{"title":"Leila S. Chudori 的小说《Pulang》中 1965 年流亡者的非国有化:乔治-阿甘本的视角","authors":"N. Nabilah","doi":"10.47313/pujangga.v9i2.2841","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Eksil 1965 merupakan fenomena migrasi paksa karena mereka dicegah untuk kembali atas dasar aspirasi politik mereka. Sikap politik yang mereka pegang membuat mereka harus. kehilangan kewarganegaraan, mencari suaka, dan perlindungan di Eropa. Identitas mereka tidak lagi jelas setelah mereka diasingkan dari negara dan dipaksa untuk hidup stateless atau tanpa kewarganegaraan. Hal ini terungkap dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori. Melalui tokoh Dimas Suryo dan teman-temannya, novel tersebut menarasikan kehidupan para eksil yang dicabut hak-hak kewarganegaraannya hingga menjadi sosok stateless di luar negeri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori filsafat politik Giorgio Agamben dalam lokus denasionalisasi dan pelanggaran HAM terhadap warga negara dalam konteks negara berdaulat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya anasir-anasir penelantaran dan pelanggaran HAM dalam novel Pulang. Bentuk penelantaran dan pelanggaran yang terjadi berupa pencabutan paspor, pelarangan kedatangan ke Indonesia, dan pembatasan gerak politis, serta pembatasan komunikasi antara eksil yang berada di luar negeri dengan kerabat yang berada di Indonesia. Akibat dari hal-hal tersebut, lahirlah figur eksil sebagai homo sacer yang dilucuti hak-hak kewarganegaraannya.","PeriodicalId":508329,"journal":{"name":"Pujangga","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"DENASIONALISASI EKSIL 1965 DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA S. CHUDORI: PERSPEKTIF GIORGIO AGAMBEN\",\"authors\":\"N. Nabilah\",\"doi\":\"10.47313/pujangga.v9i2.2841\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Eksil 1965 merupakan fenomena migrasi paksa karena mereka dicegah untuk kembali atas dasar aspirasi politik mereka. Sikap politik yang mereka pegang membuat mereka harus. kehilangan kewarganegaraan, mencari suaka, dan perlindungan di Eropa. Identitas mereka tidak lagi jelas setelah mereka diasingkan dari negara dan dipaksa untuk hidup stateless atau tanpa kewarganegaraan. Hal ini terungkap dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori. Melalui tokoh Dimas Suryo dan teman-temannya, novel tersebut menarasikan kehidupan para eksil yang dicabut hak-hak kewarganegaraannya hingga menjadi sosok stateless di luar negeri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori filsafat politik Giorgio Agamben dalam lokus denasionalisasi dan pelanggaran HAM terhadap warga negara dalam konteks negara berdaulat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya anasir-anasir penelantaran dan pelanggaran HAM dalam novel Pulang. Bentuk penelantaran dan pelanggaran yang terjadi berupa pencabutan paspor, pelarangan kedatangan ke Indonesia, dan pembatasan gerak politis, serta pembatasan komunikasi antara eksil yang berada di luar negeri dengan kerabat yang berada di Indonesia. Akibat dari hal-hal tersebut, lahirlah figur eksil sebagai homo sacer yang dilucuti hak-hak kewarganegaraannya.\",\"PeriodicalId\":508329,\"journal\":{\"name\":\"Pujangga\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-18\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Pujangga\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47313/pujangga.v9i2.2841\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Pujangga","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47313/pujangga.v9i2.2841","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
1965 年的流亡者是一种被迫移民现象,因为他们的政治抱负阻止了他们回国。他们所持的政治立场意味着他们必须失去公民身份,到欧洲寻求庇护和保护。被国家放逐后,他们的身份不再清晰,被迫过着无国籍的生活。Leila S. Chudori 的小说《Pulang》揭示了这一点。小说通过迪马斯-苏里奥和他的朋友们叙述了流亡者的生活,他们被剥夺了公民权,成为海外无国籍人士。本研究采用的方法是描述性定性方法。所使用的理论是乔治-阿甘本(Giorgio Agamben)的政治哲学理论,即主权国家背景下的非国有化和侵犯公民人权问题。研究结果表明,小说《普兰》中存在忽视和侵犯人权的因素。忽视和侵犯人权的形式包括吊销护照、禁止入境印尼、限制政治活动以及限制流亡国外者与印尼亲属之间的交流。由于这些原因,流亡者生来就是一个被剥夺了公民权利的 "圣人"(homo sacer)。
DENASIONALISASI EKSIL 1965 DALAM NOVEL PULANG KARYA LEILA S. CHUDORI: PERSPEKTIF GIORGIO AGAMBEN
Eksil 1965 merupakan fenomena migrasi paksa karena mereka dicegah untuk kembali atas dasar aspirasi politik mereka. Sikap politik yang mereka pegang membuat mereka harus. kehilangan kewarganegaraan, mencari suaka, dan perlindungan di Eropa. Identitas mereka tidak lagi jelas setelah mereka diasingkan dari negara dan dipaksa untuk hidup stateless atau tanpa kewarganegaraan. Hal ini terungkap dalam novel Pulang karya Leila S. Chudori. Melalui tokoh Dimas Suryo dan teman-temannya, novel tersebut menarasikan kehidupan para eksil yang dicabut hak-hak kewarganegaraannya hingga menjadi sosok stateless di luar negeri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori filsafat politik Giorgio Agamben dalam lokus denasionalisasi dan pelanggaran HAM terhadap warga negara dalam konteks negara berdaulat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya anasir-anasir penelantaran dan pelanggaran HAM dalam novel Pulang. Bentuk penelantaran dan pelanggaran yang terjadi berupa pencabutan paspor, pelarangan kedatangan ke Indonesia, dan pembatasan gerak politis, serta pembatasan komunikasi antara eksil yang berada di luar negeri dengan kerabat yang berada di Indonesia. Akibat dari hal-hal tersebut, lahirlah figur eksil sebagai homo sacer yang dilucuti hak-hak kewarganegaraannya.