181","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Setiap anak perempuan membutuhkan keluarga yang utuh untuk tahap perkembangannya, namun dalam kehidupan tidak semua anak perempuan dapat memiliki dan tumbuh di dalam keluarga yang utuh di dalam hidupnya, hal ini salah satunya disebabkan karena perceraian orang tuanya. Perceraian orang tuanya terkadang menyebabkan tidak hanya anak perempuan harus tumbuh tanpa keluarga secara utuh di dalam hidupnya tetapi juga harus tumbuh tanpa sosok ayah yang aktif secara fisik maupun psikologis. Hal inilah yang biasanya disebut dengan fatherless atau father absence. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri mengenai bagaimana persepsi pernikahan pada perempuan dewasa muda yang memiliki latar belakang orang tua bercerai dan fatherless. Responden penelitian merupakan empat perempuan dewasa muda dengan rentang usia 20-35 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang akan mengeksplor dua kasus. Kasus pertama merupakan orang tua bercerai, dan kasus kedua merupakan fatherless. Teknik pengumpulan data diperoleh dari wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara yang sesuai dengan teori tiga aspek persepsi pernikahan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perempuan dewasa muda dengan kondisi fatherless karena perceraian orang tua menunjukkan persepsi pernikahan yang memiliki kesimpulan aspek pengetahuan dan aspek penilaian yang negative, dan pada sedangkan untuk aspek harapan terbagi antara positif dan negative. Faktor yang memengaruhi persepsi pernikahan pada empat subjek berasal dari pengalaman atau informasi masa lalu yang dirasakan oleh ke-empat subjek.","PeriodicalId":423751,"journal":{"name":"Journal of Social and Economics Research","volume":"2003 19","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"GAMBARAN PERSEPSI PERNIKAHAN PADA PEREMPUAN DEWASA MUDA DENGAN LATAR BELAKANG ORANG TUA BERCERAI DAN FATHERLESS\",\"authors\":\"Putri Diana, Agustina\",\"doi\":\"10.54783/jser.v5i2.181\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Setiap anak perempuan membutuhkan keluarga yang utuh untuk tahap perkembangannya, namun dalam kehidupan tidak semua anak perempuan dapat memiliki dan tumbuh di dalam keluarga yang utuh di dalam hidupnya, hal ini salah satunya disebabkan karena perceraian orang tuanya. Perceraian orang tuanya terkadang menyebabkan tidak hanya anak perempuan harus tumbuh tanpa keluarga secara utuh di dalam hidupnya tetapi juga harus tumbuh tanpa sosok ayah yang aktif secara fisik maupun psikologis. Hal inilah yang biasanya disebut dengan fatherless atau father absence. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri mengenai bagaimana persepsi pernikahan pada perempuan dewasa muda yang memiliki latar belakang orang tua bercerai dan fatherless. Responden penelitian merupakan empat perempuan dewasa muda dengan rentang usia 20-35 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang akan mengeksplor dua kasus. Kasus pertama merupakan orang tua bercerai, dan kasus kedua merupakan fatherless. Teknik pengumpulan data diperoleh dari wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara yang sesuai dengan teori tiga aspek persepsi pernikahan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perempuan dewasa muda dengan kondisi fatherless karena perceraian orang tua menunjukkan persepsi pernikahan yang memiliki kesimpulan aspek pengetahuan dan aspek penilaian yang negative, dan pada sedangkan untuk aspek harapan terbagi antara positif dan negative. Faktor yang memengaruhi persepsi pernikahan pada empat subjek berasal dari pengalaman atau informasi masa lalu yang dirasakan oleh ke-empat subjek.\",\"PeriodicalId\":423751,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Social and Economics Research\",\"volume\":\"2003 19\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-24\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Social and Economics Research\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.54783/jser.v5i2.181\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Social and Economics Research","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54783/jser.v5i2.181","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
GAMBARAN PERSEPSI PERNIKAHAN PADA PEREMPUAN DEWASA MUDA DENGAN LATAR BELAKANG ORANG TUA BERCERAI DAN FATHERLESS
Setiap anak perempuan membutuhkan keluarga yang utuh untuk tahap perkembangannya, namun dalam kehidupan tidak semua anak perempuan dapat memiliki dan tumbuh di dalam keluarga yang utuh di dalam hidupnya, hal ini salah satunya disebabkan karena perceraian orang tuanya. Perceraian orang tuanya terkadang menyebabkan tidak hanya anak perempuan harus tumbuh tanpa keluarga secara utuh di dalam hidupnya tetapi juga harus tumbuh tanpa sosok ayah yang aktif secara fisik maupun psikologis. Hal inilah yang biasanya disebut dengan fatherless atau father absence. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri mengenai bagaimana persepsi pernikahan pada perempuan dewasa muda yang memiliki latar belakang orang tua bercerai dan fatherless. Responden penelitian merupakan empat perempuan dewasa muda dengan rentang usia 20-35 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang akan mengeksplor dua kasus. Kasus pertama merupakan orang tua bercerai, dan kasus kedua merupakan fatherless. Teknik pengumpulan data diperoleh dari wawancara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara yang sesuai dengan teori tiga aspek persepsi pernikahan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perempuan dewasa muda dengan kondisi fatherless karena perceraian orang tua menunjukkan persepsi pernikahan yang memiliki kesimpulan aspek pengetahuan dan aspek penilaian yang negative, dan pada sedangkan untuk aspek harapan terbagi antara positif dan negative. Faktor yang memengaruhi persepsi pernikahan pada empat subjek berasal dari pengalaman atau informasi masa lalu yang dirasakan oleh ke-empat subjek.