{"title":"2021 年在塔西克马拉亚市卫生局开发登革热监测记录和报告系统","authors":"Irinedian Sribudaya, Arief Hargono, Lucia Yovita Hendrati, Gianetha Sugianto","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.1019-1028","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue yang siginifikan pada tahun 2020. Hal ini dibuktikan dengan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue yaitu 229 per 100.000 penduduk dan angka kematian Demam Berdarah Dengue sebesar 1,42%. Pelaksanaan surveilans Demam Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mengalami keterlambatan pelaporan suspek, kasus dan Angka Bebas Jentik. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya membutuhkan sistem surveilans yang dapat mendeteksi dini kasus agar pelaporan tidak terlambat. Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu merancang pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan surveilans Demam Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain action research berupa pengembangan sistem. Pengumpulan data primer dengan wawancara mendalam kepada petugas dan pengelola surveilans Demam Berdarah Dengue. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi dokumen pada formulir surveilans yang digunakan. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Rancangan pengembangan sistem surveilans DBD dibuat menggunakan Data Flow Diagram. Hasil: Jenis informasi yang dibutuhkan untuk pengembangan surveilans Demam Berdarah Dengue terdiri dari jumlah suspek, kasus, dan kematian Demam Berdarah Dengue mingguan berdasarkan orang, tempat dan waktu; tren suspek, kasus dan kematian Demam Berdarah Dengue mingguan; serta nilai Angka Bebas Jentik bulanan. Data yang dibutuhkan terdiri dari data suspek/kasus dan kematian Demam Berdarah Dengue hasil laporan mingguan puskesmas; rekapitulasi jumlah suspek, kasus, kematian Demam Berdarah Dengue; Angka Bebas Jentik dan jumlah penduduk yang dilaporkan setiap bulan oleh puskesmas. Kesimpulan: Pengembangan pencatatan dan pelaporan surveilans Demam Berdarah Dengue terdiri dari penambahan kegiatan pengolahan dan analisis data setiap minggu serta laporan mingguan puskesmas. Selanjutnya mengadakan pertemuan rutin dua minggu sekali antara dinas kesehatan kota dengan puskesmas sebagai upaya kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Tasikmalaya. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya diharapkan dapat memperbaiki prosedur tata kerja dengan melaksanakan pencatatan dan pelaporan mingguan menggunakan Google Formulir serta rapat rutin surveilans DBD.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Surveilans Demam Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Tahun 2021\",\"authors\":\"Irinedian Sribudaya, Arief Hargono, Lucia Yovita Hendrati, Gianetha Sugianto\",\"doi\":\"10.20473/mgk.v12i2.2023.1019-1028\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar Belakang: Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue yang siginifikan pada tahun 2020. Hal ini dibuktikan dengan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue yaitu 229 per 100.000 penduduk dan angka kematian Demam Berdarah Dengue sebesar 1,42%. Pelaksanaan surveilans Demam Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mengalami keterlambatan pelaporan suspek, kasus dan Angka Bebas Jentik. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya membutuhkan sistem surveilans yang dapat mendeteksi dini kasus agar pelaporan tidak terlambat. Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu merancang pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan surveilans Demam Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain action research berupa pengembangan sistem. Pengumpulan data primer dengan wawancara mendalam kepada petugas dan pengelola surveilans Demam Berdarah Dengue. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi dokumen pada formulir surveilans yang digunakan. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Rancangan pengembangan sistem surveilans DBD dibuat menggunakan Data Flow Diagram. Hasil: Jenis informasi yang dibutuhkan untuk pengembangan surveilans Demam Berdarah Dengue terdiri dari jumlah suspek, kasus, dan kematian Demam Berdarah Dengue mingguan berdasarkan orang, tempat dan waktu; tren suspek, kasus dan kematian Demam Berdarah Dengue mingguan; serta nilai Angka Bebas Jentik bulanan. Data yang dibutuhkan terdiri dari data suspek/kasus dan kematian Demam Berdarah Dengue hasil laporan mingguan puskesmas; rekapitulasi jumlah suspek, kasus, kematian Demam Berdarah Dengue; Angka Bebas Jentik dan jumlah penduduk yang dilaporkan setiap bulan oleh puskesmas. Kesimpulan: Pengembangan pencatatan dan pelaporan surveilans Demam Berdarah Dengue terdiri dari penambahan kegiatan pengolahan dan analisis data setiap minggu serta laporan mingguan puskesmas. Selanjutnya mengadakan pertemuan rutin dua minggu sekali antara dinas kesehatan kota dengan puskesmas sebagai upaya kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Tasikmalaya. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya diharapkan dapat memperbaiki prosedur tata kerja dengan melaksanakan pencatatan dan pelaporan mingguan menggunakan Google Formulir serta rapat rutin surveilans DBD.\",\"PeriodicalId\":306707,\"journal\":{\"name\":\"Media Gizi Kesmas\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-11-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Media Gizi Kesmas\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.1019-1028\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Media Gizi Kesmas","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.1019-1028","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pengembangan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Surveilans Demam Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Tahun 2021
Latar Belakang: Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue yang siginifikan pada tahun 2020. Hal ini dibuktikan dengan angka kesakitan Demam Berdarah Dengue yaitu 229 per 100.000 penduduk dan angka kematian Demam Berdarah Dengue sebesar 1,42%. Pelaksanaan surveilans Demam Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mengalami keterlambatan pelaporan suspek, kasus dan Angka Bebas Jentik. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya membutuhkan sistem surveilans yang dapat mendeteksi dini kasus agar pelaporan tidak terlambat. Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu merancang pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan surveilans Demam Berdarah Dengue di Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain action research berupa pengembangan sistem. Pengumpulan data primer dengan wawancara mendalam kepada petugas dan pengelola surveilans Demam Berdarah Dengue. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi dokumen pada formulir surveilans yang digunakan. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Rancangan pengembangan sistem surveilans DBD dibuat menggunakan Data Flow Diagram. Hasil: Jenis informasi yang dibutuhkan untuk pengembangan surveilans Demam Berdarah Dengue terdiri dari jumlah suspek, kasus, dan kematian Demam Berdarah Dengue mingguan berdasarkan orang, tempat dan waktu; tren suspek, kasus dan kematian Demam Berdarah Dengue mingguan; serta nilai Angka Bebas Jentik bulanan. Data yang dibutuhkan terdiri dari data suspek/kasus dan kematian Demam Berdarah Dengue hasil laporan mingguan puskesmas; rekapitulasi jumlah suspek, kasus, kematian Demam Berdarah Dengue; Angka Bebas Jentik dan jumlah penduduk yang dilaporkan setiap bulan oleh puskesmas. Kesimpulan: Pengembangan pencatatan dan pelaporan surveilans Demam Berdarah Dengue terdiri dari penambahan kegiatan pengolahan dan analisis data setiap minggu serta laporan mingguan puskesmas. Selanjutnya mengadakan pertemuan rutin dua minggu sekali antara dinas kesehatan kota dengan puskesmas sebagai upaya kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Tasikmalaya. Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya diharapkan dapat memperbaiki prosedur tata kerja dengan melaksanakan pencatatan dan pelaporan mingguan menggunakan Google Formulir serta rapat rutin surveilans DBD.