{"title":"巴厘岛彭利普兰土著旅游村的可持续发展战略","authors":"Kadek Vito Krisna Ary Wijaya, Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari, Bayu Teguh Ujianto","doi":"10.36040/semsina.v4i01.8031","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Desa wisata Penglipuran belakangan ini mulai populer sebagai destinasi wisata alternatif. Untuk mengembangkan desa wisata, diperlukan strategi pengelolaan yang bekelanjutan untuk masa depan. Desa ini memiliki banyak potensi baik dari segi fisik budaya, tataran sosiofak maupun tataran sosiofak. Prinsip Tri Hita Karana (tujuan manusia dalam mencapai kesejahteraan) menjadi acuan utama dalam pengembangan pariwisata Desa Penglipuran dimana menekankan relasi hubungan harmonis antara manusia dengan spritualisme (parahyangan), dengan lingkungan social (pawongan) dan dengan lingkungan fisik (palemahan)Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis Desa Wisata Adat Penglipuran dari segi strategi keberlanjutan. Metode yang digunakan adalah deskripsi kualitatif melalui pegambilan data literatur atau penelitian terdahulu yang sejenis. Menggunakan terori berbasis strategi pembangunan keberlanjutan sebagai parameter yaitu Physical Element, Worthy Environment, Culture, Economic Growth. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Physical Element berkaitan dengan strategi Desa dalam mempertahankan tatanan ruang, Worthy Environment terkait dengan upaya masyarakat dalam melestarikan lingkungan alam dan menjaga kesehatan bersama. Sedangkan culture berkaitan dengan konsep Tri Hita Karana yang menjadi acuan dalam pengembangan Desa Wisata, yang terakhir adalah Economic Growth yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat setempat.","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"19 10","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"STRATEGI KEBERLANJUTAN PADA DESA WISATA ADAT PENGLIPURAN, BALI\",\"authors\":\"Kadek Vito Krisna Ary Wijaya, Komang Ayu Laksmi Harshinta Sari, Bayu Teguh Ujianto\",\"doi\":\"10.36040/semsina.v4i01.8031\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Desa wisata Penglipuran belakangan ini mulai populer sebagai destinasi wisata alternatif. Untuk mengembangkan desa wisata, diperlukan strategi pengelolaan yang bekelanjutan untuk masa depan. Desa ini memiliki banyak potensi baik dari segi fisik budaya, tataran sosiofak maupun tataran sosiofak. Prinsip Tri Hita Karana (tujuan manusia dalam mencapai kesejahteraan) menjadi acuan utama dalam pengembangan pariwisata Desa Penglipuran dimana menekankan relasi hubungan harmonis antara manusia dengan spritualisme (parahyangan), dengan lingkungan social (pawongan) dan dengan lingkungan fisik (palemahan)Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis Desa Wisata Adat Penglipuran dari segi strategi keberlanjutan. Metode yang digunakan adalah deskripsi kualitatif melalui pegambilan data literatur atau penelitian terdahulu yang sejenis. Menggunakan terori berbasis strategi pembangunan keberlanjutan sebagai parameter yaitu Physical Element, Worthy Environment, Culture, Economic Growth. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Physical Element berkaitan dengan strategi Desa dalam mempertahankan tatanan ruang, Worthy Environment terkait dengan upaya masyarakat dalam melestarikan lingkungan alam dan menjaga kesehatan bersama. Sedangkan culture berkaitan dengan konsep Tri Hita Karana yang menjadi acuan dalam pengembangan Desa Wisata, yang terakhir adalah Economic Growth yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat setempat.\",\"PeriodicalId\":503738,\"journal\":{\"name\":\"Prosiding SEMSINA\",\"volume\":\"19 10\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Prosiding SEMSINA\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.8031\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Prosiding SEMSINA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.8031","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
蓬里普兰旅游村最近作为另一个旅游目的地而受到欢迎。要发展旅游村,就必须为未来制定可持续的管理战略。该村在物质文化、社会事实层面和社会事实层面都有很大的潜力。Tri Hita Karana(人类实现繁荣的目标)原则成为蓬里普兰村旅游业发展的主要参考,该原则强调人类与精神(parahyangan)、社会环境(pawongan)和自然环境(palemahan)之间的和谐关系。研究采用的方法是通过检索文献资料或类似的先前研究进行定性描述。使用基于可持续发展战略的理论作为参数,即物理要素、值得拥有的环境、文化、经济增长。研究结果表明,物质要素与村庄维护空间秩序的策略有关,值得拥有的环境与社区保护自然环境和维护共同健康的努力有关。而文化则与作为 Desa Wisata 发展参考的 Tri Hita Karana 概念有关,最后一个是经济增长,它优先考虑当地社区的赋权。
STRATEGI KEBERLANJUTAN PADA DESA WISATA ADAT PENGLIPURAN, BALI
Desa wisata Penglipuran belakangan ini mulai populer sebagai destinasi wisata alternatif. Untuk mengembangkan desa wisata, diperlukan strategi pengelolaan yang bekelanjutan untuk masa depan. Desa ini memiliki banyak potensi baik dari segi fisik budaya, tataran sosiofak maupun tataran sosiofak. Prinsip Tri Hita Karana (tujuan manusia dalam mencapai kesejahteraan) menjadi acuan utama dalam pengembangan pariwisata Desa Penglipuran dimana menekankan relasi hubungan harmonis antara manusia dengan spritualisme (parahyangan), dengan lingkungan social (pawongan) dan dengan lingkungan fisik (palemahan)Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis Desa Wisata Adat Penglipuran dari segi strategi keberlanjutan. Metode yang digunakan adalah deskripsi kualitatif melalui pegambilan data literatur atau penelitian terdahulu yang sejenis. Menggunakan terori berbasis strategi pembangunan keberlanjutan sebagai parameter yaitu Physical Element, Worthy Environment, Culture, Economic Growth. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Physical Element berkaitan dengan strategi Desa dalam mempertahankan tatanan ruang, Worthy Environment terkait dengan upaya masyarakat dalam melestarikan lingkungan alam dan menjaga kesehatan bersama. Sedangkan culture berkaitan dengan konsep Tri Hita Karana yang menjadi acuan dalam pengembangan Desa Wisata, yang terakhir adalah Economic Growth yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat setempat.