{"title":"在帕苏鲁安区和桑邦区利用农村资金促进健康","authors":"Tumaji Tumaji, Gurendro Putro","doi":"10.22435/HSR.V21I3.452","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Maternal death is still a problem in Indonesia. The government has long been improving maternal and child health care programs, including by involving the community through Posyandu and Polindes. However, people do not use both facilities because access is difficult, services are incomplete, or indeed there are no Polindes/Poskesdes. This condition is exacerbated by the practice of clean and healthy living behavior of the community which is still low. On the other hand, since 2015 the government has allocated Village Funds to finance the development and empowerment of rural communities. This study aims to analyze the use of Village Funds for health development. This type of study is descriptive with a cross sectional design. This study was conducted in Pasuruan and Sampang Regencies. Data on the use of the Village Fund in 2017 in all villages in the two districts was processed to obtain the amount of budget used for health development, to find out the reason for the amount of Village use for health development, in-depth interviews were conducted in two selected villages. Result of Village Fund utilization for community development and empowerment in Posyandu activities 0.50%, Polindes/Poskesdes 0.63%, health promotion and healthy and healthy living movements 2.46%, and other activities 0.58%. Village Fund utilization for health development in Pasuruan and Sampang District is still low, an average of 4.17%. The need for socialization to health workers (especially those who work in the village) about the use of Village Funds for health development, the need for advocacy for local / village governments so that 10% of the Village Fund is allocated for health development. And it is necessary to have regulations and written instructions the Ministry of Villages, Development of Disadvantaged Regions and Transmigration regarding the importance of Village Funds allocated to health as an embodiment of improving community welfare. \nAbstrak \nKematian Ibu masih menjadi masalah di Indonesia. Pemerintah telah lama meningkatkan program layanan kesehatan ibu dan anak, termasuk dengan melibatkan masyarakat melalui Posyandu dan Polindes. Namun masyarakat kurang memanfaatkan kedua fasilitas tersebut dikarenakan akses yang sulit, layanan tidak lengkap, atau memang tidak ada Polindes/Poskesdes. Kondisi ini diperparah dengan praktek perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang masih rendah. Disisi lain, sejak 2015 pemerintah mengalokasikan Dana Desa untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan kesehatan. Jenis kajian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Kajian ini dilakukan di Kabupaten Pasuruan dan Sampang. Data penggunaan Dana Desa tahun 2017 di seluruh desa di kedua kabupaten diolah untuk mendapatkan pagu anggaran yang digunakan untuk pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui alasan besaran penggunaan Desa untuk pembangunan kesehatan dilakukan wawancara mendalam di dua desa terpilih. Hasil menunjukkan bahwa pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Posyandu 0,50%, Polindes/Poskesdes 0,63%, promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat 2,46%, dan kegiatan lainnya 0,58%. Pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan kesehatan di Kabupaten Pasuruan dan Sampang masih rendah, rata-rata 4,17%. Perlunya dilakukan sosialisasi kepada tenaga kesehatan (terutama yang bertugas di desa) tentang pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan kesehatan, perlunya dilakukan advokasi kepada pemerintahan daerah/desa agar 10% Dana Desa dialokasikan untuk pembangunan kesehatan. Dan diperlukan peraturan serta petunjuk pelaksanaan secara tertulis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tentang pentingnya Dana Desa dialokasikan untuk kesehatan sebagai perwujudan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2018-10-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"7","resultStr":"{\"title\":\"PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KABUPATEN PASURUAN DAN SAMPANG\",\"authors\":\"Tumaji Tumaji, Gurendro Putro\",\"doi\":\"10.22435/HSR.V21I3.452\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Maternal death is still a problem in Indonesia. The government has long been improving maternal and child health care programs, including by involving the community through Posyandu and Polindes. However, people do not use both facilities because access is difficult, services are incomplete, or indeed there are no Polindes/Poskesdes. This condition is exacerbated by the practice of clean and healthy living behavior of the community which is still low. On the other hand, since 2015 the government has allocated Village Funds to finance the development and empowerment of rural communities. This study aims to analyze the use of Village Funds for health development. This type of study is descriptive with a cross sectional design. This study was conducted in Pasuruan and Sampang Regencies. Data on the use of the Village Fund in 2017 in all villages in the two districts was processed to obtain the amount of budget used for health development, to find out the reason for the amount of Village use for health development, in-depth interviews were conducted in two selected villages. Result of Village Fund utilization for community development and empowerment in Posyandu activities 0.50%, Polindes/Poskesdes 0.63%, health promotion and healthy and healthy living movements 2.46%, and other activities 0.58%. Village Fund utilization for health development in Pasuruan and Sampang District is still low, an average of 4.17%. The need for socialization to health workers (especially those who work in the village) about the use of Village Funds for health development, the need for advocacy for local / village governments so that 10% of the Village Fund is allocated for health development. And it is necessary to have regulations and written instructions the Ministry of Villages, Development of Disadvantaged Regions and Transmigration regarding the importance of Village Funds allocated to health as an