Marsianus Reresi, Bernard Antonius Rahawarin, William Ngoranubun
{"title":"对高中师生之间象征性暴力的批判性研究","authors":"Marsianus Reresi, Bernard Antonius Rahawarin, William Ngoranubun","doi":"10.21067/jmk.v8i2.8177","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menelaah secara kritis relasi guru dan peserta didik dalam perspektif teori Pierre Bourdieu tentang kekerasan simbolik. Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi untuk mengamati secara langsung perilaku guru dan peserta didik dalam berelasi dan berinteraksi di lingkungan sekolah. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Ambon. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan teknik snowball. Hasil penelitian menemukan bahwa melalui teknik analisis secara deskriptif ditemukan bahwa bahwa dalam relasi guru dan siswa terkandung kekerasan simbolik yang tidak disadari karena minimnya pemahaman dan kesadaran guru dan siswa serta adanya ketidaksetaraan kuasa simbolik. Maka perlu strategi untuk mewujudkan sekolah yang bebas dari kekerasan simbolik. Rekomendasi penelitian, adanya kebijakan sekolah yang menekankan budaya sekolah yang lebih dialogis tanpa ada unsur kekerasan simbolik. Guru hendaknya mengembangkan pemahaman dan kesadaran yang obyektif mengenai kekerasan simbolik dan adanya pengakuan objektif melalui habitus. Peserta didik sebaiknya bersikap kritis terhadap perilaku guru yang mengandung kekerasan simbolik dan berani menyampaikan kepada guru.","PeriodicalId":266283,"journal":{"name":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Telaah Kritis Kekerasan Simbolik antara Guru dan Peserta Didik di Sekolah Menengah Atas\",\"authors\":\"Marsianus Reresi, Bernard Antonius Rahawarin, William Ngoranubun\",\"doi\":\"10.21067/jmk.v8i2.8177\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini bertujuan untuk menelaah secara kritis relasi guru dan peserta didik dalam perspektif teori Pierre Bourdieu tentang kekerasan simbolik. Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi untuk mengamati secara langsung perilaku guru dan peserta didik dalam berelasi dan berinteraksi di lingkungan sekolah. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Ambon. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan teknik snowball. Hasil penelitian menemukan bahwa melalui teknik analisis secara deskriptif ditemukan bahwa bahwa dalam relasi guru dan siswa terkandung kekerasan simbolik yang tidak disadari karena minimnya pemahaman dan kesadaran guru dan siswa serta adanya ketidaksetaraan kuasa simbolik. Maka perlu strategi untuk mewujudkan sekolah yang bebas dari kekerasan simbolik. Rekomendasi penelitian, adanya kebijakan sekolah yang menekankan budaya sekolah yang lebih dialogis tanpa ada unsur kekerasan simbolik. Guru hendaknya mengembangkan pemahaman dan kesadaran yang obyektif mengenai kekerasan simbolik dan adanya pengakuan objektif melalui habitus. Peserta didik sebaiknya bersikap kritis terhadap perilaku guru yang mengandung kekerasan simbolik dan berani menyampaikan kepada guru.\",\"PeriodicalId\":266283,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Moral Kemasyarakatan\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-07-10\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Moral Kemasyarakatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21067/jmk.v8i2.8177\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21067/jmk.v8i2.8177","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Telaah Kritis Kekerasan Simbolik antara Guru dan Peserta Didik di Sekolah Menengah Atas
Penelitian ini bertujuan untuk menelaah secara kritis relasi guru dan peserta didik dalam perspektif teori Pierre Bourdieu tentang kekerasan simbolik. Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi untuk mengamati secara langsung perilaku guru dan peserta didik dalam berelasi dan berinteraksi di lingkungan sekolah. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Ambon. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan teknik snowball. Hasil penelitian menemukan bahwa melalui teknik analisis secara deskriptif ditemukan bahwa bahwa dalam relasi guru dan siswa terkandung kekerasan simbolik yang tidak disadari karena minimnya pemahaman dan kesadaran guru dan siswa serta adanya ketidaksetaraan kuasa simbolik. Maka perlu strategi untuk mewujudkan sekolah yang bebas dari kekerasan simbolik. Rekomendasi penelitian, adanya kebijakan sekolah yang menekankan budaya sekolah yang lebih dialogis tanpa ada unsur kekerasan simbolik. Guru hendaknya mengembangkan pemahaman dan kesadaran yang obyektif mengenai kekerasan simbolik dan adanya pengakuan objektif melalui habitus. Peserta didik sebaiknya bersikap kritis terhadap perilaku guru yang mengandung kekerasan simbolik dan berani menyampaikan kepada guru.