{"title":"苏南·安佩尔朝圣:从“社群”到争议空间","authors":"Achmad Fawaid","doi":"10.1692/1062","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Tulisan ini mencoba menganalisa tentang pencitraan Sunan Ampel, termasuk makam, mesjid, sumur, dan Pasar yang berkaitan dengan Sunan Ampel dalam tiga direktori online di internet, dan pengaruh pencitraan tersebut terhadap bagi para pengunjung yang pernah menggunakannya. Dengan menggunakan konsep “Komunitas, liminality dan tiga ruang” dari Turner, situs Sunan Ampel dianggap sebagai ruang perpaduan antara pariwisata dan ziarah yang tidak jelas, kabur dan dicap kurang baik. Hal ini juga berdampak pada adanya anggapan bahwa situs tersebut merupakan tempat mistis, berbau kematian dan kultus terhadap Sunan Ampel. Proyeksi wisata terhadap situs tersebut juga akan berdampak pada nilai ekonomis dan historis. Akibat dari proyeksi tersebut adalah munculnya paradoks antar fungsi ziarah dengan apa yang terjadi di lapangan. Niat ziarah yang suci akan bergeser menjadi pariwisata, perdagangan, migrasi, ekspresi nasionalisme, munculnya diaspora, maysarakat yang suka takhayul dan hal buruk lainnya.---Abstracts This paper is to analyze “image” of Sunan Ampel, including Ampel tombs, mosque, wells, and market, projected within the three online directories and the possible impacts of this use on different visitors. By using Turner’s concept “communitas”, liminality, and third space, Sunan Ampel site is also considered as a space in which the ties between tourism and pilgrimage are unclear, blurred, and poorly classified. This relationship has also resulted in possible potentialities on how that site has projected mysticism, death, and apophantic nature of Sunan Ampel. The changing projection of the site will be also highlighted in the context of economic and historical spheres. The consequence of such interpretation is that Sunan Ampel could be empty vessel in which the interpretative battle and representations are continuously contested. “Sacred pilgrimage” to Sunan Ampel, finally, overlaps with tourism, trade, migration, expression of nationalism, creation of diasporas, imagining communities, and others.","PeriodicalId":33743,"journal":{"name":"Buletin AlTuras","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-01-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Pilgrimage to Sunan Ampel: From “Communitas” to Contested Space\",\"authors\":\"Achmad Fawaid\",\"doi\":\"10.1692/1062\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak Tulisan ini mencoba menganalisa tentang pencitraan Sunan Ampel, termasuk makam, mesjid, sumur, dan Pasar yang berkaitan dengan Sunan Ampel dalam tiga direktori online di internet, dan pengaruh pencitraan tersebut terhadap bagi para pengunjung yang pernah menggunakannya. Dengan menggunakan konsep “Komunitas, liminality dan tiga ruang” dari Turner, situs Sunan Ampel dianggap sebagai ruang perpaduan antara pariwisata dan ziarah yang tidak jelas, kabur dan dicap kurang baik. Hal ini juga berdampak pada adanya anggapan bahwa situs tersebut merupakan tempat mistis, berbau kematian dan kultus terhadap Sunan Ampel. Proyeksi wisata terhadap situs tersebut juga akan berdampak pada nilai ekonomis dan historis. Akibat dari proyeksi tersebut adalah munculnya paradoks antar fungsi ziarah dengan apa yang terjadi di lapangan. Niat ziarah yang suci akan bergeser menjadi pariwisata, perdagangan, migrasi, ekspresi nasionalisme, munculnya diaspora, maysarakat yang suka takhayul dan hal buruk lainnya.---Abstracts This paper is to analyze “image” of Sunan Ampel, including Ampel tombs, mosque, wells, and market, projected within the three online directories and the possible impacts of this use on different visitors. By using Turner’s concept “communitas”, liminality, and third space, Sunan Ampel site is also considered as a space in which the ties between tourism and pilgrimage are unclear, blurred, and poorly classified. This relationship has also resulted in possible potentialities on how that site has projected mysticism, death, and apophantic nature of Sunan Ampel. The changing projection of the site will be also highlighted in the context of economic and historical spheres. The consequence of such interpretation is that Sunan Ampel could be empty vessel in which the interpretative battle and representations are continuously contested. “Sacred pilgrimage” to Sunan Ampel, finally, overlaps with tourism, trade, migration, expression of nationalism, creation of diasporas, imagining communities, and others.\",\"PeriodicalId\":33743,\"journal\":{\"name\":\"Buletin AlTuras\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-01-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Buletin AlTuras\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.1692/1062\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin AlTuras","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.1692/1062","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pilgrimage to Sunan Ampel: From “Communitas” to Contested Space
Abstrak Tulisan ini mencoba menganalisa tentang pencitraan Sunan Ampel, termasuk makam, mesjid, sumur, dan Pasar yang berkaitan dengan Sunan Ampel dalam tiga direktori online di internet, dan pengaruh pencitraan tersebut terhadap bagi para pengunjung yang pernah menggunakannya. Dengan menggunakan konsep “Komunitas, liminality dan tiga ruang” dari Turner, situs Sunan Ampel dianggap sebagai ruang perpaduan antara pariwisata dan ziarah yang tidak jelas, kabur dan dicap kurang baik. Hal ini juga berdampak pada adanya anggapan bahwa situs tersebut merupakan tempat mistis, berbau kematian dan kultus terhadap Sunan Ampel. Proyeksi wisata terhadap situs tersebut juga akan berdampak pada nilai ekonomis dan historis. Akibat dari proyeksi tersebut adalah munculnya paradoks antar fungsi ziarah dengan apa yang terjadi di lapangan. Niat ziarah yang suci akan bergeser menjadi pariwisata, perdagangan, migrasi, ekspresi nasionalisme, munculnya diaspora, maysarakat yang suka takhayul dan hal buruk lainnya.---Abstracts This paper is to analyze “image” of Sunan Ampel, including Ampel tombs, mosque, wells, and market, projected within the three online directories and the possible impacts of this use on different visitors. By using Turner’s concept “communitas”, liminality, and third space, Sunan Ampel site is also considered as a space in which the ties between tourism and pilgrimage are unclear, blurred, and poorly classified. This relationship has also resulted in possible potentialities on how that site has projected mysticism, death, and apophantic nature of Sunan Ampel. The changing projection of the site will be also highlighted in the context of economic and historical spheres. The consequence of such interpretation is that Sunan Ampel could be empty vessel in which the interpretative battle and representations are continuously contested. “Sacred pilgrimage” to Sunan Ampel, finally, overlaps with tourism, trade, migration, expression of nationalism, creation of diasporas, imagining communities, and others.