embodiment of improving community welfare. \\nAbstrak \\nKematian Ibu masih menjadi masalah di Indonesia. Pemerintah telah lama meningkatkan program layanan kesehatan ibu dan anak, termasuk dengan melibatkan masyarakat melalui Posyandu dan Polindes. Namun masyarakat kurang memanfaatkan kedua fasilitas tersebut dikarenakan akses yang sulit, layanan tidak lengkap, atau memang tidak ada Polindes/Poskesdes. Kondisi ini diperparah dengan praktek perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang masih rendah. Disisi lain, sejak 2015 pemerintah mengalokasikan Dana Desa untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan kesehatan. Jenis kajian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Kajian ini dilakukan di Kabupaten Pasuruan dan Sampang. Data penggunaan Dana Desa tahun 2017 di seluruh desa di kedua kabupaten diolah untuk mendapatkan pagu anggaran yang digunakan untuk pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui alasan besaran penggunaan Desa untuk pembangunan kesehatan dilakukan wawancara mendalam di dua desa terpilih. Hasil menunjukkan bahwa pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Posyandu 0,50%, Polindes/Poskesdes 0,63%, promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat 2,46%, dan kegiatan lainnya 0,58%. Pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan kesehatan di Kabupaten Pasuruan dan Sampang masih rendah, rata-rata 4,17%. Perlunya dilakukan sosialisasi kepada tenaga kesehatan (terutama yang bertugas di desa) tentang pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan kesehatan, perlunya dilakukan advokasi kepada pemerintahan daerah/desa agar 10% Dana Desa dialokasikan untuk pembangunan kesehatan. Dan diperlukan peraturan serta petunjuk pelaksanaan secara tertulis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tentang pentingnya Dana Desa dialokasikan untuk kesehatan sebagai perwujudan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.\",\"PeriodicalId\":42108,\"journal\":{\"name\":\"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.1000,\"publicationDate\":\"2018-10-23\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"7\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22435/HSR.V21I3.452\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/HSR.V21I3.452","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK PEMBANGUNAN KESEHATAN DI KABUPATEN PASURUAN DAN SAMPANG
Maternal death is still a problem in Indonesia. The government has long been improving maternal and child health care programs, including by involving the community through Posyandu and Polindes. However, people do not use both facilities because access is difficult, services are incomplete, or indeed there are no Polindes/Poskesdes. This condition is exacerbated by the practice of clean and healthy living behavior of the community which is still low. On the other hand, since 2015 the government has allocated Village Funds to finance the development and empowerment of rural communities. This study aims to analyze the use of Village Funds for health development. This type of study is descriptive with a cross sectional design. This study was conducted in Pasuruan and Sampang Regencies. Data on the use of the Village Fund in 2017 in all villages in the two districts was processed to obtain the amount of budget used for health development, to find out the reason for the amount of Village use for health development, in-depth interviews were conducted in two selected villages. Result of Village Fund utilization for community development and empowerment in Posyandu activities 0.50%, Polindes/Poskesdes 0.63%, health promotion and healthy and healthy living movements 2.46%, and other activities 0.58%. Village Fund utilization for health development in Pasuruan and Sampang District is still low, an average of 4.17%. The need for socialization to health workers (especially those who work in the village) about the use of Village Funds for health development, the need for advocacy for local / village governments so that 10% of the Village Fund is allocated for health development. And it is necessary to have regulations and written instructions the Ministry of Villages, Development of Disadvantaged Regions and Transmigration regarding the importance of Village Funds allocated to health as an embodiment of improving community welfare.
Abstrak
Kematian Ibu masih menjadi masalah di Indonesia. Pemerintah telah lama meningkatkan program layanan kesehatan ibu dan anak, termasuk dengan melibatkan masyarakat melalui Posyandu dan Polindes. Namun masyarakat kurang memanfaatkan kedua fasilitas tersebut dikarenakan akses yang sulit, layanan tidak lengkap, atau memang tidak ada Polindes/Poskesdes. Kondisi ini diperparah dengan praktek perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang masih rendah. Disisi lain, sejak 2015 pemerintah mengalokasikan Dana Desa untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan kesehatan. Jenis kajian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Kajian ini dilakukan di Kabupaten Pasuruan dan Sampang. Data penggunaan Dana Desa tahun 2017 di seluruh desa di kedua kabupaten diolah untuk mendapatkan pagu anggaran yang digunakan untuk pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui alasan besaran penggunaan Desa untuk pembangunan kesehatan dilakukan wawancara mendalam di dua desa terpilih. Hasil menunjukkan bahwa pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan Posyandu 0,50%, Polindes/Poskesdes 0,63%, promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat 2,46%, dan kegiatan lainnya 0,58%. Pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan kesehatan di Kabupaten Pasuruan dan Sampang masih rendah, rata-rata 4,17%. Perlunya dilakukan sosialisasi kepada tenaga kesehatan (terutama yang bertugas di desa) tentang pemanfaatan Dana Desa untuk pembangunan kesehatan, perlunya dilakukan advokasi kepada pemerintahan daerah/desa agar 10% Dana Desa dialokasikan untuk pembangunan kesehatan. Dan diperlukan peraturan serta petunjuk pelaksanaan secara tertulis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi tentang pentingnya Dana Desa dialokasikan untuk kesehatan sebagai perwujudan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.